Beranda / Fantasi / King Of Universe / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab King Of Universe: Bab 111 - Bab 120

180 Bab

Babb 111

Saat membuka mata, Bima melihat kalau dia sedang berada di kamar dengan di kelilingi oleh keluarga dan teman temannya."Bisa kalian keluar? aku ada pekerjaan penting." ucap Bima langsung duduk bersila dan menutup matanya."Cepat keluar!" ucap Fergie langsung berlari keluar tanpa memikirkan orang-orang di sekitarnya yang panik.Saat berada di luar kamar, mereka langsung memarahi Fergie dengan sangat kesal karena memikirkan dirinya sendiri."Dasar pak tua sialan!" gerutu Amon kesal."Hehehehe....aku sudah tua, jadi harus menyelamatkan dirku sendiri terlebih dahulu."Lalu kau membiarkan para generasi muda ini mati? begitu?! sialan!" ucap Aron kesal.Pletak..."Hey! jaga sopan santun mu pada sesepuh ini!" ucap Fergie kesal dan menjitak Aron."Ampun puh sepuh." ucap Aron langsung meminta maaf."Ya begitu!" ucap Fergie tersenyum senang.Di sisi lain, saat ini Bima sedang berada di ruang Hampa miliknya. Bima melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri kalau semua energi di dalam tubuhnya sal
Baca selengkapnya

Bab 112

Keesokan harinya, Bima bersama Albert pergi berdua ke dimensi tempat Yan tinggal dahulu. Bima membangun sebuah tugu peringatan kematian dari roh spiritual pendiri clan Nara.Setelah berdoa untuk mendiang Yan dan istrinya, Bima dan Albert pun istirahat di gubuk tua tempat Yan dan istrinya tinggal dahulu."Kau sudah pernah bertemu dengannya?" tanya Bima."Belum kak, memang kau sudah?" tanya Albert balik."Sudahlah, makanya aku buat tugu peringatan di dimensi ini." jawab Bima sambil menyulut rokoknya."Bagaimana sifatnya? aku mau tau." tanya Albert sangat penasaran."Dia seperti kakek tua biasanya, cuma auranya berbeda. Lebih pekat dan mengerikan, kalau kau pernah merasakan aura ayah ketika sedang marah besar di peperangan, persis seperti itu. Tapi di balik aura mengerikan itu, dia adalah kakek yang sangat baik dan penyayang." jawab Bima mulai bercerita."Dialah yang buat pikiranku terang, dia yang buat aku terus bersyukur apapun yang aku terima. Dia yang menyadarkan aku dari sifat rakus
Baca selengkapnya

Babb 113

Keesokan harinya, saat Bima sedang asik berendam di bathtub, tiba tiba pintu di dobrak oleh Jennifer yang sudah tidak memakai sehelai pakaian."Hey!" seru Bima langsung menutupi ular pitonnya yang sedang tertidur nyenyak."Bubuy! aku kangen sama ular kamu buy!" ucap Jennifer langsung duduk di atas tubuh Bima yang sedang rebahan di dalam bathtub.Karena tidak tega dengan Jennifer, Bima pun melayaninya dengan senang hati. Keduanya pun melakukan pergulatan pagi hari dengan sangat panas di dalam kamar mandi.Setelah 3 ronde, keduanya pun lanjut mandi dan setelah mandi mereka langsung keluar dari kamar mandi. Keduanya berganti pakaian lalu keluar kamar untuk sarapan bersama.Saat sampai di ruang makan, Bima di buat kaget karena melihat tiga sahabat lamanya yang duduk di sana dan makan dengan senyum merekah.Bima tersenyum tipis dan duduk di kursi kosong yang tersedia khusus untuknya dan Jennifer."Ayah dan ibu kenapa telat? a
Baca selengkapnya

Babb 114

Bima bersama Adel pergi ke halaman belakang di mana banyak sampah dedaunan berserakan di sana karena belum waktunya di bersihkan."Kamu bersihkan semua sampah di area ini, kalau sampai jam makan siang belum selesai, kamu tidak boleh makan permen selama satu minggu." ucap Bima."Jangan permen ayah! aku mohon!" ucap Adel memohon."Loh! berani membantah ayah?!" tanya Bima tegas."Tidak ayah!" jawab Adel langsung berlari mengambil peralatan bersih bersih dan memulai hukumannya.Bima duduk di bangku taman sambil mengawasi Adel yang sibuk memunguti sampah daun dan di taruh di tong sampah.[Kalau tidak di begitu kan dia akan menganggap semua barang yang tidak ada namanya miliknya bos]'Kau tau itu.' ucap Bima mengangguk pelan.3 jam kemudian, Adel pun telah selesai membersihkan sampah di area yang Bima tunjuk. Kini Adel sedang duduk beristirahat minum air mineral yang Bima berikan."Ingat! jangan sampai kamu a
Baca selengkapnya

Babb 115

Setelah cukup tenang, Bima pun pergi ke ruang TV untuk menemui yang lainnya."Lah, kosong." gumam Bima aneh."Kamu cari siapa?" tanya Jhon."Anak anak pada di mana ya?" tanya Bima menengok ke arah Jhon."Di kamarnya lah, kamu WA aja satu satu suruh turun." jawab Jhon."Ohh oke." ucap Bima duduk di sofa dan menghidupkan TV."Mending buat grup bim, jadi kamu gak perlu teriak teriak panggil mereka. Grup WA biar gampang komunikasi aja." ucap Jhon ikut duduk di sofa."Ini Bima baru buat." jawab Bima masih fokus pada ponselnya.Bima menyuruh semua teman-teman dan anak mereka untuk berkumpul di ruang TV karena akan di adakan rapat dadakan.10 menit kemudian semua teman teman Bima sudah berkumpul di ruang TV. Mereka ada yang duduk di sofa dan ada yang duduk di karpet sambil mendengarkan Bima."Apa?" tanya Riski menyulut rokoknya."Gini, aku ada rencana mau bikin guild ini jadi dua tim, tim sen
Baca selengkapnya

Babb 116

Bima tertidur sangat pulas dari pukul 11.00 sampai pagi hari berikutnya. Jennifer sudah mencoba membangunkan Bima berkali-kali namun Bima tetap tidur pulas sambil memeluk guling.Keesokan harinya, pukul 04.00 Bima terbangun dari tidurnya dengan kondisi linglung."Jam berapa ini?" gumam Bima sambil menguap.[Jam 4 pagi bos]"Hoammmm....masih jam segini." ucap Bima kembali rebahan dan memeluk Jennifer.Bima kembali tidur sampai pukul 07.00, bangun tidur, Bima langsung pergi mandi supaya rasa malasnya hilang. Selesai mandi, Bima berjalan keluar kamar untuk mencari Jennifer yang sudah entah kemana."Makan dulu nak." ucap Diana saat melihat Bima baru turun dari tangga."Jen kemana bun?" tanya Bima."Loh, daftarin Adel kan." jawab Diana."Katanya besok." ucap Bima aneh."Ya bunda gak tau, tadi perginya sama mamah kamu kok." jawab Diana."Ohh ya udah, Bima mau makan dulu." ucap Bima berlalu p
Baca selengkapnya

Babb 117

Malamnya, setelah makan malam Bima pergi ke gazebo untuk bersantai sambil menonton TV."Kaka Bima, tadi sudah ke Asosiasi ka?" tanya Arie menghampiri Bima dengan membawa secangkir kopi."Sudah, kenapa?" jawab Bima."Tidak, saya cuma tanya saja." ucap Arie."Kau kapan menikah rie? kau sudah keriput keriput gini." tanya Bima."Saya tidak tau, tidak ada yang mau sama saya juga. Sudahlah kaka Bima, tidak usah bicarakan masalah itu." jawab Arie."Jangan-jangan....." ucap Bima sambil sedikit mengambil jarak."Sembarangan! saya masih normal ya! sial!" ucap Arie kesal."Hahahaha....." Bima tertawa keras melihat wajah Arie yang sangat kesal.Keduanya berbincang banyak mengenai berbagai topik, sampai akhirnya obrolan mereka terhenti karena ponsel Bima berdering keras."Halo, dengan siapa saya berbicara?" ucap Bima mengangkat telepon."Selamat siang tuan Bima, kami dari Asosiasi Hunter pusat ingi
Baca selengkapnya

Babb 118

Setelah perjalanan selama 30 menit, akhirnya mereka sampai di parkiran Asosiasi. Mereka keluar dari mobil dengan memakai topengnya masing-masing."Sudah siap?" tanya Bima."Siap!" jawab mereka tegas."Baiklah, ayo." ucap Bima.Bima memimpin jalan menuju gedung utama Asosiasi Hunter yang sangat megah dan di penuhi hunter itu. Mereka sukses menjadi pusat perhatian karena aura dari Neilson bersaudara yang sangat amat mendominasi."Aku sudah lama tidak jadi pusat perhatian seperti ini." bisik Riski pada Bima."Grogi kau?" tanya Bima sambil terus berjalan."Gak lah anjink! apa itu grogi?! aku tidak kenal!" jawab Riski."Ayah, telapak tanganmu bergetar, jangan mengelak." ucap Jason."Dasar anak kurang ajar!" ucap Riski menjitak Jason dengan kesal."Vin." panggil Julian pelan."Ha? kenapa?" tanya Kevin cepat."Kau tambah kuat ya sekarang." ucap Julian mencoba untuk menerima kembali
Baca selengkapnya

Bab 120

Bima mengendarai mobilnya menuju Mansion yang baru di jual Dua hari yang lalu. Lokasinya sangat dekat dengan tempat Adel menimba ilmu, hanya 5 menit dari Mansion.Namun saat sampai, Bima langsung di buat tidak tertarik karena lokasinya di pinggir jalan raya. Jadi Bima langsung tancap gas menuju Mansion ke dua di hari itu.Lokasinya 10 menit dari Mansion pertama, di sana Bima di suguhkan pemandangan tak mengenakkan. Tepat di depan Mansion megah itu terdapat rumah prostitusi dan markas PP di sebelahnya.Bima langsung bilang tidak dan melanjutkan perjalanan ke Mansion ke tiga dan seterusnya. Bima berkeliling kota mencari Mansion yang menurutnya cocok dan dekat dengan tempat PAUD Adel.[Dari 15 Mansion, aku cuma merekomendasikan yang satu ini bos]"Apa apaan anjink! parkiran doang luas!" ucap Bima kesal.[Masih lebih baik dari sebelum sebelumnya bos]"Emang iya sih, tapi kalau buat tinggal rame rame ya gak cukup bob." ucap B
Baca selengkapnya

Babb 119

Bima berkeliling melihat beberapa Mansion rekomendasi dari sistem. Sudah 3 Mansion Bima cek, namun tidak ada satupun yang sesuai dengan kebutuhan guild."Jauhnya bob!" ucap Bima di tengah perjalanan menuju Mansion ke 4.[Dari Jakarta Timur ke Selatan bos! dari pada harus berurusan dengan keluarga Stanford]"Kasihan Adel blokk! masa mau PAUD aja harus ke Jakarta Timur!" ucap Bima.[Tinggal pindah, kan ada cabang PAUD di Jakarta Selatan bos! PAUD tempat Adel itu milik Organisasi yang besar, jadi kalau mau pindah bakal gampang dan yang utama tidak harus bayar lagi]"Transfer murid gitu?" tanya Bima.[Nahh! itu yang aku maksud!]"Baiklah kalau gitu." ucap Bima.Hampir 1 jam Bima melakukan perjalanan dari jakarta timur ke jakarta selatan, padahal biasanya hanya 30 menit saja. Hal ini di karenakan macet parah yang ada di mana mana akibat dari demo besar besaran yang di lakukan oleh masyarakat."Haihhhh! sampa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status