Tous les chapitres de : Chapitre 121 - Chapitre 130

162

121 S2: Bikin Lawan Jenis Salah Paham

“Patut waspada kalau pegawai perempuan, takutnya dia terbawa perasaan.” Kalila menatap Arka dengan serius. “Masa sih? Dia kasih kopi, masa aku tolak?” “Entahlah, aku hanya minta kamu waspada sama lawan jenis.” “Kamu tenang saja, tidak ada lawan jenis yang akrab sama aku selain Dea dan Zia.” Arka berkilah. “Ditambah pegawai yang akhir-akhir ini kasih kamu kopi kaleng kan?” Arka hanya meringis mendengar ucapan Kalila. “Kalian sudah lama berteman sama Arka?” tanya Kalila penasaran ketika mendapatkan kesempatan untuk ngobrol bertiga dengan rekan kerjanya. “Kami teman satu kampus dulunya, kenapa?” tanya Zia. “Teman-teman Arka lebih banyak yang mana, perempuan atau laki-laki?” Sejenak Zia dan Dea saling berpandangan. “Kalau Arka sih temannya banyak, Lil. Dia cukup populer di kampus, mau laki-laki atau perempuan, hampir semua nyaman berteman sama dia.” “Iya, tidak heran sih soalnya Arka itu supel sama siapa pun.” Kalila mengakui itu. “Kenapa memangnya
last updateDernière mise à jour : 2024-10-16
Read More

122 S2: Kopi yang Seharusnya Diminum Arka

“Bukan itu maksudku!” “Terus?” “Maksudnya aku senang lihat kamu khawatir kehilangan aku, tidak salah kan?” “Terserah kamu sajalah, aku pusing.” Arka kembali terkekeh sambil menciumi tengkuk Kalila berkali-kali, pria itu memang kerap kali bersikap mesra. Meski sampai kini belum ada tanda-tanda kehidupan di rahim Kalila, tapi perlakuannya tidak pernah berbeda. “Stop, Arka. Masih ada hal yang harus aku kerjakan ...” “Ayolah, Lil. Ini akhir pekan, kenapa tidak santai-santai saja dulu?” “Aku ada target pribadi.” “Ya sudah, aku akan temani kamu.” “Tidak usah, kamu hanya akan ganggu aku.” “Kok tahu?” Kalila manyun ke arah Arka, lalu menyalakan laptop untuk mencicil pekerjaan. Dia berusaha untuk menepis pikiran negatif tentang pegawai Arka yang rajin memberi kopi kaleng itu. Semoga saja tidak ada guna-guna, batin Kalila resah. Jujur, dia tidak ingin pernikahannya dengan Arka gagal seperti pernikahan sebelumnya. Hari itu Kalila lumayan sibuk, outlet kebanj
last updateDernière mise à jour : 2024-10-18
Read More

123 S2: Bukan Tatapan Kagum Biasa

Kalila menoleh saat Sofi mendekat ke mobil Arka. “Tidak, saya tidak cari kamu.” “Tadi Doni bilang ...” “Oh, saya hanya memastikan saja siapa nama kamu. Saya belum hapal semua pegawai di sini soalnya,” jawab Arka tanpa beban. “Memangnya ada perlu apa kamu sama Pak Arka?” tanya Kalila dengan bahasa sopan kepada Sofi. “Ah, itu ... Mungkin Pak Arka sendiri yang ada perlu sama aku, Lil. Kamu tidak harus tahu karena aku sendiri juga belum tahu ...” Kalila menyipitkan mata mendengar ucapan Sofi. “Tentu saja aku berhak tahu, Sof.” Mendadak suasana terasa tidak nyaman, Sofi melirik ke arah Arka yang balas meliriknya bingung. “Mungkin kamu belum tahu kalau Lila ini istri saya ...” “Apa? Lila ini istri Anda, Pak?” Betapa ingin pingsannya Sofi saat tahu kenyataan itu, pria pujaan hati yang selama ini dia inginkan ternyata sudah memiliki pendamping hidup. “Iya, sekarang kamu sudah tahu kan? Lanjut kerja lagi ya?” pungkas Arka sambil tersenyum seperti biasa. “Ayo,
last updateDernière mise à jour : 2024-10-19
Read More

124 S2: Mau Jadi Pihak Kedua

“Lil, bisa kita bertemu di kafe biasa?” “Ada perlu apa, Sof?” “Aku ... sekalian beli krim malam kalau ready stok.” “Oke, aku ke sana sekarang.” Kalila duduk di dalam taksi yang melaju ditemani Zia, hatinya sibuk bertanya-tanya meski Sofi mengaku ingin membeli krim malam. “Kok jadi kelihatan tidak semangat?” komentar Zia saat mereka berdua turun dari taksi dan masuk ke kafe. “Bukankah ada konsumen?” “Kita lihat saja dulu.” “Oke deh.” Sofi tiba di kafe selang sepuluh menit kemudian. “Ini barang yang kamu pesan,” ucap Kalila yang tidak ingin bertele-tele. “Uangnya pas,” sahut Sofi. Kecanggungan di antara mereka terlihat begitu jelas di hadapan Zia. “Maaf ya, Sof. Aku buru-buru ...” “Tunggu sebentar, ada yang mau aku bicarakan sama kamu.” “Soal apa?” Sofi tidak langsung menjawab, melainkan melirik Zia dengan canggung. Mendapatkan tatapan seperti itu, Zia bisa membaca situasi dan duduk di meja lain untuk sementara. “Jadi ada apa, Sof?” tany
last updateDernière mise à jour : 2024-10-20
Read More

125 S2: Menginginkan Aku Berbagi

“Masih punya muka juga dia,” komentar Gio. Stevi ternyata gerak cepat setelah mendapatkan wejangan dari Soraya, sehingga dia menebalkan muka untuk datang ke kantor Gio lagi. “Jadi bagaimana, Pak?” “Biarkan dia menunggu kalau mau.” Haris mengangguk dan segera pergi dari hadapan Gio. “Hai, aku bawakan ini untuk Noah!” ucap Stevi ramah ketika Gio muncul untuk menemuinya. “Sekalian aku mau minta maaf, mungkin aku terlalu menjiwai ingin segera jadi ibu sambung Noah ...” “Noah tidak di sini,” sahut Gio pendek. “Jadi?” “Dia tinggal bersama ibu kandungnya.” Stevi terdiam sejenak. “Oh, aku kira hak asuh Noah jatuh ke tangan kamu ... Kenapa tidak kamu rebut saja?” Gio menggeleng. “Aku dan mantan istriku pisah baik-baik, aku tidak ingin memantik keributan apa pun. Toh aku bisa bebas bertemu Noah kapan pun aku mau.” Stevi mau tak mau mengangguk dengan terpaksa. “Jadi kalau aku mau bertemu Noah, aku harus minta izin sama mantan istri kamu?” “Ya begitulah.”
last updateDernière mise à jour : 2024-10-21
Read More

126 S2: Kenapa Harus Arka?

“Perempuan ini ...” Jemari Kalila mengepal setelah membaca pesan itu, tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk membuat Sofi mengerti bahwa ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa dibiarkan tumbuh begitu saja. Saking kesalnya, Kalila tidak membalas pesan Sofi. Seharusnya perempuan itu tahu diri dari cara Kalila mengabaikannya. Namun, ternyata Sofi tidak semudah itu menyerah. Hampir setiap hari dia mengirimi Kalila pesan meski tidak pernah dibalas. Hal itu membuat suasana hati Kalila memburuk. “Apa sih maunya dia?” Kalila nyaris membanting ponselnya di atas meja. “Kenapa, Lil?” “Itu, penggemar berat kamu.” “Penggemar berat aku? Siapa?” “Siapa lagi kalau bukan Sofi.” Arka mengerutkan keningnya, lalu melirik ponsel Kalila. “Dia meneror kamu?’ “Begitulah, dia memaksakan diri ingin menjadi bagian penting dalam hidup kamu. Bisa kamu bayangkan itu?” Arka geleng-geleng kepala. “Keterlaluan!” Tanpa meminta izin Kalila, Arka menjangkau ponsel itu dan meme
last updateDernière mise à jour : 2024-10-22
Read More

127 S2: Sofi Sangat Meresahkan

Baiklah jika kamu nekat, sambungnya dalam hati. “Arka, bagaimana ini?” Kalila tidak bisa menahan diri lagi begitu dia berjumpa dengan Arka di rumah. “Ada masalah apa, Lil?” “Biasa, penggemar berat kamu.” Kalila menunjukkan pesan-pesan yang Sofi kirim ke ponselnya. “Bukankah kamu sudah memblokir nomor Sofi?” tanya Arka heran. “Aku belum sempat, tadinya aku kira dia akan mundur dengan sendirinya kalau aku mengabaikan semua pesan itu. Tapi lihat sendiri, dia merasa bahwa apa yang dia lakukan ini benar,” keluh Kalila tidak habis pikir. “Kita harus bagaimana?” “Ini tidak bisa dibiarkan, Lil. Terpaksa aku bicara dengan ayah untuk pecat dia ...” “Kamu yakin?” “Mau bagaimana lagi? Sofi itu sudah benar-benar kelewatan.” Kalila menarik napas, dia setuju-setuju saja asalkan Sofi tidak lagi mengganggu mereka. “Memecat salah satu pegawai?” Sandy mengerutkan keningnya saat Arka melaporkan telah terjadi masalah besar. “Apa alasannya?” Arka lantas menceritakan denga
last updateDernière mise à jour : 2024-10-23
Read More

128 S2: Belum Tentu Ada Pernikahan

“Oke,” pungkas Kalila, setelah itu dia menurunkan ponselnya. Berharap urusan Sofi sudah benar-benar berakhir. Di saat yang sama, Stevi masih berjuang untuk membuat hati Gio luluh. Berbagai cara dia lakukan, termasuk menunjukkan kepeduliannya terhadap Noah. “Selama Noah ikut ibunya, kamu selalu memantau perkembangannya kan? Maksud aku imunisasinya, makanan sehari-hari ...” “Tentu saja, aku percaya mantan istriku tidak akan lalai.” “Tapi dia kan bekerja, apa kamu yakin dia bisa mengurus Noah dengan baik?” Gio mengangguk datar. “Aku sangat kenal istriku, dia selalu membawa Noah ke mana-mana.” “Ah, baiklah ...” Stevi tidak lagi memiliki celah untuk mengulik kekurangan Kalila. “Kalau begitu ... kapan-kapan kita berkunjung ke rumah Noah, yuk?” Gio tidak paham apa yang dikatakan Stevi, tapi menurutnya itu adalah ide yang tidak buruk. Dia pikir jika Stevi memang sungguh-sungguh berniat untuk mendekatkan diri kepada orang-orang yang memiliki hubungan dengannya. “Halo?
last updateDernière mise à jour : 2024-10-25
Read More

129 S2: Ketiadaan Arka di Sisinya

“Ayah pulang dulu ya?” pamit Gio tanpa memedulikan Stevi. “Ayah akan cari uang banyak untuk Noah ...” “Janji ya, Yah?” “Iya, janji.” Sepeninggal Gio dan Stevi, Kalila menatap Arka. “Entah kenapa aku merasa tidak yakin sama dia.” “Kamu cemburu, ya?” “Tidak, siapa bilang?” Arka tersenyum lebar. Sementara itu Sania begitu penasaran dengan sosok Sofi yang mengaku memiliki perasaan terhadap anak sambungnya, Arka. Aku kok merasa pernah lihat dia ya, pikir Sania sambil mengingat-ingat dengan keras. Karena itu dia memiliki ide untuk mencari tahu siapa Sofi yang sebenarnya. “Mas, apa kamu ... tidak ingin segera gendong cucu?” tanya Sania hati-hati jelang tidur malam. “Untuk apa buru-buru? Arka dan Lila masih muda, biarkan mereka pacaran dulu. Bukankah sebentar lagi aku juga akan mendapatkan seorang bayi lucu dari kamu?” Sania tersenyum tersipu. “Aku hanya merasa tidak enak sama Lila.” “Kenapa begitu?” “Usiaku lebih tua darinya, tapi malah aku yang le
last updateDernière mise à jour : 2024-10-26
Read More

130 S2: Haruskah Dia Menyerah?

“Setidaknya hargai aku meskipun sedikit saja ...” “Menghargai kamu tidak harus dengan kita menikah, kan?” potong Gio. “Kamu tahu betul kalau itulah tujuan Tante Soraya mendekatkan kita!” “Kalau begitu kamu harus siap-siap kecewa, ibuku bukanlah penentu kehidupanku.” Stevi mati kutu, dia benar-benar frustrasi menghadapi pria seperti Gio. “Susah payah aku berusaha mengambil hati Noah, demi siapa?” “Aku tidak pernah suruh kamu, bukankah sejak awal aku sudah kasih tahu kamu?” “Apa tidak ada kesempatan sedikit saja untuk aku menjadi pendamping hidup kamu, Gio?” “Aku sudah berulang kali bilang sama ibuku juga, aku belum ingin menikah lagi. Kalau aku tolak kamu mentah-mentah di awal, nanti kamu anggap aku tidak punya hati. Tapi saat aku membuka diri, kamu anggap itu sebagai harapan ...” Gio menarik napas. “Kalau kamu peka, seharusnya kamu tahu kalau aku tidak pernah memberikan harapan sedikitpun sama kamu.” Stevi menggeleng lemah, haruskah dia menyerah sekarang?
last updateDernière mise à jour : 2024-10-27
Read More
Dernier
1
...
1112131415
...
17
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status