"Bu, Om Ryan baik ya?" ucap Ais sambil memainkan boneka barunya. "Iya, Sayang." Memang kenyataanya begitu, ketika dulu aku bekerja di rumahnya, dia begitu baik. "Ais suka sama Om Ryan." Polos sekali ucapan yang terlontar dari bibir putriku itu. Dia saat ini sedang memeluk erat boneka beruang berwarna coklat yang diberikan oleh Ryan tadi. Perhatian yang diberikan Ryan saat bertemu, sepertinya juga menjadi begitu berkesan bagi Ais. "Ibu, harusnya nikah sama Om Ryan. Bukan sama Ayah." Kembali Ais berucap dengan begitu polos. Mungkin memang hal itu lah yang ada di hatinya. "Om Ryan baik, Ayah jahat." Ketika disakiti fisik dan psikis oleh ayah kandungnya, dia tentu membutuhkan kasih sayang, saat itu Ryan datang. Meski baru dua kali bertemu, tapi sepertinya kedekatan itu telah terjalin. "Waktunya tidur siang dulu ya, Sayang." Sengaja kualihkan perkataannya. Memang benar yang dia katakan, tetapi semua tak semudah pikiran anak kecil bukan? Semua yang sepertinya indah, juga belum past
Last Updated : 2024-06-09 Read more