Home / Pernikahan / Teman tapi Menikah / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Teman tapi Menikah: Chapter 11 - Chapter 20

95 Chapters

11. Kekesalan Dante

“Dante?”Cintara lantas bangkit dari duduknya. Jantungnya tiba-tiba saja berdebar kencang. Terlebih saat pandangan Cintara tidak hanya menangkap sosok Dante sendirian, melainkan ada Kinnas, Arjuna, dan Zidny di sana.”Cintara menoleh pada Romeo. Lalu, “Rom, bentar, ya? Gue ke sana dulu.”Romeo mengangguk. Membiarkan Cintara bangkit dari duduknya lalu melangkah menghampiri mereka.“Malam, Tante, Om, Zidny…” Cintara tersenyum canggung, “Kebetulan banget ya, bisa ketemu di sini?” Lalu tatapannya tertoleh ke arah Dante yang kini tengah menatapnya datar.“Lho, Cintara juga ada di sini?” Kinnas mengulas senyuman kecil. “Kebetulan banget ya, Ta. Cintara ke sini sama siapa?” tanya Kinnas penasaran.“Sama temen, Tante.”“Sama pacarnya dong, Ma. Nggak mungkin juga kan, kalau udah berduaan gitu terus di tempat romantis pula, Kak Cintara-nya cuma sama teman, doang?” sahut Zidny dengan cepat.“Oh, pacar, Ta.” Arjuna manggut-manggut lalu menoleh ke arah Dante. “Terus kamunya kapan nyusul, Mas? Cint
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

12. Izin Kinnas

DANTE mengayunkan langkahnya meninggalkan ruang kerjanya saat pekerjaannya baru saja selesai. Terlebih saat ia harus menghabiskan waktunya seharian dengan meeting bersama kliennya.Saat tiba di lobi, langkah Dante tiba-tiba saja berhenti. “Ra, saya pulang, ya? Laporan hasil meeting tadi pagi jangan lupa dikirim ke saya sebelum kamu pulang, ya.”Clara mengangguk kecil. “Baik, Pak.”“Besok saya ada agenda apa?” tanya Dante saat ia sudah berdiri di hadapan Clara.Clara dengan sigap membuka iPad yang ada di tangannya. Membuka jadwal bulanan Dante yang selalu dicatatnya dalam sebuah agenda. “Besok cuma ketemu sama mandor untuk membicarakan project lanjutan yang telah disetujui klien, Pak. Dan itupun jam makan siang. Sebelum dan setelah itu tidak ada agenda lain.”Dante mengangguk kecil. “Besok saya pulang lebih awal. Jadi minta tolong pastikan kalau meeting besok bisa selesai sebelum jam empat sore ya, Ra.”"Baik, Pak."Dante tidak mengatakan apa-apa setelahnya dan langsung berlalu begitu
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

13. Usaha Dante

“Kencannya sama Romeo semalam gimana, Ta? Lancar, kan?”“Lancar apanya!” Cintara menggulirkan badannya ke samping dengan ponsel yang melekat di telinga. “Yang ada kacau, Nay. Lo kebayang gimana lo lagi duduk bareng sama Romeo tiba-tiba Dante sama keluarganya juga makan di sana.”“Hah? Seriusan? Jadi Dante lihat lo kencan sama Romeo, dong! Terus-terus, Ta? Reaksi Dante gimana?”“Ngomel lah! Gimana lagi emangnya.” Cintara masih mengingat jelas bagaimana tatapan tajam Dante semalam memakunya. “Kayak lo nggak tahu Dante gimana aja.”“Terus reaksi Romeo?”“Romeo sih nggak bereaksi apa-apa, Nay. Dia juga nggak banyak tanya waktu gue pulang nggak mau dianterin sama dia.”“Gokil, ya? Nggak nyangka banget bakalan se-plot twist itu.” Kanaya terkekeh. “Terus rencana lo apa, Ta?”Cintara baru saja akan membuka suaranya saat suara teriakan Mama Elisa sudah lebih dulu menarik perhatiannya.“TAAAAAAAA…” teriak Mama Elisa. “Cintaraaaaaaa!”“Astaga!” Cintara mendecak. “Nay, sambung nanti, ya? Nyokap g
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

14. Putus

“Gue bakalan nikah, Kev.” Suara itu membuat Kevin yang tengah sibuk dengan iPadnya lantas mendongak.“Sama siapa?”“Sama Cintara," jawab Dante dengan tenang.“Bangsat!” Kevin membelalak. “Lo nggak lagi mabuk, kan?”Dante yang sejak tadi sibuk memperhatikan layar monitor lantas bangkit dan mengangguk. “Ya sebenarnya nggak nikah betulan, sih.”“Terus? Maksud lo nikah pura-pura gitu?” Dan pertanyaan itu dijawab anggukan oleh Dante. “Serius, Te? Lo lagi nggak gila, kan?”“Gue nggak punya pilihan lain, Kev. Daripada dia sama cowok lain, kan mending sama gue? Udah gitu dia kenal cowok itu lewat aplikasi biro jodoh nggak jelas pula.”“Hah? Cintara nyari cowok lewat aplikasi biro jodoh? Jangan bilang Hellove?”“Aplikasi mana lagi yang nggak benar, coba?” cibir Dante tanpa tedeng aling-aling. “Gue kapan hari mergokin dia sama cowok itu lagi kencan.”“Fuck! Aplikasi yang lo bilang nggak bener itu tempat gue cari makan, Anjing!” maki Kevin tak terima. “Terus? Cintara gimana? Mau sama lo?”Meliha
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

15. Rencana Dante

“Kayaknya akhir-akhir ini Dante emang lagi kesurupan ya, Nay?” ujar Cintara sembari menyesap kopinya dengan pelan. “Gue jadi agak ngeri tahu, nggak.”“Kesurupan gimana maksud lo, Ta?” Kening Kanaya seketika mengernyit heran.“Ya lo kebayang dong, semenjak gue ngajak dia nikah waktu itu, sikapnya jadi berubah total. Malah dia yang ngebet banget pengen ngawinin gue.”“Nikah, Ta!” Kanaya sudah tidak terlalu kaget mengingat bahwa sebelumnya Dante sudah mengatakan tentang kesungguhannya dengan Cintara. Namun, “Terus lo sendiri gimana?”“Ya… gue sih masih mikirin, Nay. Daripada gue dijodohin beneran sama anaknya teman nyokap, ya mending sama Dante nggak, sih?”Kanaya mengangguk setuju. “Yep! Kurang apa coba Dante, Ta? Dante nggak buruk-buruk amat kok menurut gue,” ujar perempuan itu. “Malah enak, kan? Kalian berdua udah tahu luar dalamnya gimana. Ya kalau pada akhirnya kalian berjodoh, ya sah-sah saja. Jangan sampai lo menikah sama orang yang salah, Ta. Apa coba yang sekarang bikin lo ragu?
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

16. Let’s Fall in Love Together

“Lho, Mas? Kok udah rapi banget? Mau ke mana?”Suara vokal Kinnas sejenak mengalihkan perhatian Dante yang baru saja keluar dari kamarnya. Pria itu menarik ujung bibirnya ke atas lalu melangkah menghampiri Kinnas yang tengah berbincang dengan Zidny di dapur.“Palingan juga kencan sama ceweknya, Ma. Mas Dante kan terkenal red flag banget,” cibir Zidny dengan entengnya.“Apaan sih, Dek?” Dante terkekeh. “Dante mau ke tempatnya Cintara, Ma.”Mata Kinnas memicing. “Mau ngapain?”“Ngg, Dante mau minta izin Tante Elisa buat seriusin Cintara.”“Hah? Gimana, Mas?” Zidny hampir tak percaya dengan pendengarannya. “Lho, Mas Dante suka sama Kak Cintara?”“Apa sih, Dek? Biasa aja, dong. Sekarang kan emang udah zamannya temen jadi demen,” sahut Arjuna yang baru saja menuruni anak tangga.“Apa sih, Pa. Asal nyahut aja!” Zidny memutar matanya. “Bukan soal temen jadi demennya lho, Pa. Secara kan kemarin kita ketemu sama Kak Cintara lagi ngedate sama cowoknya. Masa Mas Dante—”“Bukan sama cowoknya kok,
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

17. Teman tapi Menikah

CINTARA mengayunkan langkahnya melewati lobby Facade Architect siang itu. Setelah menolak ide untuk dijemput, Cintara memutuskan untuk datang ke kantor Dante. Siang ini mereka akan makan siang bersama Kinnas.“Selamat Siang Mbak Cintara,” sapa Clara saat keduanya berpapasan di lobi.“Siang, Clara. Dante—eh maksud saya Pak Dante ada?”Clara tersenyum kecil mendengar ucapan Cintara. “Ada di ruangannya, Mbak. Seharian ini beliau sengaja mengosongkan jadwalnya, katanya hari ini udah janji sama Mbak Cintara.”Cintara tersenyum kaku. “Hah? Kalau gitu saya ke ruangannya dulu, ya.” Perempuan itu manggut-manggut, sebelum akhirnya ia berjalan mendekati lift untuk menuju ke ruangan Dante.Tiba di lantai ruangan Dante, Cintara mengetuk ruangan pria itu. Lalu tak berselang lama suara seseorang terdengar dari dalam. Perempuan itu lantas mendorong pintu ruangan tersebut dan menemukan Dante tengah sibuk di depan layar monitornya.“Hei, udah datang?” Dante melirik sekilas sebelum tatapnya kembali pada
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

18. Meyakinkan Cintara

“Jadi… Cintara mau?” tanya Kinnas tiba-tiba. “Sebenarnya waktu Mas Dante bilang ke Tante beberapa hari yang lalu, Tante agak kaget, Ta. Tante nggak nyangka kalau Mas Dante bakalan ngajak kamu nikah.”Mendengar perkataan itu, Cintara terlihat kebingungan. Ia tidak tahu apa yang telah dikatakan Dante kepada Kinnas karena segalanya terasa tiba-tiba.“Saya juga nggak nyangka, Tante. Saya juga agak sedikit kaget waktu Dante bilang ke Mama kalau mau serius dengan saya. Tadinya malah saya pikir Dante cuma pengen godain saya.”“Terus Cintara sendiri gimana?”Cintara memalingkan wajahnya ke samping, tatapannya terpaku pada Dante dan Zidny yang tengah tertawa di depan freezer ice cream yang terpajang di dekat meja kasir. Keduanya tengah memilih es krim untuk dinikmati setelah makan siang bersama.“Ya kalau belum yakin, sih ya nggak usah dipaksa, Ta.” Kinnas kembali bersuara. “Jangan sampai kamu menikah dengan pria yang salah. Tante ngerti, kok. Siapa yang nggak terkejut kalau tiba-tiba dilamar
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

19. Kekhawatiran Kinnas

“Ada apa, Ra?”Belum sempat Clara menjawab pertanyaan Dante, sosok perempuan yang baru saja memaksa masuk ke ruangan Dante itu membuat Clara meringis kecil.“Hai, Beb.”Dante mengangkat wajahnya lalu tertegun selama beberapa saat begitu tatapnya terpaku pada sosok Sissy.“Maaf, Pak. Tapi, Bu Sissy tadi maksa buat masuk ke ruangan Bapak,” ujar Clara merasa bersalah.Dante mengangguk. “Kamu boleh keluar, Ra.”Clara mengangguk lalu bergerak meninggalkan ruangan Dante seperti yang diperintahkan atasannya itu. Setelah pintu ruangan Dante tertutup, pria itu bangkit dari duduknya lalu melangkah menghampiri Sissy yang tengah berdiri di depan meja kerjanya.“Ada apa, Sy?” tanya Dante dengan tenang.“Jadi benar gara-gara ada cewek lain kamu mutusin aku?” tembak Sissy tanpa basa-basi.Dante mengurut pelipisnya dengan pelan lalu menarik napas pendek. “Kamu ngomong apa, sih?”“Jawab, Dante! Benar kan, karena ada cewek lain kamunya jadi mutusin aku?”“Kamu tahu dari mana?” tanya Dante.“Nggak perlu
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

20. Kencan

Cintara baru saja keluar dari kamar mandi saat bersamaan ponsel miliknya berdering. Perempuan itu mengayunkan langkahnya mendekat lalu tertegun selama beberapa saat.Lalu, “Halo, Te? Ada apa?”“Lagi ngapain, Ta?”“Harus banget nanya lagi apa, nih?” Cintara terkekeh lalu duduk di tepi ranjang dengan satu tangannya yang mengeringkan rambutnya. “Barusan kelar mandi, Te. Ada apa?”“Jalan, yuk!” ajak Dante, “gue udah di depan. Lo nggak ada acara, kan?”Cintara seketika membelalak. Ia bangkit lalu mengayunkan langkahnya menuju ke balkon. Setelah membuka pintu balkon matanya seketika membelalak saat mendapati Dante berdiri di depan pagar rumahnya sembari menyandarkan punggungnya di mobil.“Lo nggak kerja?” tanya Cintara kemudian.“Gue lagi cuti. Sengaja cuti, sih soalnya tahu kalau lo ada di rumah. Pengen ngajak lo jalan.”“Mau jalan ke mana emang?” tanya Cintara kemudian.“Ada film bagus, sih. Mau nonton, nggak?” tanya Dante di seberang sana.Cintara menipiskan bibirnya. “Tapi gue belum apa
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status