Home / Pernikahan / Benih Rahasia Untuk Sang Dosen / Kabanata 71 - Kabanata 80

Lahat ng Kabanata ng Benih Rahasia Untuk Sang Dosen: Kabanata 71 - Kabanata 80

93 Kabanata

Bab 71 — Saya Tidak Mau Punya Menantu Seperti Kamu, Kiana!

"Lalu maunya mama gimana? Aku harus menerima kalau Mas Ghazlan punya dua istri? Nggak, Ma! Aku nggak mau dimadu!" desis Glade yang kemudian pergi dari sana tanpa memperdulikan panggilan mertuanya. Dia sudah kesal dengan kenyataan Ghazlan lebih menyukai Kiana dan sekarang timbul lagi masalah baru. "Kenapa semua orang harus menyukai Kiana? Kiana, Kiana, Kiana!" gumam Glade kesal. Ghazlan meminta maaf pada mamanya karena sikap Glade yang tidak seharusnya. "Biar aku saja yang bicara sama istriku, Ma.""Maaf, Ghazlan. Mama bukannya ingin menabur luka pada hati Glade tapi mama hanya ingin kalian lebih menghormati Kiana sebagai manusia bukannya barang. Kiana juga punya hati," terang Silvina bijak. Dia tidak ingin membedakan antara menantunya dan Kiana, tapi dia ingin keadilan untuk semua orang di rumah itu."Aku tahu maksud mama. Aku kembali ke rumah utama dulu," ucap Ghazlan yang segera menyusul istrinya. Sementara Kiana masih diam di sana, menunggu apa yang akan dilakukan oleh Silvina.
last updateHuling Na-update : 2024-10-16
Magbasa pa

Bab 72 — Butuh Bantuan??

"Apa saya sekotor itu, Nyonya?" tanya Kiana tergagap. "Bukannya manusia sama di mata Tuhan?"Silvina membenarkan. "Tapi meskipun sama, ada batasan yang harus kamu taati, Kiana. Saya hanya ingin rumah tangga anak saya baik-baik saja. Lakukan tugas kamu dan kita semua akan bahagia. Saya sangat berterimakasih karena kamu mau membantu melakukan tugas berat seorang ibu dan saya akan lebih berterima kasih kalau kamu tidak melenceng dari tugas kamu. Jangan ambil kembali anak yang akan kamu lahirkan!"Apa yang Kiana harapkan? Dukungan dari Silvina? Atau dari keluarga Ghazlan? Tidak! Kiana tidak perlu berharap karena sudah jelas dia yang akan tersingkir dari kehidupan Ghazlan.Kiana mencoba untuk tidak menaruh dendam. Dia bukan wanita yang suka ingkar janji. "Saya tidak akan membawa kabur anak ini, Nyonya. Saya sudah dibayar jadi saya tidak akan mengingkarinya."Raut wajah Silvina berubah tenang. "Terimakasih. Kalau kamu butuh sesuatu, mintalah pada saya karena saya nenek dari calon cucu saya
last updateHuling Na-update : 2024-10-17
Magbasa pa

Bab 73 — Bolehkah Saya Tidur Bersamamu?

"Akhirnya datang di saat yang tepat. Silahkan, Tuan Ghazlan. Saya sudah lelah dari tadi diminta Bu Kia untuk memindahkan meja ini," ucap Anita dengan cengiran khasnya. Dia tidak menyadari tatapan menghunus pedang dari wanita di sampingnya."Nggak perlu, Pak. Saya dan Mbak Anita sudah cukup untuk merenovasi," tolak Kiana secara halus.Ghazlan menggulung lengan t-shirtnya sembari melihat sekitar. "Kamu kan nggak melakukan apa-apa. Mbak Anita yang sibuk geser sana-sini. Ya kan, Mbak?"Anita mengangguk cepat ketika mendapat pembelaan dari Ghazlan. "Benar sekali, Tuan.""Mbak," sela Kiana pelan. "Bu Kia, saya ambilkan minum dulu untuk Tuan ya. Nanti saya bantu lagi," ucap Anita cepat, dia langsung berlari ke belakang untuk menghindari paksaan dari Kiana. Kiana tidak ingin berurusan dengan Ghazlan kecuali mengenai calon bayi mereka. Dia harus sadar posisinya. "Ini mau digeser kemana?" tanya Ghazlan yang siap untuk melakukan tugas berat."Biarkan saja di sana, Pak," tolak Kiana. Dia berni
last updateHuling Na-update : 2024-10-18
Magbasa pa

Bab 74 — Bapak Mau Saya Makan Semua Ini?

"Tidak!" tolak Kiana cepat. Melihat reaksi Ghazlan yang bingung dengan penolakannya, dia kemudian menambahkan. "Maksudnya ... selama hamil saya tidak suka tidur bersama orang lain, Pak. Lagi pula, aneh rasanya kalau saya tiba-tiba punya teman tidur. Maaf."Ghazlan mencoba untuk tidak tersakiti dengan ucapan Kiana. "Tidak apa-apa. Saya bisa tidur di sini. Di sofa juga nyaman kok.""Kenapa nggak tidur di rumah saja, Pak? Nanti kalau mbak Glade pulang, bapak dicariin."Ghazlan menggulung lengannya semakin tinggi dengan tatapan terarah ke segala arah. Dia sedang menilai apa yang perlu dia kerjakan lagi. "Glade kalau pulang pagi. Kalau saya tidur di rumah juga dia nggak akan tahu."Kiana yakin kalau Ghazlan kesepian karena hampir setiap malam istrinya selalu pergi dan pulang pagi. Sebagai wanita Kiana sangat ingin menghibur Ghazlan, memberikan ruang untuk beristirahat malam ini, namun semua orang akan menudingnya merebut suami orang. Serba salah, Kiana memilih untuk tidak menggubris keris
last updateHuling Na-update : 2024-10-20
Magbasa pa

Bab 75 — Aku Akan Buat Perhitungan

Bukan tempat romantis melainkan rumah singgah yang dihuni anak-anak jalanan."Bapak suka datang ke sini?" "Tidak. Ini pertama kali saya datang," ucap Ghazlan. "Kamu diam saja nggak usah bantu." Ghazlan menurunkan sepuluh box dibantu anak-anak tanpa status jelas, lalu meminta mereka duduk berjajar rapi agar Ghazlan bisa memimpin."Nanti makannya yang rapi dan jangan berebut. Semuanya pasti kebagian. Oke?""Okeee," sahut mereka bersamaan. Karena tatapan mata mereka terlihat menunjukkan kelaparan, Ghazlan dan Kiana segera pamit. Dari luar terdengar suara anak-anak itu berebut untuk mendapat jatah. Ghazlan memahaminya. Mereka jarang mendapat makanan yang notabene harganya lumayan mahal jadi mereka harus berebut agar kebagian."Kita mau kemana lagi, Pak?" tanya Kiana. Dia melirik box di jok belakang dengan bingung. "Pulang. Kita bagi-bagi ke orang rumah habis itu kamu yang makan," jelas Ghazlan. Pria itu masih sempat tersenyum simpul sebelum mengendarai mobilnya lagi. "Bapak suka bers
last updateHuling Na-update : 2024-10-21
Magbasa pa

Bab 76 — Kiana! Mana Kalung Berlian Saya?

"Kiana, bisa minta tolong ke sini sebentar?" Pagi yang cerah, tidak seperti biasanya Glade menghubungi Kiana. Kiana yang tidak merasa memiliki salah, mempertanyakan panggilan tiba-tiba tersebut. Apalagi ketika Glade memintanya untuk masuk ke dalam rumah utama yang tidak akan mungkin pernah dia injak selamanya.[Ke sini kemana, Mbak?]"Ke rumah saya. Ada yang mau saya tunjukkan sama kamu," desak Glade. Dia langsung menutup panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Kiana. Glade menyeringai lebar sembari menyilangkan kaki kanannya. Tok tok tok!"Masuk!" Ratri membuka pintu kamar Glade, "Nyonya memanggil saya?""Ya," ucap Glade. Dia menarik sebuah kalung berlian yang kilauannya membuat mata memicing, lalu memberikannya untuk Ratri. "Nih!""Untuk saya?" tanya Ratri berbinar. Mimpi apa dia semalam sampai majikannya memberikan kalung berlian padanya. Padahal hari menerima gaji masih lama dan lagi pula bonus juga tidak mungkin sebanyak itu."Bukan!"Hah? Ratri langsung bengong dan berhenti m
last updateHuling Na-update : 2024-10-23
Magbasa pa

Bab 77 — Sshh, Sudah Belum, Mas?

"Kalung apa, Mbak? Saya nggak paham," ucap Kiana kebingungan. Dia tidak pernah menyentuh barang-barang Glade kemarin. Ketika Glade memintanya untuk memilih tas yang paling dia sukai saja dia tidak mau. "Kalung berlian saya. Kalung saya hilang. Kemarin sebelum kamu masuk kamar saya, kalung itu masih ada, masih saya pakai semalaman," jelas Glade. Raut muka garangnya berubah memohon, "kalau kamu mau, saya bisa kok memberikannya. Asalkan jangan yang itu. Kalung berlian itu pemberian suami saya, Kiana. Please, kembalikan!"Kiana jelas tidak mengerti. Dia sama sekali tidak mengambilnya, lalu apa yang harus dia katakan? "Mbak, saya tidak mengambilnya. Demi Tuhan! Untuk apa saya mengambilnya kalau nantinya bakal kena dosa? Mbak bisa cek ke kamar saya Kalau saya memang nggak mengambilnya.""Maaf, Kiana. Saya harus benar-benar cek kamar kamu."Kiana mengangguk cepat. Dia membuntuti Glade yang melangkah terburu-buru ke kamarnya. Kiana menunjukkan di mana dia menyimpan barang-barang miliknya dan
last updateHuling Na-update : 2024-10-25
Magbasa pa

Bab 78 — Masih Soal Pencurian Kalung Berlian

Glade menyeringai kecil sembari melirik Kiana yang berbalik pergi. Dia sudah mengira Kiana akan mendatanginya untuk meyakinkannya lagi makanya dia berusaha untuk melakukan sesuatu di luar pikiran. Sudah lebih dari tiga puluh menit mereka menyenangkan hati masing-masing dan kini mereka saling berhadapan di atas tempat tidur. Ghazlan menoleh ke arah pintu, matanya mengernyit. "Seingatku tadi pintunya sudah aku tutup, Sayang. Kenapa bisa terbuka?"Tentu saja terbuka karena aku yang membukanya, Mas, batin Glade."Mungkin kamu kurang klop menekannya, Mas, makanya kebuka lagi," elak Glade. Dia pura-pura menerawang, memastikan bahwa suaminya melihat kegalauannya. "Kenapa? Memikirkan kalung yang hilang itu lagi?" tanya Ghazlan cemas. Dia melakukan hubungan yang tidak ingin dia lakukan dengan satu tujuan agar Glade tidak marah lagi pada Kiana. "Kan sudah ketemu, Sayang. Aku udah mencoba untuk menyenangkan kamu loh. Masa kamu masih sedih?"Glade mengulurkan lengannya untuk meminta pelukan. G
last updateHuling Na-update : 2024-10-26
Magbasa pa

Bab 79 — Loh, Ada Asisten Rumah Tanggaku Juga?

Rasa sakit dikhianati oleh suami dan mertuanya sendiri membuat Glade merasa dirugikan. Mereka memang mendapatkan berkah atas rencana besar Glade, tapi tinggal Glade yang merasa tersisihkan.Air mata Glade tumpah. Bukan sebuah kepura-puraan melainkan kesungguhan. "Ucapan Mas Ghazlan dan mama membuatku ingin tertawa.""Glade, maksud mama bukan begitu," tukas Silvina cepat. Tanpa pikir panjang Glade menyambar kunci mobilnya dan pergi meninggalkan dua orang yang sudah menyayat hatinya. Panggilan Silvina tidak membuatnya berhenti. "Kalian pikir semua hal di dunia ini hanya tentang Kiana, Kiana dan Kiana? Aku juga perlu tempat! Sial! Kenapa malah aku yang kena imbasnya?" gerutu Glade. Dia menyetir ugal-ugalan dengan kecepatan lumayan tinggi. Biarkan takdir yang berbicara. Jika dia kecelakaan, itu malah lebih baik. Semua orang akan berbalik baik padanya.°°°Lagi-lagi Kiana dikejutkan dengan kehadiran Silvina di rumahnya. Dia belum sepenuhnya sadar dari tidurnya ketika wanita itu masuk ke
last updateHuling Na-update : 2024-10-30
Magbasa pa

Bab 80 — Urusannya Sama Kamu Apa?

Dueng!!!Bagai disambar petir, Kiana seketika terdiam. Kalimat yang seakan memperjelas siapa dirinya membuat dia tidak bisa menaikkan pandangannya. Terlebih beberapa karyawan sudah mengetahui siapa dirinya. Apakah Kiana harus menelan dirinya hidup-hidup? Ya Tuhan, jahat sekali ucapan Mbak Glade. Tapi kalau aku protes, apa yang salah dari ucapannya? Aku memang bukan asisten rumah tangga tapi aku tetap orang yang dibayar untuk mengandung anaknya, batin Kiana."Glade," panggil Silvina. Wanita paruh baya itu mengisyaratkan menantunya untuk diam. "Duduklah! Kamu mau treatment atau apa?"Glade duduk dengan gaya bangsawannya, menengahi Silvina dan juga Kiana. Tatapannya tidak tajam tapi syarat akan ketidaksukaan pada sosok di samping kirinya. "Aku nggak mau treatment, Ma. Aku hanya mau menata rambut. Sudah terlalu panjang dan membosankan. Ngomong-ngomong kamu treatment apa?""Treatment mencerahkan wajah sama menata rambutnya agar lebih pendek, Glade. Mbaknya yang merekomendasikan karena waj
last updateHuling Na-update : 2024-11-01
Magbasa pa
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status