Share

Bab 91 ~ Kedatangan Kaivan

Penulis: Kinan Larasati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 22:35:20

“Apa maksudmu kalau Aerline hilang?” tanya Lyman terkejut saat mendengar ucapan Joel. “Aku sendiri yang mengantarnya pulang ke apartemen. Dan semuanya baik-baik saja, tidak ada yang mencurigakan.

Kemudian, Joel menceritakan apa yang terjadi, dimulai dari Aerline yang menghubunginya, kemudian kondisi apartemen yang cukup berantakan dan ponsel Aerline yang ditemukan remuk dan hancur. Semuanya berantakan dan Aerline tidak ditemukan di mana pun.

“Aku sudah menemui Ayahku, dan dia tidak tahu apa pun. Aku curiga ini ulah Garren, Ayah dari Gisela,” ucap Joel menatap Lyman dengan tatapan serius.

Lyman menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meski hatinya diliputi kegelisahan.

"Garren? Kenapa kamu berpikir itu ulah dia? Aerline tidak ada hubungannya dengan orang seperti dia, Joel."

Joel mengangguk, namun ekspresi wajahnya tetap serius. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi Garren punya alasan untuk menargetkan Aerline. Dia tahu aku peduli padanya. Selama ini, dia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
terlihat banget kemarahan kaivan nggak main² Joel seharusnya km bisa lbh berani melawan km pintar namun km hanya harus bertahan dan melindungi tanpa niat untuk melawan itu sebabnya Aerly dan orang² sekitar mu bisa dlm bahaya. semoga kalian segera menemukan Aerly dan Aerly please bertahan..
goodnovel comment avatar
fitri hd
ya wajar sih segitu gk sampe di bunuh kaivan kau Joel kaka mana yang gk sakit hati ngeliat adenya di sakitin trus skrg hilang entah di mana, kesel banget asli aku sama Joel ini bikin emosi lama² laki laki macam apa dia ini sayang macam apa
goodnovel comment avatar
anadesiana
hajar aja Teruus bang kai... biar rasakan si joel itu.. pantes sh kai marah, adiknya dalam bahaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 92 ~ Keadaan Aerline

    “Ugh...” Perlahan Aerline membuka matanya, dia meringis saat bagian pelipis dna tengkuknya terasa sakit dan ngilu. Kemudian dia mempertajam pandangannya yang masih sedikit kabur. Saat pandangannya sudah lebih baik, dia melihat sekeliling dan Aerline baru menyadari kalau tubuhnya terikat di sebuah kursi. Kedua tangan, tubuh dan kakinya terikat di sebuah kursi yang berada di dalam sebuah kolam kosong setinggi lima meter. “Ini di mana?” gumamnya karena bibirnya pun dibekap di sana. Gadis itu gelisah dan melihat sekeliling bangunan tinggi yang kosong dan usang, bahkan bangunan itu sudah rusak dengan bagian atapnya yang sudah hilang sebagian. Ini adalah tempat renang indoor yang sudah tak terpakai lama. "Apa yang terjadi padaku? Siapa orang-orang yang menculikku, bagaimana aku bisa ada di sini?” batin Aerline bertanya banyak hal yang tidak kunjung dia temukan jawabannya. “Joel...? apa kamu mencariku? Bang Lyman? Siapa pu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 93 ~ Bantuan Gisela

    “Jadi, kemana kau akan membawa kami?” tanya Kaivan dengan sarkas. “Aku akan menemui Gisela. Sebelumnya, aku sudah meminta bantuan dia untuk mengawasi gerak-gerik Ayahnya,” jawab Joel yang menyetir mobil. “Ck... kau yakin, tunanganmu itu bisa dipercaya?” tanya Kaivan masih dengan nada sarkas. “Ya, aku yakin,” jawab Joel. “Kamu begitu percaya pada tunanganmu. Kenapa harus menggoda adikku!” cibirnya dengan kesal. “Kai, udahlah. Kita fokus pada Aerline saja,” ucap Lyman menengahi. “Kalian berdua sama saja.” Ucap Kaivan melirik Lyman dan Richard di sana. “Kalian menyembunyikan hubungan pria brengsek itu dengan adikku sejak lama!” Kaivan benar-benar marah dan tidak bisa menerimanya. Lyman dan Richard tidak bisa mengatakan apa pun selain hanya tersenyum masam karena rasa bersalah. Tak butuh waktu lama, mobil berhenti di sekitaran rumah Gisela. “Aku tidak mau Garren curiga. Aku akan masuk sendirian, kali

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 94 ~ Akhir Bagi Aerline?

    Air dingin terus mengisi kolam dengan cepat, menyentuh leher Aerline yang semakin merasakan cengkeraman ketakutan. Dia menggertakkan giginya, berusaha menahan gemetar yang bukan hanya berasal dari suhu air, tetapi juga dari ketegangan situasi. Tekadnya untuk bertahan tetap menyala meski tubuhnya mulai kelelahan."Aku tidak akan menyerah di sini. Aku harus bertahan, untuk Joel, untuk diriku sendiri."Aerline menggerakkan tangannya sekuat tenaga, mencoba merasakan tekstur tali yang mengikatnya. Jemarinya yang kaku karena dingin berusaha mencari celah atau simpul yang longgar. Dalam pikiran, dia mengingat ulang semua detail perjalanan hingga dia terjebak di tempat ini, mencoba memahami celah kelemahan yang mungkin ditinggalkan oleh para penculiknya.“Ugh!” Aerline mulai merasa lelah, tapi dia tidak membiarkan pikirannya menyerah. Dia mencoba menundukkan kepalanya, menahan napasnya saat kepalanya masuk ke air dan memperhatikan tali di sekitar kakinya yang terendam air. Dia melihat sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 95 ~ Kekesalan Kaivan

    Aerline membuka matanya perlahan, menyipitkan mata karena cahaya terang dari lampu di atas tempat tidurnya terasa menyilaukan. Kepala terasa berat dan berdenyut, seolah ribuan jarum menusuk kulit kepalanya. Dia mencoba bergerak, tetapi tubuhnya terasa lemah, hampir tidak memiliki energi untuk sekadar mengangkat tangannya.Suara mesin monitor detak jantung dan aroma antiseptik memberitahunya bahwa dia berada di rumah sakit. Aerline mengedarkan pandangannya dengan bingung hingga matanya bertemu dengan sosok yang duduk di sudut ruangan, menatapnya dengan tatapan tegang namun penuh perhatian."Bang Kaivan?" suara Aerline serak, hampir seperti bisikan.Kaivan segera berdiri dan berjalan cepat ke sisinya. "Aerline!" panggilnya, wajahnya bercampur antara lega dan marah. "Kamu sudah sadar. Syukurlah..."Aerline menatap kakaknya dengan bingung. "Kenapa Abang di sini? Apa yang terjadi? Aku..." Dia berhenti sejenak, mencoba mengingat. Gambaran samar tentang air, tali yang melilit tubuhnya, dan r

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 96 ~ Keputusan Kaivan

    Joel duduk di sofa empuk di dalam ruangan private sebuah klub malam, dikelilingi oleh suasana yang temaram dan lantunan musik bass yang samar-samar terdengar dari luar. Lyman menuangkan minuman ke gelas Joel, sementara Richard berdiri di dekat jendela kecil yang menghadap lantai dansa di bawah. Ketiganya tampak tegang, meskipun mencoba untuk terlihat santai. “Kaivan benar-benar melarangmu bertemu dengan Aerline?” tanya Lyman, memecah keheningan. Joel mengangguk, wajahnya serius. “Dia bilang aku sudah cukup menyelamatkan Aerline, tapi dia nggak akan membiarkanku lebih jauh lagi. Katanya aku hanya akan menyakiti Aerline kalau terus dekat dengannya.” Richard terkekeh kecil, meski tidak terlalu terhibur. “Ck, itu sudah bisa ditebak. Kaivan terlalu protektif. Apalagi dia tahu soal hubunganmu dengan Gisela.” “Ini bukan tentang Gisela,” Joel mendesis, menatap tajam Richard. “Aku tahu aku salah, tapi perasaanku pada Aerline... itu nyata. Aku nggak pernah main-main soal dia.” Ly

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 97 ~ Perpisahan

    “Jadi, kamu benar-benar akan kembali ke Indonesia dan meninggalkan semua yang ada di sini?” tanya Freyya menatap ke arah Aerline yang sedang memasukkan beberapa barang dan buku ke dalam kardus. “Ya. Keputusan Bang Kaivan tidak bisa diganggu gugat,” jawab Aerline tersenyum kecil.Freyya terdiam, tangannya sibuk melipat pakaian Aerline dan menatanya ke dalam koper besar yang terbuka di atas tempat tidur. Sesekali ia melirik sahabatnya itu, yang tampak tenang meski suasana hatinya jelas terbaca dari senyum kecil yang ia paksakan."Lin..." Freyya memecah keheningan, suaranya penuh hati-hati. "Apa kamu benar-benar yakin ingin melakukan ini? Maksudku, pulang ke Indonesia bukan hal kecil. Apalagi... meninggalkan Joel."Aerline berhenti sejenak, ia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku sudah memikirkannya, Frey. Aku harus pulang. Bang Kaivan sudah memberikan perintah, dan aku tidak bisa menolaknya. Lagipula, Joel sudah menyerah padaku,” jawab Aerline.“Menyerah? Ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 98 ~ Sampai di Indonesia

    Saat mobil yang dinaiki Kaivan dan Aerline memasuki halaman luas kediaman utama keluarga Dirgantara, Aerline merasakan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Tempat itu adalah rumahnya, tempat yang sudah lama dia tinggalkan dan penuh dengan kenangan masa kecilnya.Sopir menghentikan mobil di depan pintu utama kediaman Dirgantara. Aerline melihat sosok ibunya, Genny, berdiri di ambang pintu bersama Tommy, ayahnya, dan Khayra, kakak iparnya. Wajah mereka memancarkan kekhawatiran sekaligus rasa lega saat melihat Kaivan dan Aerline keluar dari mobil.Genny langsung berlari menghampiri Aerline. Tanpa berkata sepatah kata pun, ia memeluk putrinya erat-erat. Aerline tak mampu menahan tangisnya lagi. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan ibunya, seperti seorang anak kecil yang mencari perlindungan.“Lin, sayang... kamu sudah pulang. Kamu sudah di rumah sekarang,” bisik Genny lembut sambil mengelus kepala Aerline. Air matanya pun ikut jatuh, merasakan kerinduan mendalam pada putrin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 99 ~ Hari Pernikahan Joel dan Gisela

    Aerline berdiri di balkon kamarnya, tangan memegang pagar besi dingin yang mulai berembun oleh udara malam. Matanya menatap kosong ke arah langit penuh bintang, tetapi pikirannya melayang jauh. Angin malam yang sejuk menyentuh wajahnya, seakan mencoba menghibur hati yang masih terluka.Pintu kamar terbuka perlahan, dan suara langkah lembut terdengar dari arah dalam. Genny muncul, mengenakan cardigan tipis dan tatapan penuh perhatian tertuju pada putrinya. Ia memperhatikan Aerline yang terlihat begitu rapuh, tenggelam dalam pikirannya.“Kamu di sini lagi, Lin,” ucap Genny lembut sambil melangkah mendekat. Suaranya penuh kehangatan seorang ibu yang merindukan tawa putrinya.Aerline tersenyum tipis tanpa menoleh, masih menatap langit malam. “Aku hanya butuh udara segar, Ma.”Genny berdiri di sampingnya, ikut memandang ke langit. Ia menyentuh lengan Aerline dengan lembut, memberi kehangatan di tengah dinginnya malam. “Sudah satu minggu kamu kembali ke rumah, tapi Mama tidak pernah melihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 110 ~ Keadaan Joel

    “Joel, bertahanlah, kumohon... “ Aerline terus memegang tangan Joel yang saat ini berada di atas brankar rumah sakit. Para perawat berjalan cepat sambil mendorong brankar yang ditempati Joel, tangan Aerline yang penuh dengan darah, tidak kunjung terlepas dari tangan Joel. “Kumohon bertahanlah, Joel. Jangan tinggalkan aku,” isaknya.Aerline tak bisa menghentikan tangisnya, suara isakan yang keluar dari tenggorokannya begitu dalam dan penuh penderitaan. Semua yang ada di sekelilingnya seolah menghilang, hanya ada Joel, dan ia ingin sekali menyelamatkannya, meski ia tahu ini adalah hal yang di luar kekuatannya.Mereka sampai di ruang gawat darurat, dan para dokter segera bergerak cepat, memindahkan Joel ke meja perawatan. Aerline dipaksa untuk mundur, namun tangannya tetap terulur, berharap ada sesuatu yang bisa menghubungkannya dengan Joel, yang kini terbaring lemah.Seorang dokter mendekat, mencoba menenangkan Aerline. “Coba tenang, Nona. Kami akan melakuk

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 109 ~ Accident

    “Pak, apa ini masih lama?” tanya Aerline begitu gelisah sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Ya, sejak kemarin dia terus merasa bimbang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menemui Joel dan bicara kembali. Ini adalah kesempatan terakhir dari Aerline untuk perasaannya sendiri. Kalau, sekarang situasi kembali seperti sebelumnya, dia memutuskan untuk menyerah walau sebenarnya hatinya masih begitu keras kepala dan ingin terus bersama Joel. “Sepertinya ada perbaikan jalan di depan sana,” ucap sopir taksi. Aerline menyesal karena tidak memakai ojeg online. “Kalau begitu saya turun di sini saja, Pak,” ucap Aerline. “Saya tahu jalan alternatif, Bu. Kalau buru-buru, saya akan coba ambil jalan itu,” ucapnya. “Boleh, Pak, terima kasih.”Aerline membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel, mengetikkan pesan singkat kepada Lyman untuk memberi tahu bahwa dia akan segera menuju bandara. Rasanya berat sekali, tetapi dia tahu ini a

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 108 ~ Kabar Mengejutkan

    “Kok cepet banget udah balik?” tanya Lyman saat Joel sudah kembali ke apartemen temannya itu. Di sana juga ada Richard yang sedang duduk dan bermain kartu dengan Lyman. Mereka sama-sama memperhatikan Joel yang menghela napas panjang sambil duduk di sofa. “Kalian udah bicara? Kaivan sudah kasih izin, loh,” ucap Richard menimpali. “Dia gak mau bicara padaku dan memilih menghindar,” jawab Joel. “Dia benar-benar sudah menyerah padaku dan memutuskan untuk berkomunikasi lagi denganku,” Lyman dan Richard saling bertukar pandang. Keduanya memahami situasi sulit yang sedang dialami Joel, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Mereka tahu betapa keras kepala Joel dalam mempertahankan perasaannya untuk Aerline."Ya, setidaknya kamu udah coba, bro," ujar Lyman mencoba menenangkan. "Kalau dia butuh waktu atau emang gak bisa lagi, mungkin kamu harus belajar nerima."Joel menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit apartemen dengan pandanga

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 107 ~ Kedatangannya

    Aerline masih membeku di tempatnya saat Joel berjalan mendekatinya. Wanita itu merasa ini hanya khayalannya saja, tetapi sosoknya begitu nyata, bahkan debaran jantungnya berdebar sangat cepat sekali. “Hei...” sapa Joel saat sudah berdiri di hadapan Aerline yang masih menatapnya dengan tatapan terkejut. “Joel?” gumamnya. Joel tersenyum canggung di sana. Dan situasinya semakin menegangkan, tatapan keduanya menyiratkan kerinduan yang begitu mendalam. “Aku udah izin sama Abangmu, katanya tidak boleh lebih dari jam sembilan,” ucap Joel membuka suaranya sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Masih ada waktu satu jam lagi.” Joel kembali melihat ke arah Aerline di hadapannya. “Apa kamu bisa memberiku waktu untukku, Aerly?” tanya Joel. Aerline memalingkan wajahnya, tanpa mengatakan apa pun dia berjalan mendekati bibir pantai. Dia masih berpikir, kalau sosok Joel hanya halusinasinya saja.Namun, langkah Aerl

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 106 ~ Tiga Bulan Kemudian

    Tiga Bulan Kemudian... Aerline tidak menyangka kalau dia akan melewati waktu selama ini dengan segala kesibukannya bekerja, tanpa mengenal lelah dan waktu. Dia ingin seluruh pikirannya, hanya terfokus pada apa yang sedang dia kerjakan sekarang, walau terkadang, dia merasa lelah dan kembali teringat tentang sosok Joel. Kadang, dia ingin sekali bertanya pada Kaivan, apa mereka benar-benar menikah. Atau dia ingin bertanya pada Lyman, bagaimana kabar Joel di sana, apa dia sehat, apa dia bahagia. Sayangnya, Aerline sudah bertekad untuk benar-benar menghilangkannya dari pikiran, walau sangat sulit untuk menghilangkan nama Joel dari hatinya. Saat ini, Aerline sedang berjalan seorang diri menyusuri bibir pantai dengan menenteng tas tangannya. Sepulang meeting di luar kantor dengan klien, dia memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai dan menikmati waktu kesendiriannya. Aerline berjalan menyusuri dermaga yang terbuat dari kayu, berjalan sampai ke bagian u

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 105 ~ Tidak benar-benar Lupa

    “Gimana hari pertamamu, Lin?” tanya Kaivan sambil bersandar di pintu. Ini sudah jam pulang dan sebagian rekan kerjanya sudah pulang.Aerline menoleh dan tersenyum kecil. “Lelah, tapi aku menikmatinya.”“Bagus. Itu yang penting,” ujar Kaivan dengan bangga.Hari pertama Aerline di kantor berakhir dengan perasaan lega dan puas. Meski masih banyak yang harus dipelajari, dia tahu bahwa dia sudah mengambil langkah besar untuk keluar dari masa-masa sulitnya. Malam itu, saat dia pulang ke rumah, Aerline merasa lebih percaya diri dan penuh harapan untuk hari esok.“Kalau sudah selesai, ayo pulang. Kebetulan Khayra masak banyak, kamu makan malam di rumah Abang saja,” ucap Kaivan.“Dalam rangka apa nih?” tanya Aerline.“Tidak ada, hanya makan malam bersama saja,” jawabnya tersenyum merekah.“Baiklah.” Aerline membereskan meja kerjanya, mematikan laptop dan memasukkan ponsel ke dalam tas tangannya, Kemudian dia bangkit dari duduknya.“Yuk, Bang.”Kaivan mengangguk dan berjalan di samping Aerline

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 104 ~ Hari Pertama Bekerja

    Aerline berdiri di depan cermin besar di sudut kamarnya. Matanya menatap lekat pantulan dirinya, seolah mencari keyakinan di balik sosok yang tampak elegan namun sedikit gelisah. Kemeja putih dengan potongan simpel yang dipadukan blazer abu-abu terang membalut tubuhnya, memberikan kesan profesional yang biasa dia kenakan saat bekerja bersama Joel. Ya, sekali lagi nama Joelio terlintas di kepalanya.Dia menghela napasnya sambil merapikan helaian rambut yang tergerai di bahunya, memastikan setiap detail terlihat sempurna. Sepatu hak rendah yang berwarna senada dengan blazernya sudah siap di kaki. Aerline menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran di dadanya."Memulai aktivitas baru. Ya, aku harus fokus dan bisa beradaptasi dengan baik," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam di ruangan yang sunyi. "Aku bisa melakukannya."Namun, di balik senyum tipis yang ia coba paksakan, ada perasaan ragu yang tak bisa sepenuhnya ia hilangkan. Apakah dia cukup mampu? Apa

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 103 ~ Melanjutkan Hidup

    “Jadi, harus kembali sekarang?” tanya Aerline yang saat ini berada di bandara mengantar Leon untuk kembali. “Ya, aku harus kembali sekarang. Aku harap Mr. Hainer memberiku tambahan cuti, sayangnya sejak kemarin dia terus menghubungiku,” keluh Leon dengan ekspresi berpura-pura sebal membuat Aerline tersenyum di sana. “Ya, jangan sampai kamu jadi pengangguran karena aku,” kekeh Aerline. “Mungkin aku bisa numpang hidup padamu, Nona besar,” goda Leon. Aerline terkekeh di sana. “Tapi aku tidak biasa memelihara seorang pria.”Leon tertawa kecil mendengar jawaban Aerline, lalu mengangkat bahu seolah tidak tersinggung. “Kamu benar, aku terlalu mahal untuk dipelihara,” balasnya dengan nada bercanda, membuat Aerline menggeleng pelan.“Tapi, serius, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menemaniku. Rasanya seperti recharge penuh sebelum kembali ke rutinitas,” ujar Leon dengan nada tulus.Aerline tersenyum lembut. “Sama-sama. Aku juga senang b

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 102 ~ Berkeliling Bersama Leon

    “Hei...” sapa Leon yang sudah berdiri di depan gerbang rumah Aerline. “Hei... Waw! Apa ini?” tanya Aerline terkejut melihat Leon menaiki sebuah motor sport di sana. “Bagaimana penampilanku? Menarik, bukan?” kekehnya dengan menaikkan bahunya penuh rasa bangga. “Oke, ya kau seperti anak muda sekarang,” kekeh Aerline. “Tapi ngomong-ngomong, bagaimana kamu mendapatkan motor ini?” tanya Aerline menyentuh bagian depan motor. “Kau tidak mencurikannya, kan?”Leon tertawa keras, menunjukkan senyum lebarnya. “Tentu saja tidak, Nona detektif! Aku menyewanya. Ternyata cukup mudah mendapatkan motor sport seperti ini di sini. Dan, aku rasa ini cara terbaik untuk menikmati jalanan Indonesia,” ujarnya sambil menepuk jok motor dengan penuh rasa bangga.Aerline menggeleng pelan sambil tersenyum. “Kau benar-benar serius ingin merasakan sensasi jadi anak motor di Indonesia, ya?” candanya.Leon menanggapi dengan anggukan percaya diri. “Tentu saja. Aku ingin merasakan seperti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status