All Chapters of Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya : Chapter 111 - Chapter 120

162 Chapters

111 S2: Cepat-cepat Hamil

Kalila mengerjapkan matanya. “Tidak usah kamu dengarkan mereka, anggap saja angin lalu.” Arka menambahkan. “Ini rumah tangga kita, tidak ada urusannya dengan mereka.” Kalila mengangguk, dia hanya perlu memperkuat mental dan melawan jika Soraya atau Sania melanggar batasan mereka. Waktu terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa Noah sudah genap berusia dua tahun. Setelah enam bulan berlalu dari pesta ulang tahun yang dirayakan dengan sederhana, desakan untuk menambah momongan mulai tidak terhitung jumlahnya. “Kamu sudah tidak meng-ASI-hi Noah kan? Ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan punya anak lagi,” ucap Sania suatu hari. “Nanti kalau aku sudah siap mental, Bu. Lagipula Noah baru dua tahun, masih terlalu kecil.” “Dari dulu itu terus alasan kamu, Lila. Bukan apa-apa, ibu sangat yakin kalau Arka juga menginginkan anak kandungnya sendiri. Masa mau selamanya kalian hanya punya Noah, yang berarti anak tiri Arka.” “Anak sambung, Bu.” Kalila sengaja menekankan.
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

112 S2: Menantu yang Jelas

“Ada lagi yang bisa saya bantu?” “Kalau Stevi datang lagi, bilang saja untuk menemui ibuku di rumah. Aku sibuk dan tidak bisa diganggu.” Haris pun segera undur diri dari ruangan Gio. “Tanteeee!” Soraya terlonjak saat mendekatkan cangkir teh ke bibirnya. “Stevi, hampir saja Tante tersedak!” Soraya mengusap-usap dadanya. “Sini minum teh dulu sama Tante.” Stevi tersenyum, meski terpaksa karena ekspresi wajahnya begitu gundah. “Tante, sampai kapan aku menunggu hati Gio luluh? Harus berapa tahun lagi?” “Nanti kita bahas, minum dulu.” Stevi menurut. “Sekarang cerita, apa maksud kamu tadi?” tanya Soraya setelah Stevi minum teh. “Itu Tante, Gio belum juga luluh hatinya sampai sekarang ... Aku harus apa lagi? Ayah dan ibuku sudah mendesak untuk segera menikah.” “Tante sudah bujuk Dano, tapi selebihnya kamu yang harus berusaha.” “Aku sudah melakukan apa yang tante suruh, tapi memang hati Gio sedingin itu sama aku ...” keluh Stevi murung. “Aku sering mampir
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

113 S2: Tujuan Terselubung

“Iya, aku tahu!” “Aku tetap harus menagih uang itu.” Nia berdecak, sebelum akhirnya ada ide yang tiba-tiba melintas. “Kalau begitu berikan aku pekerjaan tetap!” “Apa?” Haris mengernyit. “Ya, aku butuh pekerjaan. Kalau aku punya gaji tetap, aku bisa mencicil uang itu. Bagaimana?” Haris diam, hal ini tentu saja di luar perkiraannya. “Aku harus bicarakan ini sama Pak Gio lebih dulu.” “Jangan lama-lama, niatku baik. Aku ingin dapat kerja supaya bisa mengembalikan uang Mas Gio,” tegas Nia untuk kesekian kalinya. “Yah, mudah-mudahan saja niat baik kamu itu terkabul.” Haris berdiri dari duduknya dan memutuskan untuk pergi dari hadapan Nia. “Apa kamu bilang? Dia minta dikasih kerjaan?” Gio meradang ketika Haris menyampaikan hasil pertemuannya dengan Nia. “Betul, Pak. Kata Nia, hanya dengan cara itu dia bisa mengembalikan uang Anda dengan cara mencicilnya.” “Terus apa gunanya Joey Pratama?” “Saat saya di sana, saya tidak melihat keberadaan Joey sama sek
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

114 S2: Tidak Bisa Punya Anak Lagi?

Nia mengangguk. Bisa berada satu kantor lagi dengan Gio saja sudah membuatnya sangat bersyukur. “Nanti hitungan gaji kamu akan aku urus, karena Pak Gio menginginkan pemotongan langsung setiap kali kamu gajian.” “Oke, atur saja. Yang penting aku dapat uang dan bisa mencicil uang itu,” angguk Nia pasrah. Setelah Gio ikut membubuhkan tanda tangannya, pertemuan pun selesai. “Mas ...” Nia mencoba menyapa, tapi Haris langsung memberinya tatapan memperingatkan. “Selanjutnya biar saya yang urus, Pak.” Gio mengangguk singkat dan memilih pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “Kamu ini ... baru saja tanda tangan kontrak, sudah mau melanggar salah satu poin?” Wajah Nia langsung pias ketika Haris menegurnya. “Aku hanya mau menyapa Mas Gio ....” “Tidak perlu, kamu baca semua poin tadi tidak sih?” “Baca ....” “Terus kenapa masih mau kamu langgar?” Nia tidak menjawab. Sebetulnya dia tidak terima saat Haris memarahinya seperti ini, tapi apa daya? Kini Nia b
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

115 S2: Menginginkan Keturunan Kandung?

“Amin, ini cek dulu barangnya.” Dengan wajah berseri-seri, Sofi menghitung jumlah pesanannya. Aku harus tampil cantik di depannya Arka, batin Sofi. “Komplit semua ya, Lil?” “Oke, lain kali pakai nama asli kamu biar aku tidak bingung.” “Kenapa harus bingung sih? Kan yang penting aku tidak menipu, maklum dunia sosial media kan jarang pakai nama asli.” “Iya deh, aku percaya.” “Mau sekalian minum? Aku baru saja pesan ....” “Tidak usah, Sof. Aku mau ke toko dulu, terima kasih ya orderannya!” “Sama-sama, Lil!” Ada alasan tersendiri kenapa Kalila tidak ingin berlama-lama di kafe Gio, dia enggan ada yang salah paham mengenai kehadirannya. Terutama calon istri Gio. Setelah dari kafe, Kalila langsung menyeberang untuk melihat suasana toko miliknya. “Bu Lila, hari ini lumayan ramai!” lapor salah satu pegawai. “Alhamdulillah, ini tolong kamu taruh di display khusus ya?” “Wah, paket skincare apa ini, Bu?” “Produk saya dan teman-teman, mungkin saja ada
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

116 S2: Melanggar Poin Perjanjian

“Sudahlah, aku di sini mau makan siang.” “Serius, Haris. Dia siapa?” Haris memilih untuk tidak menjawab, dia enggan memasuki urusan Gio dan para wanita itu. Sepertinya hanya Bu Lila yang paling beres, batin Haris sambil memilih menu untuk dia makan. Meskipun demikian, matanya tetap awas mengamati Gio yang tumben sekali mau duduk bersama wanita. “Ris!” Haris nyaris tersedak karena tiba-tiba Nia muncul dan bergabung dengannya di meja. “Aku yakin kalau kamu pasti tahu siapa wanita di sana itu,” tunjuk Nia dengan nada menggebu. “Kalaupun aku tahu, itu bukan urusan kita.” “Ayolah, Ris ... aku ini mantan istri Mas Gio, setidaknya aku berhak tahu dia sedang dekat dengan perempuan seperti apa.” “Sudah aku bilang kalau itu bukan urusan kamu, Nia.” Haris geleng-geleng kepala melihat betapa keras kepalanya mantan istri Gio. “Bagaimana kalau wanita itu bukan perempuan baik-baik?” Nia terus mengompori. “Kalaupun iya, itu adalah urusan Pak Gio dan keluarganya.”
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

117 S2: Pesan dari Nomor Tak Dikenal

Mendengar pertanyaan Sofi, Rita justru mengerutkan keningnya dengan curiga. “Penjualan masih di grafik yang aman, jadi bekerja saja seperti biasa.” Arka menyimpulkan setelah mengecek pembukuan. “Siap, Pak!” Doni tersenyum cerah saat Arka meninggalkan yang di meja untuk mentraktir para pegawai. “Pak Arka!” “Sofi?” Di depan pintu, Arka dan Sofi nyaris bertabrakan tanpa disengaja. “Maaf, Pak ...” “Saya duluan, ya?” Sofi tergeragap. “Ta—pi Pak, kopinya ...” “Kopi apa? Saya tidak pesan kopi.” “M—maksud saya, ini saya bawakan kopi. Ada buat Doni juga, biar rapatnya lebih enak.” “Sudah selesai kok, tapi Doni masih di dalam.” Sofi tidak kehilangan akal supaya Arka menerima pemberiannya. “Anda bawa pulang saja, Pak. Untuk diminum di perjalanan,” bujuk Sofi. Tanpa disangka, ternyata Arka menerima kopi kaleng itu tanpa pertimbangan. “Terima kasih, ya!” “Sama-sama, Pak.” Berapa leganya Sofi, saat melihat Arka berlalu dengan kopi di genggaman tanga
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

118 S2: Ayah dan Anak Sama Saja

Tak lama, terdengar denting singkat dari ponsel Arka. Kalila melirik sekilas ke arah layar yang menyala. [Saya sudah sediakan kopi khusus untuk Anda kalau mampir ke minimarket, Pak] Kalila mengerutkan keningnya saat tanpa sengaja membaca pesan itu. Nomor pengirimnya ternyata belum disimpan Arka di kontaknya. “Siapa orang ini?” gumam Kalila yang dengan ragu meraih ponsel Arka untuk melihatnya lebih jelas. “Ada uang yang telepon, Lil?” tanya Arka dengan rambut basah. “Tidak ada, hanya ada pesan ...” “Dari siapa?” Kalila mengangkat bahu. “Dia bahas kopi ...” “Kopi apa?” Kalila tidak menjawab, melainkan menyerahkan ponsel itu ke tangan Arka yang menerimanya dengan bingung. “Dia siapa sih, kok nomornya tidak kamu simpan?” tanya Kalila penasaran. “Kalau aku tahu siapa, pasti sudah aku simpan dari kemarin-kemarin.” “Kemarin-kemarin? Jadi sebelumnya dia sudah pernah kirim pesan ke kamu?” “Begitulah, paling orang iseng. Aku tidak meladeni pesannya
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

119 S2: Tidak Suka Anak Kecil

“Ha ha, ail mancul!” Noah tergelak sendiri. “Apa sih ini?” Ternyata tidak hanya sofa, Stevi sendiri ikut terkena cipratan susu kotak itu. “Jadi lengket begini kan?” gerutu Stevi. “Ail mancul! Ail mancul!” Stevi refleks menoleh ke arah Noah sambil menahan emosi. “Itu susunya kamu apain sih?” “Ail mancul, Tante ...” “Kamu tidak lihat susunya tumpah ke mana-mana? Sofa ayah kamu jadi kotor, kena marah kamu nanti!” Tawa Noah langsung berhenti. “Ayah Jio malah sama Owa?” “Lihat dong, rambut dan celana Tante ini ... ikut lengket gara-gara susu kamu buat mainan.” Bagaimana Stevi tidak ketus, inilah salah satu alasan kenapa dia tidak begitu suka dengan anak kecil. “Mana tidak bawa tisu basah ... yang biasa momong kamu di mana sih?” Melihat Stevi yang uring-uringan di depannya, Noah jadi berubah murung. “Ihhh, tidak bisa! Aku harus bilang Gio, ini anaknya nakal amat sih?” Tanpa peringatan apa-apa, Noah tiba-tiba menangis kencang. Suaranya merayap m
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

120 S2: Perempuan yang Mana?

Seandainya perempuan itu tidak menyukai keberadaan Noah. Saat tiba di rumah, Sania terlihat sedang minum teh di teras sembari mengusap-usap perutnya. “Noah langsung mandi saja, Bik.” “Baik, Nyonya.” Sania tersenyum lebar ketika Kalila berada dalam jarak yang cukup dekat. “Lil, coba usap perut saya.” “Kenapa, Bu? Kram?” Meski bingung, Kalila tetap mengusap perut ibu mertua. “Tidak, biar kamu cepat ketularan.” “Oh ...” Kalila mengangguk saja, lalu permisi masuk ke dalam rumah. Dia berusaha berpikir positif dan tidak menjadikan permintaan Sania tadi sebagai bentuk sindiran. Sementara itu di tempat lain, Nia masih belum bisa menemukan celah untuk bisa mendekati Gio kembali. Terlebih, dia masih penasaran dengan keberadaan wanita yang pernah berinteraksi dengan mantan suaminya. Persetan sama perjanjian itu, pikir Nia. Aku harus bisa dapatkan Mas Gio lagi. Dia tahu seberapa besar cinta Gio kepadanya dulu, mustahil rasa itu musnah begitu saja tanpa sisa.
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status