Semua Bab Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir: Bab 91 - Bab 100

167 Bab

Bab 91

"Apa harus gitu ya mas?" Eliza mendongakkan kepalanya memandang Nathan. Tubuh pria itu memang sangat tinggi, bahkan Eliza hanya sedadanya."Harus gitu apanya?" tanya Nathan ."Suka sama orangnya, wajib beli barangnya." Nathan memandang Eliza dengan tersenyum. "Saya beli karena butuh," jawabnya.Eliza hanya menganggukkan kepala dengan wajah tidak percaya. "Apa jadi ke toko perlengkapan bayi?" Tanya Nathan."Jadi dong, apa lagi susah sampai di sini," jawab Eliza dengan tersenyum lebar."Tapi kita makan dulu," ajak Nathan. "Boleh, soalnya Liza juga sudah lapar." Eliza tersenyum sambil memegang perutnya.Nathan membawa Eliza ke restoran khas eropa. "Mau pesan apa?" tanya Nathan yang sudah duduk di ruang VIP bersama dengan Eliza.Eliza tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Liza tahunya makanan lokal mas. Kalau makanan yang seperti ini Liza belum pernah cicipi. Gimana kalau mas aja yang pilih. Apa yang masuk suka, pasti Liza ikutan suka. Apalagi Liza orangnya nggak pernah milih-mil
Baca selengkapnya

Bab 92

Eliza diam memandang Nathan. Membeli semua, katanya? Apa Nathan tidak sedang bercanda?"Semua ini tuan?" Pegawai toko itu bertanya dengan tersenyum merekah."Iya, semuanya," jawab Nathan sambil menunjuk ke baju yang sudah dilihat oleh Eliza. "Termasuk untuk ayah dan ibunya." "Mas jangan beli semua, harganya mahal banget." Eliza menarik tangan Nathan. "Saya punya banyak uang," jawab Nathan dengan gaya pongahnya.Eliza hanya bisa tersenyum nyengir mendengar perkataan pria itu. Niatnya ingin membelikan Noah costum karakter animal namun sudah diambil ahli Nathan. Tapi ya sudahlah, pria itu memang banyak uang. Kalau sudah seperti ini solusi terbaik mengalah."Mas, beli untuk mami dan papi juga ya," pinta Eliza.Nathan diam memandang Eliza. Apakah sang papi mau memakai costum konyol seperti ini?"Mas, boleh ya, biar nanti mainnya makin seru." Eliza berkata dengan riang. Seperti apa nanti senangnya Noah, sudah bisa dibayangkan olehnya. Apa lagi Noah sudah semakin pintar main."Dasar anak
Baca selengkapnya

Bab 93

Senja sudah menyingsing berganti langit yang sudah mulai gelap. Lampu-lampu malam tampak menyala secara serentak. Eliza duduk manis disebelah kursi kemudi sambil menikmati kepadatan lalu lintas.Mungkin hal ini terkesan aneh, semua ke orang benci kemacetan, tapi tidak dengan Eliza. Wajah cantiknya tampak berseri-seri dan menikmati pemandangan lewat jendela mobil yang ditutup rapat.Eliza kembali mengenang masa lalu. ia selalu terkurung di rumah. Hanya melakukan rutinitas pekerjaan rumah sambil menunggu suami yang tidak jelas kapan pulangnya. Namun sekarang, Eliza bisa menikmati keindahan jalan raya yang padat dan macet sama seperti orang-orang. Hal ini bertolak belakang dengan Nathan. Pria itu sudah tampak tidak sabaran ketika mengemudikan mobilnya. Setelah puas menikmati pemandangan di luar jendela, Eliza mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Wanita muda itu sudah asik bermain handphone. Sekali-sekali ia akan tersenyum jika merasakan sesuatu yang lucu.Hari ini Eliza sangat senang. K
Baca selengkapnya

Bab 94

Sandy duduk termenung di ruang kerjanya.Sudah 2 bulan, ia tidak mendapatkan kabar dari Eliza. Nomor handphone Eliza juga tidak bisa dihubungi."Eliza, kamu di mana sayang?" Sandy memandang deret nomor ponsel dikontak telpon. Selama 2 bulan ini ia sudah seperti orang gila yang ditinggalkan istri. Makan tidak berselera, pikiran tidak tenang, tidur juga tidak nyenyak. Awalnya ia beranggapan bahwa Eliza memblokir nomor handphonenya karena marah. Namun ternyata tidak. Setelah mencoba menghubungi dengan nomor baru, tetap saja tidak aktif.Sandy membuka setiap pesan yang pernah di kirimkan Eliza. Air matanya tiba-tiba saja menetes ketika membaca pesan terakhir Eliza. [Talak saja Liza, mas. Dengan seperti ini mas terbebas dari tanggung jawab sebagai suami. Liza juga ingin melihat mas bahagia dengan mbak Mirna. Masalah hutang, Liza akan bayar semuanya. Jika tidak bisa mendapatkan uang dari hasil kerja, Liza akan jual organ dalam. Jadi mas tidak perlu cemas.]"Eliza, maafkan mas yang tidak b
Baca selengkapnya

Bab 95

Mirna memandang Sandy dengan penuh kemarahan. Selama 2 bulan ini dia selalu bersabar menghadapi perubahan sikap Sandy yang begitu sangat drastis. Namun tidak untuk saat ini. Emosinya memuncak kesabaran habis dan dada terasa panas ketika mendengar Sandy mengungkit masalah istri pertamanya. "Aku menyesal," jawab Sandy dengan suara bergetar. Penyesalan terbesarnya sudah menyia-nyiakan Eliza. Sandy tahu bahwa Eliza tidak memiliki orang tua serta keluarga. Seharusnya ia yang menjadi pelindung untuk Eliza. Namun nyatanya, dia yang sudah menghancurkan hati serta menyakiti wanita tersebut.Plak!Satu tamparan keras mendarat di pipi Sandy."Kau bilang menyesal?" Mirna kembali melayangkan tangannya di wajah Sandy.Namun pria itu tidak memberikan respon apapun. Dia hanya diam seperti orang mati rasa. "Setelah Apa yang kuberikan kepadamu kau mengatakan menyesal?" Mirna naik darah dan mengamuk. Dia menarik rambut Sandy dengan keras. Sejak Eliza pergi, penampilannya tidak serapi yang dulu. Bahk
Baca selengkapnya

Bab 96

Eliza masuk ke dalam kamarnya. Betapa terkejut Eliza ketika melihat laptop beserta printer yang tadi dibeli Nathan sudah ada di atas meja belajarnya. Sedangkan barang yang lainnya sudah disusun rapi oleh asisten rumah tangga."Bibi Eli pasti salah letak nih. Bisa jadi masalah besar kalau seperti ini," batin Eliza.Sebelum terjadinya kesalahpahaman maka ia harus meminta bibi Eli untuk memindahkan barang tersebut. Eliza membatalkan niatnya untuk mandi. Dengan cepat dia bergegas keluar dari kamar dan mencari keberadaan Bibi Eli. Namun sayangnya Eliza tidak melihat keberadaan kepala pelayan tersebut. Tatapan mata Eliza tertuju ke arah wanita yang mengenakan blazer hitam. Wanita itu sedang mengelap Vas dengan tinggi sekitar 16 inci dan dihiasi dengan gambar ikan. Dari tempat Eliza berdiri, ia bisa melihat bagaimana wanita itu sangat berhati-hati ketika mengerjakan tugasnya."Mbak Lina, apa ada lihat Bibi Eli?" Akhirnya Eliza bertanya kepada wanita yang sedang membersihkan vas tersebut.
Baca selengkapnya

Bab 97

Sore ini hujan turun dengan derasnya. Bagi pengemudi mobi, melintasi jalan yang diturunin hujan deras adalah hal yang menyenangkan. Karena kemacetan lalu lintas sangat berkurang. Jika kondisi jalan seperti ini, hanya sedikit pengemudi motor yang tetap melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan. Namun berbeda dengan Sandy. Ia lebih memilih pulang dengan memakai taksi online. Sedangkan mobil miliknya dibawah pulang oleh Mirna. Sudah 2 Minggu ini hubungannya dengan Mirna semakin memburuk. Mereka begitu sangat jarang berkomunikasi. Jika berangkat dan pulang kerja bersama, tidak ada percakapan sama sekali. Terkadang Mirna memancing nya untuk berbicara, namun Sandy hanya menjawab seperlunya. Sandy tidak berniat pulang ke rumahnya. Pria itu justru datang ke rumah orangtuanya. Dalam beberapa bulan ini ia sangat sibuk sehingga tidak bisa melihat kondisi sang papa. Jika bertanya dengan Wati, wanita itu akan mengatakan baik-baik saja.Sandy masuk ke dalam rumah setelah ART membukakannya pi
Baca selengkapnya

Bab 98

"Hus kuda, hus kuda." Eliza berkata sambil menarik baju Nathan. Sedangkan Noah yang berada di atas punggung Daddy, tertawa ngakak. Tangan kecilnya melingkar di leher sang Daddy."Daddy sudah capek nak," kata Nathan sambil merangkak. Pria yang merupakan Presdir di sebuah perusahaan besar di asia tenggara, mau menjadi kuda poni untuk putra kesayangannya. Nathan memakai costum kuda poni berwarna ungu. Sedangkan Noah, terlihat sangat lucu dengan baju Koboy nya. Sejak tadi pria berwajah tampan itu harus bersedia menjadi kuda. Jika Noah di turunkan dari punggungnya, maka bayi tampan itu akan menangis."Noah belum mau turun Daddy," kata Eliza sambil memegang tubuh bayi tersebut agar tidak terjatuh. "Habis satu putaran sudah ya," kata Nathan yang kembali merangkak.Hari ini hari libur, Eliza sengaja menghabiskan waktunya untuk bermain sepuasnya dengan Noah. Begitu juga Nathan, pria itu memanfaatkan hari libur untuk bermain dengan putra kesayangannya.Eliza tertawa setiap kali melihat ekspre
Baca selengkapnya

Bab 99

Dengan langkah pelan Sandy masuk ke kamar sang papa. Sebelum Marwan sakit, kamar ini biasa ditempati tamu. Namun sejak Ridwan sakit, Wati memindahkan kamarnya di sini. Kamar yang tidak begitu besar, namun tetap nyaman. Kamar ini juga tertata rapi dan bersih.Begitu masuk ke dalam kamar ia melihat sang papah yang duduk di kursi roda. rambut pria itu belum terlalu banyak ditumbuhi uban, meskipun usianya sudah 55 tahun. "Papa," panggil Sandy.Pria yang sedang duduk termenung sambil memandang ke luar jendela itu tampak terkejut ketika melihat putra bungsunya."Kamu datang ke sini?" Tanya Marwan."Iya pa, beberapa bulan ini aku sangat sibuk dengan proyek pembangunan hotel, jadi tidak sempat melihat papa," kata Sandy sambil menarik kursi plastik dan duduk di sebelah Marwan.Marwan sedikit tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Tidak apa, papa sudah terbiasa sendiri."Hatinya sedih ketika mendengar jawaban dari sang papa. Namun ada sesuatu hal yang membuat Sandy terkejut ketika melihat
Baca selengkapnya

Bab 100

Pria yang saat ini datang, seorang pengacara yang dipakai oleh Marwan untuk mengurus perceraiannya bersama dengan Wati. "Papa, apa papa ingin bercerai dengan Mama?" Sandy benar-benar terkejut ketika mendengar percakapan antara Marwan dan juga pengacara. Niatnya datang menemui sang papa untuk curhat, namun mengapa jadi seperti ini. Apa lagi Marwan sudah memutuskan menceraikan mamanya."Mamamu bukanlah wanita yang baik. Semakin lama aku bersamanya maka dosaku akan semakin banyak. Sebagai seorang suami aku harus menanggung dosa yang dilakukan oleh istriku. Karena suami adalah imam. Dan aku tidak mau lagi menanggung dosa yang telah diperbuat oleh wanita itu. Aku tidak ingin menanggung dosa yang dilakukannya hingga sampai akhir usiaku." Marwan berkata sambil mengusap pundak putranya.32 tahun membina rumah tangga, bukanlah waktu yang singkat. Mau seperti apapun sifat buruk istrinya, masih terus di terimanya. Namun mengapa Marwan harus menceraikan Wati disaat ia dalam keadaan lumpuh seper
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status