Semua Bab Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Bab 461 - Bab 470

960 Bab

Bab 461

Mereka berhasil menemukan sebuah ruangan dan segera meminta Kevin untuk memeriksa kondisi Juwan. Kevin menyatakan bahwa tidak ada masalah serius pada Juwan, luka-luka di wajah dan tangannya pun telah ditangani dengan baik.Ketika Juwan membuka mata, Liana berdiri di tepi tempat tidur menatapnya.Setelah beberapa detik, tiba-tiba dia duduk dan mencoba meraih Liana, tetapi Liana lebih cepat dan segera menghindar dari cengkeramannya."Liana." Juwan mengernyitkan dahinya, tampak kesakitan. Dia menyentuh luka di wajahnya, dan mengingat kembali kejadian malam sebelumnya. Ekspresi di wajahnya makin tegang.Liana berdiri agak jauh darinya, menatapnya dengan penuh tanya, "Kenapa kamu menyakiti dirimu sendiri?Setelah beberapa saat, Juwan meletakkan tangannya, "Aku menderita klaustrofobia.""...." Liana merasa ragu dengan pernyataan itu.Melihat ekspresinya, Juwan tertawa pahit. "Aku sering dikunci di ruang kecil dan gelap oleh Charlie, nggak ada cahaya sama sekali, bahkan jendelanya juga dipaku
Baca selengkapnya

Bab 462

"Berdasarkan perasaanku terhadapmu.""?""Ketika aku pertama kali bertemu denganmu, aku tahu bahwa kamu bukan orang jahat."Senyuman di wajah Juwan membeku, dia menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.Suara Liana menjadi lebih lembut, "Juwan, meskipun aku nggak tahu apa yang kamu alami di keluarga Handika, aku percaya hatimu masih baik. Kalau kamu mau membantuku ....""Jangan berharap." Dia tiba-tiba bersuara, memotong perkataan Liana. "Liana, aku nggak akan membantumu!"Liana masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia menyela lagi, "Segala sesuatu yang aku miliki sekarang adalah dari Ferdi. Meskipun kadang-kadang cara dia aku anggap kejam, aku dan dia berada di pihak yang sama saat ini. Kalau dia jatuh, hari-hariku yang baik juga akan berakhir. Jadi, Liana, aku nggak akan membantumu!"...Pernikahan dibatalkan.Meskipun gosip tentang Liana dan Yohan dihentikan, foto-foto yang diambil di depan pintu kamar Juwan bocor ke publik. Sekarang berita tentang Juwan dan Tiara yang bers
Baca selengkapnya

Bab 463

Mungkin karena hari-hari ini terlalu menekan, ketika emosi meledak, rasanya sangat kuat dan sulit untuk dihentikan.Awalnya Liana hanya diam-diam meneteskan air mata.Dia tidak ingin emosinya memengaruhi Yohan.Namun, emosi itu bagai iblis ganas yang mencabik-cabik jiwa Liana. Meski dia menggigit bibirnya hingga berdarah, tangisannya tetap tidak terbendung dan tubuhnya bergetar.Yohan merangkulnya dan berkata dengan suara berat, "Maafkan aku Liana, aku yang nggak berguna ...."Mendengar kata-kata itu, hati Liana terasa sakit. Tenggorokannya serasa tercekik, tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa menggelengkan kepalanya."Menangislah. Luapkan semua kesedihanmu." Yohan memeluknya erat. "Kamu sudah terlalu menderita selama ini, menangis akan membuatmu merasa lebih baik."Maka, Liana pun menangis selama empat puluh menit penuh.Meskipun kemudian berhenti, dia masih terisak cukup lama.Setelah meluapkan emosinya, Liana merasa tidak punya tenaga lagi. Tangan dan kakinya dingin dan kebas, pik
Baca selengkapnya

Bab 464

Ini adalah pertama kalinya Yohan berobat kembali secara resmi sejak kehilangan penglihatannya.Pemeriksaannya cukup rumit dan memerlukan waktu dua jam. Setelah Yohan masuk, Liana menunggunya di luar.Di layar LCD di samping, berita tentang Vila Hera sedang ditayangkan, dengan gambar patung yang terlihat jelas. Kali ini gambarnya lebih lengkap, dan Liana baru menyadari bahwa patung itu tidak memiliki mata. Bahkan kedua tangannya dipotong dan tubuhnya diikat dengan tali. Melihatnya saja sudah sangat menyesakkan.Liana berpikir, syukurlah Yohan tidak bisa melihat, kalau tidak dia pasti sangat tersiksa melihat pemandangan ini ...."Tante." Suara anak kecil yang lembut terdengar di telinganya.Liana terkejut sejenak, merasa dia mungkin salah dengar.Kemudian, seseorang menarik jarinya dengan lembut.Liana menunduk dan baru menyadari bahwa ada seorang anak laki-laki kecil berdiri di sampingnya."Tante, apa Tante melihat ibuku?" Anak laki-laki itu tampak kurus dan pucat, kelihatan sekali bahw
Baca selengkapnya

Bab 465

Hera terkejut sejenak, "Liana? Kenapa kamu ada di sini?"Liana mendekat, melihat lampu yang menyala di pintu ruang gawat darurat, "Siapa yang ada di dalam?"Dia tidak khawatir tentang Ferdi, melainkan tentang putrinya. Sekarang dia berada di tangan Ferdi, jika terjadi sesuatu, akan makin sulit untuk menemukan Nana.Hera tidak menjawab, malah menangis dan terus menyeka air matanya.Liana merasa cemas, "Tante Hera, apa Om Ferdi yang ada di dalam? Apa yang terjadi? Di mana anakku?""Tap-tap-tap."Suara langkah kaki datang dari belakang, diikuti oleh suara tegas seorang pria, "Aku nggak tahu Liana begitu peduli tentang hidup dan matiku?"Mendengar suara itu, Liana terkejut.Melihat Ferdi dan Juwan mendekat, Liana kembali merasa bingung.Jika Ferdi ada di sini, lalu siapa orang yang tadi didorong masuk?Pada saat itu, pintu ruang gawat darurat terbuka dan seorang perawat keluar dengan cepat, "Siapa orang tua pasien?"Hera langsung berdiri dan berjalan ke sana, "Aku ibunya."Ferdi juga mende
Baca selengkapnya

Bab 466

Hera menangis tersedu-sedu, suaranya bergema di lorong.Ferdi tidak berkata apa-apa, tetapi wajahnya ikut tegang menunggu jawaban dari Liana.Bagi Liana, ini adalah kesempatan bagus."Aku punya satu syarat.""...." Ferdi tidak berkata apa-apa, hanya menatap dingin pada Liana.Awalnya Hera melihat ke arah Ferdi, tetapi Ferdi tidak melihatnya.Mereka berdua tahu apa syarat yang diinginkan Liana.Saat itu dokter datang dan mendesak, "Sudah siap belum? Kondisi pasien hampir nggak bisa bertahan lagi. Kalau terus begini, kami harus melakukan kejut listrik.""Jangan! Jangan dikejut listrik!" Hera berteriak. "Liana, apa pun yang kamu minta, aku akan setujui! Tolong selamatkan dia! Selamatkan anakku!"Liana hanya menunggu kata-kata ini. "Aku nggak minta apa-apa, aku hanya ingin anakku. Tante Hera, kita sama-sama seorang ibu, jangan tambah bebanku lagi dengan kehilangan anak.""Baik! Baik!" Hera mengangguk berulang kali. "Asal Hamdan bisa selamat, aku akan kembalikan anakmu!"Liana mengatupkan b
Baca selengkapnya

Bab 467

"Nggak ...." Hera menundukkan mata. "Aku hanya khawatir anak kita nggak mau melihat kita, takut dia malah berpikir pendek. Aku nggak bermaksud menghalangimu untuk masuk.""Benarkah?" Ferdi tetap menatapnya, setengah percaya setengah tidak....Sebelum masuk ke ruang gawat darurat, Liana dibawa ke sebuah ruangan. Dia harus mengenakan pakaian steril, topi steril, dan sarung tangan steril.Di dalam ruang gawat darurat sangat dingin, cahaya lampunya putih bersih seperti salju.Hamdan terbaring di bawah cahaya putih bersih itu. Bagian atas tubuhnya tidak ditutupi apa pun, tubuhnya penuh dengan selang. Di wajahnya terdapat noda cokelat, sulit dibedakan apakah itu darah atau warna cairan antiseptik.Di atas nampan medis di sampingnya, tampak jelas ada sebuah paku pendek. Paku itu berlumuran darah dan daging, dan masih mengeluarkan aroma darah yang menusuk.Dokter sedang berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya. Saat Liana melangkah masuk, dia mendengar seseorang berseru, "Detak jantung p
Baca selengkapnya

Bab 468

"Nggak!" Liana melepaskan tangan perawat. "Dia nggak boleh mati! Dia nggak boleh mati!"Dia berbalik, mengguncang tubuh Hamdan dengan kuat, sambil berteriak histeris, "Hamdan, bangun! Kamu dengar nggak!"Para dokter sudah sering melihat adegan seperti ini, mereka tidak menarik Liana, melainkan diam-diam memperhatikan, memberi ruang baginya untuk meluapkan emosinya.Di luar pintu, Hasan membantu Yohan berjalan mendekat, dan mendengarkan suara tangisan dari dalam.Hasan tertegun sejenak, lalu memandang Yohan.Wajah Yohan tetap tanpa ekspresi, namun saat Hasan mengulurkan tangan untuk membuka pintu, tiba-tiba dia mengangkat tangan, menahannya."Pak Yohan?"Yohan menggelengkan kepala tanpa bersuara.Tangisan Liana terus berlanjut selama dua menit, lalu perlahan mereda.Dia terjatuh ke lantai, memikirkan putrinya. Hatinya terasa sangat sakit.Kenapa Tuhan bermain-main dengannya? Hanya tinggal sedikit lagi! Hanya sedikit lagi dan dia bisa membawa pulang Nana ....Tiba-tiba."Bip bip.""Bip b
Baca selengkapnya

Bab 469

Mata Liana berkedip sedikit, lalu menjawab, "Ada anak laki-laki kecil tersesat dan aku membantunya mencari ibunya. Ternyata mencari ibunya memakan waktu lebih lama, dan saat aku kembali, ternyata kamu sudah pergi.""Benarkah? Mencari selama dua jam?" Suara Yohan terdengar datar, namun sulit ditebak emosinya."Ya, rumah sakitnya terlalu besar, jadi aku berputar-putar cukup lama." Liana menoleh menatap wajahnya, "Apa kata dokter? Bagaimana cara pengobatannya?"Yohan mengatupkan bibirnya, suaranya terdengar sangat berat, "Liana, kalau seumur hidupku penyakit ini nggak bisa sembuh, kalau aku buta selamanya, apa kamu akan meninggalkanku?"Kata-kata itu membuat hati Liana terasa sakit. Pelukannya pada lengan Yohan secara refleks menjadi makin erat. "Mana mungkin nggak bisa disembuhkan? Kamu hanya mengalami kebutaan akibat cahaya ledakan, mana mungkin nggak bisa sembuh?"Yohan sangat tenang, "Tapi dokter bilang begitu. Cahaya kuat itu merusak kornea, dan ini kerusakan yang nggak bisa diperbai
Baca selengkapnya

Bab 470

Liana tidak memberi tahu Yohan tentang apa yang terjadi dengan Hamdan, karena dia tidak ingin memperkeruh suasana. Apalagi, sekarang hubungan mereka dengan keluarga Lewis sangat tegang, ditambah lagi masalah patung ibu Yohan. Jika Yohan tahu bahwa Liana telah membantu Hamdan, entah apa yang akan Yohan pikirkan tentang dirinya.Sekarang dia hanya perlu menunggu dua hari lagi. Begitu Nana kembali, semuanya akan terselesaikan.Saat itu, dia bisa menjelaskan semuanya dengan baik, dan dia pikir Yohan tidak akan keberatan.Selain itu, Liana juga merasa bahwa begitu Nana kembali, Yohan juga akan bangkit lagi, tidak akan lesu seperti sekarang. Proses penyembuhan ini membutuhkan partisipasi aktif dari pasien, seperti tadi di ruang gawat darurat. Meskipun jantung Hamdan sudah berhenti, akhirnya dia berhasil diselamatkan.Segalanya mungkin terjadi.Hanya saja, sekarang mereka sedang diliputi awan kelam. Mereka sangat membutuhkan cahaya matahari yang menyinari.Dan anak perempuan mereka, Nana, ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4546474849
...
96
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status