"Akhirnya datang di saat yang tepat. Silahkan, Tuan Ghazlan. Saya sudah lelah dari tadi diminta Bu Kia untuk memindahkan meja ini," ucap Anita dengan cengiran khasnya. Dia tidak menyadari tatapan menghunus pedang dari wanita di sampingnya."Nggak perlu, Pak. Saya dan Mbak Anita sudah cukup untuk merenovasi," tolak Kiana secara halus.Ghazlan menggulung lengan t-shirtnya sembari melihat sekitar. "Kamu kan nggak melakukan apa-apa. Mbak Anita yang sibuk geser sana-sini. Ya kan, Mbak?"Anita mengangguk cepat ketika mendapat pembelaan dari Ghazlan. "Benar sekali, Tuan.""Mbak," sela Kiana pelan. "Bu Kia, saya ambilkan minum dulu untuk Tuan ya. Nanti saya bantu lagi," ucap Anita cepat, dia langsung berlari ke belakang untuk menghindari paksaan dari Kiana. Kiana tidak ingin berurusan dengan Ghazlan kecuali mengenai calon bayi mereka. Dia harus sadar posisinya. "Ini mau digeser kemana?" tanya Ghazlan yang siap untuk melakukan tugas berat."Biarkan saja di sana, Pak," tolak Kiana. Dia berni
Huling Na-update : 2024-10-18 Magbasa pa