Semua Bab Dinikahi Miliarder Buruk Rupa: Bab 291 - Bab 300

504 Bab

Bab 291

"Ya, aku paling mengerti dengan kepribadiannya, dia memang anak yang baik. Kudengar nilai akhir jurusannya sudah keluar. Grace sebelumnya sempat sakit dan mengambil cuti lama, tapi aku sudah membimbingnya dengan baik. Pada dasarnya, pengetahuan di dalam maupun di luar buku sudah dia kuasai. Aku rasa hasilnya nggak akan jelek kali ini, gimana nilainya?""Ini ...." Mendengar hal ini, rektor itu bahkan tidak berani bernapas. Dia memandang Grace dengan kaku, merasa bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan yang mematikan.Harry agak bingung. Dia bertanya kepada rektor, tapi kenapa rektor itu malah melihat ke arah Grace? Dia kemudian menatap Grace lagi dan melihat bahwa wajahnya sangat pucat, bibirnya kering, dan keringat dingin mengalir di dahinya.Apakah penyakit lamanya kambuh?"Kamu nggak enak badan?" tanya Harry."Ah ... nggak, aku cuma merasa ruangan ini terlalu panas, suhu AC-nya terlalu tinggi.""Benaran nggak apa-apa? Setelah lihat nilaimu nanti, aku akan bawa kamu ke rumah sakit. Seh
Baca selengkapnya

Bab 292

Rektor langsung menghela napas lega dan berkata, "Memang sudah kewajibanku!" Untung saja Harry bisa memakluminya. Syukurlah!Setelah itu, Harry menoleh pada Grace dengan tatapan tajam. Harry tidak menyangka, sebelum sempat mendidik anaknya, dia malah harus mendidik istrinya yang ceroboh terlebih dahulu. Dia tiba-tiba berdiri, membuat Grace begitu ketakutan hingga kakinya terasa lemas.Harry berjalan mendekatinya dengan tatapan tajam, terlihat jelas bahwa dia sangat marah. Matanya yang dingin memandang Grace seolah-olah ingin melahapnya hidup-hidup."Grace, aku sudah bantu kamu belajar lebih dari setengah bulan. Kamu malah bawa hasil seperti ini?" tanya Harry. Dia mengangkat kertas ujian itu, seolah-olah ingin menghancurkannya.Selama perjalanan tadi, Harry masih memikirkan harus bagaimana merayakan hasil ujian Grace dan hadiah apa yang sebaiknya diberikannya pada gadis itu. Namun sekarang, Grace malah memberikan tamparan keras padanya."Aku ... aku juga nggak tahu. Aku merasa, soal-soa
Baca selengkapnya

Bab 293

Pada saat itu, rektor membawakan penggaris kayu untuk Harry. "Pak Harry, ini tongkat yang Anda minta.""Sudahlah, bisa dimaklumi." Harry melambaikan tangannya dengan lemas. Karena Grace memikirkannya, Harry jadi merasa tidak bisa terlalu menyalahkannya."Hm?" Rektor tidak menyangka Harry bisa berubah pikiran secepat itu."Lalu sekarang ....""Maaf aku sudah merepotkan kalian bertiga, ini adalah kesalahanku dalam mendidik. Akan kupastikan untuk mendidiknya dengan ketat setelah ini. Ke depannya, aku berharap Bapak bisa selalu berkomunikasi denganku. Aku ingin tahu bagaimana dia berperilaku di kampus.""Pak Harry benar-benar perhatian sama keponakan Anda. Aku akan memastikan semuanya berjalan dengan baik.""Terima kasih. Kalau begitu, aku bawa dia pulang dulu." Harry menggenggam tangan Grace dan langsung meninggalkan kantor. Dia berjalan dengan cepat, membuat Grace harus berlari kecil agar bisa mengikutinya.Harry tampak sangat marah, tetapi Grace tidak berani mencoba menenangkannya. Dia
Baca selengkapnya

Bab 294

Mendengar hal ini, Rudi tersenyum dengan ramah. "Nanti juga Tuan bakal baikan. Dia nggak mungkin tega marah lama-lama padamu.""Memang aku yang salah, harus bagaimana aku menebus kesalahanku?" tanya Grace."Sebentar lagi sudah waktunya persiapkan makan malam, Nona Grace mau bantu?""Mau!" Grace buru-buru mengangguk dan berlari ke arah dapur.Namun, Grace hanya bisa memasak hidangan rumahan sederhana. Hidangan yang tampak indah dengan cita rasa sempurna seperti yang ada di gambar hanyalah referensi baginya. Sebab, kemampuannya belum sampai ke sana.Saat sedang kebingungan, pembantu rumah tangga tersenyum dan berkata, "Nona Grace, yang penting adalah menunjukkan ketulusanmu. Aku yakin, Tuan Harry pasti akan suka dengan apa pun yang kamu masak.""Benar juga, yang penting niat!" Grace mengangguk, lalu memulai kesibukannya di dapur. Tak lama kemudian, hidangan makan malam sudah selesai. Harry turun dari lantai atas dan melihat Grace menyajikan hidangan dengan antusias."Harry, kamu sudah tu
Baca selengkapnya

Bab 295

"U ... ujianku seburuk itu, tapi masih dapat hadiah?" Grace menunjuk hidungnya sendiri dengan kebingungan. Dia merasa dirinya pasti sedang bermimpi.Grace melihat Harry mengangguk dengan yakin, sama sekali tidak terlihat seperti sedang bercanda. Apakah ini ketenangan sebelum badai? Apa Harry sudah menyerah dan merasa bahwa dirinya benar-benar tidak bisa diubah lagi? Apa hadiah ini harus diterima atau tidak?"Kamu nggak mau buka hadiahnya?" tanya Harry dengan alis terangkat.Grace mengangguk pelan."Apa harus aku yang bukakan? Cepat buka," kata Harry dengan nada tegas, membuat Grace buru-buru membukanya.Sebelumnya, Harry menghadiahkannya sepatu hak tinggi. Lalu, hadiah apa lagi kali ini? Kotaknya panjang ... apa isinya ...?Apa? Soal latihan?Grace membelalakkan matanya, menatap isi kotak itu dengan tidak percaya. Dia mengucek matanya karena mengira ini hanya ilusi. Kenapa isinya malah soal latihan?"Ini ... ini hadiah untukku?""Kalau nilaimu bagus, kamu bisa pilih apa pun yang kamu i
Baca selengkapnya

Bab 296

Kali ini Harry benar-benar teguh pada pendiriannya. Dia tidak makan malam dan langsung masuk ke ruang kerja. Saat ini sudah pukul sepuluh malam, tapi dia masih belum juga keluar. Grace sudah beberapa kali berdiri di depan pintu ruang kerja dan memohon agar Harry keluar, tetapi Harry tetap mengabaikannya.Akhirnya, Grace terpaksa berkata, "Harry ... aku sudah merenung dan menyadari kesalahanku. Memang ini salahku dan aku janji akan belajar dengan giat. Apa pun yang kamu katakan, aku akan patuh. Tolong jangan terus mengurung diri di dalam, keluarlah dan makan sesuatu ya?""Kamu yakin?" Terdengar suara yang rendah dan serak dari dalam ruangan, disertai dengan nada penuh keraguan. Grace sebenarnya tidak berniat untuk sepenuhnya patuh. Namun, dia tahu taktik ini bisa membantunya mengulur waktu."Ya, ya. Kamu makan dulu, setelah itu semuanya bisa kita bicarakan," ujarnya buru-buru.Begitu kata-kata itu terucap, pintu ruang kerja langsung terbuka dan Harry mengizinkannya masuk. Grace pun mera
Baca selengkapnya

Bab 297

Lyla berbicara dengan penuh semangat dan wajahnya benar-benar tampak bahagia. Memang, menikahi seseorang yang dicintai adalah hal yang paling membahagiakan."Kak, aku mau pinjam Grace sebentar. Aku mau beli pakaian baru, jadi butuh pendapatnya."Mendengar hal ini, mata Grace sontak berbinar menatap Lyla. Dia seolah-olah telah melihat dewa penolong. Lyla adalah penyelamatnya!Harry melirik Grace dengan tatapan agak meremehkan, "Gaya kalian berbeda dan seleranya buruk. Aku bisa suruh Juan temani kamu.""Kamu bisa suruh Juan untuk bantu angkat barang. Tapi kalau soal belanja, biarkan kami berdua saja. Sesama wanita baru punya topik yang nyambung, tahu!""Oke, tapi cuma boleh satu jam. Cepat pergi dan cepat kembali.""Oke!" Lyla segera menarik Grace keluar dari ruangan. Begitu keluar, Grace hampir saja memeluk Lyla dan menciumnya, tapi Lyla langsung menghentikannya. "Lihat saja dirimu ini. Apa perlu sampai setakut itu sama Kak Harry?""Harry punya terlalu banyak trik. Dia sudah paham semua
Baca selengkapnya

Bab 298

Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah Keluarga Lubis. Paman Robin bernama Sofyan, dia adalah seorang jenderal di distrik militer ibu kota. Kini usianya sudah lebih dari 50 tahun, tetapi fisiknya masih kuat dan sangat berwibawa karena telah memimpin pasukan selama bertahun-tahun.Setelah memasuki rumah Keluarga Lubis, semua anggota keluarga menyambutnya dengan hangat dan mempersilakannya masuk. Awalnya, Lyla khawatir karena Keluarga Prayogo berasal dari kalangan pedagang, Keluarga Lubis mungkin akan memandang rendah dirinya. Namun, ternyata kekhawatirannya tidak berdasar.Selama kedua keluarga setara, mereka tidak memiliki prasangka apa pun.Istri Sofyan, Celine, menggenggam erat tangan Lyla sambil berkata, "Lyla, akhirnya kamu datang juga. Kami dengar dari Robin, katanya kamu sudah berencana mau datang bulan lalu, tapi saat itu pamannya sedang menjalankan tugas dan nggak berada di rumah sampai sekarang.""Cuma aku seorang diri di rumah ini, jadi kesannya terlalu gegabah kalau suruh k
Baca selengkapnya

Bab 299

Di tengah pembicaraan, Robin akhirnya tidak bisa menahan diri dan berkata, "Paman, Hannah masih muda, belum lagi studinya juga belum selesai. Kudengar, Hannah mau melanjutkan studi pascasarjana, sekarang rasanya terlalu dini untuk memikirkan pernikahan.""Kamu mau lanjut pascasarjana? Jurusan yang kamu ambil itu nggak ada gunanya! Kalau bukan karena kakakmu yang menghalangiku, dari dulu aku sudah mengirimmu ke akademi militer khusus perempuan.""Maaf, Paman. Ini semua salahku," ujar Robin dengan tulus untuk mencoba meredakan ketegangan.Sofyan hanya bisa menghela napas. Selama ini, Robin adalah anak yang patuh dan menuruti semua perkataannya. Namun, setiap kali mengungkit masalah yang berkaitan dengan Hannah, Robin seolah-olah selalu saja menentangnya. Sudah sering dia memarahi dan menegur Robin, tetapi tetap tidak ada hasilnya."Oke, lupakan saja. Aku malas bahas hal ini lagi," kata Sofyan akhirnya.Setelah itu, Sofyan memanggil Robin ke ruang kerjanya, sedangkan Hannah diminta untuk
Baca selengkapnya

Bab 300

"Aku juga nggak peduli seberapa parahnya masalah psikologismu, itu masalahmu sendiri. Kusarankan sebaiknya kamu jangan keterlaluan!""Tapi ... kalau aku bilang padanya aku nggak mau kalian bersama. Kalau dia memilihmu, aku akan merasa nggak nyaman dan dicampakkan sendirian ... apa dia akan memilihmu atau aku?"Hannah memegang tangannya sendiri dengan erat. Entah apa yang dipikirkannya sampai bisa mengucapkan perkataan seperti itu. Mendengar hal itu, Lyla menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak menyangka Hannah akan mengatakan hal seperti itu.Hannah yang saat ini berbeda sekali dengan Hannah yang sebelumnya merestui mereka."Kamu sudah gila?" tanya Lyla dengan marah."Aku nggak gila. Aku cuma merasa kalian nggak cocok!" ujar Hannah setelah menghimpun keberaniannya sambil menarik napas dalam-dalam.Benar .... Mereka tidak cocok. Kalaupun bersama, mereka tidak akan bisa bertahan lama. Hannah merasa dirinya sedang melindungi Robin, melindungi kakak kandungnya dan pria yang pali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
51
DMCA.com Protection Status