Share

Bab 757

Author: Esther
"Sandalku!" Raisa terkejut dan mengangkat kakinya untuk meraih sandal itu.

Namun, Sudar lebih cepat.

Dia menggunakan ujung sepatu untuk menginjak sandal Raisa, sehingga dia tidak bisa menarik kembali sandalnya, dan kakinya terpaksa diletakkan di atas sepatu Sudar.

Sudar mengenakan sepatu kulit, yang terasa keras dan dingin.

Raisa hanya peduli pada sandalnya, dan berkata dengan agak kesal, "Sudar! Kamu menginjak sandalku!"

Dia memang menyukai warna polos, terutama putih. Pakaian rumah dan sandalnya juga semua berwarna putih. Sandal ini baru saja dibeli oleh Hasan minggu lalu, dengan dua telinga kelinci berbulu, sangat imut, dan dia sangat menyukainya.

Namun, saat ini, salah satu telinga kelincinya terinjak di bawah kaki Sudar.

Betapa kotornya sol sepatu Sudar, sayang sekali sandal putihnya!

Sudar tertawa sinis, "Kamu yang menginjak kakiku."

"...." Raisa menatapnya sambil berpikir, 'Bukankah kamu yang menginjak sandalku? Kalau nggak, aku nggak akan menginjak kakimu. Apa aku benar-benar m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 758

    Raisa agak ragu melihat tempat duduk yang tersisa kurang dari setengah.Meskipun dia belum pernah naik motor, dia pernah melihat orang lain di jalan. Pria membonceng wanita, dan wanitanya melekat di punggung pria. Posisi seperti itu sangat intim.Dia tahu Sudar tidak bisa diam. Jika dia naik motor Sudar, bukankah itu seperti mengundang dan menyuruh pria itu untuk mendekat kepadanya?Melihat dia tidak segera naik, Sudar berkata, "Kenapa? Takut?""...." Raisa tidak menjawab.Memang benar.Dia merasa takut.Bukan karena yang lain, hanya takut terjebak dalam situasi yang sulit dan susah untuk keluar."Sudar masih sibuk mengatur data di panel instrumen, dan tidak memperhatikan Raisa. Suaranya terdengar ringan, "Sekarang masih ada waktu untuk menyesal."Raisa berpikir sejenak, "Lebih baik aku panggil taksi saja."Sudar tidak menjawab, dan terus mengoperasikan panel instrumen, tanpa menoleh padanya.Jika tidak naik motornya, helm pasti harus dikembalikan.Namun, entah mengapa, Raisa sudah lam

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 759

    Raisa menggeleng, "Nggak mau.""...." Sudar menunjuk pinggangnya, "Peluklah.""Aku nggak mau!" Raisa membelalakkan mata, bahkan meragukan pendengarannya, bagaimana dia bisa berkata seperti itu?"Sudar, aku sudah punya pacar..."Dia ingin menekankan hal ini.Namun, Sudar memotong, "Ini aturan saat naik kendaraan, bukan di tempat tidur, kenapa kamu canggung?""...." Raisa melirik belakang kepalanya, ini bukan canggung, ini fakta."Kamu mau peluk atau nggak?"Raisa membalikkan kepala, tidak menjawab.Sudar tidak memaksanya lagi. Begitu dia memutar gas, motor melaju ke depan, dan karena dorongan itu, tubuh Raisa terlempar ke belakang. Dia kaget dan segera meraih jaket Sudar.Belum sempat dia mengatur napas, tiba-tiba Sudar melakukan rem mendadak.Tubuhnya terlempar lagi ke depan, menghantam punggung Sudar.Raisa terkejut, tiba-tiba kedua tangannya dipegang oleh Sudar, melingkar di pinggangnya.Sudar mengunci kedua tangannya, sehingga posisinya jadi seperti memeluk pinggang Sudar.Secara na

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 760

    Raisa bukan hanya gagal menyerang, tetapi malah terjebak.Saat ini, satu kakinya berdiri di tanah, sementara kakinya yang lain terangkat di udara, posisinya terlihat sangat aneh.Tenaga Sudar tidak terlalu ringan atau berat, tetapi membuatnya tidak bisa melarikan diri, hanya bisa mempertahankan posisi itu dengan canggung."Kamu nggak tahu terima kasih, sudah dibantu malah mau menyerangku?"Wajah Raisa memerah karena marah, "Sudar, kamu mempermainkan aku!""Nggak," jawabnya. "Aku benar-benar lupa sebelumnya, tiba-tiba teringat di tengah jalan. Makanya aku nggak membawamu ke toko dan langsung mengantarmu ke tujuan. Bagaimana? Bagus 'kan?"Raisa ingin menamparnya, tetapi sayangnya lengannya terlalu pendek untuk mencapai pria itu.Dia hanya bisa menatap pria itu dengan marah, "Sudar, kamu bajingan!"Sudar tersenyum santai, "Semua pria itu bajingan, termasuk Hasan-mu.""Hasan nggak akan seperti kamu!"Sudar mengangkat alis, "Memang aku seperti apa?""Kamu nggak tahu malu! Kamu berengsek! Ka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 761

    Lampu menyala di dalam ruangan, suasananya sangat tenang.Di sofa terletak jaket pria, pintu kamar tidur sedikit terbuka, dan suara percakapan terdengar samar dari dalam.Raisa berjalan mendekat, mengulurkan tangan untuk mendorong pintu kamar, dan suara di dalam menjadi makin jelas."Kak Hasan, apa semuanya sudah diatur untuk pekerjaanmu di sana?""Hmm.""Kak Hasan, aku belum kasih tahu orangtuaku tentang kepulangan kita, rencananya aku ingin kasih kejutan. Terutama ibu, dia sering membicarakan kamu. Kalau tiba-tiba melihatmu pulang, pasti dia akan sangat senang ...."Lusi duduk di tepi tempat tidur, kedua kakinya berayun-ayun.Hasan sedang membungkuk di dekatnya, merapikan koper.Lusi terus bercerita, dan Hasan sesekali menjawab. Suasana awalnya sangat baik, tetapi karena kedatangan Raisa yang tiba-tiba, suara Lusi terhenti. Dia terdiam sejenak, lalu segera berdiri, dan terlihat agak panik, "Nona Raisa?"Punggung Hasan juga terdiam kaku sejenak, kemudian dia berbalik dan bertatap muka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 762

    Hasan tertegun sejenak, lalu berkata, "Aku pergi mengambil kunci mobil."Dia benar-benar kembali ke dalam untuk mengambil kunci mobil, juga mengambil jaket, dan saat keluar, dia melihat Raisa berdiri di sana sedang membuka kotak untuk melihat gelang tersebut.Begitu dia keluar, Raisa langsung menutup kotak itu dengan wajah angkuh, "Gelangnya biasa saja, tapi aku bisa memberikannya sebagai hadiah."Hasan menatapnya dengan mata yang suram, "Hmm. Itu barangmu, terserah apa yang mau kamu lakukan."Mereka berdua naik lift ke lantai bawah, dan sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara.Saat keluar dari pintu unit, angin malam menerpa mereka. Raisa hanya mengenakan pakaian tipis, dan merasakan dingin yang menyengat.Dia mengangkat tangan, menggosok-gosok lengannya.Hasan menyerahkan jaketnya, "Pakailah?"Raisa meliriknya dengan sinis, "Nggak mau."Begitu dia selesai berbicara, dia langsung menggigil.Hasan mengernyitkan dahi, melangkah maju, dan tanpa berbicara lagi, dia memakaikan jaket

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 763

    Hasan benar-benar tidak bisa mendengarkan Raisa lagi; setiap kata yang diucapkan seolah-olah menusuk hatinya."Salahku, aku memang brengsek. Aku sensitif dan rendah diri, padahal aku sangat menyesal dan merindukanmu, tapi aku bahkan tidak berani meneleponmu." Hasan memeluknya, air mata menggenang di pelupuk matanya.Raisa bersandar dalam pelukannya, "Hasan, aku datang hari ini hanya untuk menanyakan satu hal. Apakah kamu benar-benar menyukaiku?"Hasan mengangguk dengan kuat, "Suka. Nggak ... Raisa, aku mencintaimu."Raisa menangis, "Hasan, aku benar-benar menyukaimu. Seumur hidupku, aku belum pernah menyukai seseorang seperti ini. Bahkan ketika aku menyukai Kak Yohan, nggak ada yang seperti ini. Hasan, maukah kamu berjanji untuk nggak membuatku sedih lagi? Aku bisa melepaskan segalanya, asal kamu sedikit lebih berani dan lebih mencintaiku, bisa 'kan?"Hasan menundukkan kepala, memberikan ciuman lembut di dahinya, "Raisa, aku bersumpah, hal seperti ini nggak akan terjadi lagi! Mulai sek

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 764

    Raisa mengedipkan matanya, penuh harap.Hal yang dipikirkan itu, sudah dia persiapkan secara mental, jadi dia sama sekali tidak merasa takut.Dalam situasi seperti ini, Hasan juga agak kehilangan kontrol. Namun, dia lebih takut mengecewakan Raisa, jadi tanpa ragu, dia menunduk dan mencium bibir gadis itu.Mereka berciuman dengan penuh gairah, suasana mesra memenuhi ruangan.Tiba-tiba, suara dering telepon memecah suasana.Awalnya, tidak ada yang peduli.Namun, orang yang menelepon tampaknya tidak mengenal lelah. Setelah otomatis terputus, dia menelepon lagi.Hasan melepas sedikit pelukan Raisa, dan mengangkat tangan untuk mengambil ponselnya.Dia melihat layar sejenak, tapi tidak buru-buru menjawab, malah bertanya pada Raisa, "Ini dari Lusi."Raisa mengangkat alis, "Ya sudah, jawab saja."Hasan menekan tombol jawab, sekaligus mengaktifkan pengeras suaranya.Suara Lusi terdengar dari telepon, "Halo, Kak Hasan. Kamu di mana? Kenapa belum pulang?"Hasan mengernyit, "Ada apa?""Nggak ada .

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 765

    "...." yang menjawab Hasan adalah suara napas Raisa yang teratur....Pagi hari berikutnya, saat Hasan membuka matanya, Raisa sudah bangun.Dia bersandar di pelukan Hasan, jari telunjuknya menelusuri wajah pria itu.Mata gadis itu dipenuhi cinta yang tulus, membuat hati Hasan bergetar. Tanpa bisa menahan diri, Hasan menunduk dan mencium keningnya, "Kenapa sudah bangun pagi-pagi?"Raisa mendongak, memberi kecupan ringan di bibirnya, "Bukankah kamu bilang, mau ajak aku pulang? Tiketku sudah dibeli?"Hasan terkejut, "Kamu mendengar semuanya tadi malam?""Dengar, tapi aku terlalu mengantuk, jadi aku tertidur."Hasan duduk dan mengambil ponselnya, "Aku akan segera membelikan tiket untukmu."Raisa ikut duduk, melihat tingkahnya. Lalu dia tertawa kecil dan bertanya, "Memangnya kamu tahu nomor KTP-ku? Kok bisa langsung membelikan tiket?"Hasan menggeleng, "Berapa nomor KTP-mu?"Raisa tersenyum sambil mengambil ponsel Hasan, mengisi nomor identitasnya di kolom informasi. "Nah, aku sudah simpan.

Latest chapter

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 960

    Hasan mengambil pena dan memegang pergelangan tangannya dengan punggung tangan, "Apa yang kamu lakukan?"Lusi menangis, "Hasan! Kamu sudah menikah denganku selama setahun, tapi kamu belum pernah menyentuhku! Apa aku nggak boleh mencari pria lain untuk hiburan? Aku tahu kamu dipaksa menikah, tapi kita sudah menikah. Bisakah kamu menghormatiku sebagai istrimu?"Hasan menunduk, "Kenapa kamu membicarakan hal ini sekarang?"Lusi menggelengkan kepalanya, mendekat untuk memeluknya lagi, dan memohon, "Kak Hasan, aku khilaf, jadi aku melakukan hal seperti itu. Maafkan aku kali ini? Selama kamu jadi suami yang baik, aku berjanji padamu, aku nggak akan pernah keluar dan main-main lagi."Hasan mengulurkan tangan dan melepaskan tangannya, "Nggak perlu. Aku sudah membalas kebaikan keluarga Halim.""Nggak, nggak! Hutangmu pada keluarga Halim nggak akan pernah terbayar seumur hidup! Aku nggak mau bercerai! Kak Hasan, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku cuma nggak bisa menahannya. Aku juga seo

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 959

    ....Tiga hari kemudian.Liana, Yohan, Sudar dan Raisa naik ke pesawat.Hasan kembali ke kampung halamannya dan mengadakan pernikahan.Reno bergegas kembali dari tempat lain dan setelah mempelajari semuanya, dia menghela napas, "Kalian semua sangat nggak berperasaan. Kalian pergi melihat aurora dan nggak mengajakku?"Ratna berdiri di sampingnya dan berkata, "Mereka pergi melihat aurora berpasangan. Itu hal yang sangat romantis. Kenapa mereka harus mengajakmu yang jomblo? Kamu mau buat permintaan?"Reno tertawa tak berdaya, "Bu, kenapa ibu sekarang begitu padaku? Mudah buat cari menantu. Putramu memberi isyarat, mereka yang mau jadi menantumu sudah antri sangat panjang!"Ratna melambaikan tangannya, "Aku nggak mau yang lain, aku cuma mau Sinta.""....""Kalau kamu nggak bisa menikahi Sinta, kamu melajang saja seumur hidupmu.""....""Kamu sendiri saja, sebaiknya kamu sendiri saja, sendiri juga lumayan bagus.""...."Malam itu, Reno mengetahui kalau dia telah diblokir oleh Sinta.Dia men

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 958

    "Nggak bisa," dia melambaikan tangannya, "Aku pusing sekali, aku nggak bisa berdiri. Aku akan tidur di sini."Sudar tidak memaksakannya. Dia menatapnya lama dan bertanya, "Bagaimana kalau aku menelepon pacarmu? Minta dia untuk menjemputmu?""Jangan!" teriak Raisa.Kata "pacar" benar-benar merupakan penghinaan besar baginya saat ini.Dia meringkuk dan bergumam pelan, "Aku nggak punya pacar lagi, aku putus ...."Suara musik terlalu keras dan Sudar tidak dapat mendengarnya.Namun, melihat bibir merah mudanya membuka dan menutup, dia penasaran dengan apa yang Raisa katakan, jadi dia berjongkok di depan sofa dan membungkuk untuk mendengarkan.Kali ini dia mendengar dengan jelas.Dia menyentuh wajah Raisa dengan jarinya dan berkata, "Putus?"Raisa setengah membuka matanya dan menatapnya terluka, "Ya."Sudar mengangkat alisnya, "Kenapa?""..." Raisa mengerucutkan bibirnya, tidak mau mengatakan apa pun.Sudar tersenyum dan berkata, "Kamu putus dengannya dan membuat dirimu seperti ini, nggak se

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 957

    Bar itu dikelola oleh dua bawahannya, dan kebetulan mereka berdua juga mengenal Raisa.Mereka berdua memperhatikan Raisa sejak dia masuk dan mengamatinya.Raisa memesan dua gelas anggur, duduk di bilik, dan mulai minum.Seorang pria di dekatnya datang untuk memulai percakapan, tetapi dia memarahinya.Mengutuk dan mengumpat, dan dia mulai menangis lagi.Melihat ada yang tidak beres, kedua pria itu segera menelepon Sudar.....Sepuluh menit berlalu. Liana dan Yohan sedang duduk di dalam mobil, tetapi Raisa tidak keluar.Setelah menunggu satu menit lagi, Liana mengulurkan tangan untuk menarik pintu mobil, "Nggak bisa, aku harus masuk dan mencari Raisa. Dia perempuan, bagaimana kalau dia diganggu?"Yohan berkata, "Aku akan menemanimu."Sebelum keduanya turun dari mobil, mereka mendengar deru sepeda motor yang melaju dari ujung jalan. Dalam waktu sepuluh detik, sebuah sepeda motor berwarna hitam menerobos angin. Seperti kilat hitam, dan meninggalkan bayangan di malam yang kabur.Saat sampai

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 956

    Raisa tumbuh dewasa dengan selalu dimanjakan oleh keluarganya, dan dia hanya pernah ditolak oleh Yohan.Semua orang di sekitarnya tahu perasaannya pada Hasan.Sekarang Hasan mau menikah dengan orang lain, ini adalah pukulan besar bagi Raisa.Tidak heran dia sangat sedih dan mendatangi mereka sambil menangis.Liana menghiburnya, "Jangan khawatir, Yohan akan menelepon dan mencari tahu apa yang terjadi. Hasan adalah bawahan Yohan, dan dia pasti akan mendengarkan Yohan."Kata-katanya sangat efektif. Setelah mendengar itu, Raisa perlahan-lahan berhenti menangis, "Tapi, Hasan pasti akan melakukan apa yang dia janjikan kepada orang lain. Apa dia benar-benar akan mendengarkan Kak Yohan?"Liana tidak bisa menjaminnya, tetapi dia ingin Yohan mencobanya.Mungkin saja ada rahasia lain.Mungkin saja Hasan bisa berubah pikiran.Mungkin saja.Sama seperti dia dan Yohan telah melalui begitu banyak hal di masa lalu, dan kesalahpahaman di tengah-tengah mereka sangat buruk, tetapi pada akhirnya semua aka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 955

    Suara di seberang telepon sangat berisik, sementara di sisi Yansen sangat sunyi.Beberapa detik kemudian, Yansen memutuskan panggilan telepon itu.Dia mematikan ponselnya dan duduk sendiri di dalam mobil.Dia menunduk, memandang bunga tujuh warna yang kini menjadi spesimen di tangannya sambil tersenyum getir.Siapa yang menyangka, segala usahanya untuk mendapatkan bunga itu pada akhirnya malah membuat Josua yang menang?Yansen menyalakan mobilnya dan melaju kencang, menuju ke tepi pantai.Dia melemparkan bunga tujuh warna yang sangat berharga itu ke laut.Setelah melihat ombak mendorong botol itu menjauh dan perlahan tenggelam ke dasar laut, barulah Yansen berbalik dan pergi....Kabar tentang Linda dan Josua yang telah kembali rujuk tersebar sampai ke Kota Rogasa.Liana dan juga keluarga Reihano, semuanya senang mendengar kabar itu.Meskipun Ratna sempat agak keberatan, bagaimanapun juga, yang paling penting adalah kebahagiaan putrinya.Selain itu, dia juga tak bisa berkomentar banyak

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 954

    Yansen menyerahkan tabung berisi bunga tujuh warna itu dengan wajah sedikit memerah. "Linda, sebelum berangkat, aku membuat sebuah janji. Kalau aku bisa melihat bunga tujuh warna lagi dan berhasil membawanya kembali, aku akan menyatakan cinta kepada orang yang kusukai."Linda tertegun.Sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Yansen sudah mengeluarkan sebuah cincin berlian, lalu berlutut dengan satu kaki di hadapannya. "Linda, aku menyukaimu. Sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah menyukaimu. Hanya saja karena berbagai alasan, aku selalu ragu untuk mengatakannya. Apakah kamu bersedia menjadi pacarku? Apakah kamu mau menikah denganku?""...."Situasi yang tiba-tiba ini membuat Linda bingung.Entah bagaimana, beberapa orang yang lewat mulai berkumpul dan bertepuk tangan sambil bersorak, "Terima dia, terima dia, terima dia ....""Aku ...." Linda tidak ingin mempermalukan Yansen, tetapi ...."Maaf, Yansen. Aku nggak bisa menerima pernyataan cintamu."Yansen tertegun.Linda berkata, "Seb

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 953

    Linda tahu bahwa Josua sedang mencoba menghiburnya. Padahal biasanya Josua sangat tahan sakit, tapi barusan dia tidak tahan lagi dan mengerang kesakitan ...."Sudahlah, cepat berbaring saja, jangan sampai lukamu terbuka lagi."Lengan Josua melingkari pinggang ramping Linda, menariknya ke dalam pelukannya dan mereka berbaring bersama di tempat tidur, "Temani aku berbaring."Karena insiden barusan, Linda tidak berani bergerak sembarangan, dan hanya berbaring diam dalam pelukan Josua.Tidak lama kemudian, keduanya tertidur....Linda merawat Josua di hotel selama dua hari, dan lukanya perlahan-lahan mulai membaik.Hari itu, ketika mereka sedang makan, seseorang datang melaporkan bahwa Yansen datang mencari Linda, dan sekarang dia sedang menunggu di lobi hotel.Linda meletakkan sendoknya, "Aku akan pergi sebentar."Saat dia baru saja bangkit, Josua langsung menarik lengannya dan berkata dengan wajah serius, "Nggak boleh pergi.""Dia mungkin ingin bicara denganku. Selain itu, saat di gunung

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 952

    Potongan kain berlumuran darah dan bola kapas berserakan begitu saja di lantai, bercak-bercak darahnya hampir mengering.Linda berjalan mendekati tempat tidur, dan tiba-tiba lututnya lemas. "Bruk" Dia pun jatuh terduduk.Linda meraih tangan yang terkulai di tepi ranjang dan menggenggamnya erat. "Josua, bukankah kamu belum minta maaf padaku? Bagaimana bisa kamu pergi selamanya?"Dengan tangan gemetar, dia membuka kain yang menutupi wajah Josua yang pucat tanpa darah. Air matanya mengalir deras tanpa bisa ditahan lagi.Linda bersandar di tepi tempat tidur, menangis tersedu-sedu dengan hati yang hancur."Josua, dasar bodoh! Kamu nggak menepati janji! Katanya kamu akan membujukku!""Aku bahkan belum sempat memaafkanmu, bagaimana bisa kamu pergi duluan?""Hidup kembali! Aku ingin kamu hidup lagi! Huhuhu ...."Linda menangis dengan sedih sekali, sama sekali tidak menyadari bahwa orang-orang yang tadi berdiri di sekitarnya telah diam-diam pergi. Sementara pria yang terbaring di tempat tidur,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status