All Chapters of Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya : Chapter 141 - Chapter 150

162 Chapters

141 S2: Arka Tidak Boleh Tahu

Lila, sebenarnya apa yang terjadi sama kamu?“Noah, kapan-kapan kamu ikut Ayah Gio lagi ya? Ibu ada kerjaan sebentar ...”“Ibu keja telus!” Noah membuang muka, dengan kedua tangan terlipat di dada. Ciri khasnya ketika dia tengah merajuk.“Ibu kan harus cari uang untuk jajan kita, beberapa tahun lagi Noah juga masuk sekolah kan ... Jadi harus ada uang buat bayar, tidak apa-apa ya?”Kalila membelai rambut putranya dengan perasaan campur aduk.“Nanti kalau kerjaan ibu sudah selesai, kita belanja mainan kesukaan Noah, oke?”“Owa sudah beli sama Ayah Jio kemalin!”“Kalau begitu kita beli jajan, ibu mau burger yang besar.”Setelah dibujuk dengan perlahan-lahan, Noah tidak lagi merajuk.“Bik, sekarang tiap kita berangkat kerja, kita harus bawa barang-barang Noah sedikit demi sedikit ...”“Kenapa begitu, Nyonya? Noah kan tidak ada rencana menginap.”Kalila tidak bisa menutupinya dari Bik Nuri, sehingga dia terpaksa menceritakan rencana untuk keluar dari rumah mertua.“Pak Arka bag
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

142 S2: Butuh Seorang Bayi

“LILA!” Karena menurutnya Arka tidak bisa diajak bicara baik-baik, Kalila terpaksa memilih jalan ini. “Lil, jangan seperti ini! Aku mohon!” Kalila tidak memedulikan teriakan Arka dari dalam kamar mandi. Baginya, tidak ada toleransi untuk sebuah pengkhianatan. Dia sudah tahu jika Arka diam-diam menikah lagi, entah atas dasar paksaan atau kerelaan hati .... Kalila tidak peduli, dia cepat-cepat menyeret kopernya menuruni tangga. “Lil, kamu mau ke mana?” Sania berseru dari pembatas tangga. “Mau pindah ke rumah tangga yang tidak ada pengkhianatan di dalamnya!” sahut Kalila sambil menoleh sekilas. “Kamu sudah izin Arka?” “Tidak perlu, dia juga tidak meminta izinku saat menikah lagi!” Sania terdiam dengan wajah pucat, tapi Kalila tidak peduli. Dia harus pergi sejauh mungkin dari rumah mertuanya, baru setelah itu dia akan menghubungi Bik Nuri yang sedang ada keperluan di luar. “Aku harus cepat cari taksi, semoga saja Bik Nuri masih di jalan ...” gumam Kalila sembari berja
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

143 S2: Merasakan Kegalauan Arka

Menyadari sikap Zia yang begitu ketus terhadapnya, Arka jadi curiga jika Kalila sudah menceritakan permasalahan mereka. “Aku yakin kamu pasti tahu.” “Tahu apa?” “Masalahku dengan Lila,” pungkas Arka. Zia menarik napas. “Itu bukan urusan aku, selama Lila bisa bekerja dengan profesional. Tapi ... andai benar kalau dia bermasalah sama kamu, tentu aku lebih memihak kepadanya ...” “Begitulah, dasar perempuan.” Arka menghela napas, lalu memilih pergi dari outlet. Kesal sekali hati Arka jika memikirkannya. Susah payah dia dapatkan Kalila, tapi karena kebimbangannya sendiri, kini istrinya itu memutuskan pergi meninggalkan rumah. Arka bisa saja mendatangi rumah kedua mertuanya untuk mencari keberadaan Kalila, tapi dia terlalu pengecut membayangkan reaksi mereka jika tahu putrinya telah diduakan. “Bodoh, harusnya aku tidak terbujuk usul ibu tiri ... Sekarang Lila sudah telanjur marah dan pergi ...” Beberapa kali Arka memukul setir karena frustrasi. Gio mendongak saat Arka muncu
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

144 S2: Hargai Aku Sedikit Saja

Bersamaan dengan itu, mobil Arka tinggal beberapa kilo lagi jaraknya dari kantor Gio .... “Kita jalan-jalan ke mana, Yah?” “Noah mau kita ke mana?” Gio bertanya dari balik kemudi. “Mau mainan!” sahut Noah sementara Kalila tidak ingin berkomentar apa-apa. Sejujurnya dia tidak nyaman dengan perjalanan ini, tapi kelihatannya Gio mengabulkan semata-mata demi anak mereka yang sejak dalam kandungan tidak merasakan kehadiran orang tua yang lengkap. Setibanya di mal, Gio mengajak Noah mencoba aneka macam permainan sementara Kalila menunggu di kedai es krim yang tidak jauh dari arena permainan. Sesekali dia memotret kebersamaan mereka berdua, dengan maksud ingin menunjukkannya kepada Noah jika sewaktu-waktu merindukan sosok ayahnya. “Jadi ini tujuan kamu berpisah dariku?” Suara seorang pria sukses mengalihkan perhatian Kalila, dia menoleh dan melihat Arka yang berdiri tidak jauh darinya. “Jangan bilang kalau kamu sengaja mengikuti aku?” Kalila tersenyum tipis. Arka tidak menja
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

145 S2: Bayanganku Terlalu Kuat

Tetap saja Gio kepikiran karena ada Noah yang harus dipertimbangkan masa depannya. “Jadi, penyelidikan ini akan diteruskan, Pak?” tanya Haris memecah lamunan Gio. “Hanya kalau Lila ada kegiatan di luar pekerjaan. Jangan sampai dia melakukan hal-hal negatif yang berimbas pada masa depan Noah.” Haris mengangguk maklum, meskipun dalam hati merasa jika tindakan Gio mulai di luar batas tanggung jawabnya sebagai mantan suami. Beda nasib dengan Kalila, Nia yang telah berhasil menyingkirkan Stevi dengan gemilang, kini sibuk mencari cara supaya bisa kembali dekat dengan Gio. Dulu Gio sangat mencintainya, karena itu Nia begitu yakin jika mantan suami lama-lama akan luluh asalkan dia berjuang dengan penuh kesabaran. “Sherin butuh uang sekolah, sudah ada belum?” tanya ibu Nia begitu putrinya pulang kerja. “Butuh berapa sih, Bu? Perasaan uang terus, uang lagi!” “Kamu pikir kebutuhan anak sekolah itu sedikit!” Nia garuk-garuk kepala. Dulu semasa masih menjadi istri Gio, tidak ada s
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

146 S2: Menantu yang Tidak Ribet

“Apa mungkin Lila diam-diam masih menjalin hubungan dengan Mas Arka?” Sania mengembuskan napas panjang, di masa-masa kehamilan ini dia ingin sekali menjalaninya dengan hati tenang. Namun, keluhan Sofi yang terus menerus berdengung seakan tidak ingin membiarkannya tenang walau sedikit saja. “Ya itu tugas kamu untuk menyelidiki suami kamu, Sofi. Tante sudah banyak bantu kamu selama ini kan?” Sofi termenung. “Kamu sangat diuntungkan karena Lila lebih memilih pisah daripada harus berbagi suami sama kamu, menjadikan kamu sebagai istri satu-satunya di rumah ini.” Sania mengingatkan. “Bersyukurlah sedikit, jangan apa-apa ngeluh ... bosan Tante dengarnya.” Mau diakui atau tidak, Sania baru menyadari jika Kalila ada menantu yang tidak ribet seperti Sofi. Dia mampu berpenghasilan sendiri karena memiliki bisnis, dan juga mampu membuat Arka tergila-gila selama masih menjadi suaminya. Astaga, ternyata Sofi hanya menang di tes kesuburan saja .... “Kamu sebaiknya cepat-cepat punya ana
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

147 S2: Janda Incaran

“Memang dia siapa sih?” tanya Gio penasaran. “Itu, incarannya Arvin.” “Maksudku siapa namanya?” ulang Gio karena rasa penasarannya telanjur tinggi. “Entahlah, aku tidak hapal.” Yogi menggeleng. Arvin lantas menunjukkan foto di layar ponselnya. “Mereka semua janda incaran kamu?” tanya Gio tak percaya, sementara Yogi terbahak keras. “Yang benar saja, dia ada di antara mereka.” “Tapi yang mana sih orangnya?” Gio menatap para wanita yang ada di layar ponsel Arvin, tapi belum ada satupun wajah yang familiar dengannya. Syukurlah tidak ada yang aku kenal, kata Gio dalam hati. “Yang ini,” tunjuk Arvin menggunakan ujung jemarinya. Gio lantas menatap ke wajah yang ditunjuk Arvin, dia menyipitkan mata dan merasa mengenal wajah itu. “Tidak salah, Vin?” tanya Yogi heran. “Apanya yang salah?” “Kamu yakin dia janda?” “Ya iyalah, buktinya dia ikut komunitas mereka. Apa lagi statusnya kalau bukan janda? Yang penting bukan istri orang ...” Alih-alih ikut berkomentar, Gio
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

148 S2: Dua Pengalaman Pahit

“Itu Ayah Aka!” tunjuk Noah saat taksi yang mereka tumpangi melintas di depan toko Kalila. “Mungkin Om Arka mau belanja,” sahut Kalila, kembali membiasakan Noah supaya mengubah panggilannya terhadap Arka. “Ibu gak ikut?” “Ibu mau temani Noah saja.” Noah tidak bertanya apa-apa lagi, matanya sibuk mengawasi jalanan yang dilalui taksi. Kalila sendiri tidak mau memikirkan keberadaan Arka di toko miliknya, biarlah itu menjadi urusan Sofi saja. Setibanya di rumah, Bik Nuri segera mengambil alih Noah sedangkan Kalila memilih untuk langsung istirahat di kamar pribadinya. Dia memeriksa ponsel dan menemukan banyak pesan dan panggilan tak terjawab yang masuk. “Ini siapa lagi yang sudah menyebar nomorku?” keluh Kalila sambil menggulir layar ponselnya. “Pasti Bu Dinar ...” Kalila meletakkan ponselnya dan memejamkan mata, dia teringat kembali dengan kata-kata orang tuanya tadi. “Tidak dulu deh, pernikahan mungkin bukan jalan bahagiaku.” Kalila bergumam sendiri, masih lekat dalam in
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

149 S2: Kasih Aku Kesempatan

Kalila menatap tajam Sofi. “Tapi itu semua salah kamu, kamu yang tidak betul-betul melupakan suami aku!” balas Sofi, berharap dengan keyakinannya dia bisa balik menyudutkan Kalila. “Aku, kamu bilang? Pikiran kamu di mana, Sof?” Kalila menatap tajam istri baru Arka. “Kamu tahu kalau aku sudah resmi pisah dari Arka, dan aku tidak pernah lagi menemuinya. Kecuali ...” Dia sengaja menghentikan ucapannya. “Nah kan, kamu mengakuinya sendiri!” Sofi berdecak menang. “Kecuali suami kamu yang diam-diam menemukan keberadaanku,” pungkas Kalila dengan wajah datar, dia tidak bisa membiarkan Sofi memang dengan opininya sendiri. Sementara fakta yang sebenarnya terjadi adalah Kalila tidak pernah sedikit pun menggoda Arka. “Omong kosong!” “Terserah kamu mau percaya atau tidak, silakan tanya sendiri sama suami kamu. Itupun kalau dia mau jujur,” pungkas Kalila. “Tunggu di sini sebentar.” Sofi mengerutkan kening saat Kalila berlalu pergi meninggalkannya. “Nih, bawa pulang dan kasihka
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

150 S2: Pacar Baru Kamu?

Kalila sedang bersiap masuk ke dalam taksi yang berhenti tepat di depannya, ketika sebuah tangan terulur untuk menghalanginya. “Lila, biar saya saja yang antar!” Kalila menoleh dan melihat sesosok pria berkemeja biru tepat di sampingnya. “Pak ... Arvin?” ucapnya ragu, khawatir salah orang. “Senang sekali rasanya karena kamu mengingat saya.” “Bukan begitu, tapi ...” “Taksinya tidak jadi ya, Pak? Ini uang untuk ganti rugi,” kata Arvin yang mengalihkan tatapannya kepada sopir taksi. “Terima kasih, Pak!” Kalila tidak sempat menahan kepergian sopir taksi itu, karena Arvin begitu cepat menawarkan mobilnya. “Kamu mau ke mana, biar saya yang antar.” “Tidak usah, Pak. Saya naik taksi saja ...” “Taksinya sudah pergi, saya juga yakin kalau kamu buru-buru mau ke tempat tujuan kan?” Untuk sejenak, Kalila merasa bimbang. Dia memang sedang dikejar waktu karena harus pergi ke outlet setelah selesai mengecek pembukuan di toko. “Saya ... saya tidak ingin merepotkan,” tolak Kali
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more
PREV
1
...
121314151617
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status