Home / Romansa / Lelaki Penakluk Nona Muda / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Lelaki Penakluk Nona Muda: Chapter 61 - Chapter 70

210 Chapters

Bab 61

Siang itu, suhu pendingin ruang kerja Amisha berada di angka delapan belas derajat, tetapi Amisha merasakan tubuhnya sangat gerah. Keringatnya mengucur deras, membasahi hingga ke lehernya.Berkali-kali Amisha memperkecil suhu AC di ruang kerjanya itu. Namun, masih saja terasa panas. Apakah itu efek makanan pedas yang tengah disantapnya atau karena keberadaan Zain di sisinya? Entahlah! Amisha terlihat gelisah dan tidak nyaman.Zain mengerutkan alis melihat kondisi Amisha. Ia baru saja menyelesaikan makan siangnya. Sementara Amisha masih berjuang menghabiskan makanan di hadapannya.Zain beranjak bangkit menuju meja kerja Amisha, mengambil beberapa lembar tisu, lalu duduk tepat di sebelah Amisha. Tanpa permisi, ia menyeka keringat yang membanjiri dahi dan pelipis Amisha.Am
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 62

Amisha tersentak. Ia membuka mata. Tak menyangka Zain akan masuk ke ruang pribadinya. Ingin rasanya Amisha mendamprat Zain, tetapi lagi-lagi kehangatan yang menjalar dari sentuhan Zain membuatnya kehilangan daya.“Lepaskan!” titah Amisha dengan suara serak.Zain mengecup lembut tengkuk Amisha. Ia seratus persen mengabaikan perintah istrinya itu. Benar-benar tak peduli jika apa yang dilakukannya telah melanggar isi perjanjian yang telah dengan terpaksa ditandatanganinya.“Aku ingin memelukmu. Beri aku waktu lima menit!” Zain memelas sembari mempererat pelukannya.“Kamu gila!” maki Amisha, berusaha melepas pagutan lengan Zain dari pinggangnya.“Kau yang membuatku gila!”
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 63

Rembulan mengintip malu-malu dari pucuk pohon. Melepas pandang pada makhluk nokturnal yang berburu mangsa demi memperpanjang usia. Suara burung hantu yang bertengger di cabang pohon mendirikan bulu roma. Menghadirkan suasana mencekam pada dinginnya malam yang kian kelam.Amisha baru selesai berganti piama. Ia hendak merebahkan tubuh lelahnya, damba merasakan kelembutan ranjang empuk yang sudah terbentang di depan mata. Pun demikian halnya dengan Zain. Ia sedang bersiap menuju sofa dengan selimut di tangan.Sejenak Amisha tetap mematung di sisi ranjang, menyaksikan gerak-gerik Zain menyiapkan tempat tidurnya. Bayangan posisi tidur Zain di atas sofa itu membuat Amisha tersentak. Rasa iba merayapi hatinya.“Tunggu!” cegah Amisha, saat Dika akan mengempaskan tubuh lelahnya di atas sofa.
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 64

“Tak apa. Aku bahagia kau kembali. Kumohon jangan tinggalkan aku dalam waktu yang lama. Oke?” Aland memelas. Ia mempererat rangkulannya pada pinggang Amisha.“Aku hanya pergi beberapa hari.” Amisha menangkupkan kedua tangannya pada wajah Aland.“Apa? Dua tahun kau bilang beberapa hari? Kau sungguh keterlaluan, Amisha Ralph!” Aland mencubit gemas hidung Amisha.“Huh? Dua tahun?” Alis Amisha mengerut. Seingatnya ia baru dua minggu tak memimpikan Aland.‘Wow! Perbedaan waktu yang luar biasa!’ Amisha mendecak.“Sepertinya kau senang sekali menyiksaku dengan perasaan rindu ini,&rd
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 65

Amisha melirik Aland yang berjalan di sampingnya. Lelaki itu tampak makin gagah dalam balutan busana yang dikenakannya. Sepotong celana pendek selutut dengan sepatu boot tinggi. Sebilah pedang panjang terselip di pinggangnya.Baju berlengan panjang yang begitu pas di tubuhnya membuat penampilan Aland kian memesona. Ditambah sebuah topi tinggi di kepalanya. Semua tampak sangat sempurna dalam pandangan mata.Di sepanjang perjalanan dalam kereta, tak henti-hentinya Amisha mengagumi sosok Aland. Andai wajah lelaki itu tak tersembunyi di balik topeng emasnya, pasti ketampanannya tiada tara.“Kenapa? Ada yang aneh dengan wajahku?” tanya Aland, merasa risi ditatap intens oleh Amisha.“Oh … tidak.” Amisha segera membuang muka. Aland mengulum senyum
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 66

Amisha tertunduk lesu menatap lantai, membayangkan hidupnya yang jauh dari kata bahagia. Hidupnya memang bergelimang harta dan selalu dimanja. Namun, hatinya terasa hampa. Sangat berbeda dengan roman muka sang ratu yang baru saja ditemuinya.Di hadapan sang ratu, Aland sedang berlutut di atas satu kakinya. Ia mengulurkan tangan kanannya kepada sang ratu. Sang ratu menampilkan senyum berwibawa seraya memberikan tangannya kepada Aland. Sedetik kemudian, Aland pun mencium tangan ratu.Setelah rangkaian acara perkenalan dengan sang ratu selesai, kumpulan bujang tampan dan gadis cantik itu pun membaur, saling berkenalan untuk mencari pasangan.Amisha tak begitu tertarik dengan kegiatan itu. Ia memilih menyendiri, berdiri di pojok ruangan hingga Aland datang menghampirinya.“K
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 67

“Aaakh!”Amisha terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk. Bulir keringat membanjiri dahi dan pelipisnya. Napasnya memburu.“Ada apa? Kau mimpi buruk?” Zain ikut terbangun mendengar jeritan Amisha.Amisha hanya diam membisu. Bayangan tubuh Aland dalam bahaya membuat aura cemasnya makin kentara. Tangannya bergetar.Zain menyalakan lampu. Menampakkan dengan jelas wajah ketakutan Amisha. Zain kembali naik ke ranjang dan duduk di sisi Amisha. Gadis itu masih bergeming dengan tubuh terguncang hebat. Mimpi buruknya benar-benar memengaruhi jiwanya.Zain melingkarkan lengan kirinya di pundak Amisha. Mengusap pundak itu pelan dan lembut. Ditariknya kepala Amisha bersandar di bahunya.
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 68

Amisha menyimpan ponselnya ke dalam kantong tanpa menunggu respons dari Gianna. Ia bahkan tidak tertarik untuk mengetahui apakah Gianna sudah membaca pesannya atau belum.Melaju di bawah panasnya terik mentari langit Jakarta, Amisha bermandi peluh di tengah dinginnya AC mobil yang menyala. Ia merasa gugup tanpa sebab yang jelas. Ini bukan pertama kalinya ia meninjau proyek renovasi rumah tinggal pribadi, tetapi kenapa sekarang ia merasa grogi?“Sudahlah! Tidak usah berpikir yang aneh-aneh! Anggap saja rumah itu sama dengan rumah-rumah sebelumnya!” Amisha menenangkan diri sendiri.Sesampainya di alamat yang dikirim Zain, Amisha terperangah. Dalam bentuk aslinya rumah itu tampak jauh lebih besar.“Ini sih bukan rumah, tapi mansion,” gumam Amisha pel
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 69

“Menurutmu apa yang aku lakukan di belakangmu?” tanya Zain, balas menggoda. Ia mencubit kecil puncak hidung Cecilia.“Apa sudah ada wanita lain yang menggantikan posisiku di hatimu?” tanya Cecilia, mengedipkan sebelah mata. Kembali mengundang tawa renyah Zain.DEG!Pertanyaan wanita itu seperti sebuah hantaman palu godam di hati Amisha. Rasanya sangat menyakitkan.“Sampai kapan pun kau selalu punya tempat spesial di ruang hatiku.”Jawaban Zain yang cukup keras untuk ditangkap telinga Amisha terasa jauh lebih menyakitkan daripada pertanyaan wanita itu.Amisha memutar tubuh, mengalihkan perhatiannya pada para pekerja. Ia tak tahu kemesraan apa lagi yang akan disaksikannya jika ia ti
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 70

Cecilia  duduk sendiri di salah satu meja yang sedikit tersembunyi, ditemani alunan musik lembut dan senandung lagu merdu yang berkumandang, memenuhi restoran hotel S. Sesekali ia menoleh ke arah pintu. Berharap orang yang ditunggunya akan segera muncul di sana.Bibir tipisnya mengukir senyum ketika netra gelapnya menangkap sosok Zain berdiri di tengah pintu, mengedarkan pandangan mencarinya.Cecilia melambaikan tangan begitu Zain berhasil mendeteksi keberadaannya. Lelaki itu berjalan gagah menghampirinya. Mengundang perhatian beberapa orang wanita, yang sedang menikmati makan malam sambil berbincang dengan teman semeja mereka.“Kau juga menunggu orang lain?” tanya Zain setelah mengempaskan pantat di atas kursi dan melihat Cecilia celingak-celinguk, seperti sedang mencari seseorang.
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status