All Chapters of Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Chapter 751 - Chapter 760

960 Chapters

Bab 751

Ekspresi Raisa tiba-tiba membeku."Bukan untukku?"Benar-benar tidak terpikirkan oleh Raisa, siapa lagi selain dirinya sendiri yang bisa dibelikan perhiasan oleh Hasan.Melihat ekspresinya, jelas bahwa ini adalah barang yang dibeli secara pribadi, bukan tugas yang diberikan oleh Yohan.Hasan menggenggam tangannya, dengan tatapan hati-hati berkata, "Aku janji, bulan depan pasti aku akan membelikannya untukmu."Raisa tidak berkata apa-apa.Dengan suasana hati yang naik turun seperti ini, sangat sulit untuk segera pulih.Jelas sebelumnya dia masih larut dalam kebahagiaan akan menerima hadiah, dan tiba-tiba sekarang dia merasa terpukul.Raisa tiba-tiba teringat seseorang.Sambil menggigil sedikit, dia bertanya, "Apa kamu beli ini untuk Lusi?"Selain Lusi, dia benar-benar tidak bisa memikirkan orang lain.Hasan terdiam sesaat.Dan hanya dalam sesaat itu, Raisa merasa tebakannya benar.Dia langsung marah.Dia menarik tangannya dari genggaman Hasan, langsung berdiri, dan berjalan ke arah lift
Read more

Bab 752

Dia tahu, Hasan tidak akan menolak permintaannya!Karena dia sudah sangat marah!Dia sudah memberikan kesempatan. Jika Hasan mengerti, seharusnya dia mengikuti arah yang benar.Namun, yang dia dapatkan adalah keheningan yang berkepanjangan.Raisa memandang Hasan. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan dirinya berkurang, dan dia mulai merasa bahwa Hasan mungkin akan menolaknya!Tidak!Memang sangat mungkin!Ternyata setelah keheningan yang panjang, akhirnya Hasan berkata, "Maaf, aku nggak bisa belikan kamu hari ini."Dia berbicara dengan sangat serius dan tegas.Seolah-olah seluruh harga diri Raisa diinjak-injak.Saat itu, Raisa tiba-tiba merasa sangat hina."Kalau begitu, kita putus saja." Dia mengucapkan kalimat itu dengan lemah.Tatapan Hasan bergetar sejenak, lalu perlahan dia mengangguk, "Baik.""...." Raisa tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa.Tenggorokannya seperti tersumbat kapas, membuatnya sulit bernapas.Sementara Hasan duduk di depannya, tetap dengan ekspresi tenang.Rais
Read more

Bab 753

Yohan harus lembur malam ini, jadi Liana makan malam di rumah keluarga Reihano sebelum pulang.Saat ini, dia sedang sangat sibuk hingga tidak bisa menjaga Nana. Ratna menyuruhnya untuk fokus menangani urusan perusahaan saja dulu, dan dia yang akan mengurus Nana.Setelah makan, Liana menggendong Nana, menyempatkan bermain sebentar saat Nana baru bangun dan masih ceria.Nana juga sangat antusias. Bayi berusia tiga bulan lebih itu sudah tahu merespons candaan orang dewasa. Dengan mata jernihnya, dia tertawa geli tiap kali melihat Liana.Suara tawanya bagaikan air pegunungan yang segar, mengalir dalam hati Liana. Saat ini, dia sepenuhnya hanyut dalam momen bersama putrinya.Di rumah keluarga Reihano, Nana adalah kesayangan semuanya. Tidak hanya dirawat dengan baik oleh Ratna, Raisa juga sering membawanya keluar untuk melihat bunga dan alam. Sepulang dari bekerja, Satya juga akan mencuci tangan dan menggendong Nana.Hanya Reno yang tidak suka anak-anak, tetapi dia juga suka membelikan Nana
Read more

Bab 754

"Dia izin? Liana mengernyit, "Apa dia ada masalah?""Nggak. Dia bilang keluarganya ada ulang tahun, dia harus pulang kampung sebentar, jadi dia minta cuti tiga hari. Ditambah cuti tahunan yang dia simpan, totalnya dia akan pulang selama tujuh hari."Begitu, ya." Liana tampak merenung."Ada apa?" Yohan yang sudah mengganti sepatu mendekat dan menggenggam tangannya sambil masuk ke ruang tamu. "Kenapa kamu mencari dia?"Akhirnya Liana menceritakan tentang Raisa."Perlukah aku menelepon dan menanyakan?" tanya Yohan. Namun, dia melanjutkan, "Sebenarnya, aku nggak ikut campur urusan pribadi karyawan, terutama masalah perasaan."Liana merasa ada benarnya, lebih baik membicarakannya secara langsung. Lagi pula, pertengkaran kecil di antara pasangan muda itu wajar. Hasan pulang kampung, mungkin setelah beberapa hari mereka bisa saling merindukan, dan saat dia kembali, mereka bisa berbaikan lagi.Sudahlah, kita tunggu dia pulang saja."Ya." Yohan menjawab lembut, lalu mengangkat tangan untuk meny
Read more

Bab 755

"Nggak perlu." Josua mengenakan kembali sarung tangannya, lalu melangkah maju dengan mantap.Dua pengawal itu saling memandang, tidak berani mengikuti.Josua tiba di depan ruang perawatan, berdiri tegak, dan mengangkat tangan untuk mengetuk pintu."Tok tok tok!""Krek"Pintu terbuka dari dalam, Yono berdiri di pintu. Dia tidak terlihat kaget melihat Josua, malah menepi, memberi jalan kepadanya, "Masuklah."Josua masuk ke ruangan dan langsung melihat Bela yang terbaring di ranjang."Dia baru saja tertidur." Yono berbisik dan menambahkan, "Tadi dia cukup berisik."Josua memeriksa kaki Bela tanpa bicara, lalu melangkah maju, menunduk, sambil memperhatikan kedua kakinya.Yono berkata, "Ini adalah kelumpuhan tingkat tinggi. Kami sudah memanggil tim medis terbaik dari luar negeri, besok akan ada operasi untuk Bela."Josua tidak menoleh, hanya bertanya, "Berapa persen keberhasilan operasinya?"" ... Dua puluh persen."Dua puluh persen ....Alis Josua berkerut dalam.Itu hampir tidak ada harap
Read more

Bab 756

"Ah!" Raisa membuka pintu, dan melihat seseorang berdiri di depan pintu. Sebelum dia menyadari siapa orang itu, jantungnya hampir melompat keluar.Baru saja dia akan berteriak, Sudar segera menutup mulutnya dengan tangan.Giginya menyentuh punggung tangan Sudar, dan meninggalkan sedikit air liur.Sudar menggosok bagian yang lengket itu sambil berkata, "Ini aku."Saat mulutnya ditutup, Raisa bisa melihat dengan jelas siapa dia. Jantungnya masih berdebar kencang dan belum tenang.Cahaya bulan yang redup menerangi wajah Raisa. Matanya terbelalak lebar, bibirnya sedikit terbuka, tampak cemas dan juga terlihat sangat menarik.Sudar menggertakkan giginya dengan gemas, dan berkata sambil menyeringai, "Mau ke mana Malam-malam begini?""...." Raisa akhirnya sadar. Dia tidak menjawab pertanyaan Sudar, malah menatapnya seperti melihat hantu, "Sudar?""Ya." Sudar mengangguk pelan, sambil menatapnya, "Ini aku.""... Mau apa kamu?" Raisa bertanya dengan waspada, "Malam-malam begini, kamu mau masuk u
Read more

Bab 757

"Sandalku!" Raisa terkejut dan mengangkat kakinya untuk meraih sandal itu.Namun, Sudar lebih cepat.Dia menggunakan ujung sepatu untuk menginjak sandal Raisa, sehingga dia tidak bisa menarik kembali sandalnya, dan kakinya terpaksa diletakkan di atas sepatu Sudar.Sudar mengenakan sepatu kulit, yang terasa keras dan dingin.Raisa hanya peduli pada sandalnya, dan berkata dengan agak kesal, "Sudar! Kamu menginjak sandalku!"Dia memang menyukai warna polos, terutama putih. Pakaian rumah dan sandalnya juga semua berwarna putih. Sandal ini baru saja dibeli oleh Hasan minggu lalu, dengan dua telinga kelinci berbulu, sangat imut, dan dia sangat menyukainya.Namun, saat ini, salah satu telinga kelincinya terinjak di bawah kaki Sudar.Betapa kotornya sol sepatu Sudar, sayang sekali sandal putihnya!Sudar tertawa sinis, "Kamu yang menginjak kakiku.""...." Raisa menatapnya sambil berpikir, 'Bukankah kamu yang menginjak sandalku? Kalau nggak, aku nggak akan menginjak kakimu. Apa aku benar-benar m
Read more

Bab 758

Raisa agak ragu melihat tempat duduk yang tersisa kurang dari setengah.Meskipun dia belum pernah naik motor, dia pernah melihat orang lain di jalan. Pria membonceng wanita, dan wanitanya melekat di punggung pria. Posisi seperti itu sangat intim.Dia tahu Sudar tidak bisa diam. Jika dia naik motor Sudar, bukankah itu seperti mengundang dan menyuruh pria itu untuk mendekat kepadanya?Melihat dia tidak segera naik, Sudar berkata, "Kenapa? Takut?""...." Raisa tidak menjawab.Memang benar.Dia merasa takut.Bukan karena yang lain, hanya takut terjebak dalam situasi yang sulit dan susah untuk keluar."Sudar masih sibuk mengatur data di panel instrumen, dan tidak memperhatikan Raisa. Suaranya terdengar ringan, "Sekarang masih ada waktu untuk menyesal."Raisa berpikir sejenak, "Lebih baik aku panggil taksi saja."Sudar tidak menjawab, dan terus mengoperasikan panel instrumen, tanpa menoleh padanya.Jika tidak naik motornya, helm pasti harus dikembalikan.Namun, entah mengapa, Raisa sudah lam
Read more

Bab 759

Raisa menggeleng, "Nggak mau.""...." Sudar menunjuk pinggangnya, "Peluklah.""Aku nggak mau!" Raisa membelalakkan mata, bahkan meragukan pendengarannya, bagaimana dia bisa berkata seperti itu?"Sudar, aku sudah punya pacar..."Dia ingin menekankan hal ini.Namun, Sudar memotong, "Ini aturan saat naik kendaraan, bukan di tempat tidur, kenapa kamu canggung?""...." Raisa melirik belakang kepalanya, ini bukan canggung, ini fakta."Kamu mau peluk atau nggak?"Raisa membalikkan kepala, tidak menjawab.Sudar tidak memaksanya lagi. Begitu dia memutar gas, motor melaju ke depan, dan karena dorongan itu, tubuh Raisa terlempar ke belakang. Dia kaget dan segera meraih jaket Sudar.Belum sempat dia mengatur napas, tiba-tiba Sudar melakukan rem mendadak.Tubuhnya terlempar lagi ke depan, menghantam punggung Sudar.Raisa terkejut, tiba-tiba kedua tangannya dipegang oleh Sudar, melingkar di pinggangnya.Sudar mengunci kedua tangannya, sehingga posisinya jadi seperti memeluk pinggang Sudar.Secara na
Read more

Bab 760

Raisa bukan hanya gagal menyerang, tetapi malah terjebak.Saat ini, satu kakinya berdiri di tanah, sementara kakinya yang lain terangkat di udara, posisinya terlihat sangat aneh.Tenaga Sudar tidak terlalu ringan atau berat, tetapi membuatnya tidak bisa melarikan diri, hanya bisa mempertahankan posisi itu dengan canggung."Kamu nggak tahu terima kasih, sudah dibantu malah mau menyerangku?"Wajah Raisa memerah karena marah, "Sudar, kamu mempermainkan aku!""Nggak," jawabnya. "Aku benar-benar lupa sebelumnya, tiba-tiba teringat di tengah jalan. Makanya aku nggak membawamu ke toko dan langsung mengantarmu ke tujuan. Bagaimana? Bagus 'kan?"Raisa ingin menamparnya, tetapi sayangnya lengannya terlalu pendek untuk mencapai pria itu.Dia hanya bisa menatap pria itu dengan marah, "Sudar, kamu bajingan!"Sudar tersenyum santai, "Semua pria itu bajingan, termasuk Hasan-mu.""Hasan nggak akan seperti kamu!"Sudar mengangkat alis, "Memang aku seperti apa?""Kamu nggak tahu malu! Kamu berengsek! Ka
Read more
PREV
1
...
7475767778
...
96
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status