Home / Romansa / Terpikat Pesona Paman Suamiku / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Terpikat Pesona Paman Suamiku : Chapter 151 - Chapter 160

167 Chapters

Bab 151. Horse Riding

Kejadian tadi malam membuat Kimberly semakin manja dan tak mau jauh dari Damian. Sifat manja Kimberly sedikit menyulitkan Damian setiap kali ingin beraktivitas, tetapi Damian berusaha mengerti. Pun tadi malam Damian sudah berkonsultasi dengan dokter. Dokter sudah menjelaskan padanya bahwa kehamilan kerap membuat sifat-sifat asli dari wanita hamil berubah. Selain itu, dokter juga meminta Damian untuk lebih banyak bersabar dan selalu mendukung Kimberly. Mengalah adalah solusi yang terbaik. “Damian, hari ini kita mau pergi ke mana?” Kimberly melangkah menghampiri Damian yang tengah membaca koran. Tanpa permisi, Kimberly menyingkirkan koran yang ada di tangan Damian, dan duduk di pangkuan sang suami.“Dua jam lagi, kita akan pergi. Aku ingin keluar sebentar menghubungi Freddy,” jawab Damian seraya mengecup pipi Kimberly.Kimberly menghela napas dalam. “Baiklah, tapi jangan lama menghubungi Freddy.”“Ya, aku tidak akan lama.” Damian memindahkan tubuh Kimberly yang ada di pangkuannya, dud
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 152. Lucy Bond?

Kimberly tak menyangka akan dibawa ke tempat-tempat indah dengan Damian. Kemarin setelah dirinya dan Damian pergi ke Hutan Beograd, Damian membawa Kimberly ke museum-museum terkenal di Turkey. Tentu, Kimberly benar-benar sangat bahagia menikmati bulan madu romantis. Hal yang membuat Kimberly kian bahagia adalah Damian mengerti kalau Kimberly bosan dibawa ke tempat mewah. Keindahan alam kerap benar-benar membuat penat di pikiran Kimberly hilang lenyap. Bulan madu romantis. Kimberly benar-benar merasakan keindahan moment bulan madu. Tak mau menyia-nyiakan moment, Kimberly selalu meminta pengawal Damian untuk mengambil gambar dirinya dan Damian. Selama bulan madu, Kimberly ingin memiliki banyak foto dan video berdua dengan sang suami. Mengabadikan moment yang tak akan pernah terlupakan di hidup Kimberly adalah hal yang wajib.Kimberly duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Wanita cantik itu tengah menikmati ice cream tiramisu yang ada di tangan kanannya. En
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 153. Truly Love

“Kim.” Damian menahan lengan Kimberly yang hendak melangkah pergi meninggalkannya. Tampak Kimberly berusaha menepis tangan Damian, tapi alih-alih terlepas malah Damian semakin mencengkram tangan Kimberly dengan kuat.“Lepaskan aku, Damian. Aku lelah. Ingin tidur. Jangan ganggu aku!” seru Kimberly dingin dengan raut wajah yang menahan amarahnya. Mata Kimberly memerah, menahan agar air mata tak tumpah. Dia dan Damian sudah berada di kamar hotel mereka. Setelah kejadian tadi, Damian mengajak Kimberly untuk pulang.Damian mengembuskan napas panjang melihat mata Kimberly yang memerah. Dia tahu kejadian tadi membuat Kimberly pasti marah dan kesal. Pun Damian tak menyangka wanita yang pernah mengganggunya di restoran adalah kekasih dari teman lamanya. Andai saja Damian tahu, maka Damian akan memilih tidak mendatangi rumah teman lamanya itu.“Kim…” Damian melonggarkan genggaman tangannya, tak ingin melukai sang istri. Namun, detik itu juga Kimberly menjauh dari Damian kala genggaman tangan Da
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 154. Apologize

“Tuan, ini beberapa menu makanan khas Turkey. Di samping piring ada nama serta bahan-bahan yang terkandung di makanan khas Turkey ini, Tuan. Semua aman untuk ibu hamil.” Salah seorang pengawal menyajikan makanan khas Turkey dengan beraneka ragam sesuai keinginan Damian. Ya, di kala pagi menyapa Damian meminta pengawalnya untuk menyajikan makanan khas Turkey. Selama di Turkey, masih banyak makanan yang belum dirinya dan Kimberly coba. Pun Damian sedikit lupa nama dari makanan khas Turkey. Itu kenapa Damian meminta pengawalnya untuk meletakan catatan kecil nama makanan tersebut dan apa saja yang terkandung dalam makanan tersebut.Damian menganggukkan kepalanya. “Aku mengerti. Kau boleh pergi sekarang. Hari ini jangan ganggu aku dan istriku.”“Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Pengawal itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Damian.Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Damian baru saja selesai mandi karena baru selesai berolahraga. Sementara Kimberly masih t
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 155. Fate Never Wrong

Tanpa terasa satu minggu sudah Damian dan Kimberly berada di Turkey. Banyak tempat yang Damian dan Kimberly kunjungi. Mulai dari Galata Bridge—salah satu jembatan yang bersejarah—yang melintasi teluk kecil Golden Horn dan menghubungkan bagian kota lama dan baru dari kota Istanbul dibagian Eropa, yaitu distrik Eminonu dan Sirkeci. Berpusat di Sultan ahmet, Istanbul dengan distrik Karakoy (Galata) dan Beyoglu, Istanbul modern.Damian dan Kimberly juga mengunjungi beberapa masjid serta taman yang terkenal di Turkey bahkan Damian dan Kimberly pun menyempatkan waktu untuk mengunjungi Cappdocia—yang mana salah satu tempat yang terkenal di Turkey. Ya, bulan madu Damian dan Kimberly memang sangatlah romantis. Mereka selalu mengabadikan moment-moment romantis mereka bersama. Layaknya pengantin baru, Damian dan Kimberly selalu mengumbar keromantisan mereka di hadapan publik.Satu minggu di Turkey, tak hanya jalan-jalan saja tapi Kimberly juga banyak sekali berbelanja. Keputusan Damian membawa e
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 156. Hate Each Other

Amsterdam, Netherlands. Hiruk pikuk ibu kota Belanda itu cukup padat. Kota terbesar di Belanda yang terkenal dengan sebutan kota kanal itu memiliki keindahan yang seolah memanjakan mata. Harusnya Carol datang ke Amsterdam dengan wajah yang senang atau paling tidak riang karena bisa bekerja sambil berlibur, tapi sayangnya dia malah menunjukkan raut wajah dingin dan ketus seperti biasa. “Ck! Kenapa sopir lama sekali menjemputku? Apa dia bosan hidup?” dengkus Carol jengkel. Sudah hampir lima belas menit Carol menunggu di lobby bandara, sayangnya sopir malah datang terlambat. Padahal sejak awal, Carol sudah memperingati sopir dilarang untuk datang terlambat. Yang paling Carol benci adalah orang yang tak datang tepat waktu.Suara dering ponsel terdengar. Refleks, Carol merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya, mengambil ponsel tersebut, dan menatapnya ke layar tertera nomor Fiona—asistennya. Detik itu juga, Carol menerima panggilan tersebut.“Selamat pagi, Nona—” “Fiona! Kenapa sopir be
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 157. The Power of Love

Sebuah jacuzzi mewah di kamar mandi megah itu berisikan dua insan yang saling berciuman. Uap hangat kamar mandi, menempel dinding-dinding kaca kamar mandi. Suara desahan yang sedikit menggema memenuhi kamar mandi. Bibir dua insan itu mereka saling memagut, lidah mereka membelit satu sama lain. Letupan gairah seakan membakar kedua insan itu.“Ah,” desahan lolos di bibir bawah Kimberly kala Damian menggigit bibir bawahnya.Damian menarik tengkuk leher Kimberly, memperdalam ciuman istrinya itu. Lidahnya mendesak masuk, menyapukan rongga mulut Kimberly, menelusuri setiap gigi putih dan rapi Kimberly. Ciuman Damian begitu hebat dan agresif hingga membuat Kimberly sedikit kewalahan mengimbangi ciuman Damian.Tangan kiri Damian berada di tengkuk leher Kimberly, dan tangan kanan pria itu mengusap-usap puncak dada Kimberly. Lenguhan nikmat lolos di bibir Kimberly seolah memberikan godaan. Kimberly memejamkan mata menikmati ciuman Damian yang dahsyat itu.Ciuman itu berlangsung lama. Dua insan
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 158. Damian and Kimberly’s Love Journey

Bulan madu indah Kimberly dan Damian telah usai, tapi tidak dengan cinta mereka. Selamanya cinta mereka akan selalu menggebu layaknya api yang terus berkobar. Jutaan hal mencoba menerpa dinding pertahanan mereka, tapi terbukti tak akan pernah ada yang mampu meruntuhkan dinding itu. Cinta Kimberly dan Damian selalu lebih kuat dari apa pun.Masalah akan selalu ada. Tidak akan pernah berhenti. Akan tetapi terbukti Kimberly dan Damian mampu melalui masalah meski berada di atas bola api sekalipun. Badai yang menghantam tak mampu mengancurkan pertahanan kokoh yang telah mereka bangun setinggi mungkit.Satu hal yang membuat mereka mampu melewati semuanya adalah ikatan hati mereka yang layaknya terborgol mati. Ikatan kuat yang tak lagi memiliki kunci. Membuang kunci itu sejauh mungkin ke lautan luas, demi tak akan ada yang mampu melepaskan ikatan itu.Selama di Istanbul, tak hanya tentang keromantisan semata. Pun tetap ada masalah yang datang menerpa Kimberly dan Damian. Akan tetapi, bukan ma
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 159. Damian and Kimberly’s Love Journey II

Beberapa bulan berlalu …Damian turun dari mobil, membanting pintu mobil kasar dan berlari masuk ke dalam gedung apartemen, menuju lift, di mana dirinya menempati lantai teratas dari gedung apartemen itu. Tampak raut wajah Damian begitu panik dan dilingkupi kecemasan yang hebat.“Kim!” Damian berlari masuk ke dalam penthousenya. Para pelayan yang menyapa dirinya pun diabaikan, tak sama sekali dipedulikan.“Damian? Kau sudah pulang?” Kimberly tersenyum hangat menatap sang suami yang baru saja pulang. Tatapan hangat dan kerinduan yang mendalam.Damian meraih kedua bahu Kimberly, menatap sang istri yang perutnya yang membuncit. “Tadi pelayan bilang, perutmu sakit, Kim. Kita ke rumah sakit sekarang.” Tanpa menunggu jawaban, Damian hendak mengajak sang istri ke rumah sakit, tetapi gerak Damian terhenti kala Kimberly menahan lengannya.“Sayang, aku baik-baik saja. Tadi baby menendang. Bukan karena sakit perut. Dokter kan bilang aku melahirkan satu minggu lagi,” ujar Kimberly hangat dengan s
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 160. Perfect Ending

Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam. Kimberly baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan dress ibu hamil. Kandungan yang kian membesar ini membuatnya selalu malas dalam berias. Wajah Kimberky selalu tampil polos tanpa riasan make up sedikit pun. Hal yang menjadi keuntungan Kimberly adalah kulit wajah Kimberly putih mulus bersih. Jadi meski tanpa riasan make up, tetap saja Kimberly terlihat sangat cantik dan memukau.“Kim, ini sudah waktunya jam makan malam. Aku tidak mau kau terlambat makan, Kim,” ujar Damian seraya menatap Kimberly, mengajak Kimberly untuk makan malam.“Iya, Sayang.” Kimberly melangkah menghampiri sang suami, memeluk lengan suaminya itu, dan hendak melangkah meninggalkan kamar megah mereka. Namun, tiba-tiba langkah kaki Kimberly dan Damian terhenti kala melihat pelayan yang menghampiri mereka.“Tuan, Nyonya.” Pelayan itu menundukkan kepala tepat di depan Damian dan Kimberly.“Ada apa?” tanya Damian dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Di depan
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status