Beranda / Pernikahan / Benih Rahasia Untuk Sang Dosen / Bab 58 — Kamu Mencium Suami Saya?

Share

Bab 58 — Kamu Mencium Suami Saya?

Penulis: Inthary
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-23 20:21:06

Tidak ada yang bisa menghentikan Glade. Glade sudah seperti orang kesurupan karena dia merusak rerumputan yang tumbuh dengan subur itu. Padahal dia sangat menyukai warna hijau di halaman belakangnya.

Hanya karena pertemuan tidak terduga antara Ghazlan dan Kiana membuat wanita itu gelap mata.

Beberapa asisten rumah tangga memperhatikan mereka. Tidak ada yang berani bersuara, mereka memilih untuk diam.

Ghazlan menarik lengan Glade yang sedang memegang benda tajam itu. "Sudah. Aku minta maaf, Glade."

Dengan napas naik turun, Glade menatap tajam suaminya. "Aku yang memutuskan untuk memaafkan siapa. Kamu nggak perlu ikut campur, Mas!"

Glade menarik tangannya tapi Ghazlan tetap mempertahankan posisinya. "Lepas! Aku belum selesai dengan tempat ini!"

Di belakang sana Kiana menangis dalam diam melihat kemarahan Glade. Dia bahkan tidak melakukan apapun, tapi rerumputan itu yang jadi korban.

"Mbak, saya..," ucapan Kiana terhenti karena Glade mengangkat tangannya ke udara.

"Kamu juga jangan bic
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rizqi
sebel sama Glade, jadi orang kok semena-mena dan egois
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 59 — Rasakan!

    Kiana mendelik. Sudah pasti dugaan Glade benar. Wanita itu berdiri dan memukul wajah Kiana dengan satu pukulan telak!Plakk!!"Nyonya," pekik Anita. Setelah dia sadar telah salah bicara, dia menutup mulutnya rapat-rapat. Sementara Kiana menyentuh permukaan kulitnya yang memanas. Pukulan Glade teramat menyakitkan tapi semua itu karena salahnya. "Maaf, Mbak." Glade melipat lengannya dengan seringaian puas. "Ini hanya balasan kecil saya, Kiana. Kamu jangan merasa saya akan berhenti melakukan sesuatu setelah ini. Coba saja bertingkah, kamu akan tahu apa yang saya maksudkan!""Maaf, Mbak. Saya tidak bermaksud melakukannya," isak Kiana. Matanya melihat ke bawah kakinya. Dia tidak bisa marah karena memang benar dia menggoda suami Glade."Oh ya? Harusnya kalau nggak bermaksud kamu nggak mungkin mengiyakan ajakan suami saya untuk pergi kan? Dari awal kamu memang sengaja melakukannya," tukas Glade gamblang. Kenapa bisa berlarut-larut begini? Kiana harus mengatakan apa? Apa dia perlu berkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 60 — Kemana?

    "Apa ... ini?" Kelopak mata Kiana mendelik melihat adegan delapan belas plus yang dikirim oleh Glade. Memang tidak sepenuh terbuka namun suara desahan Glade dan juga suara hentakan yang entah apa namanya itu, membuat Kiana sedikit terpengaruh. Efek blur membuat Kiana memikirkan langkah selanjutnya yang akan dua orang itu lakukan. Dia tidak buta akan hal itu tapi dia belum pernah merasakannya. Tubuhnya mulai memanas padahal video di layar ponselnya sudah berhenti sejak dua menit yang lalu.Tiba-tiba ponselnya berdering nyaring. Panggilan dari Glade. Mau apa wanita itu menghubunginya?[Bagaimana?]Kiana mengerti kemana arah pembicaraan mereka. "Apa maksudnya, Mbak?"[Tidak ada maksud apa-apa. Saya hanya ingin kamu melihat bahwa ciuman kamu tidak berarti apa-apa untuk hubungan saya dan suami saya. Mau kamu merayu seperti apa, suami saya tidak akan tergoda. Jadi kamu tidak perlu merasa besar kepala kalau suami saya memberikan perhatian. Sampai di sini paham?]Jadi karena itu? Secara ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 61 — Saya Hanya Ingin Liburan Berdua

    "Maksudnya saya dan Pak Ghazlan, Mbak?" tanya Kiana bingung. Apa dia boleh senang mendengar permintaan Ghazlan? "Bukan cuma Bu Kia dan Tuan Ghazlan tapi saya juga. Nanti kalau hanya berdua malah timbul fitnah," jelas Anita yang gemas melihat reaksi kebingungan majikannya. Pasti majikannya berharap akan pergi berdua dengan suami bos besarnya. Kiana mulai mengaduk cangkirnya sebagai tanda bahwa dia malu sudah berpikir yang bukan-bukan. "Maksudnya kenapa Mbak Glade nggak ikut? Oh, ya, lagi ke Los Angeles ya? Ya apa boleh buat. Kita harus tetap ikut karena kita bukan yang menentukan kan? Sebagai bawahan tetap harus menurut. Bukan begitu, Mbak?"Anita tersenyum geli melihat sikap Kiana yang menunjukkan kebahagiaan tapi diselubungkan dengan sikap acuh tak acuh. Dia mengangguk untuk mengambil hati majikannya yang sedang girang. "Iya, Bu Kia. Saya sih tinggal mengikuti aturan Tuan. Paling nanti Nyonya juga menyusul kalau sudah pulang."Kalimat terakhir Anita membuat Glade mendengus pelan. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 62 — Bapak Mau Mengajari Saya?

    Pipi Kiana langsung merona mendengarnya. "Benarkah, Pak? Alasannya?"Ghazlan tersenyum penuh misteri, "Karena kamu butuh ketenangan. Setahu saya kalau wanita hamil sering uring-uringan padahal nggak ada yang terjadi.""Memang," jawab Kiana pelan. Hatinya benar-benar melambung mendengar penuturan Ghazlan. Seperhatian itu Ghazlan padanya? Padahal dia dan Glade selalu berperang dingin tapi Ghazlan masih mencoba untuk bersikap netral.Tapi ...Jantung Kiana hampir berhenti berdetak begitu membayangkan bagaimana Ghazlan dan Glade saling berperang keluh. Bahkan desahan Glade masih terngiang di telinganya. Kiana tahu dia tidak boleh cemburu pada keharmonisan rumah tangga mereka tapi Kiana juga ingin merasakan nikmatnya berbagi ranjang. Astaga! Kiana menepuk kepalanya karena mencoba memikirkan hal yang tidak mungkin terjadi. Berbagi ranjang? Berbagi ciuman saja mustahil bagaimana kalau mereka sampai saling mengalirkan peluh? Ya Tuhan, Kiana! Sadarlah! Kamu bukan siapa-siapa Ghazlan. Setela

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 63 — Saya Akan Temani Kamu Tidur, Kia!

    "Kenapa malah diem?" tanya Ghazlan gemas. Dia menarik Kiana untuk turun ke kolam renang secara perlahan, berusaha untuk lebih hati-hati agar tidak menyakiti perut wanita itu. "Yakin nggak bisa berenang?"Kiana memamerkan giginya, malu karena ketahuan berbohong. "Bisa sih, Pak. Tapi saya belum coba kalau sedang hamil begini.""Jujur saya juga tidak tahu apakah ada prosedur khusus untuk wanita hamil. Tapi kita coba saja. Maksud saya, kamu coba saja pelan-pelan. Kalau memang nggak sanggup ya sudah," jelas Ghazlan. Tangannya masih memegang erat lengan Kiana seakan takut wanita itu terjatuh. "Kalau dipegang terus kapan saya bisa berenangnya, Pak?" canda Kiana sembari melirik lengannya.Ghazlan terkekeh geli melihat tingkahnya sendiri. Dia lalu melepaskan pegangannya dan mulai menjauh dari Kiana. Wanita itu terlihat malu-malu untuk memulai langkah apalagi dengan perut sebesar itu. "Saya mau lihat ponsel dulu ya?" ucap Ghazlan sembari keluar dari kolam renang yang tampak transparan jika di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 64 — SIALAN! BRENGSEK!

    "Iya, ini saya," ucap Ghazlan sambil mengarahkan senternya ke arah mukanya. "Boleh saya tidur di sini?"Ghazlan mengubah arah senternya hingga menyorot muka Kiana. Dia penasaran bagaimana wajah terkejut Kiana ketika mendengar ucapannya tadi. Kedua mata Kiana membulat sebesar kelereng. Dia juga menutup mulutnya dengan telapak tangan sebagai tanda bahwa dia terkejut dengan permintaan Ghazlan. "Boleh?" ulang Ghazlan. Kiana sontak langsung menggeleng. "Bukannya nggak boleh, Pak, tapi bukannya dalam perjanjian kita tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik?""Lalu ciuman itu?" goda Ghazlan. Dia mengambil ponsel Kiana dari lantai lalu memberikannya pada pemiliknya. "Kalau nggak ada perjanjian berarti kamu memperbolehkan saya tidur sama kamu?"Haruskah Ghazlan mengatakan kata terlarang itu? Bagi Kiana kata tidur bersama adalah simbol kemesraan yang tidak mungkin dia dapatkan semudah itu. Entah kenapa perubahan sikap Ghazlan yang drastis membuat dia semakin cemas. Klip!Lampu tiba-tiba m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 65 — Gimana Rasanya Menikmati Daun Muda?

    Anita menjadi saksi hidup perjuangan Ghazlan membawa Kiana ke klinik kesehatan terdekat. Ghazlan menyetop kendaraan yang melewati mereka dan meminta belas kasihan untuk diberikan tumpangan. Mencari taksi di area itu juga tidak ada gunanya. Ghazlan tidak mau mengambil resiko dengan membiarkan Kiana luntang-lantung di jalanan tidak jelas. Dengan bantuan Anita, mereka akhirnya berhasil membawa Kiana ke klinik kesehatan yang lumayan besar di daerah itu. "Minta kontak yang bisa dihubungi, Mbak, tolong!" pinta Ghazlan sebelum dia meninggalkan sang pemilik mobil untuk bergegas membawa Kiana masuk. Dengan teriakan yang membuat seantero IGD melihat ke arah mereka, Ghazlan meminta perawat menyiapkan brankar. Setelah membaringkan istrinya, dia ikut membawanya ke ranjang yang telah disediakan. "Istri saya sedang hamil, Dok. Tolong periksa dulu kondisi bayinya," pinta Ghazlan pada wanita yang berpakaian serba putih itu."Iya, Pak. Tolong tunggu di ruang tunggu dulu," kata dokter.Ghazlan mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 66 — Kamu Menyesal Hamil, Glade?

    "Renyah? Jaga bicara kamu, Glade!" tukas Ghazlan kesal. Beruntung dia tidak menggunakan loudspeaker jadi Kiana tidak mendengar ucapan tajam istrinya.[Kamu yang jaga mata! Mau pulang sekarang atau aku bongkar kebusukan kalian di depan mama Silvina?]Ghazlan mendengus kasar lalu melirik Kiana penuh sesal. "Oke!"[Bagus!]Klik!Melihat sikap kesal Ghazlan, Kiana bisa menebak kalau Glade pasti marah besar dan menginginkan mereka pulang. "Saya sudah lebih baik, Pak.""Saya urus admistrasi dulu," ucap Ghazlan yang kemudian bangkit ke luar ruangan. Langkahnya terlihat dipaksakan membuat Kiana jadi tidak enak hati."Saya bantu Bu Kia," ucap Anita. °°°Ghazlan memesan taksi online untuk mengantarkan mereka pulang karena mobilnya terpaksa dititipkan di bengkel terdekat untuk diperbaiki. Ghazlan duduk di depan sementara Kiana dan Anita di jok belakang. Mereka saling diam, lebih tepatnya tidak ada yang mau dibicarakan. Kiana menyandarkan kepalanya pada bahu Anita karena kepalanya sakit akibat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   93 — Kalau Baby G Sampai Diapa-apain Gimana?

    "Apa? Aku tanya sama Kiana bukan kamu!" bentak Ghazlan. Baby G terbangun dan menangis karena teriakan Ghazlan. Pria itu sadar akan kelalaiannya dan meminta maaf pada Kiana.Kiana mengambil alih Baby G. Gerakan cepatnya membuat GhazLan takjub. Kiana sangat cekatan. Tidak terlihat kalau wanita itu belum pernah menangani seorang bayi sekalipun. Ghazlan mendorong istrinya untuk keluar dari sana karena dia tidak ingin mengganggu Kiana. Pria itu langsung mengeluarkan uneg-unegnya."Lihatlah! Kamu memang dewasa tapi kamu nggak sedewasa Kiana. Kamu yang menginginkan dipanggil ibu tapi kenyataannya malah diam waktu Baby G nangis. Kamu sadar nggak sih, Glade? Kamu nggak mau belajar!" sentak Ghazlan kesal. Glade menatap sengit suaminya, "Lalu? Aku harus jadi babysitter gitu? Hei, Mas! Kita bisa membayar jasa babysitter. Ngapain sih susah-susah. Kamu banyak banget berubah sejak Kiana datang ke rumah kita. Kamu nggak pernah mendesakku untuk jadi ibu rumah tangga yang baik. Kamu nggak pernah sek

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 92 — Mas!

    "Babysitter," tegur Glade dari arah kamar. Dia menahan kesal ketika Kiana datang-datang menyebut dirinya ibu. Babysitter yang sejak awal tidak bisa menangani Kiana, hanya melihat mereka dengan bingung."Ratri!" panggil Glade dengan kesal. Ratri berhasil menghampiri Glade, "Iya, Nyonya.""Urus mbaknya Baby G. Saya tidak mau ada rumor yang tersebar nantinya," ucap Glade yang tanpa tedeng aling-aling langsung mengatakan di depan wanita muda tersebut."Iya, Nyonya."Ratri lantas meminta sang babysitter untuk mengikutinya. Sementara Kiana mengambil alih Baby Galang. Baby Galang yang semula rewel tiba-tiba saja berhenti setelah didekap oleh Kiana. Rasa haru menyeruak dalam dada. Kiana menitikkan air matanya tanpa sadar. Wanita itu tidak mengerti kenapa dia harus menangisi keadaan yang membuatnya bahagia. "Jangan mendramatisir keadaan! Baby G hanya merespon karena kamu wanita yang melahirkannya. Setelah dia dewasa, kamu nggak akan pernah menjadi orang terpenting baby G," tukas Glade ketu

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 91 — Ini Ibu, Sayang

    "Mbak Glade?" ucap Kiana dengan mata membulat penuh. "Dari mana mbak Glade tahu rumah saya?"Glade dengan tampang congkaknya langsung duduk di sofa ruang tamu. Sembari melihat-lihat keadaan rumah Kiana, dia mengatakan, "Apa yang saya tidak tahu?"Tere memberi isyarat pada Kiana, apa yang harus dia lakukan? Kiana memintanya untuk pergi karena Glade hanya punya urusan dengannya. Kiana lalu duduk di depan Glade. Dia tidak tahu reaksi apa yang harus dia perlihatkan pada mantan bosnya itu. Sudut bibir Glade terangkat. Entah mencela perumahan milik Kiana yang begitu mungil atau dia mengejek penampilan Kiana yang lebih sering memakai dress longgar. "Saya tidak tahu kalau Mbak Glade penasaran dengan tempat tinggal saya," ucap Kiana membuka pembicaraan."Bukan penasaran. Saya ingin mengajukan penawaran sama kamu. Kamu mau bekerja lagi di rumah saya? Sebagai babysitter Galang. Baby G nangis terus setiap malam dan saya lelah mendengarnya," ucap Glade geram. Dia seolah sedang mengatai anaknya

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   90 — Kerewelan Galang

    "Aku ibunya, Mas. Aku!" tegas Glade tidak bisa terbantahkan lagi. Matanya menatap garang pada suaminya yang tetap ngotot kalau Galang butuh Kiana. "Kamu tahu, Mas. Kalau kamu semakin mempersulit keadaan, aku nggak akan segan-segan membawa Galang pergi dari kamu!"Ghazlan mendesis pelan. "Selalu saja ancaman! Kalau kamu nggak mau aku mengungkit masalah Kiana, sebaiknya kamu cari cara agar Galang mau diam. Kamu ibunya kan? Kasihi dengan baik jangan cuma dilempar sama babysitter.""Oke. Nggak masalah! Aku bisa kok mengatasinya," jawab Glade geram. Dia meninggal sang suami untuk beralih ke kamar bayi mereka. Ruangan yang berada di samping kamar mereka dirubah sedemikian rupa agar Galang bisa nyaman tinggal di sana. Glade juga sudah membayar babysitter yang sudah bersertifikat dan dikelola oleh yayasan agar bisa mengasuh Galang selagi dia pergi. Namun pada kenyataannya, babysitter kondang juga tidak bisa menaklukkan Galang. Ada apa sebenarnya?"Kamu itu saya bayar mahal bukan untuk plonga

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 89 — Dia Butuh Ibunya

    "Dimana?""Satu perumahan denganku, Kia. Harganya lumayan murah dan besar. Kamu bisa tinggal sama keluarga kamu nanti kalau misalkan udah nggak ada masalah lagi. Yuk! Aku udah janji untuk datang hari ini," jelas Tere. Kondisi Tere lebih baik ketimbang Kiana yang tidak bisa move on dari keluarga Ghazlan. Wajar karena orang yang menyewa rahim Tere bukan pasangan yang baru menikah dengan status memiliki segalanya.Kiana berpamitan dengan Munif lebih dulu sebelum dia memutuskan untuk pergi. Kiana jika memasukkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke dalam amplop yang kemudian diserahkan pada wanita yang memiliki hati baik tersebut."Ini terlalu banyak, Nduk," ucap Munif. Hanya menyentuh permukaan luarnya saja dia tahu berapa puluh lembar isinya. "Kamu juga pasti butuh uang ini. Sebaiknya kamu simpan saja untuk keperluan kamu."Kiana menolaknya, "Saya masih punya beberapa simpanan uang, Bu. Bu Munif tenang saja."Munif ingin sekali menolaknya karena dia belum pernah mendapat uang banyak itu

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 88 — Berkemaslah!

    Ghazlan menoleh pada Kiana, lalu beralih pada bayi laki-laki yang berada dalam dekapan Glade. Pria itu tidak bisa memilih. Mereka semua orang yang paling penting dalam hidupnya. Tapi ..."Maaf, Kiana," ucap Ghazlan akhirnya. Dia tidak berani menatap mata Kiana dan memilih untuk membawa bayi mereka pulang ke rumah. Kiana menangis sejadi-jadinya. Rasa sakit dalam hatinya teramat menyiksa. Terlebih ketika bayi yang dia lahirkan diambil begitu saja. Terlepas dari perjanjian di antara mereka, Kiana hanya berharap mereka punya sedikit perasaan kasihan. "Bu Kia, saya mohon pamit," ucap Anita yang menatap Kiana berkaca-kaca. "Sejujurnya saya masih ingin membantu Bu Kia untuk mengemasi barang-barang tapi Nyonya meminta saya untuk segera menyusul. Saya minta maaf, Bu Kia. Selama saya bekerja dengan ibu, saya bahagia. Saya berharap Bu Kia bisa lebih bahagia dari sekarang dan melanjutkan hidup. Semoga ibu mendapatkan jodoh terbaik dari Tuhan agar bisa menemani Bu Kia. Tolong dimaafkan kalau say

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 87 — PILIH!!!

    Saras tersenyum bijak mendengar ucapan Kiana. "Bu Kia pasti selamat dan bisa melahirkan bayi ini tanpa kekurangan satu apapun. Jadi, semangat ya."Kiana menarik nafas panjang kalau menghembuskannya perlahan sesuai dengan instruksi Saras. Dia membutuhkan Ghazlan tapi kenapa pria itu justru tidak ada di saat dia menginginkannya. Kata orang peran suami adalah hal terpenting yang diinginkan seorang wanita jika melahirkan. Setetes air bening menetes dari kelopak mata sayu tersebut. 'Ayo, Sayang! Kita berjuang sama-sama. Ibu yakin kamu bisa melihat dunia ini. Yang kuat, yang semangat. Sama-sama kita berjuang! Kita tidak perlu siapapun lagi. Ibu janji akan menjadi orang pertama yang memeluk kamu nanti' batin Kiana.°°°Ghazlan berjalan terburu-buru bersama istrinya menyusuri lorong menuju ruang persalinan VVIP yang telah mereka siapkan. Glade sangat tidak sabar untuk menggendong anaknya dan mengatakan pada dunia bahwa dia berhasil mempunyai anak. Berbeda dengan pemikiran Ghazlan yang taku

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 86 — Jika Saya Meninggal Setelah Melahirkan

    "Bu Kia kenapa menangis? Perutnya sakit?" tanya Anita pada Kiana yang tidak ada angin tidak ada hujan terisak pelan. Kiana cepat-cepat menghapus air matanya. "Tidak, Mbak. Saya hanya lelah. Selama di rumah ini saya kan tidak pegang ponsel jadi mata saya agak kacau. Ini saya kembalikan, Mbak. Terimakasih ya.""Bu Kia mau tidur?" Kiana hanya mengangguk dan melangkah pergi. Hatinya sakit. Tuhan menciptakan hati bukan hanya untuk disakiti tapi pada kenyataannya dia selalu yang paling sakit. Keluarganya memperlakukannya dengan buruk dan berusaha untuk membuatnya menjadi anak yang tidak berbakti. Sekarang setelah dia mendapatkan kemudahan dalam keuangan, semuanya juga masih sama. Cinta tidak mau berpihak padanya. Dia harus bagaimana?"Em, jadi ini yang membuat Bu Kia sedih," gumam Anita setelah membuka aplikasi yang terakhir kali dilihat oleh majikannya.°°°H-7 kelahiran junior ...Kiana mengelus perutnya yang semakin aktif bergerak. Terakhir kali dia melakukan USG semuanya normal dan t

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 85 — Katanya Cinta Kok Begini?

    "Apa? Mencintai? Gila kamu, Ghazlan! Glade mau kamu singkirkan?" hardik Viona geram. Wajahnya semakin memerah. Dia tidak terima putri satu-satunya yang dia miliki, disia-siakan oleh Ghazlan. "Keluar kamu! Mama nggak mau melihat menantu yang nggak tahu terimakasih. Selama menikah, Glade tidak pernah berselingkuh dari kamu sekalipun banyak orang yang menyukainya. Tapi apa balasan yang kamu berikan?""Ma, aku nggak akan menceraikan Glade," ujar Ghazlan. Viona menatap sinis menantunya, "Kalau kamu nggak mau menceraikan Glade, mama yang akan paksa dia!""Tapi, Ma," desak Ghazlan."Pergi! Sebelum kamu meninggalkan wanita itu, mama nggak akan mau menerima kamu!" Viona tidak benar-benar serius dengan ucapannya karena Ghazlan adalah menantu potensial yang tidak bisa dia tinggalkan. Enak saja kalau Kiana berhasil mendapatkannya. Kehidupan wanita itu akan mujur selama sisa hidupnya. 'Mama terpaksa begini supaya kamu bisa memutuskan wanita nggak jelas itu. Kalau nggak begini, kamu pasti akan l

DMCA.com Protection Status