All Chapters of Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir: Chapter 141 - Chapter 150

159 Chapters

Bab 141 Mengikuti saran sesat Dave

Tok..tok..tok..Layla yang sudah tertidur lelap harus terjaga karena ketukan keras dipintu depan rumahnya. Layla sedikit takut, diluar cuaca sedang hujan selain itu waktu sudah pukul 1 dini hari. Orang gila mana yang berkunjung di jam seginiTok.. tokk..Kali ini ketukan itu terdengar di jendela kaca kamarnya“Layla..” Suara seorang pria mulai terdengar samar“Dion?” Gumam Layla, dia meraih handphone lalu menghubungi nomor Dion dan tak berapa lama suara deringan terdengar dari luarBergeges Layla menutupi tubuhnya dengan selimut lalu keluar dari kamar. Layla sempat mengintip sedikit dijendela dan mendapati Dion berdiri didepan rumahnya.Jantungnya berdebar lebih kencang melihat pria itu berdiri basah kuyup di bawah hujan. Kenapa Dion datang di tengah malam begini? Apalagi dalam keadaan seperti itu. Dia tahu betul bahwa Dion bukanlah tipe orang yang bertindak gegabah tanpa alasan yang jelas.Dengan tangan
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Bab 142 Dion Nekat

Pagi itu, sinar matahari yang lembut menerobos melalui tirai jendela, menerangi kamar yang seharusnya membawa kedamaian. Layla terbangun perlahan, merasakan tubuhnya terasa kaku dan lelah. Namun, ada sesuatu yang aneh. Rasa tidak nyaman menjalar di tubuhnya, dan ketika matanya terbuka sepenuhnya, dia menyadari kehadiran seseorang di sebelahnya.Dengan jantung yang berdegup kencang, Layla menoleh dan melihat Dion yang masih tertidur di sampingnya. Rasa panik langsung menyergapnya, dan seketika kenangan mengerikan dari malam sebelumnya mulai kembali menghantam benaknya.Ingatan itu datang seperti badai yang tak bisa dihentikan. Dion, yang mabuk dan penuh emosi, kembali ke rumahnya meski sudah diusir.Layla ingat dengan jelas bagaimana dia memohon agar Dion pergi, tapi pria itu tidak mendengarkan. Dia ingat bagaimana Dion memeluknya dengan paksa, bagaimana bibirnya menempel di lehernya, dan bagaimana semua itu berakhir dengan Dion mengambil sesuatu yang seharusnya
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Bab 143 (21+) Tuan pemaksa

Tanpa kabar atau infromasi apapun tiba-tiba Zara menerima undangan pernikahan Dion dan Layla.“Kenapa kaget, Darling?” Tanya DaveZara merasa campur aduk; dia merasa senang karena melihat pasangan yang pernah mengalami banyak kesulitan akhirnya mencapai kebahagiaan, tetapi di sisi lain, dia juga merasakan rasa ingin tahu tentang bagaimana mereka bisa sampai ke titik ini.“Tidak, keren juga Dion bisa meruntuhkan pertahanan Layla, kupikir lamarannya ditolak” Ucap Zara, ada nada bangga dalam ucapannya“Dia memang ditolak pada awalnya” Sahut Dave“benarkah?” Kaget Zara “Lalu bagaimana cara Layla setuju?”Dave terkekeh “Dia mengikuti saranku”“Saran apa?” tanya Zara, dia tidak tahu tentang yang satu ini“Aku memberitahunya bahwa kadang-kadang, ketika seseorang terlalu keras kepala, kita harus menggunakan pendekatan yang lebih tegas.”
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Bab 144 Harapan dua sahabat

“Dave” Panggil Zara pelanDave yang sedang fokus dengan laptop mengalihkan pandangannya pada Zara. Wanitanya nampak gugup ketika berbicara dengannya“kenapa Darling? Membutuhkan sesuatu?” Tanya Dave sambil tersenyum lembut“Emm.. apa aku boleh ketemu Layla? Layla mau menikah jadi dia ngadain reuni kecil-kecilan untuk teman kuliah” Ucap Zara mencicitDave menutup laptopnya perlahan, menatap Zara dengan tatapan yang penuh perhatian. Senyum lembutnya perlahan menghilang, digantikan oleh ekspresi serius. "Reuni kecil-kecilan?" tanyanya, suaranya rendah namun jelas.Zara mengangguk, merasa sedikit gelisah. "Iya, hanya kumpul-kumpul biasa sebelum pernikahan Layla. Kamu tahu, seperti masak-masak bersama dan ngobrol”Dave menatapnya sejenak, mempertimbangkan situasinya. "Berapa orang yang akan datang?"Zara merasa deg-degan, tapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Mungkin sekitar sepuluh, itu teman Layl
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Bab 145 Dipojokan

Layla mengangguk sambil tersenyum. “Iya, dan aku pikir, mungkin dia memang pria yang tepat untukku. Meskipun aku masih ragu, tapi aku tahu dia benar-benar mencintaiku.” Layla tersenyum hangat, lalu menarik tangan Zara untuk duduk di meja dapur. “Kamu duduk disini aja, ibu hamil gak boleh banyak tingkah”Zara terkekeh “Tapi aku mau bantu” Ucapnya“Bantu doa aja” Sahut Layla cepat, wanita itu mulai menyalakan kompor dan memanaskan minyak diwajan, setelah panas, Layla mulai menggoreng potongan ayam yang sudah dibumbuinya“Siapa aja yang datang Lay?” Tanya ZaraLayla sambil membalik potongan ayam di wajan, menjawab "Beberapa teman lama kita yang dekat. Ada Maya, Rina, dan Nita. Mereka semua sudah konfirmasi datang."Zara mengangguk sambil tersenyum, mencoba mengingat wajah-wajah teman kuliahnya dulu. Namun sayangnya Zara tidak bisa mengingatnya, apa mungkin karena dulu kehidupan perkuliahannya
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Bab 146 Pelakor x Pebinor

Acara makan-makan itu berjalan lancar meskipun ada sedikit rasa canggung yang Zara rasakan sejak komentar Rina tadi. Namun, Zara berusaha keras untuk tetap tenang dan menikmati momen bersama teman-temannya. Percakapan mengalir dengan hangat, meski sesekali Zara merasakan tatapan Rina yang tampak penuh rasa ingin tahu.Setelah beberapa saat, Rina yang tampaknya tak tahan lagi dengan rasa penasarannya, mulai membuka topik yang telah lama ada di benaknya. Dia meletakkan garpu di atas piring dan menatap Zara dengan senyum yang sedikit nakal."Jadi, Zara" ucap Rina, suaranya terdengar ringan namun mengandung rasa ingin tahu yang dalam, "Aku sudah sering dengar cerita tentang Dave, suamimu yang sekarang. Tapi sampai sekarang aku belum pernah bertemu langsung dengannya. Katanya dia pria yang sangat sukses, ya?"Zara menatap Rina sejenak sebelum menjawab. "Ya, Dave memang bekerja keras dan sangat berdedikasi dalam pekerjaannya."Rina mengangguk sambil mengerutkan kening sedikit, seolah berpik
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Bab 147 Tuan Pencemburu

Dave memarkirkan mobil mewahnya dipinggir jalan, dia turun lalu menuju rumah Layla. Dave melihat beberapa wajah asing disana.Ketika Dave masuk, matanya dengan cepat menangkap seorang pria yang tampak mengobrol dengan Zara. Meski percakapan itu tampak biasa saja, kecemburuan dalam diri Dave langsung memuncak.Dia berjalan cepat menuju Zara, lalu tanpa berkata apa-apa, dia menyelinap di sampingnya dan merangkul pinggang Zara dengan possessive. Zara menoleh dan tersenyum saat melihat Dave telah tiba. "Kamu sudah datang, sayang" katanya dengan gembira.Dave mengangguk, namun matanya tidak lepas dari pria yang tadi mengobrol dengan Zara. "Ya, Darling. Tidak mungkin aku membiarkan istri cantikku ini berlama-lama sendiri" jawabnya dengan nada yang terdengar lebih dalam dari biasanya.Abimanyu yang tadinya terlihat penuh percaya diri, kini terlihat sedikit gugup, namun dia berusaha menyembunyikannya di balik senyum tipisnya."Dave, ini Abimanyu, teman Ton
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

Bab 148 Semakin Protektif

Gedung resepsi yang megah dihiasi dengan bunga dan lampu gantung yang berkilauan. Tamu-tamu berpakaian formal berbaur di antara meja-meja makan, menikmati hidangan dan mengobrol. Musik lembut mengisi ruangan, memberikan suasana romantis.Dave dan Zara tiba di tempat resepsi pernikahan Layla dan Dion. Zara mengenakan gaun malam yang elegan dan sedikit ketat, menonjolkan perut buncitnya yang semakin membesar. Sementara Dave, dengan setelan jas hitamnya, terlihat sangat menawan dan berwibawa.Segera setelah mereka memasuki ruangan, beberapa mata pria tidak dapat menahan tatapannya pada Zara, tertarik pada penampilannya yang anggun namun juga mencolok. Zara menyadari tatapan-tatapan tersebut, namun berusaha tetap tenang dan tersenyum.Dave merendahkan suaranya saat berbisik di telinga Zara, suaranya penuh dengan nada tegas namun juga protektif. "Jangan tersenyum pada pria-pria tolol itu" katanya sambil menggenggam tangan Zara lebih erat.Zara menoleh, sedikit
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Bab 149 (21+) Malam Pertama Dion

Maldives menyambut Dion dan Layla dengan pemandangan yang memukau. Langit biru yang cerah, laut yang jernih, dan pasir putih yang lembut menciptakan suasana yang sempurna untuk bulan madu mereka. Keduanya menikmati setiap momen, berjalan di sepanjang pantai, menikmati matahari terbenam, dan berbagi tawa dalam suasana yang romantis.Namun, ketika malam tiba dan mereka kembali ke villa mereka yang mewah, suasana berubah menjadi sedikit canggung. Kamar yang mereka tempati dihiasi dengan lilin-lilin beraroma lembut dan kelopak bunga mawar yang tersebar di atas tempat tidur. Suasana begitu romantis, tetapi ada rasa gugup yang menyelimuti mereka.Dion duduk di tepi tempat tidur, tangannya bermain-main dengan ujung selimut, sementara Layla berdiri di dekat jendela, memandangi lautan malam yang tenang. Keheningan di antara mereka terasa aneh, seolah-olah mereka berdua menunggu yang lain untuk memulai percakapan."Aku merasa... canggung" Layla akhirnya mengaku, suaranya
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Bab 150 Risahlah hati

Pagi itu di Jerman, Zara terbangun di rumah Dave, merasakan keheningan yang aneh tanpa Dave di sampingnya. Sejak mereka tiba di Jerman, Dave harus lebih sering pergi untuk mengurus bisnis keluarga yang diwariskan oleh Kakek Erman.Bisnis gelap tentunya….Zara masih ingat betapa terkejutnya dia saat pertama kali Dave pulang dengan membawa sebuah tas besar. Tas itu tampak berat dan penuh dengan sesuatu yang mengerikan—puluhan pistol. Saat Dave membukanya di depannya, Zara hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Kau... membawa ini ke rumah?" tanya Zara dengan nada tak percaya, matanya melebar karena kaget.“Ini bagian dari apa yang harus aku urus, Darling. Kakek meninggalkan banyak hal yang perlu ditangani, dan ini salah satunya."Zara menggigit bibir, mencoba mencerna semuanya. Dunia Dave memang selalu memiliki sisi gelap, tapi melihatnya secara langsung seperti ini membuatnya merasa tidak nyaman. Dia ta
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status