Pagi itu, Matahari baru saja menampakkan sinarnya di ufuk timur. Udara terasa sangat dingin, Luna membuka matanya dengan enggan, menarik selimut yang menutupi setengah tubuhnya, kemudian meraih ponsel yang tergeletak di atas meja samping tempat tidur. Matanya membelalak, waktu telah menunjukkan pukul enam pagi. Ia beranjak dan segera bersiap untuk pergi bekerja. "Kak, aku duluan ya!" seru Nikita dari balik pintu."Oke, hati-hati, Nik!" jawab Luna seraya sibuk membubuhkan bedak di wajah cantiknya. Setelah selesai, Luna keluar dari rumah berjalan dengan tergesa menuju halte bus. Ia menunggu bus dengan sabar, meskipun di dalam hatinya ada sedikit kekhawatiran akan datang terlambat seperti kemarin. Beruntung, kali ini bus yang di tunggu pun tiba dengan cepat. Luna segera naik dan mencari tempat duduk yang nyaman. Setelah hampir satu jam bus melaju, Luna mulai terlihat gelisah. Ia yakin kali ini ia akan terlambat lagi seperti kemarin. Namun, tiba-tiba saja ia ingat dengan perkataan Rayy
Last Updated : 2024-07-02 Read more