Home / Pernikahan / Benih Rahasia Untuk Sang Dosen / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Benih Rahasia Untuk Sang Dosen: Chapter 81 - Chapter 90

93 Chapters

Bab 81 — Mencari Keberadaan Kiana

"Aku bicara baik-baik loh, Glade. Kenapa kamu bisa bilang begitu? Salahnya apa aku tanya?" hardik Ghazlan. Lama-lama dia emosi juga harus meladeni istrinya. Dia hanya penasaran kenapa Kiana tidak ada di rumahnya. Memangnya Kiana punya tujuan lain selain sahabatnya itu? Kalaupun dia ingin pergi rasanya tidak mungkin. Tere pasti sibuk mengurus bayinya."Salah! Ada istrimu di sini tapi kamu malah mencari wanita lain," tukas Glade marah.Ghazlan benar-benar ingin meluapkan emosinya seketika itu juga. Dia baru pulang tapi istrinya mencari masalah. "Fine! Aku malas berdebat, Glade," tukas Ghazlan akhirnya. Dia memilih untuk meninggalkan istrinya daripada dia semakin sakit hati. Tengah malam, Ghazlan mencoba untuk mencari tahu dengan mendatangi rumah Kiana. Dia berharap ada secercah cahaya yang membuktikan bahwa Kiana ada di rumah. Pada kenyataannya, apa yang dia inginkan tidak pernah terjadi. Selama beberapa hari Ghazlan mencoba untuk mengacuhkan Glade Karena rasa kesalnya itu. Tidak bis
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 82 — Apa Bapak Mau Menyentuhnya?

Ghazlan memeluknya tanpa ampun. Rasa rindunya menyeruak begitu melihat sosok yang dia rindukan selama satu bulan ini."Bapak kok bisa tahu saya ada di sini?" tanya Kiana setelah dia mencoba melepaskan pelukan Ghazlan. Anita sudah menyingkir dari tadi karena tidak ingin mengganggu kerinduan di antara mereka."Usaha, Kiana. Kenapa kamu pergi begitu saja tanpa memberi saya kabar?" tanya Ghazlan frustasi."Saya minta maaf, Pak. Saya terpaksa karena mbak Glade meminta saya untuk pergi diam-diam. Ponsel saya dibawa mbak Glade. Ponsel mbak Anita juga dalam pantauan," jelas Kiana. Tanpa dia sadari air matanya menetes ke permukaan pipinya. Ghazlan mengusap air bening tersebut dengan hati-hati. "Saya merindukanmu, Kiana."Kiana menunduk malu, "Saya juga, Pak.""Lebih baik kita masuk dulu supaya pembicaraan kita lebih nyaman," ucap Ghazlan. Dia sempat melirik ke arah perut Kiana Karena penasaran apakah perkembangan buah hatinya semakin pesat. Ketika Ghazlan mengamati Kiana dari belakang, ada s
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 83 — Harusnya Aku Tahan Dia!

Cinta? Ghazlan menelan ludah ketika mengatakannya. Apa benar dia mencintai Kiana dan mengkhianati Glade?Kiana tidak tahu harus merespons bagaimana. Dia menoleh bingung ke arah Ghazlan. "Bapak mencintai mbak Glade juga?""T-tentu saja," jawab Ghazlan gelagapan.Bibir Kiana merespons dengan senyum tipis sembari melepaskan pegangannya pada tangan Ghazlan, "Saya jadi yang kedua?"Ghazlan kebingungan. Dia benar-benar tidak bisa menikahi dua wanita atau menggantungkan salah satu wanita. Tapi untuk melepaskan juga rasanya sulit. "Saya terlalu berambisi untuk memiliki kalian."Kiana sepenuhnya sadar kalau pilihan Ghazlan lebih condong ke arah istrinya. Tidak masalah. Mendengar Ghazlan mencintainya saja membuat Kiana bahagia. "Terimakasih, Pak. Karena bapak saya jadi tahu kalau saya masih pantas untuk dicintai.""Tapi, apa kamu marah sama saya?""Tidak. Saya bersyukur karena bapak mau jujur sama saya," jawab Kiana tenang. Dia lalu meminta Ghazlan untuk istirahat dan makan beberapa camilan seb
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 84 - Buka Mata Kamu!

Suara itu sangat keras. Seperti benturan dari dua benda. Ghazlan yang berprasangka buruk langsung keluar dari pagar rumahnya dan menyusuri lorong perumahan dengan matanya."Glade!" Ghazlan berlari ke arah pintu keluar perumahan. Beberapa orang yang berada di dalam rumah segera keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Mobil Glade menabrak salah satu dinding pagar rumah tetangganya. Kap mobil tersebut setengah terbuka dan mengeluarkan asap. Ghazlan membuka pintu mobil sebelah kiri karena pintu kanan terhalang oleh dinding. Dilepaskannya seat belt yang terpasang di tubuh istrinya, lalu dia berusaha menarik sang istri agar keluar dari sana.Dua orang satpam di rumah Ghazlan langsung memburu sang majikan untuk membantu. Salah satu tetangga ikut menolong dan memanggil ambulans. Glade tidak dalam keadaan parah tapi wanita itu tidak sadarkan diri. Dahinya berdarah dan memar. Ghazlan benar-benar menyalahkan dirinya atas kejadian yang dialami oleh Glade. Harusnya dia bersikeras untuk
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 85 — Katanya Cinta Kok Begini?

"Apa? Mencintai? Gila kamu, Ghazlan! Glade mau kamu singkirkan?" hardik Viona geram. Wajahnya semakin memerah. Dia tidak terima putri satu-satunya yang dia miliki, disia-siakan oleh Ghazlan. "Keluar kamu! Mama nggak mau melihat menantu yang nggak tahu terimakasih. Selama menikah, Glade tidak pernah berselingkuh dari kamu sekalipun banyak orang yang menyukainya. Tapi apa balasan yang kamu berikan?""Ma, aku nggak akan menceraikan Glade," ujar Ghazlan. Viona menatap sinis menantunya, "Kalau kamu nggak mau menceraikan Glade, mama yang akan paksa dia!""Tapi, Ma," desak Ghazlan."Pergi! Sebelum kamu meninggalkan wanita itu, mama nggak akan mau menerima kamu!" Viona tidak benar-benar serius dengan ucapannya karena Ghazlan adalah menantu potensial yang tidak bisa dia tinggalkan. Enak saja kalau Kiana berhasil mendapatkannya. Kehidupan wanita itu akan mujur selama sisa hidupnya. 'Mama terpaksa begini supaya kamu bisa memutuskan wanita nggak jelas itu. Kalau nggak begini, kamu pasti akan l
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 86 — Jika Saya Meninggal Setelah Melahirkan

"Bu Kia kenapa menangis? Perutnya sakit?" tanya Anita pada Kiana yang tidak ada angin tidak ada hujan terisak pelan. Kiana cepat-cepat menghapus air matanya. "Tidak, Mbak. Saya hanya lelah. Selama di rumah ini saya kan tidak pegang ponsel jadi mata saya agak kacau. Ini saya kembalikan, Mbak. Terimakasih ya.""Bu Kia mau tidur?" Kiana hanya mengangguk dan melangkah pergi. Hatinya sakit. Tuhan menciptakan hati bukan hanya untuk disakiti tapi pada kenyataannya dia selalu yang paling sakit. Keluarganya memperlakukannya dengan buruk dan berusaha untuk membuatnya menjadi anak yang tidak berbakti. Sekarang setelah dia mendapatkan kemudahan dalam keuangan, semuanya juga masih sama. Cinta tidak mau berpihak padanya. Dia harus bagaimana?"Em, jadi ini yang membuat Bu Kia sedih," gumam Anita setelah membuka aplikasi yang terakhir kali dilihat oleh majikannya.°°°H-7 kelahiran junior ...Kiana mengelus perutnya yang semakin aktif bergerak. Terakhir kali dia melakukan USG semuanya normal dan t
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 87 — PILIH!!!

Saras tersenyum bijak mendengar ucapan Kiana. "Bu Kia pasti selamat dan bisa melahirkan bayi ini tanpa kekurangan satu apapun. Jadi, semangat ya."Kiana menarik nafas panjang kalau menghembuskannya perlahan sesuai dengan instruksi Saras. Dia membutuhkan Ghazlan tapi kenapa pria itu justru tidak ada di saat dia menginginkannya. Kata orang peran suami adalah hal terpenting yang diinginkan seorang wanita jika melahirkan. Setetes air bening menetes dari kelopak mata sayu tersebut. 'Ayo, Sayang! Kita berjuang sama-sama. Ibu yakin kamu bisa melihat dunia ini. Yang kuat, yang semangat. Sama-sama kita berjuang! Kita tidak perlu siapapun lagi. Ibu janji akan menjadi orang pertama yang memeluk kamu nanti' batin Kiana.°°°Ghazlan berjalan terburu-buru bersama istrinya menyusuri lorong menuju ruang persalinan VVIP yang telah mereka siapkan. Glade sangat tidak sabar untuk menggendong anaknya dan mengatakan pada dunia bahwa dia berhasil mempunyai anak. Berbeda dengan pemikiran Ghazlan yang taku
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 88 — Berkemaslah!

Ghazlan menoleh pada Kiana, lalu beralih pada bayi laki-laki yang berada dalam dekapan Glade. Pria itu tidak bisa memilih. Mereka semua orang yang paling penting dalam hidupnya. Tapi ..."Maaf, Kiana," ucap Ghazlan akhirnya. Dia tidak berani menatap mata Kiana dan memilih untuk membawa bayi mereka pulang ke rumah. Kiana menangis sejadi-jadinya. Rasa sakit dalam hatinya teramat menyiksa. Terlebih ketika bayi yang dia lahirkan diambil begitu saja. Terlepas dari perjanjian di antara mereka, Kiana hanya berharap mereka punya sedikit perasaan kasihan. "Bu Kia, saya mohon pamit," ucap Anita yang menatap Kiana berkaca-kaca. "Sejujurnya saya masih ingin membantu Bu Kia untuk mengemasi barang-barang tapi Nyonya meminta saya untuk segera menyusul. Saya minta maaf, Bu Kia. Selama saya bekerja dengan ibu, saya bahagia. Saya berharap Bu Kia bisa lebih bahagia dari sekarang dan melanjutkan hidup. Semoga ibu mendapatkan jodoh terbaik dari Tuhan agar bisa menemani Bu Kia. Tolong dimaafkan kalau say
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 89 — Dia Butuh Ibunya

"Dimana?""Satu perumahan denganku, Kia. Harganya lumayan murah dan besar. Kamu bisa tinggal sama keluarga kamu nanti kalau misalkan udah nggak ada masalah lagi. Yuk! Aku udah janji untuk datang hari ini," jelas Tere. Kondisi Tere lebih baik ketimbang Kiana yang tidak bisa move on dari keluarga Ghazlan. Wajar karena orang yang menyewa rahim Tere bukan pasangan yang baru menikah dengan status memiliki segalanya.Kiana berpamitan dengan Munif lebih dulu sebelum dia memutuskan untuk pergi. Kiana jika memasukkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke dalam amplop yang kemudian diserahkan pada wanita yang memiliki hati baik tersebut."Ini terlalu banyak, Nduk," ucap Munif. Hanya menyentuh permukaan luarnya saja dia tahu berapa puluh lembar isinya. "Kamu juga pasti butuh uang ini. Sebaiknya kamu simpan saja untuk keperluan kamu."Kiana menolaknya, "Saya masih punya beberapa simpanan uang, Bu. Bu Munif tenang saja."Munif ingin sekali menolaknya karena dia belum pernah mendapat uang banyak itu
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

90 — Kerewelan Galang

"Aku ibunya, Mas. Aku!" tegas Glade tidak bisa terbantahkan lagi. Matanya menatap garang pada suaminya yang tetap ngotot kalau Galang butuh Kiana. "Kamu tahu, Mas. Kalau kamu semakin mempersulit keadaan, aku nggak akan segan-segan membawa Galang pergi dari kamu!"Ghazlan mendesis pelan. "Selalu saja ancaman! Kalau kamu nggak mau aku mengungkit masalah Kiana, sebaiknya kamu cari cara agar Galang mau diam. Kamu ibunya kan? Kasihi dengan baik jangan cuma dilempar sama babysitter.""Oke. Nggak masalah! Aku bisa kok mengatasinya," jawab Glade geram. Dia meninggal sang suami untuk beralih ke kamar bayi mereka. Ruangan yang berada di samping kamar mereka dirubah sedemikian rupa agar Galang bisa nyaman tinggal di sana. Glade juga sudah membayar babysitter yang sudah bersertifikat dan dikelola oleh yayasan agar bisa mengasuh Galang selagi dia pergi. Namun pada kenyataannya, babysitter kondang juga tidak bisa menaklukkan Galang. Ada apa sebenarnya?"Kamu itu saya bayar mahal bukan untuk plonga
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status