Kepala Karina terasa pusing. Dia tidak melawan Rafael setelah mendengar ucapan itu, hanya tersenyum bodoh dan berkata, "Kupikir tubuhku cukup kuat, tapi nggak kusangka ....""Nggak seharusnya aku membiarkanmu mandi. Perlu minum obat penurun demam lagi?"Saat Rafael hendak berdiri untuk mengambil obat, Karina menarik tangannya, menggeleng dan berkata, "Nggak perlu, nggak baik minum terlalu banyak obat. Imunitasku cukup kuat, aku akan sembuh setelah tidur.""Apa kamu nggak bisa lebih memperhatikan dirimu sendiri?" Rafael mencoba menggerakkan tangannya dan mendapati lengan bajunya ditarik erat oleh Karina. Dia pun menghela napas tidak berdaya dan menyentuh dahi Karina lagi. "Dahimu masih sangat panas," ujarnya."Nggak apa-apa." Kelopak mata Karina mulai menutup, seakan-akan dia akan tertidur kapan saja.Melihat itu, Rafael berpikir mungkin obat yang diminum sebelumnya mulai bekerja. Dia berbalik, mematikan lampu di samping ranjang. Setelah itu, dia masuk ke dalam selimut dan memberikan ci
Read more