“Benar, tapi anakmu nanti juga akan rupawan ... maksudku, kamu cantik dan Travis, di luar sifatnya, dia seksi sekali,” sahut Calista. “Kamu belum melihatnya telanjang. Pria itu benar-benar pahatan sempurna,” ujar Ruby dengan senyum miringnya. Aku menggaruk hidungku. “Kumohon berhentilah,” mohonku padanya. Kami memang bukan saudara kandung, tapi seumur hidupku, kukenal dia sebagai kakakku. Mendengar Ruby membicarakan ini tentangnya membuatku ingin terjun bebas saja. Dia menatapku dan tertawa, tapi dia tidak melanjutkan topik ini. Aku berbalik pada Calista. “Bagaimana denganmu?”“Sepertinya kamu harus coba mengencani Gabriel,” saran Ruby. Calista terlihat mengernyitkan dahi, lucu sekali. “Keren bukan kalau kita semua mengencani ketiga sahabat itu?”“Tidak, terima kasih. Gabriel itu pemain wanita, astaga. Katanya dia ada wanita baru setiap minggunya. Selain itu, dia bukan tipeku,” dia berhenti sejenak. “Ditambah, aku tidak ada waktu untuk berkencan atau untuk berada di hubungan serius
Last Updated : 2024-10-28 Read more