Home / Pernikahan / Kembalilah Padaku / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Kembalilah Padaku: Chapter 211 - Chapter 220

267 Chapters

Bab 211

Laura“Apakah mereka sudah pergi?” tanya Suzy langsung ketika aku kembali ke apartemenku.“He-em,” jawabku, mengangguk, dan mengempaskan diriku ke sofa, merasa luar biasa lelah dan sakit kepala.“Hari yang panjang, ya?” komentarnya sambil terkekeh, melihat situasiku yang menyedihkan.Aku mengangguk dengan raut wajah tidak nyaman. “Jason sering membuat hal-hal menjadi jauh lebih rumit. Seolah-olah seluruh keributan yang dia buat di kantorku dan sekarang di hadapan Gideon belum cukup, dia memberitahuku bahwa Kinan mungkin akan menjadi ancaman bagi Anna,” kataku padanya.“Ancaman? Apa yang kamu bicarakan? Memangnya Anna yang malang sudah berbuat apa pada wanita itu?” tanyanya, merasa khawatir.“Masalahnya adalah Jason, untuk mengembalikan semua uangnya, mendaftarkan Anna sebagai pewaris sahnya, sehingga dia merebut hak yang Kinan miliki atas kekayaan itu. Jadi, dia berpikir Kinan tidak akan merasa tenang dengan hal ini. Lagi pula, dia akan menginginkan uangnya kembali, dan untuk itu
Read more

Bab 212

KinanTaksi berhenti di depan sebuah penjara, denganku di dalamnya. Butuh waktu lama bagiku untuk menemukan orang ini, tapi karena aku adalah wanita yang gigih, aku tidak pernah menyerah, seperti bagaimana aku tidak menyerah merebut kembali apa yang merupakan milikku.Aku turun dari taksi setelah membayar tarifnya dan beranjak ke arah penjara itu dengan langkah yang penuh tekad. Semuanya kacau ketika aku menemukan bahwa harta Jason s*alan itu telah direbut dariku. Aku terguncang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan pada awalnya. Akan tetapi, setelah aku membersihkan kekacauan besar saat itu dan kembali ke Jakarta, aku menyadari bahwa hampir mustahil bagiku untuk menyentuh targetku karena Jason sudah waspada sekarang. Dia membuat semua orang mengawasi putrinya untuk melindunginya, tapi dia tidak benar-benar mengenalku. Aku selalu memiliki rencana.Kini saat aku sedang duduk di depan cermin penjara di bagian pengunjung, seorang lelaki mengenakan seragam oranye memasuki kabin dengan
Read more

Bab 213

LauraAku membiarkan dia memasuki ruang kerjaku. Graham Tanusaputera terlihat berbeda dari yang kuingat. Dia lebih tinggi dan lebih tua dari bertahun-tahun yang lalu. Graham telah membuangku di rumah bibiku ketika aku sedikit lebih tua daripada Anna sekarang.“Tinggal di sini dan jangan ikuti aku. Kamu hanya membebaniku,” katanya dulu, mendorongku ke arah bibiku. Aku ketakutan dan wajah bibiku yang berkerut membuatku takut. Aku ingin ikut dengan kakakku, tapi dia tidak memperbolehkannya. Dia jarang datang kembali untuk menemuiku. Sudah 10 tahun berlalu sejak aku terakhir melihatnya dan aku bahkan tidak mengira akan bertemu dengannya lagi.“Kudengar kabarmu baik,” komentarnya, melihat-lihat ruang kerjaku. “Aku bangga padamu,” ujarnya.“Kenapa kamu datang kemari? Setelah selama ini, aku terkesan kamu masih mengingatku,” kataku. Tenggorokanku terasa sesak. Setelah orang tuaku meninggal, Graham adalah satu-satunya keluargaku yang tersisa, tapi dia telah membuangku di rumah wanita itu y
Read more

Bab 214

Laura“Namun, dia adalah kakakku, Gideon. Kendati segalanya, dia dan aku memiliki darah yang sama,” kataku, membela pendapatku. Bagaimana mungkin aku tidak meletakkan diriku di posisi Graham? Dia adalah satu-satunya orang yang ada ketika orang tuaku masih hidup. Ketika aku melihat dia lagi, rasanya seperti membuka album kenangan dari masa kecilku yang kuhindari dengan segala cara. Aku pun mengingat kematian orang tuaku yang tiba-tiba dan seberapa besar hal itu memengaruhiku. Graham mungkin telah bersikap jahat padaku, tapi kami tetap memiliki darah yang sama.Gideon menghela napas dan memelukku, mencium puncak kepalaku. “Hatimu sangat baik sampai itu berbahaya, sayangku,” katanya, mengelus punggungku.Aku balik memeluknya, merasa emosional. Aku tahu Gideon mungkin benar, tapi aku mau tidak mau berharap kakakku mengatakan kebenarannya.“Coba jangan membiarkan dia masuk ke dalam hidupmu terlalu cepat sebelum kamu mengetahui apa niat dia yang sebenarnya,” sarannya, lalu tersenyum pada
Read more

Bab 215

Laura“Oh, Laura. Ini aku, Graham. Aku mendapatkan alamatmu dari Hextec. Hanya saja …. Yah, aku tidak memiliki tempat untuk tidur malam ini. Bisakah kamu membiarkan aku tidur di rumahmu?” tanyanya dengan suara yang menyedihkan.Aku terkesiap ketika mendengarnya. Bagaimana bisa? Bagaimana caranya dia mendapatkan alamatku?“Aku tahu aku pasti menyalahgunakan kebaikanmu, tapi ini hanya untuk hari ini sampai aku memiliki tempat di kota ini, kamu tahu,” katanya.“Oh …. Apakah kamu di bawah?” tanyaku, tidak tahu apa yang harus kukatakan.“Iya, bersama penjaga pintunya. Dia hanya membutuhkan konfirmasimu untuk memperbolehkan aku naik,” katanya.“Begitu. Em …. Baiklah, kalau begitu. Naiklah,” kataku, mengizinkannya naik. Apa lagi yang bisa kulakukan? Dia ada di bawah sana. Aku tidak bisa mengatakan tidak.“Oh, sungguh, terima kasih, Laura. Terima kasih banyak,” katanya, dan kemudian interkom itu menjadi hening.Aku menghela napas dengan interkom masih di tanganku. Firasatku tidak baik.
Read more

Bab 216

Laura“Apakah kamu yakin ingin tidur di ruang tengah bersama dia? Sofanya tidak terlihat senyaman itu untuk ditiduri,” kataku pada Gideon saat dia beranjak untuk mengucapkan selamat malam padaku di pintu kamarku.Putriku yang cerewet melompat-lompat di ranjang sambil menyanyikan sesuatu, ingin aku bergabung untuk tidur bersamanya. Ketika Graham bertanya di mana dia akan tidur, aku menjawab bahwa hanya ruang tengah yang kosong. Lagi pula, apartemen ini hanya memiliki tiga kamar. Satu untukku, satu untuk Anna, dan satu untuk tamu yang sedang digunakan oleh Suzy.“Oh, tidak apa-apa. Aku bahkan bisa tidur di lantai jika kamu mau,” jawabnya sambil tersenyum jahat. Aku menyadari pantas saja Anna takut dengan wajah Graham. Ketika dia tersenyum seperti itu, otot-otot wajahnya tertarik, membuat bekas luka di atas matanya makin mencolok, membuatnya terlihat mengerikan.“Ini sudah sangat larut. Kurasa aku tidak akan bisa pulang ke rumah hari ini,” kata Gideon, menatap jam tangan di pergelanga
Read more

Bab 217

“Papa, aku harus tidur sekarang,” kata gadis itu pada ayahnya dengan suara pelan seolah-olah itu pun adalah rahasia di antara mereka. Aku menggelengkan kepala, menyilangkan lenganku di atas dadaku. Gadis itu menyerahkan ponselnya padaku. “Papa bilang dia ingin berbicara denganmu, Mama,” katanya.Aku menghela napas, mengeluarkan ponselku. “Baiklah, tapi kamu tidur sekarang,” kataku padanya, menunjuk ke arah ranjang. Dia mengangguk dan melompat menaiki kasur. Aku menghela napas lagi dan menatap pemandangan malam Kota Jakarta yang indah di hadapanku dan meletakkan ponselku di telingaku.“Hai, Jason. Bagaimana kabarmu?” kataku.“Jadi, Gideon tidur di apartemenmu hari ini dengan kakakmu?” katanya seolah-olah sedang memastikan.Aku mengembuskan napas. Jelas sekali bahwa dia mendapatkan semua informasi yang dia inginkan dari Anna. “Apakah aku harus mulai takut pada putriku karena kamu tidak punya sopan santun dan terus menyelidiki gadis itu mengenai kehidupanku?”“Aku selalu mendapatkan
Read more

Bab 218

LauraMalam itu, tidurku tidak nyenyak, dengan perkataan Jason yang mencurigakan terulang-ulang di kepalaku. Meskipun putriku tidur dengan lelap di pelukanku, aku tidak bisa merasa tenang. Bagaimana jika dugaan Jason benar? Maksudku, Graham mungkin tidak bersekongkol dengan Kinan, tapi dia sangat mungkin ingin menggunakan putriku untuk memeras uangku.Dia telah muncul entah dari mana setelah sekian lama dan bersikeras untuk bermalam. Jelas sekali bahwa itu mencurigakan. Dia memiliki banyak waktu untuk menebus kesalahannya dan mencoba mendekatiku sebelumnya, tapi dia tidak melakukan apa-apa, sampai sekarang. Jadi, malam itu, aku tidur dengan menderita dan ketakutan. Aku bermimpi buruk tentang Graham dan putriku.Aku bermimpi Anna tidur sendirian di sebuah kasur. Dia gelisah dan alisnya berkerut dengan ekspresi tidak sabar, seolah-olah dia sedang bermimpi buruk. Tiba-tiba, ada dengkuran yang rendah dan berbahaya dari bawah kasur Anna. Kemudian, Graham ada di sana, dengan bekas luka me
Read more

Bab 219

Laura“Apakah kamu benar-benar akan melakukan ini, Laura? Apakah kamu akan mengusirku dari rumahmu seolah-olah aku adalah sampah?” tanya Graham, terlihat tersinggung. Hari sudah pagi. Putriku sedang belajar dengan guru privat di kamar sebelah dan Gideon, Graham, dan aku berada di ruang kerja di rumahku dan aku baru saja menyuruhnya untuk pergi. Dia tertawa datar. “Tampaknya uangmu telah membutakanmu dan kamu tidak lagi memedulikan orang-orang yang sedarah denganmu, ya,” tambahnya.“Graham, bukannya aku ingin bersikap kasar, tapi kamu tidak berhak menuntut apa pun dari Laura di sini, oke? Sejauh ini, dia sudah lebih dari pengertian padamu. Ikatan darah kalian tidak berarti apa-apa karena kamu telah membuangnya di masa lalu dan itu tidak ada hubungannya dengan permasalahan finansial,” kata Gideon, mengingatkan Graham mengenai fakta itu. Kakakku mendengus sebagai responsnya, merasa bahwa apa yang baru saja Gideon katakan konyol.“Aku masih berniat membantu perawatan putramu dan apa pun
Read more

Bab 220

SuzyKetika aku tiba di flat tempat temanku tinggal, aku mendapati pintunya terbuka lebar dan engselnya tergantung tidak di tempat yang seharusnya engsel itu terpasang. Kelihatannya seperti seseorang telah mendobrak pintunya. Karena khawatir, aku memasuki rumahnya melihat seluruh ruangan itu terkoyak-koyak, sofanya robek-robek, busa keluar dari robekan yang jelas-jelas disebabkan oleh pisau lipat, semua furniturnya dibolak-balik, dan barang-barang pecah. Apakah seseorang telah merusak rumah temanku? Aku langsung membeku ketika menyadari betapa seriusnya situasi ini. Aku tahu daerah ini bukanlah daerah yang paling aman di kota dan temanku tinggal sendirian.“Clara? Clara, kamu di mana?” panggilku ketakutan, memasuki rumahnya dan mencoba tidak terantuk di tengah-tengah semua kekacauan itu. “Clara, kumohon! Kawan ….” Aku sudah hampir menangis. Bagaimana kalau para preman masuk ke sini dan membunuh dia? Mengetahui seberbahaya apa daerah itu, aku sayangnya harus membayangkan hal terburuk.
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
27
DMCA.com Protection Status