Semua Bab Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella): Bab 301 - Bab 310

356 Bab

Bab 301. Memiliki Warna Mata yang Sama

Saat pagi menyapa, Stella tampak begitu bersemangat dan riang. Bagaimana tidak? Kemarin malam Stella sudah mendapatkan kabar dari salah satu pengawal sang suami yang memberitahunya kalau pagi ini Jenniver dan Theo sudah tiba di Jakarta. Itu kenapa raut wajah Stella sangat bahagia dan bersemangat.“Sean … Jam berapa kita bertemu dengan Jenniver dan Theo?” Suara Stella bertanya pada Sean yang baru saja melangkah dari walk-in closet.Ya, beruntung hari ini adalah weekend. Jadi Stella tidak perlu untuk izin tidak kuliah. Pun Sean tidak ke kantor. Stella memang sengaja meminta pada Sean untuk mengatur kedatangan Jenniver dan Theo saat weekend tiba. Bukan tanpa alasan, tapi karena Stella ingin dirinya dan Sean memiliki banyak waktu untuk Jenniver dan Theo.“Di bawah ada Tomy, aku harus bicara sebentar dengannya. Kau tunggu sekitar lima belas menit lagi nanti kita akan ke hotel yang ditempati oleh Jenniver dan Theo.” Sean mendekat pada Stella dan memberikan kecupan di kening sang istri. “Aku
Baca selengkapnya

Bab 302. Menjelang Pernikahan Ken dan Chery

Menjelang pernikahan, Chery sudah tidak lagi kuliah. Awalnya Chery ingin tetap berkuliah paling tidak sampai tiga atau empat hari menuju hari pernikahannya. Akan tetapi, kedua orang tua Chery melarang Chery untuk kuliah menjelang hari pernikahannya ini. Pun sama halnya dengan Ken yang meminta Chery untuk tidak banyak aktivitas di luar. Well, mau tidak mau Chery pun harus menuruti keinginan kedua orang tuanya serta keinginan Ken.Bisa dibilang ini tidak adil bagi Chery. Karena yang tidak boleh melakukan banyak aktivitas di luar hanya dirinya. Sedangkan Ken masih tetap berkutat pada pekerjaannya. Bahkan Ken masih tetap sering pulang larut malam. Hanya saja perbedaanya, menjelang pernikahan; Ken tidak diperbolehkan oleh keluarga besarnya melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri mau pun ke luar kota.Kini Chery tengah duduk di sofa kamar seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya. Dalam benak Chery memikirkan sebentar lagi kamar ini akan kosong. Dia akan pindah menempati rum
Baca selengkapnya

Bab 303. Pernikahan Ken dan Chery

“Nyonya Stella … Anda benar-benar sangat cantik. Kebaya yang Anda design ini sangat luar biasa indah.” Sang make-up artist tak henti-henti melihat penampilan Stella. Kebaya berwarna gold dipadukan dengan sentuhkan make up flawless membuat Stella sangat mengagumkan. Untuk rambut, sang perias memilih untuk menggerai rambut hitam dan tebal Stella. Menyempurnakan penampilan Stella hari ini.Hal yang membuat Stella semakin cantik adalah tubuhnya jauh lebih berisi dari sebelumnya. Orang bilang kehamilan kerap kali merusak bentuk tubuh wanita, tapi itu tidak berlaku untuk Stella. Nyatanya, meski memiliki tubuh berisi tapi Stella tetap terlihat mempesona. Beberapa bagian tubuhnya memiliki ukuran yang semakin indah. Stella memang tidak memiliki tubuh yang terlalu tinggi tapi Stella memiliki tubuh yang ramping. Kulit putih pucatnya sangat mulus dan terawat. Bahkan tidak ada satu pun noda di kulit Stella.Senyum di wajah Stella terlukis begitu tulus. “Terima kasih. Tapi kau sangat berlebihan.”“
Baca selengkapnya

Bab 304. Apa Kita Saling Mengenal, Nyonya?

Hotel Indonesia Kempinski Jakarta adalah tempat di mana yang dipilih Ken dan Chery melangsungkan pernikahan mereka. Chery melangkah mamasuki ballroom hotel dengan tangan yang terus memeluk lengan Bara—ayahnya. Tampak wajah Chery begitu gugup. Terutama ketika kilat kamera yang terus tersorot padanya. Beberapa kali Chery meremas pelan lengan sang ayah berusaha mengatasi kegugupannnya. Namun, Bara segera menguatkan pegangan tangan putrinya agar Chery tidak lagi gugup.Dari altar, Ken begitu tampan dengan tuxedo berwarna putih menatap kagum penampilan Chery yang memukau. Bahkan sejak tadi Ken tak berkedip sedikit pun. Dia begitu menganggumi penampilan Chery. Tampak pancaran mata Ken begitu memuja penampilan Chery. Ya, Ken sangat terlihat begitu bangga memiliki Chery di hidupnya.Sejenak, Ken dan Chery saling menatap satu sama lain. Mata Chery sudah nyaris berembun melihat Ken menunggunya di altar. Pun sama halnya dengan Ken yang mengeluarkan air mata di sudut matanya. Kedua pasangan itu b
Baca selengkapnya

Bab 305. Hanya Satu Langkah Lagi

“Maaf, apa kita saling mengenal, Nyonya?”Suara Stella bertanya dengan nada lembut dan sopan pada sosok wanita paruh baya yang ada di hadapannya itu. Stella menatap wanita paruh baya yang sama sekali tidak henti menatapnya.“Nyonya?” panggil Stella kala wanita paruh baya itu hanya diam di hadapannya.“Maaf, Nyonya Stella. Tadi aku tidak melihat jalan.” Wanita paruh baya itu tersenyum penuh arti. Nada bicaranya terdengar anggun. Namun terlihat jelas wanita itu seolah menunjukan wajah yang seolah tenang.Stella tersenyum. “Nyonya Anda tidak salah. Aku yang menabrakmu, Nyonya. Maafkanaku.”“Tidak apa-apa, Nyonya Stella. Lupakan saja,” balas wanita paruh baya itu.“Hm, Nyonya … apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Stella hati-hati. Pasalnya Stella bingung wanita paruh baya yang ada di hadapannya ini mengenal dirinya.“Kau adalah istri Sean Geovan. Tidak mungkin aku tidak mengenalmu, Nyonya Stella,” ujar wanita paruh baya itu.“Ah,” Stella menganggukan kepalanya dan mengulas senyuman
Baca selengkapnya

Bab 306. Periksa Kandungan

Suara dering ponsel berbunyi, Stella yang tengah memoles wajahnya dengan moisturizer langsung mengalihkan pandangannya pada ponsel yang ada di atas meja riasnya. Tampak kening Stella berkerut kala ada yang menghubunginya di jam yang masih pagi seperti ini. Rasanya tidak mungkin Alika atau Chery yang menghubunginya. Pasalnya, Chery yang baru saja menikah tentu tengah menikmati kebersamaan dengan Ken. Sedangkan Alika, hari ini tengah sibuk memeriksa persiapan pernikahannya yang sebentar lagi.“Siapa yang menghubungiku?” gumam Stella seraya mengmbuskan napas pelan. Didetik selanjutnya, Stella mengambil ponsel miliknya dan segera melihat ke layar—seketika senyum di wajah Stella terlukis melihat nomor Marsha muncul di layar ponselnya. Tanpa menunggu, Stella langsung menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan itu.“Hallo, Mom?” jawab Stella hangat kala panggilan sudah terhubung.“Sayang, apa Mommy mengganggumu?” ujar Marsha lembut dari seberang sana.“Tidak, Mom. Mommy tidak mengganggu
Baca selengkapnya

Bab 307. Boys or Girls?

“Tuan Sean, Nyonya Stella, apa kalian ingin tahu jenis kelamin ketiga bayi kalian sekarang?” Dokter Falisa bertanya seraya menatap Stella dan Sean bergantian. Sang dokter melukiskan sebuah senyuman tulus.“Katakan padaku apa jenis kelamin anakku?” tanya Sean tak sabar. Nadanya tersirat meminta sang dokter untuk menjelaskan padanya.“Iya, Dokter. Apa jenis kelamin anak kami? Aku dan suamiku ingin sekali tahu,” ujar Stella yang juga sudah tak sabar.Dokter Falisa tersenyum melihat Sean dan Stella yang tampak begitu terlihat tidak sabar. “Selamat, Tuan Sean, Nyonya Stella. Tiga bayi kembar Anda adalah laki-laki.”Sean dan Stella tampak begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter. Bulir air mata Stella langsung menetes berlinang membasahi pipinya.“Tiga-tiganya laki-laki?” ulang Sean memastikan. Tatapan Sean kini menatap sang dokter lekat dan menuntut agar sang dokter menjelaskan padanya.“Dokter, anak kami tiga-tiganya laki-laki?” Stella menatap sang dokter dengan ma
Baca selengkapnya

Bab 308. Informasi dari Mateo

“Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Sean?”Suara Mateo bertanya dengan nada dingin dan tatapan yang menyorot lekat pada Sean yang berdiri di hadapannya. Tidak biasanya kakak iparnya itu ingin berbicara serius dengannya. Terlebih Mateo melihat dengan jelas mata Sean seolah ingi menanyakan sesuatu. Namun, entah apa yang ingin ditanyakan oleh kakak iparnya ini.“Kita bicara di taman. Jangan di sini,” jawab Sean datar dengan raut wajah tanpa ekspresi. Ya, Sean tidak mau percakapannya ini didengar oleh orang lain. Itu kenapa Sean memilih di taman untuk berbicara dengan Mateo.Mateo mengangguk singkat menuruti keinginan Sean. Lalu dia melangkah mengikuti Sean masuk ke dalam taman. Tampak raut wajah Mateo begitu serius. Dia ingin segera tahu apa yang sebenarnya ingin dibicarakan oleh Sean.Saat tiba di taman belakang, Sean membalikan tubuhnya menatap menatap Mateo dengan sorot mata yang lekat, dingin, dan tegas.“Apa yang ingin kau tanyakan?” Mateo bertanya dengan nada yang terdengar dat
Baca selengkapnya

Bab 309. Harus Bertemu dengan Pelanggan Baru

“Sean, tadi kau bicara apa dengan Mateo? Kenapa lama sekali, Sean?” Suara Stella bertanya seraya menatap sang suami dengan tatapan lekat. Namun, seketika Stella mengerutkan keningnya kala melihat sang suami yang melamun dan tengah memikirkan sesuatu. Ya, kini Sean dan Stella tengah berada di dalam mobil menuju pulang ke rumah mereka. Sejak di mana mereka pulang, Sean memang terlihat diam dan tak banyak bicara. Suaminya itu seperti tengah memikirkan sesuatu. Tapi entah, Stella tidak tahu karena Sean tidak bercerita apa pun padanya.“Sayang.” Stella kembali memanggil Sean dengan suara yang tetap lembut. Dan kali ini berhasil. Sean membuyarkan lamunannya kala mendengar suara Stella.“Hm?” Sean mengalihkan pandangannya menatap sang istri.Stella mendesah pelan. “Apa yang kau pikirkan, Sean? Sejak kita pulang kau lebih banyak diam?” tanyanya yang ingin tahu. Dia merasakan ada yang berbeda dari suaminya itu.Sean terdiam sejenak. Dia langsung menarik tangan Stella, membawanya masuk ke dalam
Baca selengkapnya

Bab 310. Langkah Awal yang Bagus

“Pak, tolong ke toko di seberang sana, ya, Pak. Saya ingin makan donat yang dijual ditoko di seberang sana.” Stella menunjuk salah satu toko donat yang ada di seberang kantornya pada sang sopir. Ya, kini mobil yang membawa Stella baru saja tiba di lobby kantornya. Dan tepat ketika baru saja sampai di lobby kantornya; Stella sangat ingin makan donut di seberang sana. Mengingat kondisinya yang tengah hamil, tentu saja Stella tidak akan menunda-nunda jika menginginkan sesuatu. Terlebih dia mengandung tiga bayi kembar sekaligus. Well, tidak heran jika Stella mudah sekali lapar.“Baik, Nyonya. Nyonya ingin membeli berapa?” tanya sang sopir dengan begitu sopan.“Hm, Bapak atur saja. Nanti tolong kasih buat yang lainnya sama nanti bapak juga ambil, ya. Jangan lupa, Pak. Kasih pengawal suamiku yang di belakang. Sekali-sekali mereka makan manis,” kata Stella dengan lembut.Detik selanjutnya, Stella melirik ke belakang—mobil pengawal sang suami yang terus membuntutinya. Hanya kali ini bedanya p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
36
DMCA.com Protection Status