"Dia Lana, kan? Siswa terpintar di SMA kita dulu? Nggak nyangka banget kalau sekarang cuma jualan nasi kuning!" pekik seorang perempuan yang wajahnya tak asing bagiku. Aku masih ingat betul siapa dia. Riana, siswa tercantik dan terpopuler di SMAku dulu."Iya, dia Lana. Saingan terberatmu untuk mendapatkan Dikta," seru perempuan di sampingnya yang masih kuingat pula siapa namanya. Ratna, salah satu sahabat terbaik Riana. "Videoin, Rat. Nanti kita kirim ke grup alumni. Biar mereka semua tahu, kalau nasib siswa paling berprestasi di sekolah kita dulu ternyata mengenaskan. Kita pikir setelah lima tahun menghilang, dia sudah kerja kantoran dengan ruangan berAC, berseragam dan dengan gaji jutaan seperti kita. Ternyata ... oh My God! Cuma menjadi penjual nasi kuning!" Riana kembali menutup mulutnya dengan telapak tangan sembari geleng-geleng kepala, seolah pemandangan di depannya kali ini benar-benar membuatnya shock dan tak percaya. "Bukannya ibunya dulu juga penjual nasi uduk, Rat? Wah,
Terakhir Diperbarui : 2024-04-18 Baca selengkapnya