Home / Romansa / Menikah Tapi Tak Serumah / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Menikah Tapi Tak Serumah: Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

Bab 60 (b)

“Feiza?” Fahmi yang tampak duduk di salah satu bangku kayu yang ada di basecamp DEMA FTIK membulatkan kedua matanya mendapati kehadiran Feiza yang baru saja masuk ke dalam basecamp itu tak jauh darinya di depan pintu. “Mi.” Feiza menatap tajam ke arah Fahmi, seolah melampiaskan kekesalannya kini. Perempuan itu kemudian segera menatap lurus ke depan dan mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikumussalam.” Salam Feiza langsung dijawab serentak oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan itu dan perempuan itu pun segera menjadi pusat perhatian bagi seluruh pasang manik mata yang ada di sana. “Tum Feiza?” Salah satu pengurus DEMA yang Feiza lupa namanya cepat-cepat datang menghampirinya. “Ada apa, Tum? Nyari siapa? Nyari wakilnya, ya? Tuh, daritadi keukeuh mau duduk di situ,” cerocos laki-laki berkumis tipis dan berkacamata itu pelan. Feiza menatap sebentar ke arah Fahmi dengan lirikan sebal lantas kembali memandang laki-laki yang ada di depannya. “He he. Nggak, Kak. Sa
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Bab 61

Dua orang itu saling tatap dalam sunyi. Tenggelam dalam pikiran sendiri-sendiri. Hingga beberapa waktu kemudian, Feiza kembali buka suara kepada Fahmi yang berdiri di sisi kirinya. “Aku nggak tahu maksud kamu apa. Tapi tolong, Fahmi. Ke depannya jangan bergerak sendiri kalau itu menyangkut HMJ kita.” Feiza sengaja kembali membawa HMJ sebagai bahan obrolan mereka untuk menenangkan dirinya. Fahmi pun merekahkan senyum di wajahnya lantas menganggukkan kepala. "Pasti, Fe," jawabnya. "Kamu ketuaku dan aku wakil kamu. Aku nggak akan berani bertindak tanpa ngasih tahu kamu terlebih dahulu." Feiza diam tidak segera merespons ucapan laki-laki yang ada di depannya itu. Beberapa sekon, Feiza kemudian mengangguk. "Makasih, Mi," ucapnya. "Soal peminjaman aula, biar aku aja yang komunikasikan sama Pak Pres. Kamu tolong bantu ketupel acara kita aja untuk nyiapin plan B, bersiap menghadapi situasi terburuk yang mungkin dapat terjadi," sambung Feiza lagi. "Oke siap, Bu Tum Feiza." Pelan Feiza
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Bab 62

"Mas," ucap Feiza pelan pada akhirnya. "Iya, Fe?" balas Furqon yang masih serius menatap Feiza. "Bukan masalah itu yang mau aku bicarakan dengan njenengan." Ekspresi wajah Furqon langsung berubah kebingungan. "Lalu, masalah apa?" tanyanya. Feiza menghela napas lalu kembali memasang wajah kesalnya. "Bukan masalah itu yang mau kubicarakan, Mas. Yang mau kubahas adalah soal DEMA FTIK yang seenaknya menggeser HMJ PGMI buat pakai aula B di tanggal 12." Kedua mata Furqon langsung mengerjap. "Apa?" desisnya. Feiza mencebikkan mulutnya. "Njenengan tuh jahat banget tahu nggak?! Kok bisa aula gedung B dipinjam sama DEMA F, padahal PGMI dulu yang mengajukan peminjaman, Mas? Njenengan pakai orang dalam, ya?" Furqon mengerutkan kening mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Feiza. "Tunggu, tunggu!" ucap Furqon tak berselang lama. "Feiza," panggilnya masih menatap wajah cantik Feiza. "Kamu ... bukan mau komplain karena sedang hamil?" Laki-laki itu berpindah menatap tangan kanan
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 63

Sesampainya Feiza di dalam kamar indekosnya di Rumah Kos Putri Citra, perempuan itu langsung menangis sejadi-jadinya.Ia merasa sangat sedih, marah, kesal, juga kecewa. Apa yang beberapa minggu ini ia usahakan bersama teman-temannya di Himpunan Mahasiswa terancam akan gagal berjalan sesuai yang mereka rencanakan.Ella yang melihat tangisan Feiza langsung merasa panik sekaligus heran. Sebab, ia tidak pernah melihat Feiza menangis sampai seperti itu.“Fe, kenapa? Kok nangis?” tanya Ella bernada khawatir setelah meletakkan semangkuk mie instan yang baru saja gadis cantik itu masak di dapur umum di atas meja belajar lipatnya yang serbaguna. Kadang meja itu dipakainya untuk belajar, kadang dipakainya pula untuk menyantap makanan.“Fe, ada apa?” panik Ella sembari menyentuh bahu Feiza setelah menghampirinya yang duduk di atas kasur bagiannya.Feiza hanya diam dalam tangisnya.“Jangan bikin panik gini, dong! Kamu kenapa, Fe?” Ella kemba
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 64

Jlek! Feiza menutup pintu mobil Furqon dengan keras. Sedetik setelahnya, perempuan itu langsung menghempas punggungnya ke sandaran kursi duduk mobil yang ada di sebelah kemudi setelah mendudukkan diri. "Njenengan mau apa?" desau Feiza tanpa menatap sosok laki-laki yang duduk di sebelah kanannya. "Hah." Furqon terdengar menghela napasnya. "Kamu sedang PMS, ya?" katanya balik bertanya setelah beberapa detik membuat jeda. Feiza ikut menghela napas kemudian menjawab Furqon. "Emang," balasnya dengan nada sewot. Furqon mengangguk-angguk. "Ternyata betulan nggak hamil," katanya tanpa suara lalu mengulas sebuah senyum kecil di sudut bibirnya. Feiza tetap diam di posisinya dengan kedua netra yang masih enggan menatap Furqon yang duduk di sampingnya, memilih memandang ke luar apa yang ada di balik kaca mobil bagian depan. Hanya tercipta keheningan. "Njenengan ngapain ke sini malam-malam?" tanya Feiza tak berselang lama. "Kalau ada yang lihat bagaimana?" terdengar nada pasrah na
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 65

“Feiza?! Kamu dari mana?”Binta baru saja pulang ke Kos Putri Citra dengan diantarkan salah seorang temannya karena sebelumnya ia pergi berdua setelah dijemput oleh temannya itu, ketika sebelum masuk ke dalam gerbang indekos, ia mendapati Feiza di luar sama seperti dirinya.“Kok jalan kaki, Fe?” Binta menambah pertanyaannya sembari melempar tatap heran terhadap Feiza.Gadis itu menarik kembali tangannya yang semula memegang gagang pintu masuk besi gerbang indekos lalu menjatuhkan tangannya itu lunglai di sebelah badan, menanti jawaban Feiza.Feiza yang cukup terkejut melihat presensi Binta segera mengendalikan ekspresi kagetnya dan menjawab, “Eh. Hai, Ta. Aku habis nyari makan,” tuturnya tak berterus terang.“Owalah, iya.” Binta mengangguk. “Tumben kok jalan kaki,” komentarnya.“He he, iya,” balas Feiza. “Lagi pengen jalan sekalian olahraga.”Binta kembali mengangguk. “Eh, terus makanan kamu mana, Fe? Kok nggak bawa?” tanyanya lagi tak berselang lama, setelah memperhatikan kedua tanga
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 66 (a)

Keesokan paginya, Feiza tidak bisa berkata-kata saat mendapati sosok Furqon kembali berdiri di depan gerbang indekosnya ketika ia dan ketiga temannya akan berangkat kuliah. Tidak ada yang bisa perempuan cantik itu lakukan selain memelototkan mata. Kali ini tidak dengan mobil mewahnya, Furqon datang mengendarai motor N-MAXnya dengan tampilan good looking dan tas kuliahnya. Ya, hari ini Feiza dan teman-temannya ada kelas pagi. Sama seperti laki-laki yang menatapnya dalam-dalam kini. Sama seperti Furqon yang hafal jadwal perkuliahan Feiza, belakangan Feiza pun sama. Sungguh, Feiza tidak tahu apa maksud dan niat Furqon datang. Namun, Feiza merasa dirinya benar-benar ingin meledak sekarang. Selain Ella teman sekamarnya dan juga Binta, kedua temannya yang lain yakni Ririn dan Nisa kini pasti akan curiga. Jika bisa Feiza ingin segera menyeret Furqon pergi saat ini juga. “Itu bukannya Pres Furqon? Ngapain dia ke kos kita?” kata Ririn lirih kepada Feiza dan lainnya. “Iya. Ngapain, ya?” ta
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 66 (b)

“Njenengan mau apa, sih?” tanya Feiza lagi dengan nada sebal. Furqon lagi-lagi mengulas senyuman. “Yakin mau bicara di sini?” balas Furqon masih memasang senyumnya sembari menatap sekelilingnya. Feiza segera melakukan hal yang sama yaitu melihat ke sekelilingnya lalu mendengkus dan bergegas menaiki motor suaminya itu. Feiza masih cukup waras untuk membiarkan semakin banyak orang melihat dirinya dan Furqon berdua di depan kawasan indekosnya, terlebih oleh anak-anak indekosnya sendiri yang pagi ini mulai hilir-mudik melakukan aktivitasnya sendiri-sendiri. Belum lagi mahasiswa lainnya yang berangkat kuliah melintas lewat depan jalan indekosnya pun mahasiswa-mahasiswi lain dari indekos di sekitarnya. Furqon semakin memperlebar senyumnya melihat Feiza yang sudah duduk di boncengan motornya. “Pegangan dulu, Fe! Nanti kamu jatuh,” peringatnya. “Kita mau ke mana?” balas Feiza dengan tanya. “Adaa,” jawab Furqon. “Pegangan dulu atau kita tetep di sini.” Feiza kembali mendengkus la
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 67

Tanpa menunggu lama, pesanan Furqon dan Feiza segera tersaji manis di atas meja mereka hanya beberapa menit setelah Furqon datang langsung ke kasir untuk menyebut pesanannya.Dua porsi nasi kuning, dua porsi ayam betutu, dua porsi sate kambing, dua gelas jus jeruk, dua botol air mineral, satu porsi bakso urat jumbo spesial, dan semangkuk es krim tiga rasa dalam ukuran besar juga, yang mana dua menu terakhir itu adalah milik Feiza.Furqon menatap Feiza yang memasang wajah semringah dengan tatapan awasnya sebelum menyantap makanan yang menjadi pesanannya. Laki-laki itu benar-benar khawatir jika istrinya itu tidak akan sanggup menghabiskan makanannya dan makanan itu akan berakhir mubazir dan sia-sia.“Wah, enak banget nih kayaknya,” gumam Feiza sembari menggosok-gosokkan kedua tangannya di depan dada.Furqon hanya diam memperhatikan Feiza dengan sebelah alis terangkatnya.“Ayo, agi dimakan, Fe!” seru Furqon lalu menyuapkan sendok nasi kuningnya lagi ke dalam mulut.“Nggeh, Mas.” Feiza me
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 68 (a)

Feiza meninggalkan kafe dengan wajah berseri, seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru kesukaan yang sudah lama diincar dan diinginkannya. Ia tidak berhenti memasang senyum di bibir ranumnya yang merah muda karena puas membuat Furqon kesal. Baru saat dirinya dan Furqon sampai di tempat parkir untuk mengambil motor suaminya itu, senyum Feiza memudar teringat apa yang telah terjadi hari ini di depan gerbang indekosnya. Tadi pagi, Furqon mendatanginya di depan teman-temannya. Feiza kemudian meninggalkan ketiga temannya itu dengan tanda tanya besar yang pasti hinggap di kepala mereka. Dan Feiza belum memberi penjelasan apa-apa. “Mas,” panggil Feiza menghentikan langkahnya. “Iya, Fe?” sahut Furqon. “Aku ke kampus pesen ojol aja. Njenengan pergi sendiri.” Dahi Furqon langsung berkerut. “Kenapa? Sekalian saja, Fe,” kata Furqon. “Nggak mau.” Kepala Feiza menggeleng. “Nanti banyak yang mikir macam-macam.” “Huff.” Furqon menghela napas pelan. “Nggak akan,
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status