“Bukan itu maksudku!” “Terus?” “Maksudnya aku senang lihat kamu khawatir kehilangan aku, tidak salah kan?” “Terserah kamu sajalah, aku pusing.” Arka kembali terkekeh sambil menciumi tengkuk Kalila berkali-kali, pria itu memang kerap kali bersikap mesra. Meski sampai kini belum ada tanda-tanda kehidupan di rahim Kalila, tapi perlakuannya tidak pernah berbeda. “Stop, Arka. Masih ada hal yang harus aku kerjakan ...” “Ayolah, Lil. Ini akhir pekan, kenapa tidak santai-santai saja dulu?” “Aku ada target pribadi.” “Ya sudah, aku akan temani kamu.” “Tidak usah, kamu hanya akan ganggu aku.” “Kok tahu?” Kalila manyun ke arah Arka, lalu menyalakan laptop untuk mencicil pekerjaan. Dia berusaha untuk menepis pikiran negatif tentang pegawai Arka yang rajin memberi kopi kaleng itu. Semoga saja tidak ada guna-guna, batin Kalila resah. Jujur, dia tidak ingin pernikahannya dengan Arka gagal seperti pernikahan sebelumnya. Hari itu Kalila lumayan sibuk, outlet kebanj
Dernière mise à jour : 2024-10-18 Read More