Home / Urban / Kebangkitan Menantu Terbuang / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Kebangkitan Menantu Terbuang: Chapter 131 - Chapter 140

150 Chapters

131. Tidak Biasa

Ryan tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya. Dia justru menatap istrinya dengan mata penuh kesedihan. Dia tidak bisa menceritakan secara detail kecurigaannya, karena belum terbukti benar. Tapi, serangan demi serangan yang terjadi hari ini memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi yang memang kompleks. "Kemungkinan besar tidak. Itulah yang membuatku takut. Mereka sudah terlalu dekat, Erika. Aku hanya ingin kamu aman, dan itu sebabnya aku memindahkanmu ke kamar tadi. Aku tidak ingin mengambil risiko," ujar Ryan beralasan.Erika mendekat, menggenggam tangan Ryan dengan lembut. "Lalu, apa yang bisa kita lakukan, mas? Kamu nggak bisa menghadapi ini sendirian, jadi... ceritakan padaku. Mungkin aku bisa menjadi pendengar yang baik, meskipun tidak bisa membantu secara langsung."Ryan mengangguk pelan, merasa beban di hatinya sedikit terangkat karena akhirnya bisa berbicara jujur pada Erika. "Aku sedang menyusun strategi dengan tim. Kami akan mengambil langkah-langkah lebih jauh un
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

132. Praduga

Suasana di warung tenda itu semakin dingin, membuat Julian sedikit resah. Meski dia tampak tenang di luar, pikirannya terus berputar. Pembicaraan dengan Tuan Haris tentang kantor cabang telah berjalan baik, namun masih ada sesuatu yang lebih besar menunggu untuk diselesaikan. Orang yang mereka tunggu belum juga muncul, dan ini menambah ketegangan yang perlahan-lahan membesar dalam dirinya.Tiba-tiba suara deru motor terdengar mendekat. Julian dan Tuan Haris menoleh hampir bersamaan ke arah pintu masuk. Seorang pria turun dari ojek, dengan jaket tebal dan topi yang menutupi sebagian wajahnya. Dia membayar sang pengendara lalu berjalan cepat menuju mereka.Ketika pria itu semakin mendekat, Julian merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Dia mengenali sosok itu meskipun belum jelas siapa dia. Namun, semakin dekat, identitas pria itu tak lagi diragukan.Tuan Lee.Mertua Ryan.Julian menahan napas sejenak, menyembunyikan keterkejutannya. Batin Julian bergejolak—mengapa Tuan Lee ada di si
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

133. Tuan Lee Menghilang

Malam itu, di rumah besar keluarga Lee, Nyonya Lee terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Ada sesuatu yang membuat tidurnya tidak tenang, seolah-olah ada yang hilang. Dia membuka matanya dan melihat sekeliling, menyadari bahwa suaminya, Tuan Lee, tidak ada di sampingnya. Merasa ada yang tidak beres, dia segera bangkit dari tempat tidur dan mulai mencarinya. "Pa... Papa di mana?" Nyonya Lee memanggil-manggil suaminya. Tapi tidak ada sahutan - sunyi senyap. "Kok nggak ada, ya, di mana si papa?" gumam Nyonya Lee heran. Karena tidak menemukan suaminya di dalam kamar, Nyonya Lee memutuskan untuk mencarinya di luar. Pertama-tama, dia pergi ke ruang kerja. Mungkin saja Tuan Lee sedang sibuk dengan pekerjaannya dan lupa waktu. Namun, ketika dia membuka pintu, ruangan itu kosong. Tidak ada tanda-tanda keberadaan suaminya. Meja kerja yang biasanya dipenuhi kertas-kertas tersusun rapi, dan kursi kerja Tuan Lee juga kosong. Perasaan khawatir mulai merayap di benaknya. Nyonya Lee melangkah
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

134. Tanpa Jejak

Segera, Tanu dan Nyonya Lee berjalan menuju pos keamanan yang berada di dekat gerbang rumah. Malam itu terasa semakin sunyi, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar di atas jalan setapak menuju pos. Kekhawatiran semakin besar, dan langkah-langkah mereka semakin cepat seiring pikiran-pikiran yang tak menentu mengenai keberadaan Tuan Lee.Setibanya di pos keamanan, Tanu mengetuk kaca jendela kecil pos tersebut. Seorang petugas keamanan yang sedang berjaga malam itu segera membuka pintu posnya, mengenali Nyonya Lee dan putranya."Selamat malam, Nyonya, Tuan Muda Tanu," sapa petugas tersebut dengan sopan. "Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya kemudian.Tanpa menunggu lebih lama, Tanu langsung menanyakan pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikirannya. "Pak, apakah kamu melihat Papa saya keluar rumah tadi? Dan kalau memang keluar, jam berapa kira-kira keluarnya?"Petugas keamanan tampak bingung sejenak. "Maaf, Tuan Muda Tanu, saya belum melihat Tuan Besar Lee sama sekali malam ini.
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

135. Kabar Tak Terduga

Erika sedang duduk bersandar di kepala ranjang, menatap kosong ke arah suaminya yang sudah terlelap. Dia tidak bisa kembali tidur dengan nyenyak, dan membiarkan suaminya tidur untuk beristirahat dan melepas lelah.Pikiran Erika, melayang pada kejadian-kejadian yang telah menimpanya belakangan ini. Kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya masih meninggalkan trauma, dan kini dia mulai merasa khawatir dengan keadaan suaminya - Ryan, yang tidak memberikan kabar sejak siang tadi. Biasanya, meski sibuk, Ryan selalu sempat menghubungi atau mengirim pesan."Apa yang sebenarnya sedang terjadi, mas? Kenapa aku merasa... jika kamu sedang menyembunyikan sesuatu," gumam Erika dengan kening berkerut.Suara telepon yang berdering memecah kesunyian. Erika segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas dan melihat nama mamanya, Nyonya Lee, tertera di layar. Hatinya sedikit lega, tetapi juga muncul perasaan was-was. Jarang sekali mamanya menelepon di jam seperti ini, kecuali ada hal penting.“M
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

136. Beda Permasalahan

Rumah keluarga Lee.Erika dan Ryan tiba di rumah Nyonya Lee tepat setelah subuh. Langit masih berwarna kelabu, menyisakan keheningan dini hari yang hanya ditemani oleh suara langkah-langkah kecil mereka di halaman rumah. Erika menatap rumah itu dengan perasaan cemas yang terus menghantui, sementara Ryan menggenggam tangannya, berusaha memberikan sedikit ketenangan.Saat mereka masuk ke pekarangan, mata Ryan tertuju pada sosok Tanu yang sedang mondar-mandir di teras depan. Tanu tampak cemas, memegang ponselnya erat-erat di telinga, berbicara dengan seseorang. Wajahnya menunjukkan ketegangan yang jelas, terlihat dari caranya mengusap wajahnya beberapa kali sambil terus berjalan bolak-balik.“Ya, aku sudah hubungi semua rekan Papa, tapi belum ada yang tahu apa-apa. Teruslah cari, aku akan kabari lagi kalau ada perkembangan,” suara Tanu terdengar jelas di tengah pagi yang hening, sebelum dia menutup telepon dengan ekspresi frustrasi.Erika segera menghampiri kakaknya dengan langkah cepat.
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

137. Mencurigakan

Satu jam kemudian.Pagi telah sepenuhnya datang ketika Tuan Lee tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya. Langkah-langkahnya terdengar pelan, seolah takut membangunkan siapapun yang ada di rumahnya ini. Namun, saat dia membuka pintu, matanya melebar melihat seluruh keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu. Ada istrinya, putranya - Tanu, juga putrinya bersama menantunya, Erika dan Ryan. Mereka semua terlihat cemas dan lelah setelah malam panjang yang penuh kekhawatiran, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi padanya.Nyonya Lee yang pertama kali melihatnya. Wajahnya langsung memucat, lalu berubah menjadi lebih baik - campuran lega dan juga marah."Papa!" teriaknya, bergegas menghampiri suaminya.Erika dan Tanu yang duduk di sofa segera berdiri, tatapan mereka penuh keheranan dan ketidakpercayaan. Ryan, yang berdiri di dekat jendela, hanya menatap penuh perhatian, mengamati reaksi papa mertuanya - Tuan Lee.Tuan Lee terdiam sejenak, tatapannya bingung melihat situasi yang tidak biasa.
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

138. Tidak Ada Kesempatan

Setelah sarapan bersama keluarga Lee, Ryan dan Erika memutuskan untuk pulang. Perjalanan pulang diiringi keheningan yang canggung, seolah-olah ada sesuatu yang masih tertinggal di rumah itu—sesuatu yang belum terungkap sepenuhnya.Erika memandangi jendela mobil, pikirannya terperangkap dalam kekhawatiran yang mengganggu. Ia tahu, ada sesuatu yang tidak beres dengan penjelasan papanya tadi pagi. Kepergian tanpa kabar, alasan yang terdengar dibuat-buat, serta ekspresi cemas yang masih tersirat di wajahnya, membuat Erika semakin yakin bahwa papanya sedang menyembunyikan sesuatu.Ryan melirik ke arah istrinya, menyadari betapa cemasnya dia. Mungkin pikiran mereka saat ini sama, mencurigai adanya sesuatu yang disembunyikan."Apa yang kamu pikirkan, sayang?" tanya Ryan dengan suara lembut, mencoba memecah keheningan.Erika menoleh, menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara. "Aku nggak tahu, mas Ryan. Semua ini... aneh. Papa nggak biasanya seperti ini. Dia selalu terbuka sama kita, k
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

139. Harus Dibuktikan

Elsa mendesah panjang, tahu bahwa tidak ada lagi waktu untuk menunggu. Kecurigaannya mengenai Tuan Lee tidak bisa dia simpan sendiri lebih lama, dan situasi di kantor pagi ini memperburuk keresahannya. Fery dan Tomi masih terus mengobrol dengan Dedi, dan Ryan berdiri tepat di samping mejanya, menatap layar komputernya. Elsa tahu bahwa jika dia tidak mengambil tindakan sekarang, kesempatan untuk mengungkap kecurigaannya akan hilang atau bisa jadi dia lupa karena terlalu sibuk.Gadis itu menarik napas dalam-dalam, berusaha menguatkan dirinya. Percakapan kecil yang terjadi di sekelilingnya kini terasa seperti gangguan yang semakin mengaburkan fokusnya. Elsa menoleh ke arah Dedi, yang masih terlibat dalam percakapan dengan Fery dan Tomi. Tak ada cara lain.“Pak Ryan,” sapa Elsa tiba-tiba memecah keheningan, suaranya sedikit gemetar, tetapi tekadnya sudah bulat."Ya, El. Ada yang ingin kamu omongkan?" Ryan tanggap dengan cepat.“Emh, ada sesuatu yang penting yang perlu saya bicarakan. Ini
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

140. Hanya Dimanfaatkan

Malam mulai menjelang ketika Tuan Lee meninggalkan kantornya dengan langkah tergesa, dan ya, sejak perusahaan goyah beberapa waktu lalu, Tuan Lee memang kembali aktif membantu Tanu di kantor.Di bawah bayang-bayang gedung yang semakin gelap, Tuan Lee memasuki mobil hitam yang sudah menunggunya di parkiran basement. Wajahnya tampak tegang, pandangan matanya waspada, seolah takut ada yang mengikutinya.Tak jauh dari sana, Elsa duduk di dalam mobil yang diparkir sembunyi-sembunyi, memperhatikan pergerakan Tuan Lee. Dia sudah mengikutinya sejak siang setelah makan siang, karena setelah beberapa petunjuk dari transaksi mencurigakan yang ditemukannya, Elsa tak bisa lagi menunggu. Tuan Lee, papa mertuanya Ryan, ternyata tidak sebersih yang dia kira.Elsa tahu ini berbahaya, tapi ada dorongan kuat di hatinya untuk mengetahui kebenaran. Sambil memegang erat setir mobil, dia terus memperhatikan Tuan Lee yang sekarang sedang dalam perjalanan menuju sebuah tempat di pinggiran kota. Elsa menghela
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status