All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir: Chapter 11 - Chapter 20

174 Chapters

Bab 11

Nathan berjalan dengan langkah ringan masuk ke dalam mansion mewah milik keluarganya. Senyum mengembang di bibirnya ketika melihat wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menikmati secangkir teh hijau. Suasana hatinya sangat baik, hanya karena mendengar bahwa istrinya memberikan ASI untuk bayinya. Kemarahan yang sempat memuncak hilang dalam sekejap. "Apa kamu baru pulang dari rumah sakit?" tanya Mawar. Melihat raut bahagia yang terpancar di wajah putranya yang tampan, Mawar tahu bahwa saat ini suasana hati Nathan sedang bagus. "Iya mi," jawab Nathan dengan tersenyum. Pria itu kemudian duduk di sofa yang berbeda didepan wanita berparas cantik meskipun usianya sudah tidak muda lagi. "Bagaimana kondisi cucu, mami?" Mawar menanyakan tentang cucunya. "Tadi Rizky mengatakan bahwa kondisi anakku sudah jauh lebih baik. Berat badannya sudah bertambah 3 on." "Benarkah? mami sangat senang mendengarnya. Besok mami akan ke rumah sakit, sudah rindu pengen lihat cucu."
Read more

Bab 12

Setelah tiga hari meminum obat yang diberikan dokter Rizky, Eliza merasakan kakinya yang jauh lebih baik. Bahkan dia sudah bisa memijalkan kakinya ketika berjalan.Hanya saja efek obat yang dikonsumsi, membuat matanya begitu mudah mengantuk. Atau mungkin karena Eliza yang tidak memiliki kesibukan apa-apa. Biasanya ada Ibnu yang di urus. Ganti celana setiap kali pipis. Memandikan dan bermain bersama bayi berwajah tampan itu. Namun kini semuanya hanya tinggal kenangan. Eliza mencoba untuk mengikhalskan namun ternyata semua itu terasa sangat sulit. "Nak, ibu rindu, rindu sekali." Eliza menatap foto anaknya.Andainya Eliza memiliki ponsel android, mungkin dia bisa melihat ratusan foto bayi Ibnu di sana. Eliza juga bisa menonton video bayinya yang sedang menangis. Melihat Ibnu yang baru saja pandai telungkup. Dan tersenyum ketika melihat bayi Ibnu tertawa terbahak-bahak setiap kali bermain. Namun nyatanya Eliza tidak bisa mendokumentasikan setiap momen indah itu karena dia yang hanya m
Read more

Bab 13

Eliza membeku ketika mendengar kata-kata mutiara yang keluar dari mulut kakak iparnya."Aku juga nggak usah, aku males kalau dipegang sama orang seperti kamu," kata kakak Sandy yang bernama Tina. Kedua wanita itu memandang Eliza dengan jijik.Mengangguk paham, Eliza pergi ke dapur untuk membuat minum. Eliza sudah terbiasa mendengarkan caci maki serta hinaan seperti ini. Namun tetap saja hatinya terasa perih dan terluka. Apa lagi kondisi emosinya yang tidak stabil setelah kepergian anaknya.Eliza berusaha berjalan dengan cepat ke dapur. Setibanya di dapur yang berukuran kecil, dia tidak langsung membuat minuman. Namun menangis terlebih dahulu. Terkadang Eliza berpikir, sampai kapan bisa bertahan ditengah-tengah keluarga Sandy, yang selalu menghina dan merendahkannya. Keluarga yang mengaku menjunjung tinggi pendidikan, namun memperlakukan orang layaknya binatang. Apakah ini ciri-ciri orang yang berpendidikan tinggi?Eliza dengan cepat menyudahi tangisnya ketika mendengar Wati memangg
Read more

Bab 14

Bagaikan disambar petir di siang hari, berita ini begitu sangat ngejutkan. Bahkan jantungnya sampai berhenti berdetak beberapa saat. "Adek, mas mohon dengerin penjelasan mas dulu." Sandy menggenggam tangan Eliza. Eliza hanya diam tanpa mampu mengeluarkan satu kata pun dari bibirnya. Semua ini begitu sangat mengejutkan bahkan tangan dan kakinya sampai gemetar. Apakah ini yang dikatakan penghianatan? Apa suaminya mengkhianatinya? Tapi sejak kapan?"Mas pasti sedang bercandakan?" Eliza tersenyum dan berharap suaminya hanya bercanda."Gak dek, mas tidak sedang bercanda, mas serius. Kami sudah menikah satu bulan yang lalu." Kalimat itu dengan jelas diucapkan Sandy.Cairan bening yang sejak tadi ditahan akhirnya meluncur bebas di pipi mulusnya, ketika Sandy memperjelas pengakuannya. Bagaimana mungkin Sandy bisa berbuat seperti ini. Padahal hubungan mereka sangat baik. "Saya minta maaf, saya tidak tahu kalau mas Sandy sudah menikah. Saya juga minta maaf atas meninggalnya anak kamu. Pad
Read more

Bab 15

"Sebaiknya kalian tidak perlu membawa papa ke sini. "Marwan berkata dengan bersusah payah. Pria yang sudah tidak berguna itu menangis melihat ini semua. Marwan gagal menjadi ayah dan suami yang baik. Dia sudah gagal mendidik istri dan anak-anaknya. "Papa harus bisa tenang. Kalau bukan karena wanita udik ini, Sandy tidak mungkin melakukan hal seperti ini dengan gadis lain," tuding Wati, tangannya terus saja menunjuk kearah Eliza. "Kau mendukung perbuatan anakmu yang seperti ini?" Pria itu berkata dengan kalimat yang kurang jelas. "Pa, mama tidak mendukung perbuatan Sandy, tapi Sandy juga tidak salah. Menantu sialan ini yang salah, dia yang membuat jelek nama keluarga kita," kata Wati dengan suara yang kerasnya. Sandy dan Mirna merasa sangat bersyukur memiliki ibu serta calon mertua yang selalu membela mereka. Mau salah seperti apapun, dimata wanita itu anaknya tetaplah benar. Marwan memegang dadanya yang terasa sakit dan sesak. "Papa kenapa? Papa tidak boleh emosi seperti ini. P
Read more

Bab 16

Kilatan kemarahan dan kebencian terlihat jelas dari sorot mata Eliza. Sudah tidak ada lagi yang harus dipikirkan. Ia bisa pergi ke manapun meskipun tidak memiliki apa-apa. Dia ingin segera keluar dari lingkaran setan yang diciptakan oleh suaminya. Deg!Jantung Sandy berdetak hebat ketika mendengar perkataan Eliza. Mau sebanyak apapun luka yang digoreskan di hati istri udiknya itu namun dengan bodohnya wanita itu akan tetap bertahan.Dia yakin Eliza tidak akan pernah meminta bercerai karena perempuan kampung itu sangat mencintainya. Apa lagi Eliza tidak memiliki siapapun selain dirinya. Bercerai dan melepaskan Eliza, tidak akan pernah dia lakukan. "Sayang, mas minta maaf. Mas janji akan bersikap adil." Sandy berkata dengan sungguh-sungguh sambil menggenggam tangan istri pertamanya dengan erat."Aku hanya ingin kita bercerai. Jadi talak aku sekarang juga. "Eliza berkata dengan suara lantang. Sampai kapanpun ia tidak pernah terima dimadu. Baru saja memegang buku nikah namun sebentar
Read more

Bab 17

Cerai-cerai, enak sekali mulut kau bilang cerai. Kau bayar dulu hutang empat puluh juta, ketika melahirkan. Jika kamu ingin cerai dengan Sandy.Deg!Eliza membeku ketika mendengar kata hutang 40 juta. Hutang apa yang dimaksud?Wati mengeluarkan kertas dari dalam tasnya dan menunjukkan surat perjanjian hutang Eliza. "Saat kau melahirkan, Sandy hanya punya uang 5 juta, sisa 25 juta hutang dengan saya. Di surat perjanjian ini, kamu berhutang 25 juta dengan bunga 10% setiap bulan. Denda keterlambatan membayar 10 persen. Karena kamu sudah tidak membayar selama 3 bulan maka denda keterlambatan tujuan juta lima ratus. Bunga hutang tujuh juta lima ratus ribu. Jadi total 40 juta." Wati berkata dengan entengnya."Setelah acara resepsi dan mereka sudah kembali dari bulan madu, kamu akan tinggal di rumah saya."Wati tersenyum memandang Eliza. Meskipun wajah menantunya itu sudah pucat namun dia tidak merasa kasihan sedikitpun.Wanita itu sudah tidak sabar menunggu Eliza tinggal di rumahnya. Keha
Read more

Bab 18

"Kita tunggu saja Bu, karena saya tidak ingin menantu saya operasi." Wati kukuh dengan pendiriannya."Jika pihak keluarga tetap menolak maka harus menandatangi surat pernyataan. Bahwa pihak keluarga menolak rujuk ke rumah sakit." Ibu bidan mengeluarkan surat pernyataan dan meminta agar Sandy menandatangani surat tersebut.Sandy diam dan memandang Wati. Dia begitu sangat ragu untuk membubuhi tanda tangannya di surat pernyataan tersebut. Bagaimana jika istri dan anaknya tidak terselamatkan karena dia yang tidak bisa mengambil keputusan terbaik untuk istri dan anaknya. "Tidak apa-apa kamu tandatangani saja. Melahirkan memang seperti ini, bahkan dulu para wanita melahirkan sampai 1 bulan, mengalami kontraksi. Buktinya ibu dan anaknya selamat kok. Lagian istri kamu itu yang sok manja, padahal sakitnya nggak segitu-gitu kali lah. "Wati berkata tanpa rasa kasihan, rasa empati, dan rasa kemanusiaan.Meskipun mencemaskan istri dan calon anaknya, Sandy tetap menandatangani surat yang diberika
Read more

Bab 19

Eliza sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan pusing. Begitu keluarga Sandy keluar dari rumah, wanita itu pun pingsan. Entah berapa jam Eliza tidak sadarkan diri dan kini dia terbangun dengan tubuh yang gemetar karena kedinginan Tubuhnya tidak tergeser sedikitpun di tempat tadi. Sandy pergi begitu saja tanpa berniat memindahkan dirinya ke atas tempat tidur.Jika seandainya pria itu tidak pernah mengatakan kata sayang, kata cinta, pasti rasanya tidak akan seperti ini.Tatapan kosong dengan senyuman tipis tersungging di bibir ketika mengingat perkataan madunya. Wanita muda berusia sembilan belas tahun itu tidak lagi menangis. Air matanya telah mengering. Banyak hal yang sudah dilewati dengan perjuangan luar biasa. Sebelum pernikahan, Eliza mendapatkan penolakan yang keras dari keluarga Sandy. Pada akhirnya mereka tetap menikah secara siri. Kemudian menjalani hubungan jarak jauh.Eliza merasa sangat bersyukur, menikah dengan Sandy. Meskipun menjalin hubungan jarak jauh namun sua
Read more

Bab 20

Nathan tersenyum sinis ketika mendengar ucapan wanita itu. Awalnya Dia mengira Sherly menghubunginya dan menanyakan kabar anaknya namun ternyata tidak.Setelah 3 Minggu pergi tanpa kabar, sekarang wanita itu kembali menghubunginya hanya untuk menanyakan masalah uang."Uang?" Nathan mengulang kembali ucapan dari wanita yang masih berstatus istrinya."Iya mas, uang bulanan aku," rengek Serly."Apa yang kau minta?" tanya Nathan dengan mengeratkan giginya. "Mas, kenapa semua kartu aku, kamu bekukan dan kamu juga tidak memberikan aku uang bulanan. Seharusnya uang sudah masuk ke rekening Paypal ku sejak tanggal 5, tapi ini sudah tanggal 10, kenapa masih tidak kamu kirimkan. Mas bulan ini aku minta uang seratus ribu dollar ya. Soalnya aku banyak keperluan. Aku juga ingin membeli sepatu, tas dan perhiasan. Sebenarnya seratus ribu dollar masih kurang. Aku butuh dua lima puluh ribu dollar." Wanita itu berkata dengan kesal.Karena kartu kredit dan uang bulanan yang belum dikirimkan Nathan, memb
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status