All Chapters of Ketika Suami Mendua, Majikanku Menginginkan Cinta: Chapter 41 - Chapter 50
59 Chapters
Bab 41. Ketahuan
"Arrgh ... kurang ajar!"Beberapa saat kemudian, Eka sepertinya begitu marah hingga melempar semua bantal tanpa arah, selimut pun telah dibuangnya. "Awww ... aduh sakit!"Jeritan dari Eka kali ini, spontan membuatku bangkit dari tidur. Pasalnya wanita itu tengah meringis sambil memegang perut buncit nya."Apa dia akan melahirkan?" tanyaku lirih sambil menatap lekat layar ponsel. Tetapi kemudian rasa ragu menyelinap di hati. Takut jika sahabatku ini hanya bersandiwara saja. Tapi ... dia kan tidak tahu kalau ada cctv di kamar. Lebih baik aku melihat kelanjutan nya dulu."Aduh, ini perut kenapa sakit banget sih?" Eka kembali berteriak sambil terus memegang perutnya. "Apa aku mau melahirkan Ya?"Kali ini Eka pun langsung keluar dari kamar dengan masih berteriak. "Sakit!"Membangunkan Ais setelah melihat jika Eka saat ini tidak sedang bersandiwara. Untung saja putriku itu langsung bangun.Tok tok tok "Nisa. Tolong bantu aku. Aku mau melahirkan, Nis!"Suara ketukan yang lumayan keras
Read more
Bab 42. Pelakor Yang Ketakutan
"Nis, kalau aku jadi kamu, sudah aku laporkan mereka ini ke polisi. Biar lahiran di penjara! Atau ... sekarang tinggalin aja di pinggir jalan! Biar tahu rasa!" Semua yang dikatakan oleh Bu Nana memang benar sekali. Orang gila mana yang mau mengantar si pelakor ke rumah sakit untuk melahirkan? Sepertinya hanya aku saja. Meski kini aku jahat karena sudah dikhianati, tetapi aku masih punya hati nurani. Bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, tetapi ini murni dari hati kecilku. Tak akan bisa aku membiarkan siapa pun dalam keadaan terjepit seperti ini. Eka, setelah mendengar ucapan dari Bu Nana itu, entah apa yang dia pikirkan, yang pasti dia lebih memendam rintihannya, tak seperti tadi. Matanya terpejam sembari mendesis dan terus mengelus perut buncit nya. Aku mendengus kasar, seolah memang baru mengerti semua ini dari Bu Nana. "Pantas saja. Seperti ada yang janggal dari cerita Mas Asep dan Eka. Ternyata mereka." Kutatap wajah yang kesakitan itu. Sesaat mata kami bertemu, la
Read more
Bab 43. Apa Benar Ini Karma?
"Ya Allah, kenapa bayinya Eka begini?"Dengan tanpa dikomando, telapak tangan ini langsung menutup mulut. Ketika suster menunjukkan wajah seorang hati mungil yang baru saja di bersihkan.Cantik, cantik dengan kulit begitu bersih. Bentuk hidung dan mata itu, persis seperti Eka. Melihat wajah mungil itu, aku seperti teringat dengan seseorang. Entah siapa otu, saat ini aku tak bisa mengingatnya.Sedikit pun kurasa tak memiliki kesamaan dengan Mas Asep. Tetapi bukan karena itu yang membuat aku harus sedikit memekik dan kaget. Melainkan karena bayi cantik ini memiliki sebuah cacat bawaan. Sumbing. "Apa ini benar anak Eka?" Aku kembali bertanya sembari menggendong bayi itu, mata ini lekat pada dari wajah si bayi."Benar sekali, Bu. Ini bayi yang baru saja dilahirkan oleh Bu Eka dengan cara induksi." Akhirnya suster berkulit coklat itu pun bersuara. " Semua organ tubuh lengkap dan sehat. Hanya saja memiliki kelainan bentuk bibir yang disebut sumbing."Mau tetap tidak percaya, tetapi sudah
Read more
Bab 44. Terbongkar Sudah
"Kenapa? Kamu sepertinya kaget banget Mas?" Aku pun mulai berucap. "Nggak perlu sandiwara lagi deh, aku sudah tahu semuanya kok. Aku sudah tahu jika selama ini kamu dan Eka telah menusukku dari belakang."Tak tahan juga aku untuk tak berucap, kurasa ini adalah momen yang tepat. Sangat menunggu reaksi seperti apa yang diperlihatkan oleh Mas Asep."Ka - Kamu ngomong apa sih, Nis?" Tetapi ternyata yang memberikan jawaban malah ibu mertua. Mas Asep terlihat makin bingung. Mungkin karena lebih senior, dalam urusan berbohong, maka sang ibu lah yang berani menjawab terlebih dahulu."Apa yang saya ucapkan tadi kurang jelas, Bu?" Aku mengalihkan pandangan kini.Tak masalah mengulur waktu sebelum mereka bertemu dengan Eka. Toh keadaan Eka dan bayinya sudah bagus menurutku.Bu Nana, tetap berada di sampingku, sepertinya beliau ingin langsung menimpali, tetapi dicegah oleh sang suami."Dari mana kamu dapat berita bohong seperti itu?" Ibu mertua berkata dengan begitu lembut padaku. Sebuah hal yan
Read more
BAB 45. Pergilah, Mas!
"Enak saja, itu rumah gono gini ya. Bukan hanya rumah kamu, punya Asep juga. Jangan serakah Nisa!"Wah, ibu mertuaku akhirnya maju juga, setelah melihat anaknya kalah telak. Suaranya juga ditinggikan, beda sekali dengan beberapa menit yang lalu, saat bersuara begitu lembut padaku."Bu, tolong jangan terlalu keras bicaranya. Kita ada di rumah sakit. Jangan sampai Pak Satpam datang," ucapku sambil menaruh jari telunjuk di depan bibir. Ibu mertuaku itu langsung mendengus kasar. "Tahu nggak Nis. Asep seperti ini, itu karena kamu yang nggak pecus jadi istri!"Wah kenapa malah merembet ke sana? Apa ibu mertuaku ini hilang ingatan Ya?"Bu ... bagaimana mungkin saya bisa melakukan semua pekerjaan seorang istri, kan saya hampir tiga tahun ini bekerja jadi TKW di luar negeri?" Aku kini tersenyum. "Bukankah yang nyuruh dulu ibu dan Mas Asep sendiri? Bukankah semua hasil kerja kerasku, kalian pakai untuk foya foya?"Saking kesalnya, kuuraikan juga semua rincian uang yang aku kirim dan kemana p
Read more
Bab 46. Ratu Drama
"Cari tahu tentang si Eka!"ucap seseorang yang sejak tadi, ternyata terus mengikuti keributan yang terjadi di rumah sakit kecil itu."Siap, bos!"Asisten Ryan itu pun langsung beranjak pergi. Melakukan apa yang diinginkan oleh bos besarnya. Yang memang sangat tak suka membuang waktu.Sementara itu, Ryan tetap pada tempatnya semula. Melihat apa yang selanjutnya terjadi."Nisa, kamu menyimpan banyak kesakitan."Kalimat lirih itu keluar dari mulut Ryan. Pria itu duduk tak jauh dari tempat kerumunan Nisa dan yang lain. Hanya saja saat ini dia menggunakan masker dan kaca mata, sehingga tak dikenali oleh Nisa.Ryan terus menajamkan pendengaran dan melihat apa yang tejadi dari balik lensa hitamnya. "Sekarang temui istri muda kamu yang baru melahirkan itu, Mas. Dia pasti sangat butuh kamu. Dan, mulai sekarang, anggap saja kita tak lagi punya hubungan." Nada bicara Nisa terdengar begitu santai. "Tunggu surat dari pengadilan ya. Kita bertemu lagi di ruang sidang."Mendengar ucapan dari istri
Read more
Bab 47. Perasaan Ais
Akhirnya ... semua selesai sudah, dengan peristiwa yang malah tidak aku duga sama sekali.Semua akan terungkap secepat ini, padahal sebelumnya aku sudah merencanakan beberapa hal, yang bahkan aku sempat memikirkan bagaimana jika rencanaku itu berhasil pasti akan seru. Tetapi tak masalah jalan Tuhan selalu lebih indah. Semua pasti datang di saat yang sangat indah. Teringat juga aku dengan wejangan yang diberikan oleh Bu Nana dan Pak Heri, saat mengantarkan pulang tadi."Nis, pokoknya kamu harus kuat ya. Jangan sampai tertipu bujuk rayu Asep lagi." Bu Nana berucap sambil MEMELUK Ais tadi.Pak Heri pun menimpali. "Benar Nisa. Seorang lelaki yang pembohong dan berselingkuh, sangat sulit untuk disembuhkan. Jika kamu sampai menerimanya, suatu hari, kemungkinan besar hal yang sama akan terjadi lagi."Benar, kurasa memang itu sangat benar sekali.Tetapi sebenarnya meski pun tak ada yang mengingatkan tentang hal itu, aku pun bukan perempuan bodoh yang akan kembali menerima pengkhianat dan p
Read more
Bab 48. Menjijikkan
Setelah Asep dan Bu Rika menyusun sebuah rencana untuk bisa mendapatkan Nisa lagi, pasangan ibu dan anak itu pun langsung menuju ke ruangan, menemui Eka yang baru saja melahirkan."Eka, bagaimana kabar kamu?" Bu Rika langsung bertanya pada menantu kesayangannya yang saat ini masih terbaring dan nampak sedikit lemas. Bayi Eka masih dibawa oleh perawat, karena ada yang harus diobservasi. Akan tetapi, Eka sedikit pun tak menoleh pada ibu mertuanya itu, dia malah menatap tajam pada Asep yang berjalan di samping Bu Rika."Kamu dari mana aja sih, Mas?!" Suara Eka lumayan melengking. "Dari semalam nggak pulang, kelayapan aja!"Nafas wanita yang baru saja melahirkan itu nampak naik turun, sepertinya dia begitu emosi. "Eka, jangan berteriak ya. Apa lagi kan kamu baru saja melahirkan, Nak."Saat Asep masih terdiam, Bu Rika mencoba memenangkan Eka.Bu Rika memang begitu suka pada Eka, dari pada Nisa. Padahal dari segi apa pun, Nisa justru memiliki banyak kelebihan. Tetapi hal tersebut tetap t
Read more
Bab 49. Saling Menyalahkan
"Eka, ini anak siapa?" Asep langsung bereaksi saat melihat wajah putranya. "Kenapa dia begitu menjijikkan!"Asep yang tadinya ingin menggendong sang bayi, akhirnya mengurungkan niatnya. "Apa bayinya nggak ketukar, Sus?" Segera, pria berwajah pas pasan itu bertanya dengan wajah tak percaya. "Saya sendiri yang membantu persalinan Bu Eka, jadi tidak ada yang salah disini,Pak." Sang Suster nampaknya juga kurang bersahabat. "Ini bukan sinetron ya Pak, pakai acara anak yang tertukar untuk menaikkan rating."Tanpa berbicara lagi, si suster pun langsung pergi dari ruangan itu, meninggalkan Asep yang masih tertegun.Eka yang beberapa menit lalu sempat begitu emosi, kini malah lebih memilih untuk menunduk. Seperti tak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya itu."Asep, kamu ini kenapa sih?" Bu Rika mendekat setelah kepergian si suster. "Jangan nuduh macam macam ya, urusannya bisa panjang!"Bu Rika mengira jika sang anak masih emosi karena kejadian tadi. Tetapi ketika menengok ke
Read more
Bab 50. Lebih Tenang
Ternyata, hidup sendiri itu begitu tenang. Sehari setelah mengembalikan semua pakaian para sampah itu, aku hanya terus bersih bersih saja. Bersama dengan Ais yang nampak begitu riang. Putriku yang dulu, benar benar telah kembali."Bu. Ais mau makan ayam rocket nanti, boleh?" ucap Ais siang ini."Tentu, Sayang. Sekarang kamu mandi dulu ya. "Putriku itu mengangguk sambil langsung berlari ke belakang.Hari ini memang hari minggu, kami masih beberes rumah sejak pagi. Sarapan tadi, aku hanya memasak menu simple, tetapi ternyata Ais begitu menyukainya dan begitu nikmat sarapan hanya berdua ini."Semoga selamanya aku bisa terus membahagiakan Ais," lirihku. "Semoga juga para pengkhianat itu tak lagi menganggu hidupku. Tak lagi kutanyakan bagaimana keadaan Ais dan bayinya, karena saat ini tak mau lagi aku berurusan dengan mereka. Yang penting surat cerai juga sudah diurus oleh pengacara ku sejak beberapa hari yang lalu. Dengan banyak bukti dan rekaman cctv yang kumiliki, aku yakin bisa ber
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status