All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir: Chapter 121 - Chapter 130

174 Chapters

Bab 121

Elisa tersenyum mendengar jawaban dari Nathan. Dia itu sudah tidak mengatakan kalimat Saya lagi namun 'mas'"Nggak apa Mas, Noah memang suka bangun tengah malam. Nanti dia main dulu habis capek main baru tidur lagi. Mungkin dia kesel kali Mas nggak mau temenin main, makanya nangis," jelas Eliza."Jadi kamu sering bangun tengah malam kalau dia ngajak main?" "Iya hampir semua bayi seperti itu." Nathan mengangguk-anggukkan kepalanya. Eliza begitu sangat memahami karakter anaknya dan karena itu dia harus banyak belajar dari Eliza. "Lagi masak apa?""Ini buat bubur untuk Noah. Kelihatannya lagi lapar banget. Liza kasih satu biskuit, habis. Terus kasih lagi, mas lihat yang di tangannya udah tinggal setengah." Eliza tersenyum sambil menunjukkan tangan Noah yang sedang memegang biskuit."Noah biar sama mas." Nathan tersenyum memandang putranya yang begitu sangat menggemaskan. Jika Eliza bekerja sambil menggendong Noah pasti rasanya sangat lelah. Karena itu dia berinisiatif mengambil anakny
Read more

Bab 122

"Sebentar pak, saya akan menghubungi anak-anak saya. Walau bagaimanapun kami harus berkumpul. Anak-anak harus tahu," kata Wati dengan semangat. Wajah yang tadi penuh kemarahan berubah dalam hitungan detik. Akhirnya apa yang ditunggunya selama ini akan, segera dia dapatkan. Wati langsung menghubungi kedua anak perempuannya dan meminta agar kedua anak perempuannya segera datang ke rumah. Setelah itu dia menghubungi Sandy. Namun Sandy tidak bisa datang dan beralasan di luar kota. Karena itu Wati meminta agar Mirna selaku istri yang mewakili.Marwan hanya diam dan menyetujui permintaan dari Wati. Walau bagaimanapun anak-anaknya wajib tahu hubungan kedua orang tuanya. Secepat kilat anak-anak Marwan beserta para menantu sudah datang dan berkumpul. Mereka mendengar, Wati mengatakan akan pembagian harta warisan karena itu mereka semua bergegas datang ke rumah orang tuanya. Tidak ada kata sibuk seperti yang sudah-sudah. Mereka semua memiliki waktu untuk pembagian harta warisan.Marwan han
Read more

Bab 123

"Maaf pak Marwan, saya baru datang." Kata Pak RT yang baru saja datang. Pak RT tidak datang sendiri, beliau membawa beberapa orang warga yang tinggal di dekat rumah Marwan "Tidak apa-apa RT, saya sengaja meminta pak RT datang ke sini. Karena saya ingin memberitahukan kepada Pak RT beserta warga yang ada di sini bahwa mulai hari ini saya sudah tidak memiliki hubungan apapun terhadap ibu Wati. Kami sudah bercerai. Ibu Wati juga sudah memberikan tanda tangan di surat cerai. Senin besok kami akan melakukan persidangan di pengadilan agama jam 9 pagi. Saya berharap Pak RT beserta warga yang lain bisa turut hadir sebagai saksi," ungkap Marwan. "Oh iya saya memahami alasan Pak Marwan menceraikan Ibu Wati. Kami tidak akan mempermasalahkan perceraian ini, apapun permasalahan yang terjadi , aib keluarga wajib kita tutupi. "Kata Pak RT memberikan nasehatnya."Marwan sudah menceritakan kepada Pak RT permasalahan rumah tangganya. Jadi karena itu Pak RT tidak akan mempertanyakan lagi alasan mengap
Read more

Bab 124

"Bukankah selama ini kamu yang begitu sangat pandai menghina orang. Berkaca dengan diri sendiri, lihat dirimu. Sebenarnya aku tidak ingin membuka aib di depan umum. Tapi kamu yang terlalu kelewatan sehingga membuat aku tidak bisa menutupi lagi kekurangan kamu. Setelah ini kita sudah tidak lagi menjadi suami istri. Itu artinya aku tidak ada hak untukmu, kamu juga tidak ada hak atasku," kata Marwan dengan tegas. "Walaupun tidak menjadi istri, kamu tetap membiayai ku," Wati berkata dengan lantang. "Secara undang-undang mantan istri masih mendapatkan nafkah dari suami jika memiliki anak yang masih menyandang status pendidikan. Ibu Wati sudah tidak ada lagi tanggungan, karena anak yang paling bungsu juga sudah bekerja dan memiliki jabatan yang tinggi. Karena itu Pak Marwan tidak ada lagi kewajiban menafkahi mantan istri," jelas pengacara. "Bukannya kamu bilang aku ini sudah lumpuh, lihatlah bagaimana mungkin aku bisa membiayai kamu." Marwan tersenyum geli memandang Wati. Mantan istri
Read more

Bab 125

Eliza bermain di halaman villa bersama dengan Nathan. Halaman Villa ini sungguh sangat luas, seperti lapangan bola kaki. Rumput hijau yang terhampar luas menunjuk mata memandang. Bunga-bunga yang begitu sangat indah dirawat dengan sangat baik. Satu hal yang mungkin tidak di ketahui orang, bawa petugas yang bertanggung jawab terhadap tanaman serta rumput di villa ini, benar-benar ahli perkebunan. Pria itu seorang sarjana lulusan pertanian. "Mas videoin Liza ya." Eliza tersenyum dengan sangat manis sambil mengarahkan ponselnya kepada Nathan. Lagi-lagi Nathan harus pasrah menjadi fotografer untuk Eliza. Meskipun sudah seperti ini, Eliza masih menganggap statusnya hanya ibu susu serta ibu pengasuh untuk Noah. Padahal kalau dipikir pakai akal sehat, mana mungkin seorang majikan bisa di perintah seperti ini. Ya sudahlah, Eliza memang tidak ada pekanya. "Mas, rekam yang bagus ya. Ingat jangan goyang ambil gambarnya. Nanti kalau Liza lari mas harus mundur ya. Pokoknya ngambil gambar
Read more

Bab 126

Kebahagiaan ini jangan cepat berlalu. Seperti itulah harapan Nathan ketika sedang berlari sambil memegang tangan Eliza. Wajahnya tersenyum memancarkan bahagia. Rasa bahagia yang tidak pernah di rasanya sebelumnya."Apa sudah capek belum?" Nathan memandang Eliza yang berlari di belakangnya. Jarak dari villa ke perkebunan sekitar 700 m. Biasanya Nathan akan memakai motor untuk menuju ke sana. Namun kali ini dia lebih memilih berlari kecil bersama dengan Eliza. Anggap saja mereka sedang berolahraga pagi sambil menghangatkan tubuh.Eliza tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Masih jauh nggak Mas?"Nathan memandang ke arah depan sambil berkata, "itu yang ada jaring kerambah warna hitam.""Kalau gitu ayo larinya lebih cepat." Eliza semakin bersemangat ketika melihat tempat yang akan ditujunya sudah tidak begitu jauh. Jika tadi Nathan yang menarik tangannya namun kini elizala yang sedang menarik tangan Nathan. Nathan tersenyum dan mengikuti Eliza. Kapan lagi bisa mendapatkan momen se
Read more

Bab 127

Eliza sudah berada di kebun Anggur. Wanita cantik itu bersorak senang ketika melihat anggur berwarna ungu menjuntai di atas kepalanya. Ia mencoba menjangkau anggur tersebut. Namun sayangnya tubuh Eliza rendah hingga tidak sampai."Mas, Liza mau ambil tapi nggak sampai." Eliza kesal ketika tingginya tidak bisa menjangkau anggur yang berada di atas kepalanya. "Mau dibantu ngambilnya?" Sebagai pria yang baik dan pengertian, Nathan langsung menawarkan jasa. "Mau," jawab Eliza dengan girang. Dalam waktu beberapa detik saja wanita itu sudah menjerit dan panik. Apakah seperti ini yang dikatakan Nathan membantu?"Mas mau apa?" Eliza berkata dengan gugup. Cara yang dilakukan Nathan ampuh membuat tubuhnya lebih tinggi. Bahkan Nathan berada di batas perutnya."Cepat petik," kata Nathan dengan gaya cueknya. Entah mengapa ia bisa memiliki ide memalukan seperti ini. Tanpa pikir panjang Nathan memeluk bagian paha Eliza dan kemudian mengangkatnya. Apa yang sudah dilakukannya pasti menimbulkan kepa
Read more

Bab 128

Eliza duduk santai di ayunan besi sambil memangku malaikat kecilnya. Takdir manusia tidak ada yang bisa menebak. Jika sang pencipta berkehendak yang hitam bisa jadi putih yang putih bisa dah jadi hitam bahkan semudah membalikkan telapak tangan. Begitulah dengan nasib Eliza. Disaat ia diberikan cobaan yang begitu sangat berat, namun tidak membuatnya putus asa. Eliza mencoba keluar dari lingkaran syetan dan berjuang menyelamatkan dirinya sendiri. Pada saat itu pula Eliza bertemu dengan malaikat kecilnya. Ia tidak pernah membayangkan bahwa malaikat kecil itulah yang menjadi penyelamat hidupnya. Selama bersama dengan malaikat kecilnya, tak ada lagi air mata kesedihan seperti yang biasanya. Dikelilingi orang-orang yang baik dan menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan."Dingin sekali ya anak." Eliza memeluk tubuh mungil Noah. Meskipun sudah memakaikan baju dingin dan topi, tetap saja pipi bayi berumur 6 bulan itu terasa sejuk.Bayi laki-laki itu tersenyum sambil mengusap pipi Eli
Read more

Bab 129

"Liza yakin mas bukan tipe suami yang banyak duit tapi pelit sama istri. Liza yakin mas tipe suami yang royal dan menjadi istri ratu." Eliza berkata dengan panik.Nathan tertawa mendengar perkataan Eliza. Apalagi melihat wajah Eliza yang sedang panik, sungguh lucu dan menggemaskan.Eliza diam saat memandang Nathan tertawa lepas seperti ini. Pria itu memang sangat jarang tertawa seperti ini. Dalam diam Eliza mengagumi sang bos. "Sebelum pernikahan dia meminta agar kami membuat yang namanya surat perjanjian sebelum pernikahan. Yang mana isi surat perjanjian itu saya mengizinkan dia untuk tetap berkarir. Dia meminta waktu 3 tahun untuk tetap di Paris. Dengan alasan masih memiliki kontrak kerja. Saya meminta agar dia memutuskan kontrak kerja. Saya siap membayar uang pinalti ke perusahaan yang sudah bekerja sama dengan dia. Namun dia menolak, baginya karir sangatlah sangat penting."Karena terlalu mencintai, Nathan menerima perjanjian pra pernikahan yang dibuat oleh Sherly. Namun ternya
Read more

Bab 130

"Apa kamu sangat mencintai suamimu?"Tidak ingin berbelit-belit, ia langsung bertanya sesuai dengan apa yang ingin diketahuinya. Inilah kesempatan Nathan untuk mempertanyakan tentang perasaan dan hubungan Eliza dengan suaminya.Eliza diam mendengar pertanyaan Nathan. Pertanyaan ini seperti pisau silet dua mata, setiap sisi matanya sangatlah tajam. Yang mana kedua matanya sama-sama bisa melukainya. "Kenapa diam?"Eliza masih diam dengan tatapan jauh ke depan. Menceritakan tentang perasaannya terhadap Sandy, sudah pasti sangat menyakitkan. Luka yang selama ini sudah berangsur sembuh, kini kembali terasa perih. Dengan sabar Nathan menunggu Eliza menjawab pertanyaan singkat darinya. Seharusnya pertanyaan itu hanya ada dua jawaban iya sangat mencintai atau tidak mencintai. Namun mengapa Eliza sangat sulit mengatakan hal itu? Setelah cukup lama diam, akhirnya Eliza bersuara. "Ya Liza sangat mencintai dia."Mendengar jawaban Eliza, membuat hatinya berdenyut nyeri. Nathan memandang Eliza.
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status