"Om Ferdi, seseorang telah memotong papan nama itu!"Ferdi memandangnya dengan tatapan tajam yang penuh kebencian, "Apa maksudmu?""Aku hanya ingin tahu, apakah ini ulahmu atau Hera!" Liana datang mencari Hera untuk memastikan hal ini."...." Ferdi terdiam sejenak, lalu berkata, "Apa bedanya?"Liana terkejut, lalu tersenyum. "Benar. Aku sampai lupa, kamu dan Hera adalah satu kesatuan. Baik kamu maupun dia, pada dasarnya sama-sama ingin menyakiti Yohan. Memang, tidak ada bedanya!"Ferdi mengerutkan alisnya, "Karena Juwan, aku nggak akan mempermasalahkan ini. Liana, aku ulangi sekali lagi, kalau ada satu orang saja yang tidak patuh dalam permainan ini, aku nggak bisa menjamin nyawa putrimu!"Liana menggigit bibirnya, sambil tersenyum sinis. "Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan menggunakan seorang bayi sebagai tameng. Lagi pula, berita ini akan membuat orang tertawa!""Kamu!" Ferdi marah.Tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara lagi, Liana berbalik dan pergi.Ferdi hanya memandang pun
Read more