Semua Bab Istri Kedua Tercinta Tuan Muda: Bab 191 - Bab 200

219 Bab

ZK 32– Dijemput Pulang

"Jadi selama ini … aku tidak pernah alergi. Tapi …-" Zana terdiam sembari mengingat kembali kapan terakhir dia terkena alergi aneh tersebut. Tiba-tiba Zana tersenyum malu-malu, akan tetapi karena merasa bodoh dengan diri sendiri Zana langsung menampar wajahnya. "Astaga, kok aku senyum?" Zana menggerutu sendiri berlari ke arah ranjang lalu membanting tubuh ke atas kasur. Zana meraih guling kemudian memeluknya erat. Zana tak bisa pingkiri ia senang karena tubuhnya ternyata menggoda lawan jenis, dalam artian dia tak separah yang Revano katakan–tak ada satu laki-laaki pun yang tertarik pada Zana. See? Sekelas Ebrahim saja ternyata tidak mampu menahan godaan oleh tubuh Zana. "Agk!" Zana menjerit tertahan, tak menyangka selama ini Ebrahim diam-diam suka mencumbunya. Pasti karena tubuhnya se menggoda itu. "Apa aku masuk dunia model saja yah? Kan tubuh ku bagus," gumam Zana yang mulai kepedean. Dia bangkit lalu kembali berdiri di depan cermin meja rias. "Ah, masuk master chef saja deh
Baca selengkapnya

ZK 33–Kejadian Memalukan Zana

Ebrahim mendongak, begitu juga dengan Zana yang seketika menatap ke arah perempuan itu. Zana sedikit memicingkan mata, berusaha mengenali sosok perempuan tersebut. Dia rasa dia tak asing dengan perempuan ini, tetapi dia juga yakin jika dia dan perempuan ini baru pertama kali bertemu. "Kebetulan kita bertemu di sini, Ebrahim," ucap perempuan itu lembut, tak lupa memberikan senyuman manis pada Ebrahim. Tatapan matanya berbinar terang, menatap penuh harap dan keterpesonaan secara bersamaan pada sosok pria di depannya. Siapa yang tak terpesona? Ebrahim bukan hanya memiliki wajah tampan, pria ini juga seksi dan panas secara bersamaan. Dia CEO yang dinobatkan sebagai pria tampan dan terpanas tiga tahun terakhir ini. Wanita diluaran sana memuja pria ini, bahkan rela melakukan apapun supaya bisa bersanding dengan Ebrahim. Namun, pria yang dijuluki the lady killer ini, sama sekali tak pernah bertahan dengan satu wanita pun dalam jangka waktu lebih dari seminggu. Akan tetapi, Tamara
Baca selengkapnya

ZK 34–Ke Rumah Mertua

"Ebrahim, aku …-" "Ini sudah jam setengah sepuluh malam. Aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu," ucap Ebrahim, masuk dalam toko untuk mengganti es krim istrinya. "Ta-tapi … hanya sebentar. Aku hanya ingin meminta maaf padamu mengenai Handphone." Ebrahim sama sekali tidak mendengarkan ucapan Tamara. Setelah pesanannya selesai, dia segera mengambilnya lalu langsung pergi dari sana. "Ebrahim, kenapa sikapmu begitu dingin padaku? Aku tahu aku salah, tetapi aku ingin memin …-" Ebrahim tak peduli, masuk dalam mobil dengan segera menyerahkan eskrim pada Zana. Mereka langsung beranjak dari sana, meninggalkan Tamara yang meradang dan terlihat kesal. Tamara mengeluarkan HP, menghubungi seseorang. "Cari tahu siapa gadis bernama Zana di keluarga Mahendra. Dan jika memang dia bukan berasal dari keluarga Mahendra, lakukan sesuatu untuk menyingkirkannya dari dekat Ebrahim." 'Baik, Tamara.' Tamara tersenyum tipis, merasa karena dia bisa menyingkirkan gadis bernama Zan
Baca selengkapnya

ZK 35–Siapa Tamara?

'Menantu?' batin Tamara yang sudah membeku di tempat, menatap Zana yang sedang berpelukan dengan Lea-mommy dari Ebrahim. "Wajah menantuku yang super cantik ini kenapa terlihat letih? Zana habis dari mana, Sayang?" tanya Lea, menangkup wajah Zana sembari memperhatikan raut muka menantunya yang terlihat letih. "Zana habis ...-" Zana ingin menjawab akan tetapi Ebrahim tiba-tiba muncul dan langsung memotong ucapannya. "Aku langsung menjemput Zana dari kampus, Mom. Zana mengikuti bazar di kampusnya," ucap Ebrahim, mendekati mommynya dan istrinya. Setelah menyalam sang mommy, dia dengan enteng melingkarkan tangan di pinggang Zana. "Zana cukup aktif dengan kegiatan kampus," lanjut Ebrahim. Lea memperhatikan putranya dan menantunya secara lekat. Sepertinya ada peningkatan dalam hubungan putranya dan Zana, terlihat keduanya semakin dekat. Ah, Lea merasa lega untuk hal itu. "Pantas saja wajah cantik Zana terlihat sayu." Lea tersenyum lembut, "Alana, tolong antar kakak iparmu ke atas.
Baca selengkapnya

ZK 36 – Mencari Rejeki

Alana cukup kaget saat Zana tahu apa yang dia maksud. "Kamu tahu?" Zana menganggukkan kepala. "Kemarin kami ketemu di toko eskrim. Dia sepertinya ada hubungan dengan Kak Ebrahim karena beberapa kali dia mencoba mengajak Kak Ebra mengobrol." "Dia mantannya Kak Ebra. Putus beberapa minggu sebelum kamu dan Kak Ebra nikah. Makanya pas Kak Ebra bilang dia mau melamar kamu, Mommy sempat kaget. Tapi senang banget dong. Kita semua sudah kenal Tamara karena beberapa kali datang ke rumah. Mommy sempat ngira eh ... malah bahkan pernah taruhan sama Daddy soal hubungan Tamara dan Kak Ebra. Daddy bilang jika hubungan mereka akan kandas dan Mommy bilang sepertinya akan bertahan sampai ke pelaminan. Dan yang terjadi mereka putus, Daddy yang menang taruhan." Zana tepuk tangan mendengar ucapan Alana. Tak disangka orang tua Ebrahim taruhan untuk kelanjutan hubungan Ebrahim dan Tamara. Ah, mommy mertuanya memang lucu dan menggemaskan. Apalagi nasi gorengnya. Sungguh diluar prediksi BMKG! "Mereka pu
Baca selengkapnya

ZK 37–Pelindung Zana

"Au ah. Gelap!" bete Sasya. Setelah dari sana, mereka pindah tempat. Kali ini ke sebuah pohon besar. Namun mereka cukup sial dan kapok karena seorang dukun berjaga di sana. Mungkin sedang melakukan ritual. Tempat itu cukup sepi dan sebenarnya sedikit jauh dari perkotaan. Setelah ketahuan mencuri sesajen, dukun tersebut mengejar mereka. "Anak-anak nakal! Kalian akan mendapat mala petaka!" teriak duduk tersebut. "Kejar! Kejar kami kalau bisa!" tediak Zana, malah ketagihan dan senang dikejar oleh dukun tersebut. "Saksikanlah! Aku akan memperlihatkan jurusku!" Dukun tersebut tiba-tiba berhenti lalu duduk di tanah. Dia mengambil posisi seperti bersemedi dengan mulut komat-kamit. Zana dan yang lainnya berhenti, menunggu apa yang akan terjadi. Entah kenapa mereka cukup penasaran. Sekitar lima menit menunggu, tiba-tiba saja ...-Piuuuuuut'Suara kentut berbunyi seperti petasan. "Oik, apa nih?!" Zana langsung menatap berang ke arah Dirga-menutup hidung kuat-kuat. Begitu juga dengan Ma
Baca selengkapnya

ZK 38 – Pelukis dari Luar Negeri

Ebrahim mengacak pucuk kepala istrinya dengan penuh kasih sayang, tersenyum lembut pada gadis itu. "Kali ini, Kakak tidak marah. Tetapi lain kali, jangan ulangi," ucap Ebrahim, mendapat anggukkan kepala dari Zana. Setelah itu Zana membersihkan diri kemudian langsung tidur, sesuai perkataan Ebrahim sebelumnya. Pria itu sendiri, menghilang entah kemana. Akan tetapi, Zana tiba-tiba terbangun saat tubuhnya merasa ketindihan. Dia kira dia sungguh ketindihan karena habis dari kuburan, akan tetapi …- memang benar ketindihan namun bukan ketindihan makhluk halus. Melainkan makhluk kasar, raksasa dan berbadan kekar. Zana mengeluh pelan, mendorong pundak pria yang berada di atas tubuhnya dengan sekuat tenaga. Sialnya, dia tak bertenaga. Mungkin efek tidur sebentar lalu bangun secara mendadak. 'Jadi gini cara kerjanya … dia membuat tanda itu di tubuh ku selama ini? Saat aku tidur?' batin Zana, masih berusaha mendorong Ebrahim dari atas tubuhnya. Sedangkan Ebrahim, dia tak peduli jika Za
Baca selengkapnya

ZK 39–Yang Penting Untung

Namun, ada satu hal yang dipertanyakan oleh Tamara dalam hati. Siapa Zana sehingga Ebrahim bersedia dijodohkan dengan gadis nakal itu?! Zana menatap lukisan tersebut lalu mendengus pelan. Dia langsung mengeluarkan HP, kebetulan berdering. Zana segera menjauh dari sana, izin untuk mengangkat telepon dari juniornya. 'Lapor, Kak, lukisan Kakak yang khusus pajangan stand kita, dibeli oleh selebgram. Kita sudah bilang kalau lukisan itu milik ketua kami dan tak dijual, tetapi dia ngotot beli. Dia mengancam kalau dia bisa membuat nama kampus kita buruk kalau lukisan itu tak kami serahkan, Kak. Tadi dia sempat berdebat dengan Kanza tapi Kanza kalah. Dan akhirnya … kami kasih, takut stand kita diacak-acak, Kak.' "Tahu kok." Zana berucap malas, "lukisannya ada dirumah sepupu dan kebetulan aku di sini. Kalian sudah buka stand yah? Rajin amat padahal masih ujan." 'Di sini nggak hujan, Kak. Gerimis dikit,' jawab Dimas, salah satu junior Zana yang merupakan anggota bazar–satu tim denganhya. '
Baca selengkapnya

ZK 40–Marah?

Setelah empat hari mengikuti bazar, akhirnya pemenang diumumkan. Stand bazar Zana menang dalam empat kategori. Kemenangan tersebut adalah juara dua stand paling ramai, juara favorit stand terbersih, juara pertama stand bazar paling unik dan indah, dan juara pertama dalam kategori keseluruhan. Sebelum pulang, Zana dan teman-temannya berkumpul di cafe depan kampus. Mereka memilih outdoor supaya lebih luas dan leluasa bercanda gurau. Kali ini Zana mengabaikan hari yang sudah mulai gelap, karena keasyikan merayakan kemenangan bersama teman-temannya. "Guys, kemarin Kak Zan dipanggil sayang oleh seseorang saat kami menelponnya. Cieee … siapa tuh, Kak?" ucap Dimas, masih mengingat kejadian itu– di mana saat dia menelpon Zana, seseorang tiba-tiba memanggil Zana dengan sebutan sweetheart. "Cieee … Zana." Dirga tak tinggal diam, menaik turunkan alis untuk menggoda sahabatnya tersebut. "Yang kemarin yah? Yang tiba-tiba datang menjemputmu pas kita lagi berburu ayam?""Udah move on nih ceritany
Baca selengkapnya

ZK 41–Gaun Jelek

Zana berada di walk in closet, tengah mondar mandir karena bingung harus mengenakan baju apa. Tadi Ebrahim menyuruh Zana untuk mandi lalu bersiap-siap, tetapi Zana tidak tahu dia bersiap untuk apa. Oleh sebab itu dia bingung harus mengenakan baju apa. Tiba-tiba pintu terbuka, memperlihatkan Haiden dengan tampang muka dingin. Zana yang hanya mengenakan tank top dan celana pendek seketika menyilangkan tangan di depan dada. Dulu, Zana memang biasa saja ketika Ebrahim melihatnya seperti ini. Karena dia berpikir Ebrahim tidak menyukai dirinya dan tak tertarik pada perempuan muda sepertinya. Tetapi setelah pria itu merenggut kesuciannya, Zana merasa harus menjaga penampilan di depan Ebrahim. Meskipun pria ini suaminya. "Kenapa masih tidak mengenakan baju, Adik kecil?" Ebrahim berjalan mendekati istrinya, membuat perempuan itu mundur beberapa langkah karena gugup. "Aku tidak tahu kita akan kemana, jadi aku bingung harus memakai baju apa?" ucap Zana pelan, terus meringsut di sudut rua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status