'Ah, sialan. Semua perempuan emang bodoh.' batin Kina, meletakkan tangan di dada, merasakan sesak dan nyeri dalam sana. 'Udah tahu sumber sakit hati, masih saja dikepoin. Dah lah, memang sudah benar aku cuma jadi pengasuh Zana. No cinta, no drama, no baper,' lanjutnya membatin, termenung sembari menggores pensil pada buku gambar. "Udang yang Mommy gambar sangat bagus, ajari Nana, Mommy," ucap Zana tiba-tiba, menatap kagum pada hasil gambaran Kina. Kina menoleh pada Zana, tersenyum tipis lalu menganggukkan kepala. Dia menyimpan perasaan gundah dalam hati, memilih fokus menggambar dengan Zana. Siapapun ibu kandung Zana, Kina tak peduli. Yang dia tahu hanya satu, anak ini selalu bersamanya sejak kecil dan Zana juga teman terbaiknya. Dia akan tetap menyayangi anak ini meskipun nanti terungkap jika Zana bukan anak Sheila dan ternyata anak Nathalia, sebab Zana … sebuah vitamin bagi Kina. "Perhatikan yah, Nana. Pertama, kamu harus buat huruf C, kalau udangnya mau hadap kira maka Nana ha
Baca selengkapnya