Home / Romansa / Jodohku Ternyata Mantan Suamiku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Jodohku Ternyata Mantan Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

105 Chapters

Bab 71: Aku akan Memuaskanmu Malam ini

Malam itu, Steve dan Nora melangkah kembali ke rumah mereka, dihantui bayang-bayang cemoohan yang baru saja mereka alami.Langit malam yang seharusnya memancarkan ketenangan justru terasa seperti kanvas hitam yang penuh dengan beban emosi Steve yang menggebu-gebu.Setiap langkahnya menggema di trotoar, seakan-akan mengekspresikan kemarahan yang bergejolak di dadanya.Pintu rumah terbuka dengan lembut, namun ketegangan terasa begitu pekat di udara. Nora, dengan ketenangan yang dimilikinya, menatap Steve dengan lembut, berusaha meredakan badai dalam hatinya.“Steve,” suaranya lembut seperti bisikan angin malam, “jangan masukkan ke dalam hati ucapan Jemmy tadi. Itu hanya kata-kata kosong yang tidak ada artinya.”Steve berhenti sejenak, memandang Nora dengan mata yang masih berkilat oleh amarah. “Harusnya aku yang mengatakan itu padamu, Nora. Yang dihina sedemikian rupa oleh Jemmy adalah kamu, bukan aku.” Kata-katanya keluar dengan nada tegas, namun di baliknya terselip rasa sakit yang me
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 72: Merasa Hidup Kembali

Malam itu, cahaya bulan menembus tirai jendela, memandikan kamar mereka dengan sinar lembut yang memantulkan keindahan tubuh Nora dan Steve.Suara desir angin yang menyelusup masuk melalui celah-celah kecil di dinding, berbisik lembut seolah turut merayakan pertemuan kembali dua jiwa yang telah lama terpisah oleh kesibukan dan kekhawatiran duniawi.Nora berdiri di hadapan Steve, tubuhnya dihiasi oleh bayangan-bayangan yang menari seiring dengan gerak lilin yang berkelap-kelip di meja.Gaun tidur transparannya kini terjatuh ke lantai, memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang sempurna. Kulitnya berkilauan dalam cahaya temaram, seolah memancarkan cahaya dari dalam dirinya sendiri.Steve, dengan tatapan penuh hasrat dan kasih sayang, mendekat dengan langkah yang mantap, setiap detiknya terasa seperti alunan musik yang harmonis.Mereka saling memandang, mata mereka berbicara dalam bahasa cinta yang tak perlu diucapkan. Steve meraih wajah Nora, ibu jarinya menyentuh lembut bibirnya yang me
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 73: Tidak akan ada yang Bisa Merubahnya

Justin mengeluarkan beberapa foto dari saku dalam jasnya dan melemparkannya dengan kasar ke arah meja kerja Steve.Foto-foto itu bertebaran di atas meja, memperlihatkan gambar-gambar Nora sedang berbincang dengan seorang pria bernama Henry di sebuah kafe.Steve menatap foto-foto itu dengan alis yang terangkat, tidak menunjukkan ekspresi terkejut yang diharapkan oleh ayahnya.“Ini, wanita yang kau sebut sebagai wanita baik-baik? Kau terlalu buta, Steve!” ucap Justin dengan penuh percaya dirinya.“Lalu?” tanya Steve dengan tenang, matanya tetap tertuju pada foto-foto tersebut.Justin tersenyum sinis, seolah menikmati momen itu. “Jangan pura-pura tidak terkejut melihat ini semua, Steve. Ini adalah bukti bahwa Nora tidak setia padamu. Wanita malam tetaplah wanita malam. Kau tahu itu.”Steve menatap ayahnya, matanya memancarkan ketenangan yang tegas. “Memang tidak terkejut,” jawabnya dengan nada dingin.“Nora bukan wanita malam seperti wanita pada umumnya. Karena pelanggan setia dia hanyal
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 74: Punya Alasan untuk Memisahkan Mereka

Nora mengerutkan kening saat melihat Justin baru saja keluar dari ruang kerja Steve. Ia segera berbalik arah, mencoba menghindar agar Justin tidak melihatnya di sana sebagai karyawan.Dengan hati-hati, Nora menunggu di sudut lorong, matanya terus mengamati hingga Justin benar-benar pergi. Setelah yakin tidak ada lagi ancaman kehadiran ayah mertuanya, Nora segera melangkah masuk ke ruang kerja sang suami.Steve duduk di balik mejanya, pandangannya tertuju pada tumpukan dokumen yang harus ia selesaikan. Namun, ketenangan di wajahnya tidak dapat menyembunyikan kegelisahan yang tersisa. Nora mendekat, suaranya penuh kekhawatiran saat bertanya, “Ada apa Justin ke sini?”Steve mengangkat bahu, berusaha menunjukkan ketenangan yang telah ia dapatkan. “Hanya mengungkapkan hal yang tidak penting,” jawabnya dengan nada santai, meski dalam hatinya masih teringat percakapan tegang tadi.Nora mengerutkan kening, kebingungan terlihat jelas di matanya. “Maksudnya?”Steve mengangkat kepalanya, menatap
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 75: Ikut Aku sekarang juga!

“Asalkan kau mau bekerja sama denganku, maka semuanya akan berjalan dengan lancar,” ucap Helena, suaranya penuh keyakinan, matanya menatap Henry dengan intensitas yang sulit diabaikan.Henry diam, merenung dalam keheningan. Ia tahu obsesi Helena terhadap Steve begitu mendalam, dan penolakan Steve yang lebih memilih Nora membuat api kecemburuan dalam diri Helena menyala lebih terang."Ada hal yang ingin aku tanyakan padamu, Helena," kata Henry, suaranya berat dengan keraguan yang bergejolak di dalam hatinya.“Silakan,” jawab Helena santai, senyum tipis terukir di bibirnya yang merah menyala.Henry menghela napas panjang, mencoba mencari keberanian untuk mengungkapkan kekhawatiran yang membebani pikirannya."Kau... tidak akan membunuh Nora, kan?" tanyanya, matanya menatap lekat wajah Helena, mencoba mencari kebenaran di balik tatapan tajam wanita itu.Helena tertawa mendengar pertanyaan Henry, tawanya bergema di ruangan yang sunyi. "Bagaimana mungkin kau bertanya seperti itu, Henry? Jel
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 76: Dibawa Pergi

Nora merasa kegelisahan yang menggebu ketika mobil itu meluncur keluar dari rongga gelap basement, menjauhi kehidupan yang telah dikenalinya di gedung milik sang suami.Dia tak pernah membayangkan akan menemui titik balik seperti ini, di mana rahasia masa lalu yang terkunci begitu erat kini menghampirinya."Kau mau membawaku ke mana?" suara Nora terdengar gemetar, terisak dalam campuran antara penasaran dan kekhawatiran yang tak terucapkan."Ke tempat orang tuamu berada," jawab Shopia dengan tenang, meskipun pandangannya tampak serius, seolah berat akan apa yang akan terjadi.“Benarkah?!”Mata Nora yang awalnya terhimpit oleh keraguan, kini berbinar bahagia mendengar kabar itu. Ia menelan ludahnya, mencoba meredakan getaran di dadanya.Tidak pernah terbayangkan bahwa momen ini akan tiba, seperti mimpi yang terwujud di dunia nyata.Shopia melanjutkan, "Aku juga minta maaf telah menyembunyikan orang tua darimu, Nora."Nora mengangguk perlahan, hatinya berdesir di dalam dadanya. "Asalkan
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 77: Steve Kalang Kabut

Steve merasakan detak jantungnya semakin cepat ketika melihat meja kerja Nora yang kosong dan nomor ponselnya yang tak bisa dihubungi."Argh! Ke mana kamu, Nora?" gumamnya dengan frustrasi, jemarinya terus mencoba menghubungi sang istri yang sudah hilang tanpa jejak sejak dua jam yang lalu.Kegelisahan menguasai dirinya, setiap detik terasa begitu berharga namun begitu tak berdaya. Tak lama kemudian, Brandon, asistennya, menghampiri dengan wajah penuh kekhawatiran."Di mana Nora? Kenapa dia tidak ada di sini?" tanya Steve dengan nada marah yang sulit dikendalikan.Mata Brandon sontak membola saat mendengar kabar jika Nora tidak ada di tempatnya.“Ma—maafkan saya, Tuan. Saya tidak sadar jika Nona Nora tidak ada di sini.”"Apa yang kau lakukan selama dua jam ini, huh?! Kenapa kau tidak becus menjaga Nora?!" suara Steve meninggi, mencerminkan campuran marah dan khawatir yang membara di dadanya.Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan selain mencari Nora dengan segala cara.Bra
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 78: Lebih Baik Aku Mati

Nora hanya menatap tajam wajah Henry tanpa mengatakan apa pun, matanya penuh kebencian dan tekad, seperti badai yang meronta di tengah lautan kelam.Tatapannya begitu menusuk, seakan ingin mengulitkan jiwa lelaki yang berdiri di hadapannya.Tak lama kemudian, Henry kembali bersuara dengan nada dingin namun tegas, suaranya bagaikan es yang mengiris tulang."Aku tidak akan membunuhmu jika kau mau kembali padaku," ucapnya dengan pelan namun penuh ketegasan, setiap kata meluncur bagai bisikan kematian.Nora tetap menatap wajah Henry dengan pandangan penuh kebencian. "Lebih baik aku mati daripada menjadi milikmu! Kau ini hanya obsesi, bukan tulus menginginkanku, Henry! Sadarlah!" pekiknya, sudah terlalu emosi menghadapi sikap gila Henry, suaranya bergetar dengan intensitas amarah yang membara.Henry tertawa kecil, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Sadar? Obsesi? Kau yang terlalu naif, Nora. Sebelum kau mengenal Steve, kau selalu meminta tolong padaku!" ucapnya dengan nada mengejek, setiap
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 79: Masih Hidup atau Sudah Pergi

Di tengah gemuruh angin yang berhembus keras, Brandon mendekati Lina dengan langkah tergesa-gesa. Wajahnya penuh dengan kecemasan, seolah dunia ini akan runtuh jika ia tidak segera menemukan Nora.“Lina. Apa kau melihat Nora? Ke mana dia?” tanyanya dengan nada panik, matanya penuh ketakutan yang mencerminkan keputusasaan.“Oh! Nora memang menerima telepon dari seseorang dan langsung pergi. Aku baru sadar jika Nora tidak ada sejak menerima panggilan tersebut. Karena kupikir dia ke ruangan suaminya,” jawab Lina dengan nada bingung, tangannya gemetar tak berdaya.Brandon memijat keningnya, merasakan frustasi yang mendalam dengan penjelasan Lina yang tampak begitu sederhana namun memicu ketakutan yang besar di hatinya.“Harusnya setelah tahu dia menerima telepon dari seseorang, kau beri tahu Brandon atau aku langsung!” pekik Steve dengan nada tinggi, kemarahan meluap dan tak terbendung seperti lahar dari gunung berapi yang siap menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya.Lina hanya bisa m
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 80: Kehilanganmu

Steve dan anak buahnya tiba di gudang kosong itu dengan suara deru mobil yang memecah keheningan malam. Mereka mengepung tempat itu, siap menghadapi apapun yang ada di dalam. Steve melangkah masuk dengan langkah pasti, matanya penuh dengan tekad dan determinasi.“Nora!” pekiknya, suaranya penuh dengan kekhawatiran dan harapan. Dia melihat sosok yang tergeletak di lantai, tubuhnya tak bergerak. Dengan cepat, Steve berlari mendekati Nora, merasakan dadanya sesak dengan kekhawatiran. Ditambah darah yang mengalir di pangkal paha Nora membuat dunianya serasa hancur. Namun, ia tak ingin memikirkan hal itu dulu. Ia harus segera menyelamatkan Nora dan membawanya keluar dari tempat yang sangat tidak pantas untuk Nora tinggali.“Nora, bangun! Tolonglah, bangun!” ucapnya dengan suara serak, matanya mulai berkaca-kaca. Dia memeluk tubuh Nora, merasakan dinginnya kulit wanita itu.“Nora, aku di sini. Aku datang untuk menyelamatkanmu. Tolong, jangan tinggalkan aku,” bisiknya dengan suara penuh d
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status