Semua Bab Menikah Tapi Tak Serumah: Bab 101 - Bab 110

120 Bab

Bab 85

Sepanjang hari Feiza berusaha menahan dirinya. Meski diselimuti perasaan kesal dan kalut, perempuan cantik itu tetap bersikap seperti biasa dan tidak membiarkan sedikitpun emosi kesedihan mengambil alih dirinya. Sebab, Feiza adalah seorang ketua organisasi. Lembaga yang dipimpinnya sedang menyelenggarakan acara, maka Feiza harus mengesampingkan perasaan pribadinya agar tidak ada pengurus HMJ PGMI-nya yang terdampak negatif karena urusan pribadi dan masalahnya. Perempuan itu harus profesional. Sampai acara lembaga eksekutifnya itu selesai, disusul evaluasi juga agenda-agenda pascaacara yang lain usai dilakukan, Furqon belum juga membalas pesan Feiza. Bahkan sekadar membacanya. Hal itu membuat Feiza ingin menelepon Furqon secara langsung. Namun, ia menahan diri melakukan itu karena besar kemungkinan apa yang dilakukannya itu akan mengganggu. Ketika nekat mengirimi Furqon pesan Feiza tidak memperhitungkannya, suaminya itu pasti sibuk luar biasa jika dibandingkan dengan dirinya. "Fei
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 86 (a)

Jangan kau garisi jarakmu dengan aku Sebab kita satu Andai kau tahu - F -***"Sekarang apa lagi yang kamu inginkan, Feiza?" tanya Furqon dengan nada lelah.Beberapa waktu lalu Furqon mendatangi indekos Feiza. Setelah istrinya itu keluar, keduanya pergi dari area indekos tersebut menuju perumahan di mana kontrakan Furqon berada.Kini keduanya berada di ruang tengah rumah kontrakan itu yang sudah lama sepi tak ditinggali keduanya.Feiza yang tidak pernah datang ke sana karena keinginannya, dan Furqon yang sejak ketidakhadiran Feiza, pulang hanya untuk mandi atau mengambil barang dan tidak pernah menetap untuk mengistirahatkan diri.Keduanya duduk dengan jarak.Feiza di ujung sebelah kanan sofa panjang ruang keluarga, sedangkan Furqon duduk di ujung sebelah kirinya.Beberapa lama jeda tercipta sejak Furqon mengacungkan tanya.Hening.Tak ada suara.Furqon enggan mengulangi pertanyaannya, sedangkan di sisi lain, Feiza tetap diam tidak juga menjawab apa yang sudah dikatakan Furqon.Beb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Bab 86 (b)

"Ada apa? Kenapa minta maaf tiba-tiba?" bisik Furqon yang kembali melayangkan tanya. Namun, kini bernada lembut dengan suara rendahnya. Diperlakukan seperti itu, tangis Feiza makin pecah dalam seketika. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya. Feiza yang sebelumnya menangis tanpa suara langsung terisak-isak dalam tangisnya. "Aku salah, Mas," kata Feiza. "Aku berdosa banyak ke njenengan," lanjutnya. "Maafin semua kesalahanku, Mas. Maafin aku .... Maafin aku ... hiks hiks hiks hiks," isak Feiza menangis pilu. Tak lama, Furqon mengeratkan pelukannya kepada Feiza, sedangkan Feiza, perempuan itu juga perlahan melingkarkan kedua tangannya ke tubuh tegap Furqon sama eratnya. Beberapa saat berlalu. Isak tangis Feiza mulai mereda. Feiza kemudian yang pertama menguraikan pelukannya. Sembari mendongak memandang wajah Furqon, Feiza meraih tangan kanan Furqon dan menggenggamnya dengan kedua tangan. "Aku minta maaf ya, Mas?" pintanya untuk ke sekian kali penuh permohonan. Saat i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 87

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Feiza terbangun dalam pelukan hangat Furqon saat sayup-sayup telinganya mendengar azan Subuh berkumandang. Jantung perempuan cantik itu langsung berdebar-debar. Sudah lama dirinya dan Furqon tidak begini. Dalam posisi yang sangat intens seperti ini. Selain hangat tubuhnya, Feiza bahkan bisa merasakan napas teratur Furqon di sekujur badannya. Pasalnya, dapat dikatakan bahwa Feiza memang tidur di atas tubuh Furqon karena apa yang terjadi di antara mereka semalam. Keduanya saling berbagi kehangatan lewat dekapan hingga sama-sama terlelap di atas sofa ruang keluarga, tempat yang sama saat Feiza dan Furqon duduk berdua kemudian disusul Feiza yang mengungkapkan permintaan maaf dengan tulusnya. Sofa panjang itu terlalu sempit untuk tidur keduanya. Oleh karenanya, Furqon membiarkan Feiza tidur dengan posisi sebagian badan yang ada di atas tubuhnya masih dalam pelukannya. Menatap Furqon, diam-diam Feiza mengulas senyuman. Perla
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 88 (a)

Tok tok tok! "Feiza." Tok tok tok! "Fe. Masih lama?" Feiza yang masih berada dalam bilik kamar mandi langsung terkejut mendengar ketukan pintu yang disusul suara Furqon itu. Sejak kapan suaminya itu menyusulnya masuk ke dalam kamar? Padahal seingat Feiza, ia belum lama berada di dalam kamar mandi guna membersihkan diri. Mengapa sudah ada Furqon di depan pintu kayunya kini? Tok tok tok! "Feiza?" Furqon kembali mengetuk pintu sembari menyerukan nama Feiza. "Kamu masih di dalam?" tanya Furqon lalu mengetuk pintu seperti sebelumnya. Feiza yang sadar dirinya masuk ke kamar mandi tanpa membawa baju ganti langsung panik seketika. Terlebih, baju yang tadi dipakainya sudah dimasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor yang ada di dalam kamar mandi. Ia tentu tidak bisa memakainya lagi. Jadi, Feiza harus mengenakan apa untuk keluar setelah ini? Selembar handuk putih yang ada di hanger kamar mandi? Gila. Hal itu tentu sama sekali tidak bisa menjadi rekomendasi sebagai sesuatu yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 88 (b)

Cklek. Pintu kamar mandi berayun terbuka. Feiza keluar dari baliknya dengan handuk putih yang menutup tubuhnya sebatas dada hingga paha bagian dalamnya. Furqon yang ada di depan pintu langsung terpaku menatap penampilan Feiza yang seperti itu. Kedua matanya enggan berkedip dengan kerongkongan yang diam-diam menelan cairan saliva. Istrinya ini benar-benar terlihat menggoda. "A-ada apa, Mas?" tanya Feiza memegangi kain handuknya yang ada pada bagian dada. "Gih, katanya mau mandi?" ucap perempuan itu lagi. "Oh. Iya." Furqon yang masih belum berkedip mengangguk tak berselang lama. "Ya sudah. Permisi, Mas. Aku mau lewat," tutur Feiza menundukkan kepalanya agar tidak saling pandang dengan Furqon, meminta suaminya itu menyingkir agar tidak menghalangi jalan Feiza sebab Furqon berdiri tepat di hadapannya. Kembali menelan air ludahnya, Furqon menggeser badannya. Membiarkan Feiza berjalan melewatinya menuju pintu lemari, sedangkan Furqon curi-curi pandang ke arah Feiza beberapa k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 89

Ciuman itu begitu tiba-tiba.Feiza yang membelalakkan kedua matanya karena terkejut hanya bisa diam selama beberapa lama. Membiarkan bibir lembut Furqon menyapa labium miliknya.Saat Furqon menjeda ciumannya guna mengambil pasokan udara, ia memundurkan sedikit kepalanya dan menatap Feiza sekilas dengan mata berkabut.Keduanya saling pandang.Dari kedua pasang mata itu, seolah ada aliran listrik yang sama-sama menyengat.Tak lama, Furqon kembali menebas jarak yang ada di antara mereka, menyentuh tengkuk Feiza, dan kembali mencium bibir istrinya.Selama beberapa saat Feiza hanya diam seperti tadi. Namun, tak lama ia pun membalas ciuman itu.Waktu seolah melambat lantas berhenti berdetak.Feiza tidak tahu kapan dan bagaimana, tiba-tiba ia sudah ada di bawah Furqon di atas tempat tidur mereka. Mukenanya sudah tanggal entah di mana dan rambut panjangnya telah terurai.Begitu pun Furqon. Ia sudah tidak memaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 90

A/n: Sepercik momen Furqon dan Feiza yang banyak gajenya đŸ™đŸ»Happy reading~***"Ayo habiskan makanannya, Fe. Yang lahap makannya," ucap Furqon kepada Feiza yang duduk di sebuah kursi kayu yang ada di depannya."Hem. Iya, Mas," balas Feiza sembari kembali memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya. Mengunyahnya pelan.Melihat bagaimana cara Feiza yang memakan makanannya dengan tampak malas-malasan membuat Furqon mengulas senyuman."Makannya lama banget, Fe. Kenapa? Nggak mau kutinggal berangkat ke kampus, ya?" celetuknya disusul tawa.Feiza langsung memicingkan mata menatap dengan tajam Furqon yang tertawa di depannya."Ndak lah. Kalau njenengan mau berangkat, berangkat aja. Nggak usah nunggu aku selesai makan," sahut Feiza. Tidak terima disebut memperlambat acara makannya demi membuat Furqon tetap berada di sisinya.Furqon menghentikan kekehannya lalu mengulas senyum manis di bibirnya."Hm. Terus kenapa? Masa dari tadi makannya nggak habis-habis?" tanya Furqon. "Punyaku sudah habis se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 91

"Ya udah, gih sana berangkat!" ucap Feiza sembari mengangkat tangan kanannya yang sudah tidak lagi memegang sendok dengan posisi punggung tangan di atas lantas mengibaskannya beberapa kali ke depan menyerupai dorongan. "Ha ha ha." Furqon tertawa melihat gerakan tangan Feiza. "Kamu ngusir aku, Fe?" katanya. "Hm." Feiza mengangguk sambil tersenyum. "Oke kalau begitu," balas Furqon lalu bangun dari tempat duduknya. Feiza kira suaminya itu akan benar-benar berangkat ke kampus seperti yang dikatakannya. Namun, rupanya Furqon bangkit dari tempat duduk untuk berjalan ke sisinya lalu berdiri tepat di samping Feiza. "Ada apa, Mas?" tanya Feiza. Tanpa kata, Furqon merendahkan badannya hingga sejajar dengan Feiza lalu mencium pipi kanannya. Cukup lama. Feiza yang terkejut pun hanya bisa membelalakkan mata. "Ngecas dulu," kata Furqon setelah mencium Feiza. Feiza yang wajahnya merona hanya mengerjapkan matanya. "Ya-ya udah, sana berangkat, Mas!" suruh Feiza kemudian. Furqon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 92

"Gus Furqon! Ada apa? Tumben njenengan nggak bisa dihubungi dari pagi? Apa yang terjadi, Gus? Kenapa baru ngampus siang?"Salim langsung memberondong Furqon dengan pertanyaan begitu laki-laki jangkung putra kiainya itu muncul di hadapannya."Semua baik-baik saja kan, Gus?" lanjut Salim masih melempar tanya.Menatap Salim yang ada di depannya, Furqon merekahkan senyum lebar lantas menepuk-nepuk lengan temannya itu. "Semuanya baik-baik saja, Lim," ujarnya.Salim mengerutkan keningnya. "Betulan, Gus?" tanyanya tak yakin. "Bagaimana dengan Neng Feiza?" lanjutnya tanpa suara setelah menengok kiri dan kanannya."Hn." Furqon mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Salim yang pertama lantas mendekat ke arah Salim dan berbisik pelan, "Biasa. Urusan rumah tangga. Jomlo seperti kamu nggak akan paham."Salim langsung terkekeh lalu tersenyum lebar mendengar itu. "Siap, Gus. Syukur alhamdulillah kalau begitu."Furqon manggut lagi dengan senyum cerahnya kemudian mengedarkan pandang ke sekeliling ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status