Home / Pernikahan / Guru dingin itu Ayahku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Guru dingin itu Ayahku: Chapter 11 - Chapter 20

125 Chapters

Chapter 11

Hari ini Axel tidak masuk ngajar, karena dia merasa tidak enak badan gara-gara kehujanan kemarin. Tapi Axel memanfaatkan momen cutinya ini untuk melihat wanita yang dia cintai itu. Setelah Axel pulang dari kantor polisi dia pergi ke rumah Keara. Dia melihat Vani yang berangkat sekolah diantarkan oleh Hera, dan beberapa menit kemudian Keara keluar.Axel mengikuti Keara yang pergi itu, Keara menaiki taksi karena kedainya cukup jauh dari rumahnya.Dan akhirnya dia sampai, setelah itu Keara segera membuka kedainya dan membersihkan kedainya itu.Axel sebenarnya kasihan tapi juga bangga karena Keara.Axel sebenarnya merasa sangat pusing tapi dia menahannya karena dia tidak ingin meninggalkan momen langka ini baginya.Beberapa menit kemudian, beberapa orang datang ke kedai itu, dan Axel memakai topi, masker, dan jaketnya karena dia juga ingin masuk ke dalam kedai itu. Setelah itu dia keluar dari mobil dan masuk ke dalam."Sela
Read more

Chapter 12

Axel menggendong Keara ke dalam mobilnya, dan Keara masih belum sadarkan diri. Axel terus memperhatikan wajah Keara dari dekat, dia memperhatikan detail wajah wanita di sampingnya itu, duduk berada di samping Keara adalah hal dia rindukan juga selama ini, dia senang bisa melihat Keara sedekat ini tapi disisi lain banyak rasa yang dia rasakan sekarang ini, perasaan Axel campur aduk melihat Keara, dan tentu rasa bersalah itu tidak bisa lepas darinya.Sekarang Axel bingung harus membawa Keara kemana, dia bisa ketahuan jika membawa Keara ke rumahnya, karena anak-anaknya pasti curiga dengannya. Dia juga tidak tega jika harus menidurkan Keara di teras kedai itu.Axel juga takut jika membawa Keara ke rumah dan Dion mendatanginya dia takut jika anak-anak itu terancam juga, dan pada akhirnya Axel akan membawa Keara ke rumahnya sendiri.Malam harinya.Axel sudah mengirimkan pesan ke Vyan lewat Hp Keara jika Keara telat pulang karena akan ke rumah
Read more

Chapter 13

Keesokan harinya.Vyan keluar dari kamarnya, meskipun ini hari libur tapi dia tetap bangun pagi untuk membantu mamanya. Dan tentu saja Vani masih terlelap tidur di kamarnya."Mama kemarin pulang jam berapa?" Tanya Vyan dengan heran.Keara menoleh ke Vyan dengan terkejut, dia sebenarnya masih memikirkan tentang kejadian yang menimpanya kemarin dan ditambah dompet dan Hpnya tidak ada disini."Vyan kamu tahu mama pergi kemana kemarin?" Tanya Keara dengan heran."Ha? gimana sih kan mama chat aku katanya ke rumah bibi Hera." Jawab Vyan lalu dia membantu mamanya yang sedang mengelap piring itu."Ohh..oh iya mama lupa," Jawab Keara sambil tersenyum. Dan Keara heran bagaimana pria yang menyekapnya kemarin tahu tentang Hera, dia yakin jika pria itu yang mengirimkan pesan itu ke anaknya tapi dia juga heran bagaimana dia bisa tahu kalau anaknya bernama Vyan."Mama kenapa sih?" Tanya Vyan dengan heran, karena daritadi Vyan
Read more

Chapter 14

"Kau siapa?" Tanya Dion dengan heran."Berbaliklah mereka semua menyambutmu." Ucap Axel, lalu Dion membalikan badannya dan dia terkejut karena melihat beberapa polisi yang datang kesini."Sejak kapan mereka disini," Gumam Keara dengan heran."Menyerahlah, kita juga sudah menangkap bosmu itu." Ucap Leon sambil tersenyum.Dion berdecih tersenyum, lalu dia mengulurkan kedua tangannya ke Leon."Bawa saja aku, lagipula rencanaku hampir berhasil." Ucap Dion dengan senang."Apa maksudmu sialan, udah bawa dia dulu." Ucap Leon dengan kesal, lalu mereka membawa Dion keluar.Leon mengacungkan jempolnya ke Axel, dan Axel hanya diam saja lalu Leon pergi keluar agar mereka berdua bisa berbincang-bincang.Tapi tidak sesuai ekspetasi Leon, justru Alex pergi begitu saja tapi Keara menahan tangan Axel."Tunggu!" Ucap Keara.Axel sontak terkejut karena Keara memegang tangannya, dan Axel tidak ingin menoleh k
Read more

Chapter 15

"Ini beneran kau kan Axel?" Tanya Eric dengan tersenyum."Ya." Jawab Axel dengan singkat, dia sama sekali tidak panik saat Eric tahu tentang identitas asilnya.Eric tersenyum kecil. "Kemana saja kau ini, apa kau tahu Keara-""Itu bukan urusanmu." Sahut Axel.Eric menghela nafas, "Kau tidak berubah ternyata.""Karena kau sudah tahu aku, aku harap kau bisa diajak kerja sama untuk diam. Aku pergi." Ucap Axel lalu dia masuk ke dalam mobilnya.Eric tersenyum kecil..Keesokan harinya.Sekolah!Semua anak berada di luar gedung sekolah untuk menikmati berbagai macam bazzar disana. Kecuali para anak-anak band itu, mereka sibuk pemanasan dulu.Vani dan Falen sedang makan kue yang mereka beli di bazzar itu. Dan Axel dari kejauhan memperhatikan putrinya itu."Vani," Sapa Tio sambil tersenyum. Vani sontak terkejut melihat Tio datang menghampirinya lagi, dia panik karen
Read more

Chapter 16

"Pak Gavin..." Sontak Vyan dengan terkejut. Axel menghela nafas dengan lega, dia berhasil mematikan timer di bom itu.Lalu Axel menoleh ke Vyan dengan senyuman kecilnya, "Semua baik-baik saja." Ucapnya.Mereka semua bernafas lega, dan tentu saja anak-anak itu heran kenapa bisa ada bom disini.Vina memperhatikan Axel, entah kenapa Vina sangat ingin dekat dengan guru olahraganya itu.Lalu Axel menoleh ke Vina, dia lega karena putrinya juga baik-baik saja.Dan semua anak di suruh berkumpul di aula, karena polisi akan melakukan penyelidikan lagi."Vyan masuklah ke aula." Ucap Axel.Vyan menganggukkan kepalanya dengan mengerti, "Oh iya pak Gavin, lain kita bicara ya pak." Ajak Vyan sambil tersenyum. Axel hanya diam dia terkejut karena Vyan mengajaknya bicara."I.iya." Jawab Axel dengan gugup. Vyan tersenyum lalu dia segera pergi.Vyan dan Aldo duduk di depan Vina dan Falen, mereka semua duduk di la
Read more

Chapter 17

Axel memejamkan matanya dengan sedih, dan dia menatap Vina."Ada apa sih pak?" Tanya Vyan dengan kesal karena dia tidak tahu apa-apa.Vina hanya diam."Kita ke rumah sakit sekarang." Ajak Axel."Tidak." Jawab Vina."Ada apa sih?" Tanya Vyan dengan kesal."Asam lambungnya naik lagi, Vina kau jarang makan kah? atau stress berlebihan itu bisa memicu." Tanya Axel.Vina hanya diam."Jarang makan. Tu anak pasti jarang makan iya kan," Omel Vyan dengan kesal.Vina tetap diam, dia tidak mau menjawabnya."Kau ini ya benar-benar." Gumam Vyan dengan kesal."Sebelum pulang kalian harus makan dulu, Vina kau harus makan bubur." Ucap Axel lalu dia berdiri dan menuju ke dapur. Vyan semakin tidak paham dengan sikap Axel ke keluarganya itu lalu dia mengikuti Axel ke dapur."Bapak ini sebenarnya siapa? kenapa bapak terlihat sangat peduli dengan kita dan juga kenapa bisa bapak tahu tentang ke
Read more

Chapter 18

Keesokan harinya.Axel bangun pagi-pagi untuk pergi ke rumah orang tuanya dulu. Rumah Axel jauh lebih besar da mewah daripada rumah di apartemennya. Axel masuk ke dalam rumahnya dan semua pekerja disana terkejut melihat Axel karena sudah 16 tahun mereka tidak melihat Axel."Tuan Axel.." Lirih bibik yang merawat Axel sejak kecil itu.Axel tersenyum ke bibik Ratih, dia memegang kedua tangan wanita 60 tahun itu."Iya ini aku bibik, aku pulang." Jawab Axel sambil tersenyum."Tuan...." Teriaknya dengan histeris lalu dia memeluk Axel dengan erat dan Ratih juga meneteskan air matanya, dia senang bisa melihat Axel kembali di rumah ini lagi setelah Axel di rumorkan meninggal oleh keluarganya sendiri.Lalu Ratih melepaskan pelukannya, "Tuan baik-baik saja kan?" Tanya bibik itu dengan cemas."Iya aku baik-baik saja, seperti yang bibik lihat sekarang." Jawab Axel dengan tersenyum.Ratih menganggukkan kepalanya dengan t
Read more

Chapter 19

"Beginikah cara mu berterimakasih kepada orang yang sudah merawatmu?" Ucap Andre dengan kesal."Jika tidak ada papamu, rumah sakit milik mamamu tidak bisa sebesar sekarang." Ucap Rose dengan nada datar.Axel tersenyum kecil, "Aku selama ini diam bukan berarti aku tidak tahu apa-apa, aku memikirkan kalian dan berharap kalian sadar dengan perilaku kalian, tapi sekarang keputusanku sudah bulat. Aku akan mengambil alih semuanya." Jawab Axel dengan tegas."Jadi apa kau mengusir kita?" Tanya Dito dengan heran."Tidak. Pakai saja rumah ini, aku kesini hanya ingin bilang ini saja. Aku mengurus semuanya, secepatnya aku akan berada di rumah sakit sebagai direktur baru." Jawab Axel.Rose mengepalkan tangannya dengan kesal."Tenang saja, aku tetap akan mengirimkan uang untuk kalian." Ucap Axel."Bukankah kau harusnya merasa tidak pantas menerima semua, kau yang membuat mamamu mati." Ucap Rose.Axel menoleh ke Rose deng
Read more

Chapter 20

Ivan membuatkan Axel minuman hangat karena udara malam yang semakin dingin jadi teh hangat adalah solusi yang tepat."Minumlah." Ucap Ivan."Hm." Jawab Axel lalu dia meminum tehnya. Ivan terus memperhatikan Axel karena ia masih tidak menyangka bisa melihat sahabatnya lagi setelah 16 tahun Axel menghilang."Ini beneran kau kan?" Tanya Ivan dengan terheran-heran.Axel menganggukkan kepalanya."Bagaimana bisa kau..kau ini sebenarnya kemana saja sih???? kau tahu betapa sulitnya hidup Keara karena ulahmu!" Omel Ivan dengan kesal."Aku tahu, aku sudah tahu semuanya." Jawab Axel, lalu Axel menceritakan tentang perjalanan hidupnya saat dia kabur dari rumah sampai detik ini. Dan tentu saja hal itu membuat Ivan terkejut, dia kaget karena ternyata Axel tidak tahu jika Keara hamil anaknya, awalnya Ivan ingin memaki-maki Axel tapi setelah dia tahu kebenarannya dia jadi mengurungkan niatnya, karena dia pun tahu bagaimana keadaan keluarga
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status