"Kamu berani!" Rafael menatap Karina dengan marah.'Apa dia pikir aku masih belum cukup marah?' Melihat Karina tersenyum, tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan, ekspresi Rafael menjadi masam."Ternyata kamu benaran berpikir seperti itu ya?" Karina tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa."Hmph."Rafael menatap Karina dengan dingin, memalingkan wajahnya, seakan-akan dia benar-benar marah.Karina mengedip-ngedipkan matanya, lalu duduk mendekat ke arah Rafael dan berkata, "Lho, kamu benaran marah? Rafael, sejak kapan kamu menjadi begitu pemarah?"Bukankah Karina hanya bercanda?Jika Rafael mengatakan dengan tegas bahwa Karina hanya boleh jatuh cinta padanya, Karina tidak membantahnya, bukan?Karina meraih lengan Rafael dan menggoyangkannya, seperti membujuk seorang anak kecil yang sedang mengambek, dan berkata, "Jangan marah, kamu bakal cepat tua kalau marah terus. Kalau seperti itu, aku mungkin jatuh cinta pada orang lain."Rafael menoleh, wajah tampannya seakan-akan terlapisi
Read more