Home / Pernikahan / Benih Rahasia Untuk Sang Dosen / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Benih Rahasia Untuk Sang Dosen: Chapter 51 - Chapter 60

93 Chapters

Bab 51 — Acara Empat Bulanan Untuk Kiana?

"Tere?" jawab Kiana disertai helaan napas lega. Dia pikir orang lain yang melihatnya tadi. Mendengar nama yang tidak asing, Ghazlan mengedipkan matanya. "Saya sepertinya pernah mendengar nama itu.""Teman saya, Pak. Teman yang datang waktu awal-awal saya menginap di rumah bapak. Perkenalkan, Tere, teman sekaligus sahabat saya waktu kuliah," ucap Kiana sembari memperkenalkan sahabatnya pada Ghazlan. Tere menjabat tangan Ghazlan lalu menyebutkan namanya. "Apa saya tidak sopan kalau bertanya kenapa kamu ke sini?" tanya Ghazlan dengan nada bergurau.Tere menggeleng, "Bayi saya ingin menginap di hotel, Pak.""Mengidam?" tebak Ghazlan.Tere mengangguk malu, "Benar. Em, kalau saya boleh bertanya, kenapa pak Ghazlan sama Kiana ke hotel? Em, maksudnya bukan saya berpikir yang bukan-bukan tapi hanya ingin tahu.""Saya mau mengajar tapi Kiana tidak mau pulang jadi saya minta tunggu di sini dulu. Kalau kamu tidak keberatan, boleh temani Kiana sampai saya pulang?" tanya Ghazlan. Pria itu masih b
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Bab 52 — Ya Tuhan, Apa-apaan Ini?

"Suaminya?" ulang Glade dengan nada khawatir. Siapa yang harus dia bawa untuk jadi suami pura-pura Kiana? Kalaupun sembarang orang dibawa dan diminta untuk berperan menjadi suami Kiana, dia takut malah terjadi missed komunikasi. Bagaimana ini?"Iya. Nanti biar mama minta supir mama untuk jemput. Kamu nggak apa-apa kan kalau kita gabungkan empat bulanan kamu dan Kiana?" tanya Silvina mengkonfirmasi perasaan menantunya.Glade sama sekali tidak mempermasalahkan karena sejak awal dia memang ingin membuat Kiana ikut dalam prosesi empat bulanan mereka. Tapi masalah suami?"Sama sekali tidak masalah, Ma. Kiana juga bukan orang lain untukku. Tapi untuk suaminya ... kayaknya mustahil kalau kita ajak ikut serta. Suaminya nggak bisa jalan, udah gitu pasti malu kalau harus gabung dengan keluarga kita, Ma. Lebih baik..,""Nanti mama yang akan membujuknya," tegas Silvina. Asisten rumah tangga sudah membawa kebayanya masuk ke dalam kamar Glade dan pergi setelah tidak dibutuhkan."Ma, sebaiknya janga
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

Bab 53 — Jangan Bilang Kalau...

Itu bukan suara asisten rumah tangga ataupun Kiana. Tapi suara itu berasal dari Silvina yang tiba-tiba muncul karena mendengar perdebatan dari kamar Glade. Wanita itu menatap bingung pada Viona yang sedang membelakangi Glade sementara Glade sedang terburu-buru merapikan kebayanya. "Oh, ini loh, Mbak. Kebaya Glade terlalu miring jadi saya benerin dulu," jelas Viona mengalihkan perhatian Silvina. Tapi bukan Silvina namanya kalau dia hanya menurut pada keinginan besannya. Wanita itu justru semakin melangkah maju untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri.Silvina menghentikan langkahnya di hadapan Glade. "Kenapa nggak bilang sama MUAnya? Katanya juga kamu nggak mau dibantu untuk ganti baju?"Glade menarik napas pelan tanpa sepengetahuan Silvina. Semoga kebaya yang dia pakai kembali tidak memperlihatkan sesuatu yang salah. "Aku ... malu, Ma. Mungkin bawaan bayi, Ma."Viona segera menimpali, "Iya, Mbak. Aku juga dulu begitu waktu hamil. Risih aja dipegang orang asing."Silvina mengarahka
last updateLast Updated : 2024-09-18
Read more

Bab 54 — Anda Juga Harus Baik Sama Saya!

"Iya. Kiana orangnya. Memangnya untuk apa aku membela dia selama ini kalau dia nggak ada gunanya?" tukas Glade dengan congkak. Lengannya dilipat di depan dada, "mama nggak perlu cemas. Biarpun aku nggak hamil, masih banyak cara yang bisa buat aku punya anak."Viona mulai memahami arti ucapan anaknya waktu itu. "Jadi ... yang kamu bilang kamu bukannya nggak mau hamil itu karena ini? Sebenarnya apa yang membuat kamu sulit hamil, Sayang? Kenapa kamu merahasiakan ini sama mama? Mama bukan orang lain loh dalam hidup kamu. Harusnya kamu jujur supaya kita bisa cari jalan lain."Glade tahu kebaikan hati mamanya. Dia mulai menyingkirkan egonya yang selama ini tidak ingin dianggap remeh oleh orang lain meskipun keluarganya sendiri. "Jadi ... kamu divonis nggak akan bisa punya anak?" ucap Viona dengan suara tercekat. Volume suaranya ditekan habis-habisan agar tidak terdengar ke luar kamar. "Iya. Kalau hanya satu penyakit masih bisa diusahakan dengan operasi. Biar bagaimanapun aku akan menempuh
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Bab 55 — Ngidam Pertama Kali

"Begini saja kamu sudah berani sama saya. Bagaimana kalau besok kamu melahirkan?" hardik Viona merasa tidak sudi diperlakukan buruk oleh wanita yang jelas-jelas derajatnya ada di bawahnya. "Maaf, saya bukannya berani, Nyonya. Saya hanya menegaskan bahwa tidak semua orang bisa direndahkan hanya karena tidak punya banyak uang. Saya juga punya harga diri," jawab Kiana.Viona mendesis. "Berapa sih harga diri kamu? Saya akan bayar sekarang bahkan akan saya lipat gandakan."Kiana harus lebih bersabar menghadapi wanita yang tidak bisa memandang orang lain dengan lebih baik. Dia sudah terbiasa merasakan dihina jadi kali ini dia bisa mengatasinya. "Maaf, Nyonya. Harga diri saya tidak ternilai harganya. Saya pamit ke belakang kalau Nyonya tidak punya urusan lagi sama saya.""Kamu berani?" Kalau tidak ingat Kianalah yang menjalankan peran penting dalam kehidupan Glade, Viona pasti susah melakukan sesuatu. Misalnya memukul wajahnya atau apapun yang penting Kiana sadar posisinya. "Susah kalau bi
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 56 — CUP!!!

"Kenapa dari tadi kamu senyum-senyum sendiri? Saya lucu ya?" tanya Ghazlan dengan ekspresi bingung. Sejak makanan mereka datang dan setelah makanan itu masuk ke dalam perut, Kiana terus menyunggingkan senyumnya. "Tidak, Pak," ucap Kiana masih dengan senyum misteriusnya. "Lalu kenapa senyum-senyum sih?""Ya karena saya ingin saja," ucap Kiana santai. Ghazlan masih belum memahami bagaimana perasaan wanita hamil. Dia memutuskan untuk tidak terlalu peka agar kepalanya tidak pusing memikirkannya. "Sudah?"Kiana mengangguk. "Pulang, Pak?""Kamu mau pulang atau bagaimana?"Bola mata Kiana berkedip-kedip bingung. Padahal tadi dia menolak untuk pergi tapi sekarang dia ingin berjalan-jalan sebentar.Ghazlan melihat gelagat Kiana yang tidak ingin langsung pulang. "Saya mau menurunkan makanan ini dulu. Kalau langsung pulang nanti saya langsung tidur. Jadi, gimana kalau kita jalan-jalan dulu?""Tentu saja," jawab Kiana cepat. Sejurus kemudian dia mendapat tatapan aneh dari orang-orang yang meng
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 57 — PAK, AMBILKAN CANGKUL!

Ghazlan terdiam sembari menatap Kiana lamat-lamat. "Kamu mencium saya?""Maaf, Pak," ucap Kiana malu. Dia tidak bermaksud apa-apa hanya insting seorang wanita yang merasa membutuhkan untuk menyalurkan hasrat dalam hatinya. Lagi-lagi Ghazlan hanya menatap Kiana tanpa ekspresi. "Hanya di pipi?" Kiana spontan mendelik ketika mendengar ucapan pria itu. "Hah?"Melihat wajah bingung Kiana, Ghazlan terkekeh geli. "Hanya bercanda.""Bapak nggak marah?""Kalau saya marah kenapa saya bicara begitu?""Tapi saya lancang, Pak," jawab Kiana resah. "Meskipun kamu nggak melakukannya duluan, mungkin saya akan melakukannya."Deg!"Karena suasana mendukung," lanjut Ghazlan dengan santainya. Tiba-tiba Kiana penasaran akan sesuatu, "Bapak suka kebawa suasana?""Suka. Kalau memang menyentuh hati saya," jawab Ghazlan. "Berarti malam ini bapak tersentuh?" Suara bising kendaraan tidak membuat mereka menghentikan pembicaraan malah semakin nyaman untuk dilanjutkan. Ada banyak pertanyaan yang ingin disampa
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 58 — Kamu Mencium Suami Saya?

Tidak ada yang bisa menghentikan Glade. Glade sudah seperti orang kesurupan karena dia merusak rerumputan yang tumbuh dengan subur itu. Padahal dia sangat menyukai warna hijau di halaman belakangnya. Hanya karena pertemuan tidak terduga antara Ghazlan dan Kiana membuat wanita itu gelap mata.Beberapa asisten rumah tangga memperhatikan mereka. Tidak ada yang berani bersuara, mereka memilih untuk diam.Ghazlan menarik lengan Glade yang sedang memegang benda tajam itu. "Sudah. Aku minta maaf, Glade."Dengan napas naik turun, Glade menatap tajam suaminya. "Aku yang memutuskan untuk memaafkan siapa. Kamu nggak perlu ikut campur, Mas!"Glade menarik tangannya tapi Ghazlan tetap mempertahankan posisinya. "Lepas! Aku belum selesai dengan tempat ini!"Di belakang sana Kiana menangis dalam diam melihat kemarahan Glade. Dia bahkan tidak melakukan apapun, tapi rerumputan itu yang jadi korban. "Mbak, saya..," ucapan Kiana terhenti karena Glade mengangkat tangannya ke udara."Kamu juga jangan bic
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Bab 59 — Rasakan!

Kiana mendelik. Sudah pasti dugaan Glade benar. Wanita itu berdiri dan memukul wajah Kiana dengan satu pukulan telak!Plakk!!"Nyonya," pekik Anita. Setelah dia sadar telah salah bicara, dia menutup mulutnya rapat-rapat. Sementara Kiana menyentuh permukaan kulitnya yang memanas. Pukulan Glade teramat menyakitkan tapi semua itu karena salahnya. "Maaf, Mbak." Glade melipat lengannya dengan seringaian puas. "Ini hanya balasan kecil saya, Kiana. Kamu jangan merasa saya akan berhenti melakukan sesuatu setelah ini. Coba saja bertingkah, kamu akan tahu apa yang saya maksudkan!""Maaf, Mbak. Saya tidak bermaksud melakukannya," isak Kiana. Matanya melihat ke bawah kakinya. Dia tidak bisa marah karena memang benar dia menggoda suami Glade."Oh ya? Harusnya kalau nggak bermaksud kamu nggak mungkin mengiyakan ajakan suami saya untuk pergi kan? Dari awal kamu memang sengaja melakukannya," tukas Glade gamblang. Kenapa bisa berlarut-larut begini? Kiana harus mengatakan apa? Apa dia perlu berkata
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Bab 60 — Kemana?

"Apa ... ini?" Kelopak mata Kiana mendelik melihat adegan delapan belas plus yang dikirim oleh Glade. Memang tidak sepenuh terbuka namun suara desahan Glade dan juga suara hentakan yang entah apa namanya itu, membuat Kiana sedikit terpengaruh. Efek blur membuat Kiana memikirkan langkah selanjutnya yang akan dua orang itu lakukan. Dia tidak buta akan hal itu tapi dia belum pernah merasakannya. Tubuhnya mulai memanas padahal video di layar ponselnya sudah berhenti sejak dua menit yang lalu.Tiba-tiba ponselnya berdering nyaring. Panggilan dari Glade. Mau apa wanita itu menghubunginya?[Bagaimana?]Kiana mengerti kemana arah pembicaraan mereka. "Apa maksudnya, Mbak?"[Tidak ada maksud apa-apa. Saya hanya ingin kamu melihat bahwa ciuman kamu tidak berarti apa-apa untuk hubungan saya dan suami saya. Mau kamu merayu seperti apa, suami saya tidak akan tergoda. Jadi kamu tidak perlu merasa besar kepala kalau suami saya memberikan perhatian. Sampai di sini paham?]Jadi karena itu? Secara ti
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status