Semua Bab Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih: Bab 91 - Bab 100

117 Bab

Bab 91 ~ Kedatangan Kaivan

“Apa maksudmu kalau Aerline hilang?” tanya Lyman terkejut saat mendengar ucapan Joel. “Aku sendiri yang mengantarnya pulang ke apartemen. Dan semuanya baik-baik saja, tidak ada yang mencurigakan. Kemudian, Joel menceritakan apa yang terjadi, dimulai dari Aerline yang menghubunginya, kemudian kondisi apartemen yang cukup berantakan dan ponsel Aerline yang ditemukan remuk dan hancur. Semuanya berantakan dan Aerline tidak ditemukan di mana pun. “Aku sudah menemui Ayahku, dan dia tidak tahu apa pun. Aku curiga ini ulah Garren, Ayah dari Gisela,” ucap Joel menatap Lyman dengan tatapan serius.Lyman menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meski hatinya diliputi kegelisahan."Garren? Kenapa kamu berpikir itu ulah dia? Aerline tidak ada hubungannya dengan orang seperti dia, Joel."Joel mengangguk, namun ekspresi wajahnya tetap serius. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi Garren punya alasan untuk menargetkan Aerline. Dia tahu aku peduli padanya. Selama ini, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Bab 92 ~ Keadaan Aerline

“Ugh...” Perlahan Aerline membuka matanya, dia meringis saat bagian pelipis dna tengkuknya terasa sakit dan ngilu. Kemudian dia mempertajam pandangannya yang masih sedikit kabur. Saat pandangannya sudah lebih baik, dia melihat sekeliling dan Aerline baru menyadari kalau tubuhnya terikat di sebuah kursi. Kedua tangan, tubuh dan kakinya terikat di sebuah kursi yang berada di dalam sebuah kolam kosong setinggi lima meter. “Ini di mana?” gumamnya karena bibirnya pun dibekap di sana. Gadis itu gelisah dan melihat sekeliling bangunan tinggi yang kosong dan usang, bahkan bangunan itu sudah rusak dengan bagian atapnya yang sudah hilang sebagian. Ini adalah tempat renang indoor yang sudah tak terpakai lama. "Apa yang terjadi padaku? Siapa orang-orang yang menculikku, bagaimana aku bisa ada di sini?” batin Aerline bertanya banyak hal yang tidak kunjung dia temukan jawabannya. “Joel...? apa kamu mencariku? Bang Lyman? Siapa pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Bab 93 ~ Bantuan Gisela

“Jadi, kemana kau akan membawa kami?” tanya Kaivan dengan sarkas. “Aku akan menemui Gisela. Sebelumnya, aku sudah meminta bantuan dia untuk mengawasi gerak-gerik Ayahnya,” jawab Joel yang menyetir mobil. “Ck... kau yakin, tunanganmu itu bisa dipercaya?” tanya Kaivan masih dengan nada sarkas. “Ya, aku yakin,” jawab Joel. “Kamu begitu percaya pada tunanganmu. Kenapa harus menggoda adikku!” cibirnya dengan kesal. “Kai, udahlah. Kita fokus pada Aerline saja,” ucap Lyman menengahi. “Kalian berdua sama saja.” Ucap Kaivan melirik Lyman dan Richard di sana. “Kalian menyembunyikan hubungan pria brengsek itu dengan adikku sejak lama!” Kaivan benar-benar marah dan tidak bisa menerimanya. Lyman dan Richard tidak bisa mengatakan apa pun selain hanya tersenyum masam karena rasa bersalah. Tak butuh waktu lama, mobil berhenti di sekitaran rumah Gisela. “Aku tidak mau Garren curiga. Aku akan masuk sendirian, kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 94 ~ Akhir Bagi Aerline?

Air dingin terus mengisi kolam dengan cepat, menyentuh leher Aerline yang semakin merasakan cengkeraman ketakutan. Dia menggertakkan giginya, berusaha menahan gemetar yang bukan hanya berasal dari suhu air, tetapi juga dari ketegangan situasi. Tekadnya untuk bertahan tetap menyala meski tubuhnya mulai kelelahan."Aku tidak akan menyerah di sini. Aku harus bertahan, untuk Joel, untuk diriku sendiri."Aerline menggerakkan tangannya sekuat tenaga, mencoba merasakan tekstur tali yang mengikatnya. Jemarinya yang kaku karena dingin berusaha mencari celah atau simpul yang longgar. Dalam pikiran, dia mengingat ulang semua detail perjalanan hingga dia terjebak di tempat ini, mencoba memahami celah kelemahan yang mungkin ditinggalkan oleh para penculiknya.“Ugh!” Aerline mulai merasa lelah, tapi dia tidak membiarkan pikirannya menyerah. Dia mencoba menundukkan kepalanya, menahan napasnya saat kepalanya masuk ke air dan memperhatikan tali di sekitar kakinya yang terendam air. Dia melihat sesuatu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Bab 95 ~ Kekesalan Kaivan

Aerline membuka matanya perlahan, menyipitkan mata karena cahaya terang dari lampu di atas tempat tidurnya terasa menyilaukan. Kepala terasa berat dan berdenyut, seolah ribuan jarum menusuk kulit kepalanya. Dia mencoba bergerak, tetapi tubuhnya terasa lemah, hampir tidak memiliki energi untuk sekadar mengangkat tangannya.Suara mesin monitor detak jantung dan aroma antiseptik memberitahunya bahwa dia berada di rumah sakit. Aerline mengedarkan pandangannya dengan bingung hingga matanya bertemu dengan sosok yang duduk di sudut ruangan, menatapnya dengan tatapan tegang namun penuh perhatian."Bang Kaivan?" suara Aerline serak, hampir seperti bisikan.Kaivan segera berdiri dan berjalan cepat ke sisinya. "Aerline!" panggilnya, wajahnya bercampur antara lega dan marah. "Kamu sudah sadar. Syukurlah..."Aerline menatap kakaknya dengan bingung. "Kenapa Abang di sini? Apa yang terjadi? Aku..." Dia berhenti sejenak, mencoba mengingat. Gambaran samar tentang air, tali yang melilit tubuhnya, dan r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 96 ~ Keputusan Kaivan

Joel duduk di sofa empuk di dalam ruangan private sebuah klub malam, dikelilingi oleh suasana yang temaram dan lantunan musik bass yang samar-samar terdengar dari luar. Lyman menuangkan minuman ke gelas Joel, sementara Richard berdiri di dekat jendela kecil yang menghadap lantai dansa di bawah. Ketiganya tampak tegang, meskipun mencoba untuk terlihat santai. “Kaivan benar-benar melarangmu bertemu dengan Aerline?” tanya Lyman, memecah keheningan. Joel mengangguk, wajahnya serius. “Dia bilang aku sudah cukup menyelamatkan Aerline, tapi dia nggak akan membiarkanku lebih jauh lagi. Katanya aku hanya akan menyakiti Aerline kalau terus dekat dengannya.” Richard terkekeh kecil, meski tidak terlalu terhibur. “Ck, itu sudah bisa ditebak. Kaivan terlalu protektif. Apalagi dia tahu soal hubunganmu dengan Gisela.” “Ini bukan tentang Gisela,” Joel mendesis, menatap tajam Richard. “Aku tahu aku salah, tapi perasaanku pada Aerline... itu nyata. Aku nggak pernah main-main soal dia.” Ly
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Bab 97 ~ Perpisahan

“Jadi, kamu benar-benar akan kembali ke Indonesia dan meninggalkan semua yang ada di sini?” tanya Freyya menatap ke arah Aerline yang sedang memasukkan beberapa barang dan buku ke dalam kardus. “Ya. Keputusan Bang Kaivan tidak bisa diganggu gugat,” jawab Aerline tersenyum kecil.Freyya terdiam, tangannya sibuk melipat pakaian Aerline dan menatanya ke dalam koper besar yang terbuka di atas tempat tidur. Sesekali ia melirik sahabatnya itu, yang tampak tenang meski suasana hatinya jelas terbaca dari senyum kecil yang ia paksakan."Lin..." Freyya memecah keheningan, suaranya penuh hati-hati. "Apa kamu benar-benar yakin ingin melakukan ini? Maksudku, pulang ke Indonesia bukan hal kecil. Apalagi... meninggalkan Joel."Aerline berhenti sejenak, ia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku sudah memikirkannya, Frey. Aku harus pulang. Bang Kaivan sudah memberikan perintah, dan aku tidak bisa menolaknya. Lagipula, Joel sudah menyerah padaku,” jawab Aerline.“Menyerah? Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 98 ~ Sampai di Indonesia

Saat mobil yang dinaiki Kaivan dan Aerline memasuki halaman luas kediaman utama keluarga Dirgantara, Aerline merasakan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Tempat itu adalah rumahnya, tempat yang sudah lama dia tinggalkan dan penuh dengan kenangan masa kecilnya.Sopir menghentikan mobil di depan pintu utama kediaman Dirgantara. Aerline melihat sosok ibunya, Genny, berdiri di ambang pintu bersama Tommy, ayahnya, dan Khayra, kakak iparnya. Wajah mereka memancarkan kekhawatiran sekaligus rasa lega saat melihat Kaivan dan Aerline keluar dari mobil.Genny langsung berlari menghampiri Aerline. Tanpa berkata sepatah kata pun, ia memeluk putrinya erat-erat. Aerline tak mampu menahan tangisnya lagi. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan ibunya, seperti seorang anak kecil yang mencari perlindungan.“Lin, sayang... kamu sudah pulang. Kamu sudah di rumah sekarang,” bisik Genny lembut sambil mengelus kepala Aerline. Air matanya pun ikut jatuh, merasakan kerinduan mendalam pada putrin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 99 ~ Hari Pernikahan Joel dan Gisela

Aerline berdiri di balkon kamarnya, tangan memegang pagar besi dingin yang mulai berembun oleh udara malam. Matanya menatap kosong ke arah langit penuh bintang, tetapi pikirannya melayang jauh. Angin malam yang sejuk menyentuh wajahnya, seakan mencoba menghibur hati yang masih terluka.Pintu kamar terbuka perlahan, dan suara langkah lembut terdengar dari arah dalam. Genny muncul, mengenakan cardigan tipis dan tatapan penuh perhatian tertuju pada putrinya. Ia memperhatikan Aerline yang terlihat begitu rapuh, tenggelam dalam pikirannya.“Kamu di sini lagi, Lin,” ucap Genny lembut sambil melangkah mendekat. Suaranya penuh kehangatan seorang ibu yang merindukan tawa putrinya.Aerline tersenyum tipis tanpa menoleh, masih menatap langit malam. “Aku hanya butuh udara segar, Ma.”Genny berdiri di sampingnya, ikut memandang ke langit. Ia menyentuh lengan Aerline dengan lembut, memberi kehangatan di tengah dinginnya malam. “Sudah satu minggu kamu kembali ke rumah, tapi Mama tidak pernah melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Bab 100 ~ Bermain dengan Saga dan Sasa

Aerline merasa jenuh setelah beberapa minggu hanya berdiam di rumah. Ia memutuskan untuk mengunjungi rumah Abangnya, untuk mencari suasana baru. Dengan membawa tas kecil berisi beberapa barang, Aerline tiba di rumah Kaivan menjelang siang. Rumah itu tampak ramai dengan suara tawa anak-anak yang memecah keheningan.Begitu Aerline membuka pintu pagar, dua keponakannya, Saga dan Sasa, langsung berlari ke arahnya dengan penuh semangat.“Bibi Arlin datang! Bibi Arlin datang!” seru Saga sambil memeluk kaki Aerline erat-erat.“No! Aunt…” protes Aerline.“Bibi aja,” jawab Saga dengan kekehannya.“Dasar kalian ini,” keluh Aerline.Sasa tidak mau kalah, ia melompat-lompat sambil menarik tangan Aerline. “Bibi, ayo main sama kami! Kami sudah menunggu sejak pagi!”Aerline tertawa kecil, perasaan lelah dan jenuh yang sebelumnya membebani seketika menghilang melihat antusiasme dua bocah itu. “Sabar, sayang. Bibi baru saja datang. Biar Bibi istirahat sebentar, ya,” katanya sambil mengelus kepala mere
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status