Semua Bab (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN: Bab 101 - Bab 110

148 Bab

BAB 101. Pencuri Cilik

Barra, yang tengah duduk di atas rooftop gedung kantor miliknya, memperhatikan langit dengan wajah berseri. Suasana pagi yang indah membuat langit berwarna cerah, menambah keindahan pemandangan. Tiba-tiba, sebuah pesawat melintas di atasnya, membuat Barra teringat pada Dita yang hari ini tengah kembali menuju Jakarta. whoosh..Ia mengangkat pandangannya ke atas langit dan berbisik, "Hati-hati, Dita," gumamnya dengan wajah tersenyum.Edgar, tiba-tiba datang dan berdiri di sisi Barra, ikut mengarahkan pandangannya ke pesawat yang kini semakin menjauh dari pandangan mereka. "Kenapa kamu tidak mengantarnya?" tanya Edgar dengan nada penasaran.Barra menurunkan pandangannya, kemudian tersenyum hambar. "Aku sibuk," jawabnya.Edgar melirik Barra, berusaha menangkap ekspresi wajah sahabatnya itu. Matanya terlihat sayu, jauh berbeda dengan biasanya. "Benarkah?" tanya Edgar, sedikit tidak percaya dengan jawaban yang diberikan Barra. Pasalnya, jika pria itu memang sibuk, tidak mungkin saat ini B
Baca selengkapnya

BAB 102. Bangku Pantai

Sontak, tubuh anak kecil itu terpental ke belakang setelah menabrak tubuh Bianca yang sudah berdiri di hadapannya. Beruntungnya, dengan sigap Natasha menangkap tubuh anak kecil itu sebelum ia jatuh tersungkur ke pasir. Namun, bukannya mengucapkan terima kasih, anak kecil itu malah mendorong tubuh Natasha dengan kedua tangannya. "Pergilah, untuk apa kamu membantuku? Bukankah aku sudah mengembalikan tasmu?" ucapnya angkuh, dengan kedua tangan yang melipat di depan dada.Bianca, yang sejak tadi sudah geram menatap anak kecil itu tajam. Matanya yang menyala menunjukkan rasa jengkel yang mendalam. Ia meraih telinga anak kecil tersebut dan menjewer dengan keras. "Dasar anak nakal! Masih kecil sudah berani mencuri," omelnya dengan suara berat.Anak kecil itu meringis kesakitan, namun ia tetap bersikap kasar. "Ahh! Sakit. Lepaskan aku, Nenek lampir!" teriaknya dengan nada lantang. "Nenek lampir?!" amarah Bianca memuncak. Rasanya ingin sekali ia menjewer anak itu untuk memberikan pelajaran k
Baca selengkapnya

BAB 103. Terjebak dalam Perangkap

Plak! Suara tamparan keras dari tangan kekar Bintara seakan menyambut kedatangan Dita yang baru saja kembali setelah pergi dari rumah. Ruang tamu yang tadinya sunyi kini dipenuhi oleh gema tamparan itu. Dita terhuyung, menahan rasa sakit di pipinya, tetapi tidak sedikitpun air matanya jatuh. Ia hanya menatap ayahnya tanpa menunjukkan sedikitpun penyesalan."Papa pikir dengan tamparan ini aku akan menyerah?" suara Dita bergetar, tetapi ia tetap berdiri tegak.Bintara menggeram, napasnya memburu. "Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan, Dita. Kamu sudah mempermalukan keluarga kita. Papa sudah memperingatkanmu, kalau kamu tidak menerima perjodohan itu, kamu tidak boleh kembali."Dita mengangkat dagunya, menantang tatapan ayahnya. "Aku penasaran. Sebenarnya, apa aku ini putri kandung Papa?""Semua orang tahu jika kamu putri kandung Papa!""Jika aku putri kandung Papa, kenapa Papa terus memaksaku menerima perjodohan ini? Bukankah seharusnya orang tua menghargai perasaan anaknya? Tapi.. ken
Baca selengkapnya

BAB 104. Tawanan Mengagumkan

Edgar mengambil kopernya di bagian bagasi, ia mendekati tempat di mana Natasha seharusnya menunggunya. Namun, saat langkah Edgar tiba di sana, ia tak menemukan istrinya di tempatnya. Edgar menghamburkan pandangannya ke segala arah, mencari-cari keberadaan Natasha di antara banyak orang yang berlalu lalang. "Apa dia sedang ke toilet?" tanya Edgar pada dirinya sendiri. Edgar memutuskan untuk menunggunya di sana. Namun, sudah sepuluh menit berlalu, Natasha tak kunjung tiba. Ia merasa cemas, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan. Apakah Natasha baik-baik saja? Ke mana sebenarnya dia pergi?Tak bisa lagi menahan kekhawatiran, Edgar merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel. Dengan cepat ia mencari nama Natasha dalam daftar kontak dan menekan tombol panggil. Jantungnya berdebar, berharap Natasha segera menjawab. Suara nada sambung terdengar berulang kali di telinganya.Tut.. Tut.. Tut..Akhirnya, suara di seberang sana terdengar, tetapi bukan suara Natasha, melainkan suara Rio, Ka
Baca selengkapnya

BAB 105. Pembunuh Bayaran

Beberapa pria yang berada di dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari mansion Edgar terus memantau sekitar dengan seksama. Mobil berwarna hitam itu terlihat mencurigakan, dengan kaca gelap yang menutupi pandangan dari luar. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan topeng berwarna hitam, berbicara pada seseorang melalui panggilan suara."Jika kalian berhasil menghabisi wanita yang bernama Natasha, saya akan membayar kalian dua kali lipat," ucap seorang wanita dari seberang sana dengan suara dingin dan tanpa emosi."Baik, Nyonya," jawabnya pria bertubuh kekar itu.Panggilan pun terputus, masing-masing dari mereka bergegas menyiapkan senjata berupa pisau dan pistol yang akan mereka bawa. Dengan gerakan cepat dan terlatih, mereka memastikan bahwa semua peralatan mereka siap digunakan. Saat mereka yakin situasi aman, semua pria di dalam mobil itu keluar dan menghampiri mansion Edgar dengan langkah hati-hati namun mantap. Mereka bergerak seperti bayangan, menghindari pe
Baca selengkapnya

BAB 106. Rumah Terpencil

Natasha menatap sebuah bangunan kecil yang cukup sederhana, terletak di pinggiran kota. Rumah itu dikelilingi oleh semak-semak belukar dan jauh dari pemukiman. Suasana sekitar terasa sepi, membuat Natasha merasa semakin cemas."Kamu akan tinggal di sini untuk sementara waktu," kata Rio yang berdiri di belakang Natasha, suaranya terdengar tenang."Tidak. Aku ingin pulang," ucap Natasha, suaranya tegas namun dipenuhi kecemasan. Ia berbalik menatap Rio dengan mata yang memohon.Rio menghela napas panjang. "Natasha, percayalah. Aku tidak akan menyakitimu.""Jika kamu tidak ingin menyakitiku, kenapa kau menculikku?" tanya Natasha dengan suara bergetar. Rio hanya menatap Natasha, namun tak menjawab pertanyaannya. "Kau tidak perlu tahu," jawab Rio dengan nada datar. Ia melangkah maju lebih dulu menuju rumah kecil itu. "Bawa dia masuk!" titah Rio pada bodyguard yang merangkap menjadi sopir pribadinya.Pria itu mengangguk patuh, ia menarik lengan Natasha dengan kencang dan membawanya mengikut
Baca selengkapnya

BAB 107. Bayang-bayang Kelam

Dini menatap Abraham dengan penuh tuntutan, berharap suaminya memiliki solusi lain untuk mengatasi masalah perusahaan jika Edgar tidak menikah dengan Dita. Namun, tiba-tiba, salah satu bodyguard Abraham menghampiri mereka."Maaf mengganggu, Tuan," ucap bodyguard tersebut dengan serius."Ada apa?" tanya Abraham.Bodyguard itu mendekatkan dirinya dan membisikkan sesuatu di telinga Abraham. Wajah Abraham berubah serius mendengar informasi tersebut, dan ia mengangguk samar sebelum melangkah pergi meninggalkan Dini. "Pa! Mamah belum selesai bicara," teriak Dini kesal, namun Abraham tidak berhenti atau menoleh sedikit pun.Dini menghentakkan kakinya ke lantai saat Abraham mengabaikannya. "Jika seperti ini terus, sepertinya aku harus bergerak cepat!" gumam Dini, matanya menatap kepergian Abraham yang sudah menghilang dari pandangannya dengan tangan yang mengepal kuat.Dengan langkah cepat, Dini melangkah pergi menuju ruang kerja Abraham. Sesekali ia menatap sekeliling, memastikan bahwa suam
Baca selengkapnya

BAB 108.

Langit siang telah berganti malam, menyelimuti kota dengan keheningan. Di sebuah bangunan tua yang remang-remang, Natasha yang sejak tadi terjaga akhirnya tertidur pulas. Wajahnya yang lelah terlihat damai dalam tidur, seolah semua kekhawatiran dan ketakutan menghilang sementara. Di sudut ruangan, Rio duduk di kursi tua yang berderit, tatapannya tak pernah lepas dari Natasha. Mata lelaki itu penuh dengan pertanyaan dan rasa penasaran. Apa yang membuat wanita ini begitu menarik? Apa yang membuatnya berbeda dari wanita di luar sana? Rio berdiri, berjalan perlahan mendekati Natasha dan berhenti di depannya. Netra Rio mengamati sebagian garis wajah Natasha yang terlihat dengan seksama. "Apa yang membuatmu begitu spesial, Natasha?" gumamnya pelan. Natasha bergerak sedikit dalam tidurnya, tapi tetap dalam alam mimpi. Rio merasakan dorongan untuk menyentuh wajah wanita itu, tetapi dia menahan diri. Ia tahu, satu sentuhan saja bisa membangunkan Natasha dan memicu kesalahpahaman. Drt.. Drt
Baca selengkapnya

BAB 109. Pengkhianatan Keluarga

Edgar menatap tajam Abraham dengan ekspresi marah dan kecewa. "Papa dan Rio bersekongkol, kan?" tuduh Edgar dengan suara yang dingin.Abraham terkejut dan bingung dengan tuduhan tersebut. "Bersekongkol apa maksudmu?" tanyanya dengan nada suara penuh kebingungan.Edgar tertawa hambar sejenak, kemudian langsung merubah ekspresinya serius. "Berhentilah bersandiwara, Pa. Aku sudah tahu semuanya," tegas Edgar sambil menunjuk ke arah Abraham dengan jari telunjuknya.Abraham semakin bingung dengan apa yang diungkapkan Edgar. "Papa benar-benar tidak mengerti apa yang kau bicarakan.""Aku tidak menyangka Papa akan setega ini padaku. Hanya karena aku menolak perjodohan itu, kalian sampai bertindak sejauh ini," ungkap Edgar dengan suara bergetar karena emosi yang memuncak.Edgar mengepalkan kedua tangannya, hampir saja merasakan serat-serat otot wajahnya menegang seiring amarah yang meluap-luap. Betapa sangat ia ingin menumpahkan emosinya, melepaskan pukulan keras ke arah pria paruh baya yang be
Baca selengkapnya

BAB 110. Rahasia Dini

"Saya diam-diam mengambilnya di tempat tinggal dia, Tuan," jawab bodyguard itu.Abraham memperhatikan wajah Dini dan mengamatinya dengan teliti. Dilihat dari model rambut dan usia Dini di foto, Ia ingat betul saat itu Dini sudah menjadi wanita simpanannya. Namun kenapa Dini justru terlihat sangat mesra dengan pria lain di foto tersebut?"Apa dia selingkuh dariku?" gumam Abraham dalam hati, matanya terus mengamati foto di tangannya, mencari petunjuk apa pun yang bisa mengungkap misteri di balik hubungan Dini dan pria di sampingnya.Tanpa menggeser pandangannya, Abraham kembali memberi perintah kepada bodyguardnya, suaranya tegas dan penuh emosi, "Selidiki lagi sejauh mana hubungan mereka. Saya ingin tahu semuanya, siapa pria itu dan apa yang mereka lakukan selama ini di belakangku!"Bodyguard itu mengangguk patuh, siap menjalankan perintah dari majikannya.***Edgar merasa cemas saat menerima laporan dari bodyguardnya bahwa mereka telah menemukan jejak Natasha yang diculik Rio. Dia seg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status