Semua Bab Menikah Tapi Tak Serumah: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

Bab 76 (b)

Double update nih .... Happy reading xixi . . . Nurul Faizah Az-Zahra POV Gus Furqon tidak bisa dihubungi. Setelah berdebat dengan diri sendiri perihal haruskah aku menghubunginya dan bagaimana caranya, aku akhirnya berusaha mendial nomor teleponnya. Namun, beberapa kali aku mencoba meneleponnya, ia tidak menjawab panggilannya sama sekali. Pesan demi pesan W******p yang kukirim juga tidak berbalas. Hanya centang dua tanpa berubah warna karena telah terkirim tetapi tidak dibaca oleh si penerima. Gus Furqon ... apakah pada akhirnya dia benar-benar mengabaikanku? Aku meringis saat menyadari semua yang terjadi adalah karena keinginan dan permintaanku. Aku yang meminta Gus Furqon agar menjaga jaraknya dariku. Aku juga yang menginginkan supaya ia tidak sering-sering menghubungiku. Namun, bagaimana dengan Umi? Umi ingin aku melakukan panggilan video lagi dengannya saat Gus Furqon ada di sisiku—berkat kebohonganku. Beliau ingin bicara dengan putranya tapi dengan ponselku sebagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Bab 77

"Ada apa, Feiza?"Lidah Feiza langsung terasa kelu mendengar suara bernada dingin yang mengalun dari seberang teleponnya itu."Halo?"Suara berat yang tidak lain adalah milik Furqon itu kembali mengudara."Feiza?!"Feiza mengerjapkan mata, menghela napas, baru menyahuti suara Furqon yang memanggil namanya.Tidak. Feiza tidak boleh merasa sakit atau kecewa mendengar nada yang digunakan Furqon ketika berbicara dengannya.Sebab ini, kan, yang memang diinginkannya?Feiza benar-benar telah menegarkan dirinya ketika menanggapi ucapan Furqon. "Assalamualaikum, Mas.” Ia mengulang salamnya lagi yang sebelumnya belum mendapat sahutan.Tercipta jeda."Waalaikumussalam."Lalu terdengar jawaban salam dari orang yang menjadi mitra tutur Feiza. Furqon, suaminya."Ha ha ha." Feiza berusaha sedikit tertawa dengan suara riang. "Ya gitu dong, Mas. Kalau ada yang salam dijawab," celetuknya.Furqon tidak menyahut apa-apa."Ada apa, Feiza?" gumam Furqon tak berselang lama dengan nada yang tidak sedingin se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 78

"Mas Furqon," sebut Feiza dengan suara pelan melihat presensi Furqon yang akhirnya mendatanginya.Keduanya ada di depan bangunan musala yang tidak terlalu jauh dari tempat angkringan tempat mereka berdua mengadakan rapat dengan organisasi mereka masing-masing.Saat Furqon benar-benar sudah berdiri di depan Feiza, tanpa aba-aba Feiza langsung meraih punggung tangan kanan Furqon lalu menciumnya.Furqon diam tidak bereaksi apa-apa. Pun tidak berkata-kata."Umi mau video call degan kita," tutur Feiza selesai menyalami tangan Furqon, berupaya memecah sepi."Hn." Furqon menganggukkan kepala sekali lantas beranjak mencari tempat duduk di emperan musala.Feiza menghela napas sedikit lega lalu cepat menyusul Furqon dengan duduk di samping kirinya. Dengan jarak dua jengkal kiranya."Aku ... VC Umi ya, Mas?" kata perempuan cantik itu menoleh ke arah Furqon dengan kepala yang sedikit mendongak agar dapat saling pandang."Hm." Sekali lagi pendek Furqon memberi jawaban.Meski begitu, Feiza langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 79

Double update!_"Sudah Umi bilang Umi sudah tahu, Nduk. Setiap hari bahkan di akhir pekan kamu sering ditinggal Furqon ke basecamp DEMA-nya. Putri Umi yang cantik ini malah dibiarkan di rumah sendirian. Umi sering nelepon dan VC Furqon. Tapi dia selalu nggak ada di rumah saat Umi hubungi. Selaluu saja cari-cari alasan saat Umi tanya kenapa kamu ditinggal sendirian saja. Katanya sibuk sama persiapan acara organisasinya lah, dan kamu nggak pa-pa ditinggal sendirian saja lah. Namanya perempuan, meski di mulut bilang nggak pa-pa pasti tetep merasa sedih juga karena ditinggal sendiri. Kesepian."Feiza kembali menggelengkan kepalanya perlahan.Tidak.Semua itu tidak benar.Tidak seharusnya ibu mertuanya berpikiran seperti itu mengenai putra kandungnya.Furqon tidak seperti itu."Tapi, Umi. Sungguh, Mas Furqon tidak seperti itu. Umi pasti hanya salah paham." Feiza berusaha meyakinkan."Zahraa. Sudah Umi bilang jangan kamu tutupi kelakuannya," kata Bu Nyai Farah. "Lihat, Furqon! Bagaimana ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 80 (a)

Innalhamdalillah nasta'inuhu wanastaghfiruh wana'udzubillahi min sururi anfusina wamin sayyiati a'malina .... Furqon dengan fasih dan energik memberi sambutan di atas podium panggung Aula Gedung B yang menjadi tempat terselenggaranya acara organisasinya. Para tamu undangan dan peserta acara telah duduk di tempatnya masing-masing. Begitu juga para panitia. Semua standby menempati masing-masing posisinya. "Masyaallah. Betapa indahnya ciptaan-Mu, ya Allah. Jika berkenan, mohon sandingkanlah hamba dengan orang yang sepertinya atau bahkan dirinya. Hamba akan sangat sangat sangat mensyukurinya, ya Robb." Telinga Feiza gatal mendengar gumaman seorang gadis yang duduk tepat di baris belakangnya, salah satu peserta di acara ormawa Furqon yang Feiza tidak tahu bagaimana rupanya. Sebab, ia yang duduk di kursi tamu ketua atau delegasi himpunan mahasiswa tentu harus menoleh untuk melihat sosok gadis itu. "Aduh, Siti Markonah. Aamiin, deh, meski doa kita sama. Aku juga mau punya cowok kay
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

Bab 80 (b)

"Kukira ada sedikit bantuan Pak Pres Furqon, Tum Feiza, HMJ PGMI bisa pinjam Aula Gedung Pascasarjana?" "Ahaha." Feiza tertawa. "Tidak ada, Tum," geleng Feiza lirih. "Entah bagaimana, mas wakilku yang bergerak dan mendapatkan izinnya." Milhan diam menatap Feiza dengan tatapan tak terbaca. "Kalau Tum Milhan benar-benar penasaran, silakan tanya sendiri ke Fahmi. Fahmi suka banget kalau ada yang ngajakin ngopi." Lagi, Milhan menatap Feiza dengan tatapan tak terbacanya. "Oh, iya, Tum Feiza," sahutnya kemudian tak berselang lama disusul senyuman. "Iya, Tum," balas Feiza ikut tersenyum. "Maaf, Tum, kalau mungkin pertanyaanku sedikit mengganggu," ucap Milhan tiba-tiba. "Mengganggu? Enggak. Kenapa, Tum?" Feiza menyahut heran. "Sebetulnya aku pribadi merasa penasaran. Biasa ... rasa penasaran rekan seperjuangan ormawa kepada aktivis ormawa lainnya yang memiliki tupoksi sama di lembaganya." Feiza mengangguk kecil mendengar pernyataan Milhan. Laki-laki itu masih melanjutkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 81

"Jadi, acara sampean nanti jam berapa, Tum?" "Eh?" Feiza yang sempat mematung tersadar setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan laki-laki yang ada di sampingnya. "Iya, Tum?" Feiza balik bertanya menatap Milhan, si penanya. Secara tidak langsung meminta agar laki-laki itu bersedia mengulangi pertanyaannya. Milhan tersenyum kecil. "Jadi, acara sampean nanti jam berapa, Tum Feiza?" Laki-laki itu mengulangi pertanyaannya lagi dengan senang hati. "Oh. Setelah ini, Tum." Feiza membalas sambil mengulas senyum. "Setelah Bu Dekan pergi dari acara DEMA." "Oh ...." Milhan menganggukkan kepalanya. "Jadi, karena itu Tum Feiza memilih datang sendiri ke acara ini? Sekalian menunggu Bu Dekan?" "He he. Iya, Tum Milhan. Sekalian menjemput Bu Dekan. Kalau bisa sekali dayung dua pulau terlampau, mengapa tidak bukan?!" "Ha ha ha ha." Milhan tertawa sembari mengangguk-anggukkan kep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 82

"Feiza? Kenapa?!" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Nisa yang bertemu Feiza di lobi Gedung B lantai dasar. Gadis itu memang hendak menghampiri Feiza tadinya. Berniat menjemput perempuan yang menjabat sebagai ketua umum himpunan mahasiswa mereka itu di Aula Gedung B yang ada di lantai 6 untuk kembali ke acara HMJ mereka sendiri yang diselenggarakan di Aula Gedung Pascasarjana. Namun, ketika Nisa sedang menunggu antrean lift turun, ia malah mendapati sosok Feiza muncul dari atas tangga dengan mata berairnya. Feiza tampak berjalan seorang diri menuruni tangga. Dengan cepat, Nisa pun berjalan menghampiri teman cantiknya itu setelah menyerukan namanya. "Nisa?!" Feiza yang dihampiri Nisa langsung menampilkan wajah terkejut. "Kamu kenapa, Fe?" Nisa kembali berseru sembari mencekal lengan kiri Feiza. "Matamu sembab," lanjutnya khawatir. Cepat, Feiza pun mengelap kedua kelopak matanya yang memang masih berair. "Ah, nggak kenapa-napa kok. Tadi efek ngantuk aja. Kamu tahu, kan, ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Bab 83

Perasaan Feiza berkecamuk. Campur aduk.Jujur, ia merasa tidak baik-baik saja melihat pemandangan Furqon yang duduk berdampingan dengan Ziyana Nafisa.Seperti ada kobaran api yang menjalari hatinya dan siap menghanguskan dirinya.Bagaimana Furqon dan Ziyana Nafisa saling tatap saat berbicara, bagaimana Ziyana Nafisa tertawa, atau bagaimana gadis cantik itu yang sesekali memukul atau menepuk lengan Furqon.Semua itu ... terasa sangat menjengkelkan.Feiza tidak ingin melihatnya. Namun, kedua matanya berkhianat dan selalu menatap ke arah yang sama. Tempat Furqon duduk bersama Ziyana Nafisa."Kenapa, Fe?" tanya Nisa yang tiba-tiba sudah duduk di samping Feiza. Arah pandangannya ikut ke arah mata Feiza memandang, dan tak lama, dahi gadis itu menampilkan kerutan."Kamu lihatin Pak Pres sama si Mbak Duta Ziyana, ya?" gumam Nisa yang sebetulnya hanya pertanyaan retoris. Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban karena segala sesuatunya sudah jelas.Feiza tetap diam karena ia sebenarnya tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 84

"Ke depannya jangan seperti itu lagi, Zi," gumam Furqon pelan bernada memperingatkan.Gadis cantik di sampingnya yang sejak tadi bermain ponsel, menjepret pantulan dirinya yang berdiri bersisian dengan Furqon pada dinding kaca cermin lift segera menghentikan aktivitas mengambil gambarnya itu guna menatap laki-laki jangkung yang ada di sampingnya."Seperti itu yang bagaimana, Pres?" sahut Ziyana.Furqon kini menatap tajam ke arah Ziyana dengan wajah datarnya.Tidak ada siapa-siapa di dalam lift itu selain mereka berdua."Di acara HMJ PGMI tadi," celetuk laki-laki itu menjawab pertanyaan Ziyana.Ya, keduanya memang baru saja menghadiri acara yang digelar HMJ PGMI. Dan kini, Furqon dan Ziyana hendak kembali ke tempat acara organisasi mereka sendiri setelah berpamitan."Di acara HMJ PGMI?" ucap Ziyana pelan mengulangi kalimat yang diucapkan Furqon dengan nada tanya, bertanya pada dirinya sendiri. "Ngapunten, Gus. Aku ndak ngerti apa yang njenengan maksud," gumam gadis itu lagi sembari kem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status