All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir: Chapter 111 - Chapter 120

166 Chapters

Bab 111

"Apa Kamu nggak kerja mas?" Mirna yang sudah terlihat cantik dengan perut besarnya memandang ke arah Sandy. Pria itu masih memakai baju kaos oblong dan berbaring di atas tempat tidur. "Kepalaku pusing aku sudah minta izin," jawab Sandy."Oh ya udah kalau gitu aku kerja dulu ya mas. Nanti kalau mau sarapan Kamu beli aja di luar. Ini uang untuk kamu di rumah." Mirna mengeluarkan uang pecahan 50.000. Sandy hanya diam tanpa menjawab perkataan istrinya. "Rencananya minggu depan aku sudah ngambil cuti mas." Mirna tersenyum sambil mengusap perutnya. Menyambut kelahiran calon bayinya tentu membuat wanita senang. Berdasarkan hasil pemeriksaan Mirna akan melahirkan anak perempuan. Sandy tidak mengatakan apapun. Tidak ada raut kebahagiaan ketika mendengar perkataan istrinya. "Mas, mau sampai kapan sih kamu seperti ini sama aku?"Sandy tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Kamu terlalu banyak pikiran, aku tidak berubah." Mirna diam memandang Sandy, pria itu benar-benar sudah berubah.
Read more

Bab 112

Begitu pulang dari kampus Eliza langsung pulang ke mansion bersama dengan Nathan. Seperti inilah rutinitasnya selama 6 bulan terakhir. Menjalani hidup dengan tenang, nyaman dan bahagia. Di sini semua kesedihan seakan tersapu habis dan digantikan dengan kebahagian. Bahkan dengan mudahnya Eliza melupakan suaminyaTerkadang Eliza merasa heran dengan statusnya. Dia hanya seorang pengasuh namun bos besar yang menjadi sopir pribadi. Setiap kali akan pergi ke manapun Nathan yang selalu mengantar serta menjemputnya. "Eliza cepat ke kemas barang-barang kamu." Mawar langsung memberikan perintah ke petikan Eliza melihat Eliza yang sudah masuk ke dalam rumah. "Siapin barang-barang, kita mau ke mana mi?" tanya Eliza. "Sore ini kita bakalan berangkat ke puncak." Wanita cantik itu duduk dengan anggun dan sambil menikmati teh hangatnya. "Ke puncak mi?" Eliza terkejut ketika mendengar perkataan dari Mawar. Bukankah Sabtu besok, pikirnya. "Jumat ini tanggal merah, karena itu kita berangkat sore.
Read more

Bab 113

Untuk pertama kalinya Eliza masuk ke dalam kamar Nathan. Eliza memandang kagum kamar dengan interior berwarna abu-abu yang dikombinasi putih. Kamar tidur dengan konsep kontemporer. Konsep ini menarik karena menciptakan lingkungan yang modern, bersih, dan elegan. Desain yang sederhana dan minimalis serta barang-barang yang teratur dengan rapi, memberikan suasana yang tenang dan santai untuk beristirahat.Eliza memandang kearah tempat tidur king size berwarna hitam. Desain kamar Nathan terkesan lelaki banget. "Apa istrinya yang dulu suka desain kamar seperti ini?" Tanya Eliza dalam hati."Aneh masa foto mantan istri nggak ada terpajang." Eliza hanya melihat beberapa lukisan yang dinilai memiliki harga yang tinggi. Ya sudahlah, ia tidak boleh terlalu memikirkan urusan orang lain. Eliza mulai mengemasi barang-barang yang akan dibawa oleh Nathan. Setelah yakin semua barang yang dibutuhkan sudah dimasukkan kedalam travel bag, Eliza kemudian keluar dari kamar. Untuk meminta bantuan kepada p
Read more

Bab 114

Pria itu memandang foto berukuran 3X4 itu dengan serius. "Sepertinya gak ada mas, apa istrinya kuliah di sini?" Tanya pria yang duduk di kasir tersebut.Sandy menggelengkan kepalanya. "Dia ke Pekanbaru dan tinggal di kosan temannya. Kosan temannya berada di jalan balam sakti," jawab Sandy."Pondokan apa mas?" Sandy menggeleng-gelengkan kepalanya. Saya lupa menanyakan nama kosannya. "Disini sangat banyak kos-kosan mas," kata pria berkumis tersebut.Sandy terdiam mendengar perkataan si pemilik warung. "Coba dilihat lagi mas, mana tahu bisa ingat." Sandy kembali mendekatkan foto istrinya ke pedagang tersebut.Pria itu kembali memandang foto Eliza. Kemudian menggelengkan kepalanya. "Saya sangat ingat dengan pelanggan yang biasa datang ke sini. Hampir rata-rata mahasiswa yang tinggal di jalan balam ini, pasti makan di sini." "Terimakasih mas," jawab Sandy. Mungkin si penjual ayam penyet benar, kalau Eliza tidak pernah datang ke sini. Apalagi Eliza mengatakan bahwa ia hanya makan denga
Read more

Bab 115

Nathan menikmati secangkir coklat hangat sambil memeluk putranya. Bayi tampan itu kalau tertidur memang sangat lelap. Noah bahkan sedikitpun tidak menghiraukan suara berisik. "Mas, Noah biar Liza yang pegang." Eliza tersenyum memandang Noah sedang terlelap."Nggak usah," tolak Nathan.Udara yang dingin membuat bayi mungil itu merasa nyaman tidur dalam dekapan sang Daddy."Tangan mas pasti pegal kalau gendong Noah terlalu lama. Biar Liza yang pegang Noah." Lagi-lagi Eliza menawarkan jasa."Di mobil tadi kamu sudah lama peluknya Noah, sekarang giliran saya."Nathan tahu Eliza sudah lelah memegang putranya. Karena itu ia ingin Eliza beristirahat sejenak."Sewaktu dimobil kita gantian." Eliza mengingatkan Nathan. Mawar dan Hermawan tidak ikut berbicara. Pasangan suami istri itu lebih memilih memperhatikan Eliza dan juga Nathan.Jika mereka di luaran mungkin semua orang akan beranggapan bahwa Eliza, istri Nathan. Karena memang Mereka terlihat begitu sangat mesra layaknya pasangan bahagia
Read more

Bab 116

Nathan tersenyum sambil meneguk minuman coklat. Ia sudah tidak sabar menunggu Eliza kembali dan memberikan laporan. Sesuai prediksi, Eliza kembali dalam waktu hitungan menit. "Apa sudah selesai?" Nathan bertanya seolah-olah tidak tahu dengan situasi di villa ini. Eliza kembali dengan wajah kesal. Niatnya membersihkan kamar, namun ia terkejut ketika melihat kamar yang begitu sangat bersih. Padahal dia beranggapan kamar di villa ini pasti banyak debu, mengingat sangat jarang di tempati. Di kamar Itu juga sudah tersedia selimut serta bantal. Kalau begitu untuk apa Eliza membawa dari rumah. Karena memang satu koper berisi selimut untuk mereka. "Kenapa nggak kasih tahu, kalau kamarnya sudah dibersihin. Alas tempat tidur, bantal dan selimut juga sudah ada." Nathan tertawa mendengar perkataan Eliza. Begitu juga dengan Mawar. Wajah Eliza sangat lucu dengan bibir yang maju beberapa senti. Sehingga membuat Mawar gemas sendiri. Sedangkan Hermawan bersusah payah menahan ketawa hingga perutn
Read more

Bab 117

"Sudah larut, kita istirahat," kata Hermawan setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Saat ini sudah menunjukkan jam 11 malam."Iya Pi, mas Noah minta ya." Eliza bersiap mengambil Noah dari tangan Nathan. Namun sayangnya pria itu semakin menjauhkan anaknya."Noah biar tidur dengan saya," kata Nathan. Eliza cukup terkejut mendengar perkataan Nathan. "Noah sudah bangun tengah malam dan minta susu.""Nanti saya akan kasih, stok asi masih ada," kata Nathan dengan santainya."Iya ada," jawab Eliza. "Sudah biarkan aja Noah sama Daddy nya. Ayo tidur." Mawar tersenyum sambil mengusap kepala Eliza. Eliza hanya diam dan terlihat kebingungan.Rasanya sangat tidak sopan, jika membiarkan Noah tidur bersama dengan Nathan. Walau bagaimanapun Eliza, ibu susu Noah. Eliza juga Ibu pengasuhnya. "Nggak apa sekali-kali Noah tidur dengan daddy-nya. Malam ini kamu bisa tidur dengan nyenyak." Setelah mengatakan hal tersebut, Mawar tersenyum dan kemudian pergi bersama dengan Hermawan
Read more

Bab 118

Melihat foto yang tempel dihalaman depan membuatnya semakin merasa bersalah. Untuk foto dibuku nikah saja, ia tidak mau membaca Eliza ke studio foto. Padahal Eliza meminta foto studio dan agar bisa membuat foto keluarga.Hanya permintaan sederhana, namun tidak bisa diwujudkannya. Sekarang putranya juga tidak ada. Itu artinya mereka tidak akan pernah bisa berfoto bersama lagi. Andaikan foto Ibnu masih tersimpan di handphone nya, Sandy masih bisa membuat foto tempel wajah. Yang terpenting formasi lengkap. Lamunan pria itu buyar ketika mendengar suara dering ponselnya. Disana tertulis nama my darling.Sandy diam beberapa saat dan kemudian menerima telepon."Halo," jawab Sandy. "Halo mas, kamu di mana? Aku sudah sampai dirumah tapi kamu tidak ada. Apa kamu sedang di luar cari makanan?" Mirna bertanya dengan suara lembut dan manja.Sandy diam beberapa saat. Tubuhnya sangat lelah, pikiran kacau dan emosi tidak stabil. Jika berbicara dengan Mirna, sudah pasti mereka akan berdebat dan be
Read more

Bab 119

Untuk pertama kalinya Eliza tidur tidak bersama Noah. Awalnya ia beranggapan bisa tidur nyenyak. Namun ternyata tidak, Eliza merasa tidak tenang dan selalu memikirkan bayi Noah. Ingin rasanya Eliza keluar dari kamar dan kemudian mengetuk pintu kamar Nathan. Namun hal itu pasti dinilai tidak sopan. Dia harus tahu menjaga batasan antara dirinya dan juga Nathan."Apa beneran Mas Nathan bisa mengamankan Noah kalau nangis? "Eliza meragukan kemampuan Nathan dalam merawat anaknya. Eliza mencoba memejamkan mata namun tetap saja dia tidak bisa tertidur. Di kawasan puncak suhu dimalam hari terasa sangat dingin. Membuat perut terasa lapar. Jika perutnya lapar seperti ini sudah pasti tidak akan bisa tidur. Karena itu ia memutuskan untuk membuat mie instan rebus di dapur.Eliza keluar dari kamar dan mencari mie instan didalam lemari. Senyum mengembang di bibir Eliza ketika melihat mie instan dengan berbagai rasa. Eliza berencana membuat Mie rebus pakai telur setengah matang dan juga cabe rawit.
Read more

Bab 120

Setelah menghabiskan semangkok mie dan berbincang dengan Eliza sekitar 10 menit, Nathan kembali ke kamarnya. Pria itu berbaring di samping Noah yang sedang tertidur lelap. Perut sudah kenyang, hati sudah senang. Mata pun sudah mengantuk. Pada akhirnya Nathan tertidur. Rasanya baru sebentar tertidur, pria itu sudah terbangun ketika mendengar suara tangisan putranya. Nathan segera duduk dan mengambil asi di dalam lemari pendingin. Berhubung di villa ada alat pemanas Asi, ayah satu anak itu harus memanaskan asi ke dapur sambil mengendong Noah.Bersyukur bayi tampan itu tidak menangis. Matanya terbuka lebar ketika mengamati ke sekitarnya.Nathan memasukkan air ke dalam panci stenlis dan memanaskannya. Kemudian asi yang didalam botol diletakkan di dalam air yang panas. Setelah suhu asi sudah tidak dingin lagi, Nathan mematikan api kompor dan membawa anaknya kembali ke kamar."Nak, ini masih malam, kita tidur lagi yuk. "Nathan berkata ketika susu yang tadi dipanasinya sudah dihabiskan ol
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status