Semua Bab Belaian Hangat Om Bastian: Bab 31 - Bab 40

155 Bab

31. Diajak ke Hotel Bintang Lima

Mata Naira membulat lebar, bersaing dengan mulutnya yang menganga karena terkejut. “Serius?!”Ini merupakan hal tak terduga baginya.“Ini aku dapat dari orang yang deket ama Rinda, sih!” Kawan Naira mulai bercerita, “Jadi, tadi sebelum makan siang, Pak Bos manggil Rinda ke ruangannya. Katanya Rinda ditanya soal omongannya ke kamu yang tentang hubungan Pak Bos ama mamimu itu!”Naira semakin tertarik mendengarkan.“Terus? Terus?” Dia antusias sampai mengubah posisi dari rebah di kasur menjadi duduk tegak dengan penuh minat.Siapa suruh Rinda cari gara-gara di tempat pemilik perusahaan?!“Nah, Pak Bos nanya ke dia, apakah ada masalah antara Rinda ama kamu. Dan Pak Bos juga memutuskan besok dia mo ajak Rinda nemuin klien. Gitu!”Usai mendengar itu dari kawannya, Naira masih belum puas.“Lah, terus gimana jawaban Rinda?” kejar Naira ingin tahu.“Kata temannya sih, Rinda hepi banget bakalan diajak pergi ama Pak Bos! Dia mau buktikan kalau dia lebih hebat dan pantas dibandingkan kamu!” Si kaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-26
Baca selengkapnya

32. Hasil Akhir untuk Si Tukang Gosip

Bastian dan Rinda memasuki ruang pertemuan hotel bintang lima, di mana dua eksekutif dari perusahaan lain yang hendak menanamkan investasi besar sudah menunggu. Bastian, dengan setelan jas mahalnya, melangkah dengan penuh percaya diri."Selamat siang, Pak Jordan, Pak Hendra," sapa Bastian ramah, menjabat tangan kedua pria itu. "Ini Rinda, asisten magang saya."Rupanya Bastian memperkenalkan Rinda sebagai asistennya! Ini melambungkan asa dan kegembiraan di hati Rinda.Gadis itu tersenyum sopan dan menjabat tangan kedua eksekutif tersebut. Mereka duduk dan Bastian mulai membuka pembicaraan tentang proyek yang akan mereka bahas.Saat diskusi berlangsung, Pak Jordan bertanya, "Bagaimana dengan progress pengembangan software yang kita bicarakan bulan lalu, Pak Bastian?"Sebelum Bastian sempat menjawab, Rinda dengan antusias menyela, "Oh, maksud Bapak Project Zephyrland? Kami sudah menyelesaikan 70% dari pengembangan dan akan siap diluncurkan bulan depan."Wajah Bastian seketika menegang. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-26
Baca selengkapnya

33. Terbuai Sentuhan dan Ciumannya

Naira baru saja selesai membuat oseng sosis dan bakso ketika bel pintu depan berbunyi.“Kebetulan, nih Om! Aku baru kelar masak! Makan, yuk!” Naira menyapa santai. Hubungan mereka sudah lebih cair dari sebelumnya.Bastian tanpa mengatakan apa pun, masuk ke rumah dan mengikuti Naira ke ruang makan.“Aku masak oseng sosis ama bakso. Dijamin enak, kok! Gak kalah ama masakan Om.” Naira sudah lebih luwes menghadapi Bastian.Mereka berdua sudah lebih akrab dan dia merasa tak ada salahnya menghilangkan kecanggungan dan kekakuan antara mereka.Keduanya mulai duduk berhadapan di meja makan dan menikmati makan malam bersama.Yang Naira tak tahu, Bastian sudah makan di rumahnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dan tetap memakan apa yang dibuat Naira saat ini.“Tadi siang aku memecat Rinda.” Bastian akhirnya mengatakan itu.Sendok di tangan Naira sampai berhenti bergerak akibat empunya mendengar ucapan Bastian.“Di-dipecat?” Naira melongo.Kemudian, Naira mendengarkan penuturan Bastian mengenai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-27
Baca selengkapnya

34. Gawat! Ibunya Pulang!

“Mami beneran pulang!” pekik tertahan Naira sambil mendorong tubuh Bastian hingga pria itu terjatuh dari sofa dan berguling sedikit di karpet.Naira tentu panik mendapati ibunya justru pulang di saat semacam ini.Apakah dia menyesal? Atau justru kesal?Di luar, Elvita mulai membuka pintu gerbang dan memasukkan mobil ke carport di depan garasi.Setelah itu, si janda masuk ke dalam rumah sambil menenteng banyak oleh-oleh. Dia tersenyum riang sambil bersenandung kecil.“Sayang? Naira dan Tian ada di dalam, yah?” sapa riang Elvita sembari berjalan masuk ke dalam rumah.Ketika tiba di ruang tengah, dia melihat Naira sedang duduk di ujung sofa timur dan Bastian ada di ujung sofa barat.“Ma-Mami!” Naira segera bangkit berdiri dan memeluk ibunya sambil berusaha bertingkah senormal mungkin.Tak lupa cium pipi kanan dan cium pipi kiri ke ibunya, tak lupa membubuhkan senyuman di wajahnya yang dibuat sewajar mungkin seperti biasa.“Kalian lagi apa?” tanya Elvita sambil menoleh ke Bastian lalu ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-27
Baca selengkapnya

35. Aku Nggak Cemburu. Nggak Mungkin, kan?

Pagi harinya, Naira terbangun dengan kepala sedikit pusing. “Sialan! Ini pasti salah bantal!” gerutunya.Meski malas, dia tetap masuk ke kamar mandi.Setelah selesai mandi dan berpakaian untuk ke kantor, dia mematut sekali lagi penampilan akhirnya di cermin sebadan di kamarnya.“Aku mesti gimana nanti kalo ketemu Om? Ya ampun, bisa gak ya hari ini gak usah masuk kantor dulu?”Naira langsung merosot dan berjongkok dengan wajah tak berdaya, menatap dirinya di cermin.“Begok! Begok, dah! Urgh!” Dia merutuki dirinya yang terbuai akan sentuhan dan ciuman Bastian.Emil, sang mantan terindah saja belum pernah melakukan sejauh yang dilakukan Bastian.“Dulu Emil cuma sebatas kecup kening ama cium bibir, itu pun gak berlebihan.”Dia teringat dulunya dia kerap menolak halus jika Emil hendak melangkah lebih jauh dari sekedar mencium bibirnya. Berbagai alasan dia kemukakan saat itu. Dari geli, sampai takut ketahuan orang lain.“Tapi kenapa ama Om justru aku pasrah?”Wajah Naira menyiratkan penyesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-27
Baca selengkapnya

36. Menginterogasi Sang Ibu

Pada sore harinya, Naira masuk ke rumah dengan langkah ragu. ‘Gimana kalo ternyata ada Om Tian di dalam?’ Demikian pikirnya.Dia membuka pintu depan secara perlahan, berusaha tidak menimbulkan suara. Lalu melangkah masuk ke dalam rumah dengan berjingkat-jingkat, seolah-olah sedang berjalan di atas lapisan es tipis. Matanya bergerak liar, menoleh ke kanan dan kiri dengan cepat, waspada terhadap setiap gerakan atau suara.Dia sambil mengedarkan pandangannya sambil mengantisipasi atas sosok orang yang ada dalam pikirannya.‘Gimana kalo ada? Aku harus ngomong apa? Oh! Siapin omongan dari sekarang! Atau mungkin sapaan? Tapi nyapa kayak apa?’ Batin Naira penuh dengan kebimbangan atas pertanyaan yang berkutat di otaknya.Suasana rumah terasa sepi dan tanpa suara. Meski begitu, Naira terus memasang telinga sebaik mungkin, berharap tidak ada suara-suara ambigu dari ruang tengah maupun kamar ibunya."Udah pulang, Sayang?"Suara Elvita disertai kemunculan dirinya dari balik tembok pemisah ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

37. Kebingungan Sendiri Akibat Kebodohan

Ketika malam harinya di jam makan, Naira mendengar suara ibunya memanggil di balik pintu kamar. “Ra, ayo makan. Mumpung ada Om Tian juga ikutan makan, tuh!”Deg!Jantung Naira seakan terjun bebas ke perut.‘Duh! Ada Om Tian!’ Naira panik sendiri di dalam kamar.Dia turun dari kasurnya, mondar-mandir heboh mencari baju yang layak, kemudian mematut diri di cermin sambil merapikan rambut, tapi ….Seraya tubuhnya lunglai, dia menjawab ibunya, “Aku masih kenyang, Ma! Kalian aja duluan, nanti aku nyusul!” Tanpa dia membuka pintu.Ya, dia urung keluar kamar. Dia belum siap bertemu Bastian.Sejak kemarin, otaknya dipenuhi akan ingatan mengenai ciuman dan sentuhan intim Bastian. Ini sangat mengganggu fokusnya. Tapi dia tidak berdaya dan dengan bodohnya malah terus saja mengingat hingga ke hal paling detail.Malunya luar biasa jika dia teringat tingkah bodohnya yang pasrah begitu saja dilucuti pakaiannya oleh Bastian. Ingin sekali mengulang waktu dan menolak pria itu meski harus menendangnya de
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

38. Hendak Disentuh di Kantor

“Oh, Naira!” Bastian menyapa ala kadarnya ketika tatapan mereka bertemu.Naira merasakan lidahnya mendadak memiliki tulang sampai-sampai tidak bisa mengucapkan apa pun dan memilih untuk mengangguk sebelum tertunduk dan menciut di sudut lift.Jantung Naira serasa digedor-gedor oleh Gerandong memakai palu Thor. Di depannya berdiri orang yang sejak kemarin menjadi kegelisahannya.‘Jangan noleh! Jangan noleh! Jangan, dah pokoknya!’ doa Naira keras-keras di hatinya.Saat Bastian terlihat hendak memutar badan ke Naira, gadis itu merasa lututnya mulai lemas. Dia yakin wajahnya saat ini sudah merah padam karena malu.Bayangkan saja, pria di depannya itu sudah melihat tubuhnya secara utuh dan menciumi bagian per bagian dengan intim.‘Ini … ini beda dari ketika aku mabuk waktu itu. Emang pas aku mabuk, aku juga telanjang di depan Om Tian, tapi … tapi kagak diapa-apain! Kagak disentuh apalagi dicium-cium! Lah beda ama kemarin!’ pekik Naira menjabarkan kenapa dia menetapkan adanya perbedaan rasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

39. Jangan-Jangan Kamu Mikir Hal Cabul

Mata Naira menatap tajam penuh kewaspadaan pada Bastian yang mengulurkan tangan hendak menyentuh wajahnya.“Jangan mentang-mentang ini kantornya Om, maka Om bisa bebas bertindak—“Naira belum sempat melengkapi kalimatnya ketika dia merasakan usapan cepat jemari Bastian pada keningnya.“Heh?” Naira termangu sejenak.Baru saja apa yang dilakukan Bastian? Mengusap kening dia? Bukan menyentuh pipi atau bibir? Benar-benar sentuhan cepat pada kening?“Jidatmu cemong, tuh! Makanya aku usap biar hilang.” Bastian memperlihatkan ibu jari bekas mengusap kening Naira.Bisa Naira lihat dengan jelas ada warna kehitaman samar di sana.“Hah?” Bingung karena kejadian itu, maka Naira lekas mengeluarkan ponsel untuk mengaktifkan mode cermin.Matanya membelalak lebar ketika dia melihat masih ada sisa warna hitam yang entah apa itu ketika menatap layar ponselnya. Jadi selama ini dia berkeliaran di kantor dalam kondisi kening ….Ya ampun! Ingin sekali dia amblas ke dalam tanah seperti Antareja, salah satu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

40. Catch Me If You Can

“Haduh! Aku … aku lupa ama janjiku ke teman di Gedung C!” Naira segera putar badan dan bergegas pergi dari sana. “Aku ke sana dulu, yah! Penting!”Dia harus secepatnya pergi dari gedung ini sebelum Bastian menemukannya.“Loh, Naira? Kok malah pergi? Itu Pak Bos gimana?” tanya petugas resepsionis lantainya dengan wajah heran.Sementara, Naira sudah mencapai lift. Dia masuk dan melambaikan tangan ke resepsionis yang menatap bingung ke arahnya.“Fyuh! Untung aja mbak resepsionisnya ngasih tau!” Naira mengelus dadanya dengan penuh kelegaan.Bukannya dia tidak ingin patuh pada pemimpin sekaligus pemilik perusahaan ini, tapi dia masih belum siap bertemu Bastian setelah semua yang terjadi antara mereka.Setiap dia memikirkan Bastian, pasti ingatan mengenai sentuhan intim pria itu akan terputar kembali di otaknya dan itu sangat mengganggu!“Pokoknya hayati belum siap! Titik!” Naira tak peduli.Meski tadi dia mengatakan hendak pergi ke Gedung C, nyatanya dia justru pergi ke Gedung A. Ini semat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status