Pertemuan itu dilanjut pertemuan berikutnya. Mereka menghabiskan waktu bersama setiap hari. Menyusuri lorong-lorong yang berliku-liku, demi menemukan ternyata lorong satu membawa mereka ke tempat yang tidak mereka sangka sebelumnya. Sepertinya mereka berjalan ke satu arah, ternyata mereka bisa muncul di seberang kanal. Lalu mereka tertawa bingung. Pembicaraan mereka telah kembali mengalir, seolah waktu enam bulan tanpa komunikasi tidak pernah terjadi. “Besok, mari kita berlomba,” kata Tristan. “Gang-gang dan jembatan-jembatan ini, ke manapun arahnya ternyata semuanya terhubung, baik di sisi ini maupun ke sisi seberang.” “Sepakat,” kata Tiara. “Kita berpisah dan bertemu di satu titik. Yang sampai duluan menang, yang kalah harus bayarin makan.” Besoknya, Tristan muncul di depan pintu dengan Tshirt putih berlengan pendek dipadu jeans dan sepatu sneakers, sangat santai. Tiara juga mengenakan sneakers dan gaun coklat selutut yang nyaman dipakai. “Hari ini aku arah ke kiri, kemudian
Read more