Keesokan paginya, suasana apartemen Dedi dipenuhi ketegangan yang tak terlihat namun terasa kuat. Ryan, yang tiba pagi-pagi setelah melewati malam yang sulit, duduk di ruang tamu bersama Dedi, Tomi, dan Fery. Wajahnya masih menunjukkan bekas-bekas serangan semalam, dengan beberapa luka di sudut bibir dan memar di pipi. Meski begitu, sorot matanya tajam, penuh tekad untuk menemukan siapa yang berada di balik semua ini."Pak Ryan, kita perlu tahu detail serangan semalam. Siapa yang nyerang Anda? Atau, apa ada mereka bilang sesuatu?" tanyaDedi mulai bicara, suaranya tenang tapi serius.Ryan menggeleng pelan sambil mengingat-ingat kejadian semalam, sebab dua pria yang menyerangnya juga tidak menyebutkan nama seseorang. Mereka hanya memberikan peringatan supaya dirinya tidak ikut campur urusan orang lain, padahal Ryan tidak tahu urusan siapa yang dimaksud."Mereka nggak bilang apa-apa. Dua orang, besar dan pastinya mereka terlatih. Mereka tahu apa yang mereka lakukan, nggak asal nyerang.
Last Updated : 2024-11-26 Read more