Home / Romansa / Jodohku Ternyata Mantan Suamiku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Jodohku Ternyata Mantan Suamiku: Chapter 81 - Chapter 90

105 Chapters

Bab 81: Kondisi Nora

Di sudut kamar rumah sakit yang diselimuti cahaya redup, waktu terasa membeku. Udara pagi yang seharusnya segar terasa tenggelam dalam aroma tajam obat-obatan dan desingan alat-alat medis.Sekitar empat belas jam telah berlalu sejak Nora kehilangan kesadaran. Kini, perlahan, matanya terbuka, menembus kabut kebingungan dan kesedihan yang menguasai pikirannya.Monitor detak jantung yang berirama monoton menjadi saksi bisu kebangkitannya dari kegelapan sementara itu."Eugh..." Nora mengerang pelan, suaranya serak dan rapuh, seperti aliran sungai yang terhenti oleh bebatuan.Pandangannya beralih ke samping, menemukan sosok Steve yang gelisah, berjalan mondar-mandir dengan tangan kanannya memangku dagunya, wajahnya penuh kecemasan dan rasa bersalah yang mendalam."Steve ...," panggil Nora dengan suara lirih, nyaris seperti bisikan angin."Nora. Sayang! Kamu sudah bangun?" Respon Steve secepat kilat, seolah-olah ia telah menunggu seumur hidup untuk momen ini.Ia segera duduk di samping temp
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 82: Harapan Besar Nora

Saat senja perlahan merangkak di balik jendela rumah sakit, bayangan kelabu menggantung di langit, menciptakan suasana hening yang penuh rasa prihatin.Brandon melangkah dengan cepat menuju ruangan tempat Nora terbaring, setelah mendapat kabar dari Steve bahwa Nora telah siuman.Langkahnya terdengar bergema di koridor, seolah mencerminkan kekhawatiran yang menggelayut di hatinya.“Nora. Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?” tanya Brandon dengan suara penuh perhatian, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tulus.Nora mengulas senyum lemah namun hangat, mengangguk pelan. “Aku baik-baik saja, Brandon. Terima kasih telah mengkhawatirkanku.”Brandon menghela napas lega, seakan beban berat terangkat dari pundaknya. “Di mana Tuan Steve? Bukankah dia yang memintaku segera datang kemari? Padahal aku sedang menyuapi anakku.”Nora terkekeh mendengar keluhan Brandon yang tersirat penuh kasih sayang. “Oh, astaga! Maafkan suamiku karena telah membuat waktumu terganggu.”Brandon menggeleng
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 83: Bersiaplah

Sekitar senja merayap, bayang-bayang angin sore yang menggigil mengusik hati setiap jiwa yang menyentuhnya. Steve berdiri tegar di koridor rumah sakit, menunggu dengan gelisah.Pintu ruang rawat Nora terbuka, menyembunyikan kepedihan dan harapan yang membuncah dalam dirinya.Langkah kaki ibunya, Luna, terdengar mendekat. Sosok wanita itu akhirnya muncul dengan raut wajah yang pudar oleh kelelahan dan kekhawatiran."Steve. Apa yang terjadi dengan menantuku?" tanya Luna, suaranya penuh ketegangan saat ia tiba di rumah sakit setelah Steve memberi tahu kondisi Nora.Steve mengusap lembut lengan ibunya, berusaha menenangkan gemuruh di dada wanita itu. "Nora keguguran, Bu. Tapi kondisinya sudah mulai membaik. Hanya perlu istirahat beberapa hari saja."Luna memejamkan matanya sejenak, mencoba menguatkan hati. Matanya menatap Nora di balik kaca tembok, melihat tubuh lemah menantunya yang terbaring di ranjang rumah sakit."Aku benar-benar tidak menyangka jika Helena berani melakukan ini pada N
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 84: Pencarian Helena dan Henry

Di kediaman Henry, suasana malam itu terasa tegang dan suram. Lampu redup memberikan kesan muram di ruang tamu yang luas namun sepi, dengan hanya suara televisi yang memecah kesunyian.Henry duduk di sofa kulit hitam, matanya menatap tajam layar televisi yang menyiarkan berita tentang penculikan Nora, seorang wanita yang kini telah diketahui oleh awak media.Mereka memberitakan kejadian memilukan yang menimpa Nora hingga menyebabkan kegugurannya."Pasalnya," suara pembawa berita terdengar tegas, "Henry bekerja sama dengan ibu angkat Nora, yang tak lain adalah istri dari konglomerat ternama, Steve Alexander. Pria perfeksionis itu masih mencari keberadaan Henry yang sudah menyebabkan istrinya keguguran."Henry mengepalkan tangannya, kemarahan menyala di matanya. Di layar televisi, gambar Steve yang tengah berbincang dengan beberapa orang yang akan membantunya mencari Henry terpampang jelas. Senyum miring terukir di wajah Henry."Kalian tidak akan bisa mencari tahu di mana aku berada," g
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 85: Rasakan apa yang Nora Rasakan

Dalam kegelapan malam yang dingin dan mencekam, Steve akhirnya menemukan tempat persembunyian Henry setelah tiga hari pencarian tanpa henti.Dia menyeret pria itu dengan kekuatan yang luar biasa, mengantarkannya ke sebuah tempat tersembunyi di hutan yang sunyi.Bugh!Sebuah tonjokan keras melayang ke wajah Henry, membuatnya tersentak mundur. Mata Steve berkabut penuh amarah yang membara, seolah api neraka menyala di dalam dirinya."Sudah kuperingatkan," suara Steve bergetar, penuh kebencian, "jangan pernah mengusik hidupku dan keluargaku.Namun, apa yang kau lakukan telah membuatku marah! Kau telah mencelakai Nora sampai membuatnya keguguran! Bajingan gila! Biadab!"Bugh! Bugh!Pukulan demi pukulan menghujam wajah Henry yang sudah terlihat pasrah. Darah mengalir dari sudut bibirnya, tapi senyuman sinis tetap menghiasi wajahnya yang penuh luka."Steve, kau pasti tahu aku melakukan ini tidak hanya seorang diri," ucap Henry dengan suara lemah, "Helena juga terlibat dalam hal ini. Bahkan
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 86: Kejam yang Memiliki Sisi Baik

Angin malam yang sejuk membelai lembut dedaunan di luar jendela kamar mereka saat Nora sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah kondisinya membaik.Steve, dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, mendudukkan Nora di atas tempat tidur mereka yang nyaman dan bersih."Kau yakin sudah baik-baik saja, Sayang?" tanya Steve dengan nada lembut namun penuh kekhawatiran, tatapannya lekat pada wajah Nora yang masih tampak pucat.Nora mengangguk sambil tersenyum lemah, berusaha meyakinkan suaminya. "Iya, Steve. Aku sudah baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir," ucapnya dengan suara yang lembut, senyum manisnya berusaha menenangkan hati Steve.Steve menarik napas lega. "Syukurlah kalau begitu. Karena jika belum, aku tidak ingin kau pulang dulu. Kau harus tetap berada di rumah sakit sampai benar-benar sembuh."Nora mengusap pipi Steve dengan lembut, kehangatan dari sentuhannya menyusup hingga ke dalam hati Steve. "Aku sangat bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian sepertimu, Steve.
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 87: Menemukan Titik Lemah Jemmy

Malam itu, ruangan kerja Steve dipenuhi dengan ketenangan yang hanya bisa ditemani oleh desir angin malam yang menyusup melalui jendela yang setengah terbuka.Di tengah kesibukan Steve menyelesaikan pekerjaannya, Brandon mengetuk pintu dengan sopan sebelum melangkah masuk, membawa iPad di tangannya."Selamat malam, Tuan. Maaf sudah mengganggu waktunya," ucap Brandon dengan sopan.Steve mengangkat pandangannya dari tumpukan dokumen di mejanya dan tersenyum tipis. "Ya. Kebetulan Nora sudah istirahat, jadi aku bisa menyelesaikan pekerjaanku. Ada apa? Sepertinya kau membawa berita yang aku inginkan," tebak Steve saat melihat raut wajah Brandon yang tampak bersemangat.Brandon mengulas senyum penuh arti dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, Tuan. Saya tidak akan datang jauh-jauh kemari tapi tidak membawa berita yang sangat penting."Steve mencondongkan tubuhnya ke depan, rasa penasaran yang memuncak tercermin dalam tatapannya. "Katakan padaku segera.""Ini, Tuan. Saya dan tim lainnya s
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 88: Ancaman Mengerikan

Steve memasuki ruang kerja Jemmy dengan langkah tegas, membawa aura intimidasi yang mencekam.Jemmy, yang sering disebut rubah tua oleh Steve, tampak terkejut bukan main ketika melihat Steve yang mengenakan jas hitam membalut tubuhnya, tampak angkuh dan tak tertandingi.Jemmy berusaha mempertahankan ketenangannya, namun matanya tak bisa menyembunyikan kepanikan yang berusaha ditutupi."A—ada apa datang kemari tanpa memberi tahu aku dulu sebelumnya?" tanya Jemmy dengan nada dingin, mencoba menyembunyikan kegugupannya di balik kata-katanya yang kaku.Steve hanya tersenyum sinis, kemudian melepas kacamata hitam yang masih bertengger di hidung mancungnya."Aku pun sebenarnya malas bertemu denganmu. Hanya saja, ada hal yang penting yang aku sampaikan padamu. Tentang sesuatu yang mungkin akan membuatmu berhenti bersikap angkuh seperti ini.""Apa maksudmu?" tanya Jemmy, mencoba menahan rasa ingin tahunya yang semakin mendesak."Jangan dulu langsung pada intinya, Jemmy. Kau pun tahu jika aku
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bab 89: Mengungkap Satu Rahasia

Helena berhasil ditemukan oleh lima anak buah Steve yang ditugaskan oleh Steve untuk mencari keberadaan Helena di New Zealand.“Kenapa rubah tua ini ada di sini juga?” tanya Steve dengan nada mengejek ketika melihat Jemmy.Helena menoleh pada sang ayah, matanya membara dengan kemarahan. “Kenapa Ayah memberi tahu tempat tinggalku padanya? Ayah sudah berjanji akan menyembunyikanku dari kejaran dia!” pekiknya, suaranya penuh dengan kepahitan.“Maafkan Ayah, Helena. Ayah harus menyelamatkan aset Ayah—” Jemmy mencoba menjelaskan, namun suaranya gemetar.“Jadi, kau lebih memilih asetmu terselamatkan daripada anakmu sendiri?” Mata Helena membola, tak percaya dengan pengakuan ayahnya.Steve yang melihatnya hanya tersenyum miring, merasa puas melihat konflik yang terjadi. “Aku sudah membawa Helena padamu. Sekarang juga serahkan situs itu padaku. Aku tidak bisa membukanya karena kau mengubah password-nya,” ucap Steve tanpa berbelit-belit.Steve beranjak dari duduknya dan menghampiri Helena, men
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Bab 90: Mencari Tahu Kebenarannya

Malam itu, di ruang kantornya yang dipenuhi oleh bayangan kelabu dan cahaya remang-remang lampu meja, Steve merasakan jantungnya berdetak keras, seolah-olah akan melompat keluar dari dadanya.Wajahnya yang tadinya penuh keteguhan sekarang berubah pucat seketika, menampilkan kekacauan emosional yang dirasakannya.Ia berdiri tegak di depan Jemmy, pria yang telah menghancurkan begitu banyak dalam hidupnya, mendengarkan kata-kata yang menghantamnya bagaikan petir di siang bolong.Brandon, yang berdiri di belakang Steve, merasakan perubahan atmosfer di ruangan itu. Ia tahu, apa yang baru saja diucapkan Jemmy adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja.Namun, ia tetap diam, menunggu instruksi dari Steve, dengan tatapan penuh waspada."Apakah kau pikir aku akan begitu mudah mempercayai kata-katamu, Jemmy?" ucap Steve dengan suara yang terkontrol, meskipun hatinya bergejolak seperti lautan di tengah badai. Setiap kata terasa berat, keluar dari mulutnya dengan penuh perjuangan.Jemmy tertaw
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status