Home / Romansa / Lelaki Penakluk Nona Muda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Lelaki Penakluk Nona Muda: Chapter 81 - Chapter 90

210 Chapters

Bab 81

“Sayang, kau berdarah!”Seorang perempuan cantik dengan potongan rambut model bob sedikit di bawah telinga mendadak muncul dan meraba wajah lelaki yang dipukul Zain. Ekspresi wanita itu tampak cemas. Ia menoleh kepada Amisha, lalu beralih kepada Zain.“Ini hanya luka kecil. Tidak akan membuatku mati. Kau tidak perlu cemas, Sayang,” sahut lelaki itu santai, seraya mengusap punggung tangan wanita itu untuk menenangkannya.‘Cih! Ternyata lelaki tak tahu adab ini bisa berbahasa Indonesia,’ umpat Zain dalam hati. Matanya jeli mengawasi dua orang asing yang berdiri di hadapannya itu.“Kenapa bisa begini? Apa kau mengganggu wanita lagi dengan sifat ko
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Bab 82

“What? Pernikahanmu tidak penting? Sungguh pemikiran yang aneh!” Huges geleng-geleng kepala.“Kehadiranmu tidak dianggap penting!” Amisha meralat kalimatnya, membuat mata Huges membesar.“Amisha!” pekiknya, berlagak kesal.Sudut bibir Zain melengkung naik menyaksikan senyuman tipis terlukis di wajah Amisha saat gadis itu melihat reaksi kakak sepupunya. Ia tak menyangka Amisha memiliki sisi kepribadian yang lain, sedikit usil tentunya.“Berapa lama liburan di Indonesia?” tanya Amisha, mengalihkan topik pembicaraan. Ia tidak suka Huges terlalu tertarik membahas kehidupan pribadinya.“Entah
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Bab 83

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sebulan sudah ketegangan dan kesalahpahaman antara Amisha dan Zain menemukan titik terang. Namun, hubungan mereka berdua belum mengalami banyak kemajuan. Sikap skeptis masih laksana kabut tebal yang menutupi keyakinan Amisha akan kesungguhan perasaan Zain.Meski informasi dari Cecilia memperkuat perlakuan lembut dan perhatian Zain untuk membuktikan kesungguhan perasaan lelaki itu kepadanya, kabut keraguan di hati Amisha hanya berlalu dengan sangat perlahan.Bagi Zain, setidaknya sikap Amisha yang mulai melunak dan lebih banyak bersuara kini membuat harapannya makin bersinar terang.Pagi ini, udara sejuk berembus pelan dari luar jendela. Membelai lembut helaian tirai yang menggantung dan setengah terbuka. Semburat mentari pagi memancarkan cahaya keemasan, menembus kaca dan menye
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 84

Berdiri di belakang jendela, Zain melayangkan pandangan ke luar, menjangkau gedung-gedung tua di seberang sana. Terhalang oleh kanal di bawahnya. Air kanal itu menampilkan warna indah, hijau bergradasi toska, tertimpa pantulan cahaya matahari pagi yang kian meninggi. Beberapa gondola melintas mengarungi kanal berair jernih itu.Zain membuka jendela dan mendorong daun jendela itu lebar-lebar. Kedua tangannya kini bertumpu pada bingkai jendela. Ia sedikit melongokkan kepala keluar jendela. Memberi keleluasaan kepada matanya untuk menyapu bersih aliran kanal, sepanjang yang dapat terjangkau oleh pandangannya.“Ah! Venice benar-benar indah!” Zain bergumam takjub.Ia tak menyesal telah memutuskan untuk menerima hadiah dari mommy dan daddy Cecilia. Ya, keberadaan dirinya dan Amisha di salah satu hotel ternama di Kota Veni
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 85

“Aku sangat menyukai aroma tubuhmu,” ujar Zain berterus terang. Ia menumpukan dagunya di pundak kiri Amisha.“Lepaskan aku office boy gila! Aku perlu memakai bajuku!” bentak Amisha jengkel.“Tidak mau! Panggil aku 'Sayang' baru aku lepaskan,” pinta Zain manja.Amisha menahan napas, bergumam keki, “Kekanak-kanakan sekali!”Ekspresi bibir Amisha terlihat menggelikan, membuat Zain semakin gemas, lalu mendaratkan kecupan ringan di pipi Amisha.Gumaman yang dilontarkan Amisha terdengar cukup jelas di telinga Zain. Alih-alih melarikan tangannya dari pinggang sang istri, ia justru mempererat pelukannya.“Tuan Zain Adelino, apa kamu ingin merusak hadiah liburanku?” sindir Amisha dengan na
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 86

Matahari musim semi bersinar hangat di pagi hari. Amisha dan Zain duduk berdampingan di atas sebuah gondola. Sebuah perahu dayung tradisional yang menjadi alat transportasi utama di Venice. Perahu itu berbentuk panjang dan runcing di bagian ujungnya dan datar pada bagian bawah. Membuatnya meliuk mudah dan lincah di atas permukaan air melewati kanal-kanal yang memenuhi kota terapung itu.Venice terletak di wilayah Veneto, di bagian Timur Laut negara Italia. Memiliki luas 412 km persegi yang terdiri dari 118 pulau kecil, dipisahkan oleh kanal-kanal dan dihubungkan oleh jembatan-jembatan yang tersebar di seluruh Kota Venice. Tak mengherankan jika kota ini dikenal dengan sebutan kota air.Pandangan mata Amisha dan Zain tak henti-hentinya mengagumi arsitektur bangunan-bangunan tua yang berdiri di sepanjang kanal. Sangat memukau! Ya, tidak salah jika banyak orang yan
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 87

“Auranya bikin bulu kuduk merinding,” komentar Amisha lagi, tanpa mengalihkan tatapan dari jembatan kuno itu.Patung-patung kepala yang berjajar rapi di sepanjang bagian sisi bawah jembatan tampak menakutkan, seakan memberi pesan bahwa setiap tahanan yang melintasi jembatan itu harus bersiap-siap menerima kematian.“Ayo, ke sana! Dan lihat apakah kau berpikir begitu,” ajak Zain.“Huh?”Di balik kesan suram itu, celah-celah kecil dari batangan batu yang dibentuk dengan pola tertentu menyuguhkan pemandangan yang luar biasa indah, seolah-olah memberi kesempatan terakhir kepada semua narapidana untuk menikmati detik-detik terakhir kebebasan mereka atau bahkan mungkin juga hidup mereka.Sebuah jembatan dengan posisi yang lebih ren
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 88

Apa pun yang ada di belakang, biarkan tetap tinggal. Semua akan memudar dengan sendirinya dan seiring waktu akan menghilang tanpa jejak. Mungkin prinsip itu yang harus dipegang teguh oleh Amisha mulai saat ini, sehubungan dengan kisah percintaan masa lalunya dengan Kenzo, sang pengkhianat.Amisha meraih benda cantik yang menghias sudut kanan meja kerjanya. Sebuah miniatur Menara Lonceng Santo Markus. Miniatur itu sangat indah. Terbuat dari kaca kualitas terbaik dengan warna menakjubkan.Miniatur menara itu merupakan sebuah rekam jejak kenangan antara dirinya dan Zain, saat menikmati hari terakhir bulan madu mereka di Venice. Saat itu mereka memutuskan untuk melintasi jembatan Laguna menuju Pulau Murano. Sebuah pulau kecil di Utara Venice.Pulau yang terkenal dengan kerajinan kaca dan pembuatan lampu itu sangat mengu
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Bab 89

Bukan Jakarta namanya kalau sehari saja tak terjebak macet. Sepertinya kemacetan sudah menjadi ikon yang sangat sulit untuk dihilangkan. Lagi-lagi Amisha harus menahan hati berdiam diri di tengah antrean panjang itu.Amisha mengetuk-ngetuk setir mobil dengan ujung-ujung jarinya. Raut mukanya gelisah. Berulang kali ia mengingsut pantatnya, seolah ia sedang duduk di atas bebatuan runcing. Di depan sana, puluhan mobil mulai merayap sejengkal demi sejengkal di atas jalanan yang memuai. Menambah pengap panasnya cuaca di siang itu.“Ayo! Cepatlah bergerak!” perintah Amisha, bergumam pelan. Tak tahu ditujukan kepada siapa. Mungkin pada sopir-sopir di depan sana yang tak kalah resahnya dengan dirinya.Amisha melirik jam di pergelangan tangannya. Pukul 13.25. Sudah lima belas menit ia terjebak macet. Menyebalkan sekali. Amis
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Bab 90

“Saya juga tidak tahu, Non, tapi saya yakin, siapa pun dia, dia pasti seorang lelaki yang baik,” ujar Rasmi, setengah berbisik.“Bagaimana Ibu bisa yakin?”“Saya dapat merasakannya, Non. Jika dia bukan lelaki yang baik, dia tidak mungkin mengirim seseorang datang ke sini untuk menyelesaikan masalah panti. Ia tidak hanya membayar uang yang diminta, tapi juga mengurus langsung sertifikat kepemilikan panti.”“Zaman sekarang banyak orang berpura-pura baik demi mencapai tujuannya, Bu.” Amisha masih cemas.“Saya yakin dia tidak seperti itu, Non.” Rasmi berusaha meyakinkan Amisha.“Aku hanya khawatir, Bu. Kasihan anak-anak kalau sampai panti ini digusur,” sahut Amisha lirih. Wajahnya benar-benar terlihat prihatin.
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status