"Gimana nasi padangnya enak?"Aku nyengir dengan mulut yang mengembung sempurna. "Enak banget, Mas. Makasih ya, gak nyangka Mas ngajak saya ke sini," kataku merasa bersyukur punya lelaki yang pengertian. Sudah lama aku gak merasa diistimewakan, ternyata rasanya sangat menyenangkan apalagi El itu adalah tipe pria yang gak berisik.Selama aku makan, dia hanya menatapku dan membiarkanku makan dalam suasana hening seakan aku ini adalah tontonan yang menarik."Syukurlah, saya senang akhirnya bisa lihat kamu makan," jawab El seraya kembali menyunggingkan senyum tipisnya. " Oh, ya, malam nanti jangan lupa pakai ini, ya?"Tiba-tiba El mengeluarkan sebuah benda kecil berbentuk lingkaran dari dalam saku celana dan meletakkannya di atas meja. Aku yang merasa tak asing dengan benda itu sontak melotot hingga nyaris keluar dan mulutku menganga lebar."Mas itu kan cincin nikah kita yang dulu? Kok ada di Mas?" tanyaku kaget seraya meraih benda mungil itu.Seingatku, delapan tahun lalu aku meninggalka
Last Updated : 2024-06-20 Read more