All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir: Chapter 171 - Chapter 180

285 Chapters

Bab 171

"Buka mulut!"Eliza menelan air liurnya berulang-ulang kali ketika mendengarkan perintah pria yang duduk di depannya. Bagaimana mungkin dia bisa menelan makanannya dengan nikmat jika wajah pria itu terkesan menakutkan. "Eliza, cepat buka mulut!" lagi-lagi pria itu memberi perintah. "Mas, Liza bisa makan sendiri. Bisa nggak sakit kok serius ini nggak sakit sama sekali." Eliza berusaha untuk menolak. "Nggak dengar Mas suruh apa?" Ucapan Nathan menjadi pertanda bahwa pria itu tidak menerima negosiasi."Dengar." Eliza sudah tidak berani protes dan memilih untuk membuka mulutnya. Nathan hanya diam memperhatikan Eliza yang sedang mengunyah nasi di mulutnya. Begitu nasi di mulut Eliza habis, ia kembali memasukkan suapan yang baru. "Mas, Liza bisa makan sendiri." Eliza tetap memaksa untuk makan sendiri namun sayang ucapannya tidak akan dihiraukan oleh Nathan."Mas, Liza sudah kenyang." Eliza menolak suapan terakhir dari Nathan."Satu lagi." Nathan yang tidak kenal kompromi tetap memaks
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 172

"Dok, istri saya kenapa?" Sandy panik ketika melihat istrinya tegang seperti ini.Dokter Rizki langsung memeriksa kondisi Mirna dan menyuntikkan obat penenang hingga wanita itu kembali tertidur."Bagaimana kondisi istri saya dok?" Sandy bertanya sambil memandang istrinya."Istri anda Shock, namun tidak apa-apa. Saat ini peran Anda sangat dibutuhkan, agar istri anda bisa menerima kenyataan." Hanya Kalimat Ini yang diucapkan oleh dokter berwajah manis tersebut. Sandy menganggukkan kepalanya. "Karena ibunya belum bisa menerima kenyataan tentang kondisi bayinya, sebaiknya bayi ini kami bawa dulu ke ruang bayi." Dokter Rizki berkata sambil mengendong bayi malang tersebut. Sandy menganggukkan kepalanya. Tubuhnya terasa amat lelah dia ingin beristirahat walaupun sejenak. Sandy hanya diam ketika melihat dokter itu menggendong anaknya dan membawanya pergi. "Mengapa harus jadi seperti ini?" Pria itu frustasi dan menarik-narik rambutnya. "Eliza." Sandy kembali mengingat istri pertamanya.
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 173

Apa ia tidak salah lihat. Eliza mengucek matanya berulang-ulang kali untuk memastikan bahwa pandangannya benar-benar bermasalah. Tidak mungkin Nathan yang akan menjadi gurunya. Setahu Eliza, Nathan tidak memiliki kemampuan beladiri."Mau sampai berapa lama berdiri di situ?" Nathan memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Eliza masih diam di tempat dengan ekspresi wajah terkejut. Atau lebih tepatnya ia kecewa karena guru yang akan mengajarnya tidak sesuai dengan harapan. Yang jadi supir pribadi, Nathan. Masak yang jadi guru taekwondo juga Nathan. "Kamu sudah melawati 5 menit." Nathan mengangkat 5 jarinya.Eliza menelan air ludahnya berulang-ulang kali. Harapannya mendapatkan guru yang baik, sabar dan gak pernah marah. Bukan guru galak yang menakutkan seperti ini."Eliza!" Panggil Nathan."Mas Nathan." Eliza menyebut nama sang majikan. Apakah benar bosnya sendiri yang akan menjadi gurunya?Kalau seperti ini bagaimana dengan gaji pelatih?Eliza mengusap keringat di peli
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 174

"Apa mas sudah lihat anak kita, dia sangat cantik." Mirna tersenyum ketika mengingat wajah cantik Putrinya.Sandy menganggukkan kepalanya. "Dia cantik sekali."Air matanya menetes dengan sendirinya. Padahal ia sudah berusaha menahan agar air mata itu tidak keluar. Namun tetap saja air matanya tidak bisa di kondisikn. Hatinya perih setiap kali mengingat kondisi bayi cantik tersebut. "Mas, gimana dengan mama, kak Tia dan kak Tina?" Mirna bertanya dengan wajah penuh kecemasan.Padahal ia sudah tahu seperti apa kasus mama mertua berserta kedua kakak iparnya dari Eliza. Namun tetap saja pura-pura tidak tahu."Pengacara yang membela Eliza menuntut mama yang sudah melakukan penganiayaan terhadap Eliza. Pengacara itu juga menuntut Mama telah melakukan penipuan, terkait masalah piutang. Kemudian juga pemerasan. Tiga kasus berat itu dilayangkan untuk mama. Mama tidak bisa membantah semua tuduhan tersebut karena video ketika dia melakukan pemerasan, penipuan, serta penganiayaan terhadap Eliza s
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 175

Rasa bersalah terus-menerus menusuk-nusuk hatinya hingga ia merasa perih yang begitu hebatnya. Selama ini Sandy memprediksikan bahwa Eliza tidak akan pernah pergi darinya. Karena Eliza begitu sangat mencintainya. Di kota kota ini hanya dirinya yang dimiliki Eliza. Kerena itu ia menyetujui ide Wati agar istri pertamanya itu tinggal bersama dengan mamanya. Dengan seperti ini ia tidak perlu cemas Eliza akan pergi. Sandy juga tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya hidup Eliza. Namun yang terjadi, Eliza justru pergi meninggalkannya. "Mas, kenapa kamu jahat sekali dengan Eliza. Padahal Eliza itu istri kamu, tapi kamu dengan teganya membiarkan mama memeras nya seperti ini. Aku yakin Eliza menjual ginjalnya karena stress menghadapi desakan mama beserta kakak-kakak, kamu yang meminta dia untuk bayar hutang," komentar Mirna.Mirna akan memainkan emosi Sandy yang jelas tidak stabil. Disaat seperti ini, orang akan menerima semua perkataan orang lain tanpa bisa mencerna terlebih dahulu. "El
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 176

Eliza duduk di lantai dengan kaki diluruskan ke depan. Tangannya memijat bagian kaki yang terasa amat pegal. Ternyata berlatih bela diri seperti ini terasa begitu amat melelahkan "Minum!" Nathan memberikan Eliza 1 botol air mineral dingin."Terima kasih," jawab Eliza yang langsung meneguk air tersebut. "Karena ini baru awal berarti, rasanya pasti sangat lelah. Nanti setelah terbiasa, tidak lagi." Nathan berkata dengan sedikit tersenyum. "Iya, nanti kalau sudah biasa, pasti nggak pegel lagi," jawab Eliza sambil terus memijat bagian kakinya. "Mas Nathan mau apa?" Eliza panik ketika nethan memegang pergelangan kakinya "Pegel kan?" Tanya Nathan dengan sedikit tersenyum."Iya, tapi." Eliza berusaha menarik kakinya. Namun Nathan tidak melepaskan kakinya. Nathan tersenyum kecil sambil memijatnya Eliza dibuat kaget dengan sikap pria tersebut. Nathan memijat kakinya? Mana boleh majikan memijat kaki pengasuh anaknya. Jika dilihat Mawar atau pekerja di rumah ini, sudah pasti Eliza akan d
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 177

Cuih!Wati meludah karena mencium aroma tubuh napi yang berbau busuk.Wanita berkulit gelap, dengan tubuh tinggi dan besar itu memandang Wati. Cuih!"Perempuan kotor, bau sekali," caci Wati. Agar tidak mencium aroma bau napi tersebut, Wati menutup hidungnya. Wanita narapidana itu tidak terima dihina oleh Wati. Ia berjalan mendekat ke arah wanita tua yang sombong tersebut.Bukan hanya satu orang napi yang tersinggung dengan ucapan Wati, namun dua orang napi yang bersama wanita itu juga ikut marah."Jangan dekat, kalian bau." Wati berjalan mundur. Melihat wajah serem para napi tersebut membuat ia takut. Napi yang dihina Wati tersenyum sinis. "Apa kau tahu sekarang kau di mana, nenek tua?"Wati tidak terima dikatai nenek tua oleh napi tersebut. Padahal ia rajin perawatan di salon dan melakukan berbagai macam perawatan kulit di ahli kecantikan. "Tentu saja aku tahu, kalian tidak selevel dengan aku. Aku orang kaya dan terhormat, tidak seperti kau, gembel." Meskipun sadar dengan keadaa
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 178

"Tia, Tina, tolong mama." Wati memanggil kedua anaknya. Namun sayang, suaranya tidak keluar sama sekali. Bahkan bibirnya tidak bisa bergerak efek kejut listrik yang dipakai napi untuk menyiksanya."Ha... Ha... Si nenek tua sudah gak bisa teriak." "Tolong," kata Wati sambil mengangkat tangannya. Namun tetap saja suaranya tidak keluar sedikitpun.Wanita tua itu sangat marah dan benci terhadap napi yang dengan sengaja menyiksanya seperti ini. Padahal ia sudah tua namun dengan sangat kurang ajarnya napi itu mengolok-oloknya."Ayo pergi." Si bos mengajak kedua anak buahnya untuk pergi meninggalkan Wati. Mereka sama sekali tidak menghiraukan kondisi wanita tersebut meskipun tampak sudah lemah. Sementara itu Tia dan Tina sedang menemui seseorang yang sedang mengunjungi mereka. Tia masuk ke dalam ruang kunjungan dan melihat sosok pria yang duduk di kursi panjang yang terbuat dari bahan kayu."Papa." Kedua wanita itu langsung berlari mendekati pria tersebut. Melihat sang papa datang mengunj
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 179

Selama ini Tia dan juga Tina tidak ingin melihat kondisi Marwan karena geli dan jijik. Sang papa mengalami stroke dan lumpuh total, menyebabkan beliau membuang air kecil diatas tempat tidur. Bahkan bergelimang kotoran."Maaf Pa, aku tidak bisa mencium aroma bau. Pada waktu itu papa sangat bau sekali, bau air kencing dan kotoran tinja. Karena itu aku tidak bisa meminta papa untuk tinggal di rumahku. Aku juga tidak sanggup masuk kedalam kamar papa," ujar Tina."Aku juga gak tahan bau busuk. Aku jijik dan muntah. Aku juga sangat sibuk dengan pekerjaan," tutur Tina.Marwan tersenyum menahan rasa sakit di dadanya. Alasan yang dikemukakan kedua anak perempuannya membuat hatinya sakit. Inilah anak-anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Disaat anak-anaknya tertimpa masalah seperti ini, ia bahkan tidak bisa tertidur dan selalu memikirkan kedua anak perempuannya."Kondisi papa dalam keadaan lumpuh total. Orang perduli dengan keadaan papa hanya si bibi. Dia yang selalu mengantar makan,
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 180

Eliza duduk termenung di taman belakang. Bahagia, apakah ia akan bahagia? Pertanyaan inilah yang terus-menerus muncul di benak kepalanya. Jawabnya sudah pasti tidak. Tidak ada satu wanita pun yang mengaku bahagia menjadi janda, begitu juga dengan Eliza. Sebentar lagi dia akan menyandang status janda. Begitu banyak pandangan miring serta fitnah yang akan diterimanya dari masyarakat. Apalagi menjanda diusia yang sangat mudah. Namun Eliza yakin keputusan inilah yang terbaik. Lepas dari belenggu Sandy beserta keluarganya yang kejam. Setelah urusan rumah tangganya selesai, ia akan fokus dengan pendidikan dan mengurus Noah. Suara dering handphone membuyarkan lamunan Eliza. Eliza tersenyum ketika melihat nama papa Marwan tertulis disana. Di keluarga Sandy, hanya papa mertua yang mengetahui nomor handphone terbarunya. "Halo Pa," jawab Eliza yang menerima panggilan telepon."Halo nak, Eliza gimana kabarnya?" Marwan menyapa Eliza dengan penuh perhatian. "Kabar Liza baik pa, gimana kond
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status