Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif의 모든 챕터: 챕터 741 - 챕터 750

960 챕터

Bab 741

Setelah Yohan pergi, Liana memasukkan piring dan alat makan ke mesin cuci piring. Begitu meja makan beres, dia mendengar suara mesin mobil dari sebelah.Melalui jendela dapur, Liana melihat mobil Yono datang kembali.Tanpa berpikir panjang, dia segera keluar untuk menemui Yono.Yono baru saja turun dari mobil dan bersiap untuk masuk ke rumah. Melihat Liana, dia berhenti dan berkata, "Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan, masuklah."Setelah itu, dia melangkah masuk ke dalam rumah.Liana berhenti sejenak, mengikutinya, tetapi berdiri di ambang pintu dan tidak berani masuk.Dia tahu Yono adalah sosok berbahaya, dan jika tidak diperlukan, dia tidak ingin berada sendirian dengan pria ini.Setelah masuk ke dalam rumah, Yono meletakkan mantelnya di sofa, kemudian pergi ke dapur untuk menuangkan segelas air. Saat dia berbalik, melihat Liana tidak juga masuk, dia kembali ke pintu masuk dengan gelas di tangannya."Kenapa nggak masuk?" tanyanya sambil minum. Ekspresinya sangat alami, tidak menun
더 보기

Bab 742

Liana menoleh ke Yono dengan penuh kewaspadaan.Namun, Yono tersenyum padanya, "Kenapa kamu begitu takut padaku?""...." Liana tidak bisa berkata apa-apa.Ekspresinya sudah mengungkapkan segalanya, dia memang merasa tidak nyaman dan takut terhadap Yono.Dia menarik tangannya dari tangan Yono dan berusaha tenang. "Aku hanya ingin menanyakan kabar ibu dan Bela, nggak mau mengganggumu."Pandangan Yono tertuju pada betis Liana yang masih berdarah. "Sebelum kamu bertanya, bisakah aku bantu mengobati lukamu dulu?""Nggak usah ....""Gigitan kucing bisa berbahaya, apa kamu yakin nggak perlu mengobati lukamu segera?"Liana menggigit bibirnya, merasa Yono sudah sedikit melewati batas. "Setelah selesai bertanya, aku akan segera pergi untuk divaksin."Yono tidak memaksa lagi. Dia mengangguk dan bertanya, "Kamu ingin tahu bagaimana keadaan ibu dan Bela sekarang?""Hmm." Liana mengangguk. "Aku dan Yohan sudah ke rumah sakit, tapi lantai tempat Bela dirawat ditutup, kami nggak bisa masuk. Ponsel ibu
더 보기

Bab 743

Liana tetap waspada dan tidak terlalu lama menatapnya saat berbicara. "Terima kasih, aku nggak akan mengganggu lebih lama. Aku pergi dulu."Meskipun dia berkata begitu, pintunya masih tetap terkunci.Apakah dia akan diizinkan keluar atau tidak, itu tergantung pada keputusan Yono."Tuan Yono, tolong buka kuncinya," kata Liana.Yono terdiam sejenak, lalu mendekati pintu dan membuka kuncinya.Tanpa berhenti lagi, Liana langsung membuka pintu dan keluar.....Liana pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin dan merawat lukanya, kemudian saat bersiap untuk pergi ke rumah keluarga Reihano, dia menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal.Suara wanita yang tak dikenal terdengar di telepon, "Apakah ini Liana?""Ya, benar. Siapa ini?""Aku asisten Linda, namaku Amy."Liana pernah bertemu Amy sebelumnya, seorang karyawan dari Perhiasan Lembada yang baru lulus dari universitas dan mengambil jurusan desain perhiasan."Karena Linda nggak bisa dihubungi, aku terpaksa mencari kontakmu dari oran
더 보기

Bab 744

Amy meraih pintu untuk mendorongnya, tetapi sebelum dia sempat mengerahkan tenaganya untuk mendorong, pintu ruang rapat sudah terbuka dari dalam.Seorang wanita muda yang mengenakan gaun berwarna krem keluar terlebih dahulu. Ketika melihat Amy dan Liana, dia mengangkat alis sedikit, dengan senyum menantang di wajahnya, "Apa kalian dari Perhiasan Lembada?"Amy melihat wanita itu dan ekspresinya seketika berubah, "Bu Yasinta? Kenapa kamu ada di sini?""Aku datang untuk membahas kerja sama." Wanita itu mengangkat kontrak di tangannya, senyumnya makin lebar, "Tampaknya kalian terlambat."Baru saja dia selesai berbicara, dua wanita lainnya muncul di belakangnya.Wanita yang berada di depan mengenakan setelan hitam-putih, seusia dengan Citra, dan terlihat sangat profesional.Sementara wanita yang sedikit lebih belakangan mengenakan gaun panjang berwarna gelap, tidak lain adalah Liza Rahadi, istri Malik Zain.Dia menatap Liana dan Amy dengan tatapan datar, lalu berkata perlahan, "Sepertinya B
더 보기

Bab 745

"Apa kamu mengenal Tuan Yudi?" Liana mencoba bertanya.Liza hanya melirik sinis, dengan ekspresi yang tampak tidak tertarik untuk memberi tahu. Dia tidak menjawab pertanyaan Liana, malah bertanya balik, "Menurut kamu, berapa lama lagi Perhiasan Lembada bisa bertahan? Berapa lama lagi kakakmu, Linda, bisa bertahan? Kalau aku jadi kamu, aku akan cepat-cepat menjualnya dengan harga murah sebelum perusahaan itu benar-benar hancur. Kalian berdua datang dari masyarakat lapisan bawah, aku mengerti pikiran kalian. Orang seperti kalian, pasti dengan sekuat tenaga ingin naik ke puncak begitu mendapat kesempatan. Kalian berusaha mengemas diri supaya bisa menutupi kesan kampungan. Tapi, Nona Liana, kamu tahu apa yang paling penting dalam hidup?"Liana tidak menjawab.Tanpa perlu berpikir, Liza pasti tidak akan mengucapkan kata-kata baik saat ini.Liza menggeleng dan tersenyum sinis, "Yang paling penting adalah kesadaran diri! Tapi sayangnya, baik kamu maupun kakakmu, sepertinya berpikir bisa masuk
더 보기

Bab 746

Dia menghabiskan seluruh sore hari di kantor, memeriksa seluruh dokumen di meja kerja Linda, tetapi tidak ada petunjuk apa pun.Bu Dessy sudah terbang dengan pesawat sore, dan sekarang kerja sama dengan Perhiasan Sahara sudah dipastikan.Bagaimana caranya untuk merebut kembali pesanan ini?Liana merasa sangat cemas.Tiba-tiba Yohan berdiri di belakangnya, membungkuk sedikit, dan memeluknya dari belakang. "Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa menghela napas?"Liana yang merasa tertekan, akhirnya menceritakan semuanya kepada Yohan.Yohan menarik sebuah kursi dan duduk di sampingnya. "Kalau perlu investasi, berapa banyak?""Ini bukan hanya masalah investasi." Setelah berhenti sejenak, Liana tiba-tiba teringat kata-kata Liza. "Lagi pula, Perusahaan Lewis dan Perhiasan Lembada benar-benar nggak cocok. Aku nggak mau dikatakan mengandalkan pria."Kata-kata Liza tadi sore memang sangat menyakitkan.Namun, itu juga fakta.Setelah kembali ke asal-usulnya, kakaknya adalah putri keluarga Reihano,
더 보기

Bab 747

Liana berpikir, kunci menuju jalan keluar pasti masih ada pada Sahara.Keesokan harinya, Liana menemukan petunjuk dari tumpukan dokumen di meja Linda."Apa ini?" Liana menarik dokumen tersebut.Amy langsung mendekat dan melihat, "Ini adalah parfum dari merek kecil."Dokumen itu mencatat belasan jenis parfum, semuanya dari merek yang sama, lengkap dengan nama dan gambar.Perusahaan Linda bergerak di bidang perhiasan, jadi kenapa ada dokumen tentang parfum?"Apa yang ingin kakakku lakukan dengan ini?"Amy menggeleng, "Aku juga nggak tahu."Liana memeriksa dokumen itu beberapa kali, merasa ada yang tidak beres. Dia sudah lama bersama Linda dan tahu kakaknya jarang menggunakan parfum.Dulu, ketika masih bersama Candra, pria itu sering mengeluhkan bahwa Linda tidak cocok menggunakan parfum. Karena sering melakukan pekerjaan rumah, tubuhnya selalu bau minyak goreng. Menggunakan parfum membuat aroma tubuhnya makin parah.Linda sangat terpengaruh oleh Candra, jadi dia tidak pernah menggunakan
더 보기

Bab 748

Raisa makin merasa tertekan. "Sejak kecil, tidak pernah ada yang diam-diam di rumah. Apakah aku bersalah atau tidak, orang tua dan kakakku selalu akan menenangkanku. Tapi dia, seorang pria dewasa, apa dia ingin aku, gadis kecil ini, yang menenangkannya?"Liana tetap diam mendengarkan, lalu bertanya, "Kalau sekarang kamu pergi mencari Hasan dan melihat dia merangkul seorang gadis, apa kamu akan marah?"Raisa langsung melompat, "Tentu saja! Kalau dia berani merangkul wanita lain, aku akan putus dengannya! Aku nggak mau cinta yang sudah basi! Nggak akan!"Dia bicara dengan penuh semangat, seolah-olah dalam sekejap dia bisa memutuskan hubungan dengan Hasan.Namun Liana tahu, dia tidak bisa melakukan itu.Jika dia bisa begitu santai, dia tidak akan terjebak sejak awal.Masalah cinta benar-benar membuat bingung dan pusing.Liana tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Raisa mungkin merasa dia salah. Setelah mengeluh, dia kembali sadar, dan suaranya menjadi lembut, "Memang ini kesalahank
더 보기

Bab 749

Perkataan Raisa membuat Liana makin yakin bahwa dokumen parfum yang ditinggalkan Linda bukanlah kebetulan.Sebelum kejadian itu, dia pasti sedang menyelidiki sesuatu!"Di mana aku bisa membeli parfum-parfum ini? Aku sudah mengunjungi beberapa pusat perbelanjaan, tapi tidak berhasil menemukannya." Liana merasa bahwa dia harus melihat barangnya secara langsung."Nggak ada pusat perbelanjaan yang mau menjual barang-barang yang nggak terlalu terkenal seperti ini. Tapi saat merek ini baru muncul, memang pernah ada konternya di pusat perbelanjaan. Temanku yang nggak mengerti barang bagus, tertipu di situ dan uangnya habis jutaan untuk membeli sekotak parfum bau. Karena kualitasnya jelek, wajar kalau ada yang memprotes. Beberapa bulan kemudian, konternya ditutup dan sekarang parfum ini mungkin hanya bisa dicari secara online."Di ponsel Raisa ada banyak aplikasi belanja dan dia sudah memeriksa semua aplikasi belanja yang populer, tapi tetap tidak menemukan merek ini.Akhirnya, dia menemukanny
더 보기

Bab 750

"?"Raisa menggigit bibirnya, "Sudahlah! Kalau memang seseorang harus menurunkan harga diri, maka aku yang akan melakukannya."Mencintai seseorang memang seperti itu, tidak peduli benar atau salah, tidak peduli siapa yang lebih rendah.Raisa menggigit bibirnya, berkata kepada Liana, "Kalau begitu, Kak Liana, aku akan mencarinya."Liana merasa tersentuh, tetapi dia masih berpikir bahwa sebagai seorang gadis, walaupun Hasan sangat dapat diandalkan dan Raisa menyukainya, dia harus sedikit menjaga jarak dengan sikap dingin.Dia percaya, setelah Hasan selesai dengan semua urusannya, pasti dia yang akan lebih dulu mengalah.Namun, sebelum Liana bisa memberi nasihat, Raisa sudah berbalik dan berlari.Eskalator perlahan naik, tapi Raisa bahkan sudah tidak sabar dan memutuskan untuk melangkah cepat. Dalam sekejap dia sudah menghilang di ujung eskalator.....Raisa berkeliling di pusat perbelanjaan beberapa kali, tetapi tidak menemukan Hasan."Di mana dia?" Raisa benar-benar lelah, berdiri sambi
더 보기
이전
1
...
7374757677
...
96
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status