Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Perjanjian Terlarang: Chapter 281 - Chapter 290

428 Chapters

Geram

Ada sesuatu yang ganjil di balik pernyataan ibunya. Moreau tak merasa pernah merefleksikan apa pun kepada wanita itu, tetapi pengetahuan di benak Barbara seperti telah melampaui batas—yang mengambil tindakan diam – diam sekadar memantau pelbagai kemungkinan hal. “Sejak kapan dan bagaimana bisa kau tahu saldo rekeningku?” tanya Moreau untuk memastikan ibunya benar – benar akan memuat pengakuan. Tidak peduli jika pada akhirnya Barbara berdecih sinis sebelum wanita itu memulai. “Sejak kau mulai menjadi pemberontak, dan aku harap kau tak lupa kalau aku tetap ibumu.” Dapat dipastikan tidak ada pembenaran terhadap status di antara mereka. Moreau mengerti jika ibunya berusaha terlihat memiliki kendali. Dia hanya tak suka wanita itu melebihkan – lebihkan sesuatu. Melebih – lebihkan hal di mana Barbara hampir tidak memiliki hak sekadar mengambil pengaturan panjang. “Aku sudah besar, Mom. Semua uang di rekening adalah uangku. Kau tidak memiliki kontribusi apa pun dan bahka
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Makan Malam

Kegiatan makan malam seharusnya tidak secanggung ini andai kejadian seperti tadi sore tidak pernah terjadi. Moreau baru saja duduk persis di hadapan Barbara yang tak kunjung mengatakan apa - apa, meski wanita itu tahu mereka telah menyelesaikan konflik dengan cara—mungkin menggantung, tetapi sungguh tidak ada lagi yang bisa dibicarakan. Dia tak merasa memiliki barang mahal adalah kesalahan. Atau barangkali Barbara menunggu seseorang lainnya. Moreau baru menyadari Abihirt tidak terlihat di mana pun. Biasanya pria itu akan lebih awal berada di meja makan; menemani Barbara. Aneh. Jika harus mengakui sesuatu; dia masih tertarik sekadar mengambil satu bayangan mundur ke belakang—tentang wajah pria itu yang pucat saat membujuk Barbara pergi dari kamarnya. Barangkali memang korelasi antara dua hal tersebut cukup masuk akal. Moreau diam – diam mengembuskan udara dari celah bibir, sedikit tak sengaja mendapati bahwa Caroline telah menyiapkan makan malam khusus—menu sehat untuk pr
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Chicao

Tidak banyak kegiatan usai Barbara meninggalkan rumah. Perlu digaris bawahi jika Moreau tetap mengambil tindakan tak bersikap patuh—sengaja memutuskan untuk menonton hingga cukup larut dengan minat yang begitu minim menaiki undakan tangga, tetapi itu harus. Dia dan ibunya memang tidak memulai banyak percakapan setelah kali terakhir pernyataan Barbara di meja makan. Hubungan rumit mereka tidak dapat dikatakan sepenuhnya salah, meski itulah adanya. Moreau tak bisa mengharapkan sesuatu akan berjalan baik – baik saja, sementara mereka tahu Barbara selalu menginginkan apa yang menurutnya benar—kemudian tak pernah mau mencoba mengambil tempat sekadar berdiri di sudut pandang seseorang; tidak peduli apakah itu salah atau tidak. Akan menjadi keputusan paling buruk kalau - kalau Moreau tidak meluapkan segala bentuk rasa muak di benaknya, karena bagaimanapun mereka tahu apa yang akhirnya membuat Barbara berhenti dari keinginan melihat langsung jam tangan mahal pemberian Abihirt.
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Sampai di Kamar

Masih dengan usapan ringan di bulu lembut Chicao. Moreau sedikit memiringkan wajah saat memikirkan beberapa hal. Dia tak sedang membicarakan sentuhan tangan Abihirt kepada hewan peliharaan pria itu—hanya sesuatu yang paling mendekati—ketika mereka mulai menginginkan satu sama lain; melampiaskan segala hal tertahan, meski merupakan kesalahan besar; seperti tiba – tiba Chicao memutar tubuhnya. Hampir sekadar membuat pola melingkar, mengikuti ekor yang juga mengibas – ngibas. Namun, Moreau tak pernah menduga anjing milik Abihirt akan langsung melarikan diri. “Tunggu, Chicao. Kau mau ke mana?” Satu prospek di mana tujuan Chicao terasa mengerikan. Moreau tak ingin mereka sampai menggapai kamar ibunya, sementara suami wanita itu sedang ada di sana—tidur; istirahat. Abihirt tak akan peduli tentang keinginan Chicao yang masih menjadi misteri. Anjing tersebut sudah begitu dekat, persisi duduk dengan tenang, seolah sedang meminta untuk dibukakan pintu dan menatap diliputi sorot ma
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Berdua

Posisinya berada di garis taruhan. Moreau mengerti bagaimana telah dijadikan bahan pelampiasan. Hanya tidak bisa menahan diri ketika mulai menyukai pria itu. Tolol. Dia tersenyum getir membayangkan telah memborong kebodohan. Abihirt tidak akan berusaha jatuh kepada yang lain, sementara hanya terhadap Barbara pria tersebut begitu cinta. Rasanya, semacam suatu hal; benar – benar mengenaskan. Sambil diam – diam menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. Moreau secara tentatif mengulurkan ujung jemari tangan sekadar menyapu di lengan atas ayah sambungnya. Merasakan setiap sentuhan di sana, mungkin yang paling sering pula Barbara lakukan. Masih belum ada reaksi spesifik di mana tangan pria itu tetap tergoler dengan posisi membentuk sudut siku dan jemari—nyaris terkepal longgar; hampir menyentuh wajah sendiri. Iris biru terang Moreau segera bergerak setingkat lebih tinggi pada satu titik sekadar memperhatikan kelopak mata yang terpejam. Ingin mengagumi sentuhan bulu panj
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Terdesak

“Apa yang kau lakukan di sini, Moreau?” Suara serak dan dalam Abihirt menyerupai parau, seakan pria itu telah benar – benar tenggelam, sehingga butuh waktu beberapa saat mengembalikan suatu memoar yang sempat hilang. Bahkan, dengan sisa – sisa rasa ngantuk masih meliputi, ayah sambungnya beberapa kali mengerjap, mengusap wajah kasar, lalu Moreau akan mendapati pria tersebut tak akan meninggalkan kontak mata di antara mereka. Seharusnya memang tidak baik membiarkan Abihirt menunggu terlalu lama. Dia memastikan tidak lagi mengatupkan bibir erat. Mencoba untuk mengambil udara lebih banyak ketika menemukan jawaban paling tepat. “Ibuku bilang kau kelelahan.” Hanya itu. Jika Abihirt berpikir tidak masuk akal saat mereka harus langsung melakukan percakapan di sini. Biarkan saja. Masih ada alasan lainnya untuk memberitahu pria tersebut. “Ya. Tapi bagaimana kau ada di sini? Di mana ibumu?” Tidak ada penyangkalan, tetapi Moreau seperti tidak siap mengatak
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Menunggunya

“Ibuku membelikan kalung yang bagus.” Dia bicara seraya memuji—ntahlah, sesuatu dapat dikategorikan sebagai reaksi murni. Tidak ada maksud tujuan lain. Tidak ... bahkan saat Abihirt secara naluriah menatap ke arahnya. “Kembalilah ke kamarmu.” Suara serak dan dalam pria itu bicara nyaris menyerupai bisikan samar, seolah sengaja meninggalkan kesan tertentu supaya dia segera mengerti tentang keinginan mengusir yang termuat dalam bentuk paling halus. “Kau tak ingin melihatku ada di sini?” tanya Moreau sekadar memastikan bahwa sesekali sikap konradiktif Abihirt memang selalu tak mudah ditebak. “Kita berdua ke kamarmu.”Bibir Moreau masih terbuka beberapa saat meski Abihirt baru saja membawa Chicao pergi, meninggalkan kamar ibunya dengan bertelanjang dada, seolah itu adalah urusan paling penting sebelum keadaan di sekitar kamar temaram terasa begitu hening. Moreau diam untuk beberapa saat sambil merapatkan bibir secara perlahan. Sedikit memikirkan bebera
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Membicarakannya

“Dia bilang kepadamu begitu?” Namun, Abihirt malah bertanya persis seseorang yang telah kehilangan informasi krusial. “Ya.” Moreau yakin tidak ada yang salah, terlepas apakah Barbara telah mengirim pesan dengan pelbagai alasan atau tidak. Sejak awal Abihirt tidak menyibukkan diri pada seluler genggam dan itu termasuk dalam gambaran yang wajar. Dia terus memperhatikan setiap langkah ayah sambungnya ketika pria itu menderap di atas lantai kamar. Tentu dengan sedikit rasa waspada dan hal – hal yang akan memberi dampak saat Abihirt mulai semakin dekat. Bahkan setelah pintu menutup, semua seperti begitu banyak kejanggalan. Moreau bertanya – tanya mungkinkah Abihirt memutuskan untuk mengurungkan niat pergi dari kamar ini? Karena pria itu tahu Barbara tidak akan kembali sampai besok sore, dan maka seharusnya segala sesuatu dapat dinikmati di sini. Semua yang mereka inginkan. Apa yang kau pikirkan? Moreau nyaris mengutuk diri sendiri dalam hati. Pemikira
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Masih Tentangnya

Tidak ada petunjuk yang begitu dekat, selain sebelah alis Abihirt terangkat tinggi—seperti sedang memikirkan sebuah jawaban singkat, tetapi belum juga tersirat sesuatu yang ingin pria itu katakan. Hanya sentuhan – sentuhan ringan—hampir memberi Moreau efek tertentu saat dia menjatuhkan perhatian pada ujung jemari Abihirt berhenti di lengannya. Mungkin ini yang pria itu butuhkan. Menunggu saat – saat dia tidak memiliki tingkat waspada tinggi, kemudian menggulingkan posisi mereka lagi dengan keadaan mendominasi. Menindih. Terasa benar – benar mengambil kendali. Jarak wajah mereka bahkan terlalu dekat ketika Moreau nyaris tak bisa berhenti mengunci mata kelabu Abihirt. Begitu banyak bentuk antisipasi terperangkap di dalam dirinya. Memang temaram. Namun, semacam suatu sihir gelap, dia seakan tak dapat melakukan apa pun, selain diam. Menunggu ntah untuk sesuatu yang seperti apa dan segera menahan napas ketika; kali pertama yang pria itu lakukan adalah menyingkirkan beberapa helai anak
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Diam-Diam

Tiba – tiba Moreau menjadi gugup membayangkan andai Abihirt akan bersikap setuju. Ini semacam keputusan untuk membuat hubungan mereka dimulai dari awal. Atau bagian paling ironi adalah ayah sambungnya turut mengambil keputusan untuk mengakhiri kesepakatan terlarang, yang selama ini hanya sebagai ajang pembalasan. Dia mungkin berpikir terlalu jauh, tetapi itulah adanya. Insting dan dorongan sekadar mempertahankan sesuatu menjelma sebagai suatu kejutan listrik dengan gambaran tiga dimensi—yang tinggi. “Ibumu tetap tidak akan pernah mengakui hubungannya bersama pria lain, jika kau masih berusaha memperbaiki kesalahannya.” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar persis mendesis, seolah pria itu mati – matian mengumpulkan rasa sabar, yang tidak pernah Moreau sadari apakah itu benar – benar bentuk penanganan diri atau pada akhirnya menyadari sikap putus asa menjadi sesuatu tak terungkap. Dia mengerti beberapa hal tentang Barbara. Tak akan menyangkal apa pun. Namun, tetap dihan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
43
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status